You are on page 1of 8

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

Review Kritis: Pengaruh Shot-Peening Terhadap Sifat Mekanis dan Kedalaman Lapisan Nitrida Baja ORVAR (AISI H13 Premium) Oleh: Rizkhi Aldilla (0806455862) Nitridisasi secara luas digunakan sebagai teknik modifikasi permukaan untuk meningkatkan kekuatan permukaan material. Proses nitridisasi

menghasilkan sebuah lapisan dengan kekerasan tinggi yang juga memiliki tegangan sisa kompresif tinggi pada permukaan material. Permukaan hasil nitridisasi terdiri dari dua sub-layer, yaitu lapisan compound dan lapisan difusi. Lapisan compound disatu sisi menguntungkan karena meningkatkan ketahanan aus, tetapi sifatnya yang getas menurunkan kekuatan fatik material. Untuk menghilangkan efek negatif ini biasanya lapisan compound dihilangkan dengan proses grinding.[1]

Gambar 1. Lapisan yang terbentuk setelah nitridisasi

Sebenarnya dengan pengerasan permukaan dan tegangan sisa kompresif, kekuatan fatik dapat ditingkatkan secara efektif. Namun, semakin lama waktu proses dan temperatur nitridisasi akan meningkatkan case depth tetapi juga menurunkan kekerasan dan tegangan sisa kompresif di dekat permukaan material hasil nitridisasi[2]. Dapat disimpulkan bahwa sebuah perlakuan permukaan saja ternyata memiliki keterbatasan dalam memperbaiki sifat mekanis keseluruhan material. Maka, modifikasi permukaan yang menggabungkan dua proses perlu dikembangkan. Shot Peening Shot peening merupakan suatu metode pengerjaan dingin pada permukaan material yang dilakukan dengan cara menumbukkan permukaan logam dengan

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

menggunakan partikel-partikel bulat berukuran kecil (bola baja, glass bead, atau keramik) dan berkecepatan tinggi sehingga menyebabkan tegangan sisa[3]. Respon material terhadap perlakuan ini bisa berupa tegangan sisa, pengerjaan dingin, kekasaran permukaan, microcrack dan perubahan mikrostruktur. Shot peening diketahui mampu memperbaiki sifat mekanis material seperti ketahanan terhadap korosi, fatik, dan keausan. Beberapa literatur menyebutkan, penyebab utamanya adalah tegangan sisa kompresif yang dihasilkan. Tegangan sisa kompresif dari proses ini memiliki dua komponen, yaitu a) stress yang terjadi karena pengerjaan dingin hasil dari impak tembakan; dan b) tekanan kontak[4]. Tegangan kompresif yang mendekati yield stress di permukaan menjadi seimbang dengan tegangan tarik di sub-surface. Pada material tipis seperti lembaran baja, tegangan tarik bisa lebih besar dibanding pada komponen dengan ketebalan lebih tinggi.

Gambar 2. Skema Proses Shot Peening[3]

Berdasarkan Kikuchi et al, perlakuan shot peening sebelum nitridisasi gas pada AISI 4135 didapatkan bisa menurunkan porositas pada lapisan compound. Selain itu, kekuatan fatik material yang di rol sebelum dinitridisasi jauh lebih tinggi dibanding material hasil anneal yang dinitridisasi. Sehingga menurut Kikuchi, densitas dislokasi di dekat permukaan perlu ditingkatkan sebelum melakukan nitridisasi agar didapat peningkatan sifat mekanis yang efektif[5]. Hal ini bisa dilakukan dengan perlakuan fine particle peening (FPP) sebelum nitridisasi. Pada logam, dislokasi menyebabkan slip yang memungkinkan terjadinya deformasi plastis[6]. Biasanya setelah annealing logam memiliki densitas dislokasi yang rendah. Sedangkan shot peening memberi densitas dislokasi besar karena

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

efek regangan plastis

yang ditimbulkan.

