You are on page 1of 5

Kuliah 5.

Efek Compton Dalam teori kuantum cahaya dianggap bahwa foton dalam perjalannya dalam ruang dengan kecepatan c tidak menyebar sebagaimana gelombang, tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang sangat kecil. Hal ini sangat mirip dengan zarah. Pertanyaan berikutnya adalah : Apalah kesejajaran ini lebih luas lagi, artinya apakah foton juga memiliki sifat-sifat lain dari zarah? Pada tahun 1923, Compton memberikan kesimpulannya mengenai hamburan sinar x oleh materi. Dalam naskah ilmiahnya A Quatum Theory of Scattering of XRays by Light, Compton menerangkan percobaannya tentang hamburan sinar x oleh materi. Diamatinya bahwa panjang gelombang sinar x yang terhambur berbeda dengan panjang gelombang sinar x sebelum terhambur. Perubahan panjang gelombang tersebut ternyata juga bergantung dari sudut hamburan. Kesimpulan yang dicantumkan dalam naskah Campton tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Teori Campton saat ini bertopang pada pengandaian bahwa setiap elektron yang berperan dalam proses ini menghambur suatu kuantum cahaya yang utuh (foton). Teori ini berlandaskan pada hipotesa bahwa kuantum-kuantum cahaya datang dari berbagai arah tertentu dan dihamburkan pula dalam arah-arah tertentu (tidak acak). Hasil eksperimen yang dilakukan untuk menyelidiki teori tersebut dengan sangat menyakinkan telah menunjukkan bahwa gumpalan radiasi (kuantum radiasi, foton), kecuali membawa energi juga memiliki momentum linear. Hal di atas adalah suatu kesimpulan yang memiliki dampak yang mendasar, karna foton juga ditandai dengan suatu besaran fisik lain yaitu momentum linear. Untuk dapat memahami kesimpulan-kesimpulan tersebut berikut ini akan dibahas tentang percobaan Compton. Sinar X yang dipancarkan oleh sumbernya dijadikan sinar monokhromatis lebih dahulu, kemudian dijatuhkan pada suatu zat penghamburan S.

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

Dari S berkas sinar X dihambur ke segala arah. Celah pengkolimator dan sistem analisator di belakangnya memilih bekas yang terhambur dalam suatu arah tertentu ().

Dengan menggerakkan pengkolimator dan sistem analisator secara bersama dengan S sebagai sumbu gerak perputaran maka dapat dipelajari baik intensitas maupun panjang gelombang sinar x yang dihamburkan. Kedudukan pengkolimator terhadap penghamburan S mendefinisikan sudut hamburan .

Kristal C dan detektor D merupakan bagian penganalisa sinar x terhambur. Pengukuran ini dilakukan dengan sangat teliti melalui metoda refleksi Bragg, terutama mengenai nilai panjang gelombang terhambur .

Hasil percobaan Compton menunjukkan bahwa besar panjang gelombang terhambur tergantung pada sudut . Hasil percobaan menunjukkan bahwa panjang gelombang terhambur sebagai

fungsi . Puncak kiri berasal dari hamburan Thomson (panjang gelombang tidak berubah). Panjang gelombang sinar x terhambur sama dengan panjang gelombang sinar x asal. Puncak kanan berasal dari hamburan Compton (panjang gelombang berubah). Compton dapat menerangkan terjadinya pergeseran panjang gelombang dengan menganggap bahwa berkas sinar x terdiri dari foton-foton yang berperilaku sebagai zarah. Foton-foton tersebut dalam tumbukannya dengan elektron-elektron bahan penghambur mengikuti hukum-hukum mekanika. Apabila foton dianggap sebagai suatu zarah, bagaimanakah diperoleh momentum linearnya? Berpijak dari teori kuantum Einstein, bahwa energi foton E bergantung pada frekuensi radiasi sebagai berikut : E = hv m0 c 2 1 v2 c2 (5.2) (5.1) Energi relativistik total suatu zarah yang bergerak dengan kecepatan v adalah : E=

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

Karena kecepatan foton adalah c, dan energinya maka m0 harus sama dengan nol. Jadi foton harus dianggap sebagai zarah dengan massa diam sama dengan nol. Energinya hanya energi kinetik saja, sehingga ungkapan umum untuk energi total adalah : E 2 = p 2 c 2 + m0 c 4 untuk sebuah foton diperoleh : E = pc dari ungkapan tersebut diperoleh : p= E hv h = = c c (5.5) (5.4) (5.3)

Hubungan ini dipergunakan untuk menelaah tumbukan antara foton dengan elektron. Tinjau sebuah foton sinar x yang melakukan tumbukan dengan sebuah elektron dari bahan penghambur. Karena energi foton sangat besar dibandingkan dengan tenaga ikat elektron dalam bahan maka secara praktis elektron dapat dianggap sebagai elektron bebas. Kekekalan momentum linear : p 0 = p1 cos + p cos 0 = p1 sin p sin kuadratnya memberikan : ( p 0 p1 cos ) 2 = p 2 cos 2 p12 sin = p 2 sin 2
2 p 0 + p12 2 p 0 p1 cos = p 2

(5.6) (5.7)

(5.8) (5.9)

Jumlah dari kedua persamaan tersebut memberikan : (5.10)

Kekekalan energi relativistik total mempersyaratkan : E 0 + m0 c 2 = E1 + K + m0 c 2 E 0 E1 = K


3
M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

(5.11)

karena untuk foton E = pc maka persamaan di atas menjadi : c ( p 0 p1 ) = K untuk elektron : ( K + m 0 c 2 ) 2 = E 2 = p 2 c 2 + ( m0 c 2 ) 2 yang menjadi disederhanakan menjadi : K 2 + 2 Km0 c 2 ) = p 2 c 2 atau : K2 + 2 m0 K = p 2 c2 (5.15) (5.14) (5.13) (5.12)

Subtitusi ke dalam persamaan di atas memberikan :


2 (po p1)2 2 moc(po p1) PO P12 2pop1cos

(5.16)

Ungkapan tersebut dapat disederhanakan menjadi : m0 c( p 0 p1 ) = p 0 p1 (1 cos ) atau : 1 1 1 = (1 cos ) p1 p 0 m0 c Karena p = (5.18) (5.17)

1 h .. atau . = maka diperoleh : p h (5.19)

0 =

h (1 cos ) m0 c

Persamaan tersebut dapat di tulis

= 0 = c (1 cos )

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

c =

h = 2.43.10 12 m = 0,0243 A 0 m0 c

(5.20)

Pada persamaan (5.20), D1 adalah pergeseran panjang gelombang sinar x karena hamburan. c adalah panjang gelombang Compton. Hasil telaah yang dipresentasikan dalam bentuk persamaan Compton menyatakan bahwa pergeseran panjang gelombang hanya bergantung pada sudut hambur , dan tidak bergantung pada panjang gelombang maupun intensitas sinar x. dalam penurunan persamaam Compton tersebut yang kebenarannya dapat diverifikasi secara eksperimen didasarkan pada momentum linear foton. Teori kuantum Einstein tentang cahaya dan percobaan Compton memberikan suatu sisi lain dari cahaya yang bersifat sebagai zarah yakni : Terpusat dalam daerah terbatas dalam ruang. Bergerak dengan kecepatan c. Memiliki energi sebesar E = hv. Memiliki momentum linear p = E/c, (massa mo = 0) Cahaya bersifat dualistik : Untuk menerangkan beberapa gejala fisis tertentu cahaya harus dipandang sebagai gelombang. Dan untuk menerangkan beberapa gejala lainnya sifat zarah yang menonjol, dalam peran yang demikian cahaya berperilaku sebagai foton.

M. Yusuf, S.Si & Enos Taruh, M.Pd. Dr. (FISIKA MODERN)

You might also like