Ketika dislokasi

menemukan

bertambahnya hambatan untuk mereka bergerak, akan terjadi pengerasan kerja yang mengubah densitas dan distribusi dislokasi. Dislokasi yang menumpuk di batas butir yang telah berdeformasi plastis, membuat dislokasi disebelahnya bergabung dan meningkatkan densitas dislokasi. Semakin besar densitas dislokasi, semakin besar pula tegangan sisa yang terbentuk. Maka, pengertian lebih mendalam mengenai dinamika dislokasi akan membantu memahami hubungan antara fenomena berbeda yang terjadi akibat shot peening, seperti pengerjaan dingin dan tegangan sisa.

Gambar 3. Dislokasi sebelum dan sesudah shot peening[6]

Efek Shot Peening Terhadap Lapisan Compound Perbandingan terlihat jelas pada struktur permukaan lapisan compound hasil nitridisasi yang terdapat retak dan berpori. Sedangkan pada hasil nitridisasi yang melalui shot peening sebelumnya (SP), menghasilkan permukaan lapisan compound yang tidak berpori, tidak mengandung retak, dan lebih stabil (Gambar 4). Pada perbesaran lebih besar, terlihat adanya stratifikasi material di permukaan SP akibat proses shot peening.[5] Distribusi kekerasan mikro-Vickers di penampang hasil nitridisasi menunjukkan hasil kekerasan permukaan yang lebih tinggi untuk material SP, walaupun kedalaman lapisan difusi rata-rata sama, yaitu 0,4 mm untuk kedua jenis proses. Hal ini disebabkan oleh jumlah nitrogen yang lebih banyak pada material SP dibanding material yang hanya mengalami nitridisasi saja. Nitrida

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

penyusun lapisan compoun pada kedua proses juga sama, yaitu .


[5]

dan

Dalam proses difusi nitrogen, densitas defect dan ukuran butir memegang peranan penting untuk efektifitas proses. Shot peening bisa menyebabkan densitas dislokasi yang besar di permukaan, yang memudahkan berdifusinya nitrogen ke dalam material, sehingga menyebabkan kekerasan yang lebih tinggi.[7] Untuk distribusi tegangan sisa, kedua proses memiliki nilai tegangan sisa kompresif yang tidak jauh berbeda. Perilaku ini menunjukkan bahwa pemanasan saat nitridisasi menghilangkan efek tegangan kompresif yang sebelumnya dihasilkan oleh proses shot peening.

Gambar 4. Gambar SEM penampang melintang hasil nitridisasi (a) tanpa shot peening (b) dengan shot peening terlebih dahulu[5]

Gambar 5. Gambar FE-SEM hasil nitridisasi (a) tanpa shot peening (b) dengan shot peening terlebih dahulu menunjukkan stratifikasi material[5]

Lie Shen et al, melihat hubungan shot peening sebelum nitridisasi plasma terhadap ketahanan korosi dari AISI 304 austenitic stainless steel.[8] Secara umum, lapisan nitrida yang didapatkan lebih tebal pada material dengan shot peening terlebih dahulu. Lapisan compound pada material yang dilakukan shot peening sebelumnya, terdapat expanded-austenite yang mengandung nitrogen dengan konsentrasi tinggi.

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

Menurut Lie Shen et al, ada dua hal yang menyebabkan tingginya kandungan nitrogen di fasa ini. Pertama, difusi nitrogen terjadi lebih cepat karena batas butir dan dislokasi yang dihasilkan oleh perlakuan shot peening sebelumnya menyediakan banyak jalan pintas untuk nitrogen masuk ke dalam material. Kedua, kehadiran fasa - martensit di permukaan lapisan meningkatkan kecepatan

nitridisasi plasma karena koefisien difusi nitrogen lebih tinggi di fasa martensit dibanding austenit. Sehingga, atom nitrogen yang masuk pada sampel SP lebih banyak pada waktu dan kondisi yang sama karena laju difusi terjadi lebih cepat.[8] Namun, laju difusi nitrogen di bawah permukaan lapisan sampel SP cukup rendah dan atom nitrogen tetap berada di permukaan lapisan hingga menumpuk dan menghasilkan konsentrasi yang lebih tinggi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Kikuchi et al, dimana pada austenitic stainless steel biasanya nitridisasi gas sulit dilakukan karena adanya lapisan pasif, yang biasanya dihilangkan dengan proses kimia yang bisa membahayakan furnace dan lingkungan.[9] AISI 316 yang dilakukan shot peening sebelum nitridisasi menunjukkan terjadinya peningkatan kekerasan micro-Vickers di dekat

permukaan akibat terbentuknya lapisan pengerasan kerja setebal 50 m. Lapisan nitrida yang terbentuk di dekat permukaan terbilang unik. Distribusi ketebalan lapisan nitrida ini tidak beraturan. Tetapi semakin lama shot peening yang dilakukan, derajat ketidakteraturan ini berkurang. Hal ini kemungkinan karena struktur butir halus yang ditimbulkan shot peening menjadi semakin homogen. Proses fine particle peening (FPP), tidak menghilangkan lapisan pasif pada austenitic stainless steel.[10] Tetapi dengan FPP, proses nitridisasi jadi bisa dilakukan pada AISI 316. Nitrogen tetap berdifusi ke material walaupun ada lapisan pasif di material. Difusi ini dipengaruhi oleh densitas dislokasi yang tinggi akibat kondisi peening dengan intensitas tinggi. AISI 316 yang mengalami FPP juga menunjukkan pola stratifikasi di permukaannya. Stratifikasi permukaan

seperti ini disebabkan oleh adanya konsentrasi deformasi plastis. Bentuk dan tebal dari struktur stratifikasi ini mirip dengan hasil nitridisasi sampel yang telah mengalami shot peening.

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

Mikrostruktur di bawah bagian berstratifikasi ini memiliki kekerasan lebih tinggi dibanding dengan daerah tanpa stratifikasi dengan kedalaman yang sama. Hasil ini menunjukkan bahwa struktur stratifikasi yang terlokalisasi

memungkinkan terjadinya difusi nitrogen ke dalam material. Mekanisme difusi diilustrasikan pada Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Efek shot peening terhadap permukaan mikrostruktur dan proses difusi nitrogen selanjutnya
[10]

Efek Shot Peening Terhadap Sifat Mekanis Shot peening sendiri mampu menghasilkan daerah tegangan sisa kompresif di permukaan lapisan material tanpa mengubah kekerasan mikro dari material[11]. Sifat lapisan compound proses SP yang stabil dan tak berpori, menurut Kikuchi et al, memberikan kekuatan fatik yang jauh lebih tinggi dibanding hanya proses nitridisasi saja. Hal serupa juga didapatkan oleh Lie Shen et al, mengenai kekerasan material hasil nitridisasi dengan shot peening, dimana kekerasan meningkat lebih tinggi hingga kedalaman tertentu dari permukaan. Sedangkan ketahanan korosi lebih dipengaruhi oleh kehadiran fasa pada temperatur nitridisasi berbeda.[12] Untuk sampel SP yang dinitridisasi di bawah 480oC, lapisan nitrida hanya terdiri dari satu fase - martensit saja, yang bisa

meningkatkan ketahanan korosi SS304. Tetapi ketika nitridisasi dilakukan pada 500oC, sampel SP akan membentuk kromium nitrida di lapisan nitrida dan menurunkan ketahanan korosi secara tajam. Berdasarkan Radinko et al, shot peening bisa mengurangi efek negatif pinholes dan dekarburisasi sehingga meningkatkan kekuatan fatik besi nodular yang digunakan sebagai conecting rods sebesar 1,12 faktor. Dimana nitridisasi saja hanya meningkatkan kekuatan fatik sebesar 1,55 faktor. Dan gabungan dari proses penguatan shot peening + nitridisasi gas akan meningkatkan kekuatan fatik

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

sebesar 1,65 faktor.[13] Namun, perbaikan kekuatan fatik ini lebih berhubungan dengan efek pengerasan kerja permukaan daripada efek tegangan sisa akibat shot peening.[14] Hipotesis yang ingin dibuktikan kali ini adalah bahwa efek shot peening sebelum nitridisasi yang dilakukan pada baja ORVAR (AISI H13 Premium) mampu meningkatkan kekerasan dan sifat mekanis baja, diakibatkan deformasi plastis yang diberikan oleh proses shot peening menambah densitas dislokasi di permukaan material sehingga memudahkan terjadinya difusi nitrogen ke dalam atom-atom permukaan membentuk lapisan nitrida yang sangat keras.

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

RIZKHI ALDILLA (0806455862)

Metodologi Penelitian & Komputasi MMS8210851

REFERENSI 1. R. Zhilan, Xinheng Wang. "Effect of High-Energy Shot-peening on H13 Tool Steel Ion-Nitriding." Advanced Materials Reasearch Vol.393-395(2012): 6771. 2. Farrahi, G.H., An Investigation into the Effect of Various Surface Treatments on Fatigue Life of a Tool Steel, Journal of Matrials Processing Technology 174 (2008) 318-324. 3. K. Genel, M. Demirkol, M. Capa. "Effect of Ion Nitriding on Fatigue Behaviour of AISI 4140 Steel." Materials Science and Engineering Vol.279(2008): 207-216. 4. Alsaran, M. Karakan, A. Celik. "The Investigation of Mechanical Properties of Ion-Nitrided AISI5140 Low-Alloy Steel." Materials Characterization Vol.48(2008): 323-327. 5. K. Shoichi, Jun Komotori. "Effect of Fine Particle Peening Treatment prior to Nitriding on Fatigue Properties of AISI 4135 Steel." Journal of Solid Mechanic and Material Engineering Vol.2:11(2008). 6. B. Bhuvaraghan, Sivakumar M., B. Maffeo."Optimization of the Fatigue Strength of Materials Due to Shot Peening: A Survey." International Journal of Structural Changes in Solids Vol.2(2010): 33-63. 7. B. Jozef, Martin Ridzon, Roland Suba."The Tool Steel Surface Layer Strengthening by Shot Peening," HighBeam Research (2008). 8. Lie Shen, Liang Wang."Plasma Nitriding of AISI 304 Austenitic Stainless Steel with Pre-Shot Peening," Surface & Coatings Technology 204(2010): 3222-3227. 9. K. Shoichi, Y. Nakahara, Jun Komotori."Fatigue Properties of Gas Nitrided Austenitic Stainless Steel Pre-Treated with Fine Particle Peening," International Journal of Fatigue Vol.32(2010):403-410. 10. G.H. Farrahi, J.L. Lebrun, D. Couratin. "Effect of Shot Peening on Residual Stress and on Fatigue Life of a Spring Steel," Fatigue Fract. Eng. Mater. Struc. 18 (2008): 211-220. 11. S. S. Akhtar et al."Influence of Surface Preparation on The Kinetics of Controlled Gas-Nitrided AISI H13 Steels Used in Extrusion Dies," Journal of Materials Engineering and Performance Vol.19(2010): 347-355. 12. Hashemi, B., M. Rezaee Y. "The wear and Corrosion Resistance of Shot Peened-Nitrided 316L Austenitic Stainless Steel," Materials and Design 32(2011): 3287-3292. 13. Ali Terres, Nabil Laalai, Habib Sidhom."Effect of Nitriding and ShotPeening on the Fatigue Behaviour o 42CrMo4 Steel: Experimental Analysis and Predictive Approach," Materials aand Design 35(2012): 741-748. 14. Radinko Gligorijevic, Jeremija Jevtic, Djuro Borak."Combination of ShotPeened and Gas Nitrided for Fatigue Improvement of Nodular Iron Connecting Rods," Machine Design (2009). 15. Yu-kui Gao."Influence of Deep-Nitriding and Shot Peening on Rolling Contact Fatigue Performance of 32Cr3MoVA Steel," Journal of Materials Engineering and Performance Vol.17(2008): 455-459.

Departemen Metalurgi dan Material FTUI 2012

You might also like