You are on page 1of 75

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Pembimbing : dr. Susanto, Sp.S Farih N. Mubarok Mustika Rohdiniyanti

KEPANITERAAN KLINIK ILMU 8/30/12 NEUROLOGI

ANAMNESIS
Identitas
KU
Sejak kapan mulai Sifat serta beratnya Lokasi serta penjalarannya Hubungannya dengan waktu (pagi,

siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis makan dan lain sebagainya)
8/30/12 Keluhan lain yang ada hubungannya

Keluhan Tambahan
Nyeri kepala Muntah Vertigo Gangguan pemglihatan (visus) Pendengaran Saraf otak lainnya Fungsi luhur Kesadaran
8/30/12

KESADARAN
Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan inspeksi, konversasi, dan bila perlu memberikan rangsang nyeri.
Inspeksi, perhatikan apakah pasien

berespons secara wajar terhadap stimulus visual, auditoar, dan taktil yang ada disekitarnya.
8/30/12

Tingkat Kesadaran
Compos Mentis Somnolen Sopor (stupor) Koma

8/30/12

PEMERIKSAAN UMUM
Gejala vital, Periksan jalan nafas,

keadaan respirasi dan sirkulasi.


Kulit, perhatikan tanda trauma,

stigmata penyakit hati, bekas suntikan.


Kepala Thoraks, jantung, paru, abdomen dan

ekstremitas
8/30/12

PEMERIKSAAN NEUROLOGI
TANDA RANGSANG MENINGEAL
Kaku kuduk

Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.
Kernig sign

Bila teradapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135,
8/30/12

8/30/12

Brudzinski I (Brudzinskis neck sign)

Test ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut dan panggul kedua tungkai secara reflektorik
Brudzinski II (Brudzinskis

contralateral leg sign) Bila timbul gerakan secara reflektorik berupa fleksi tungkai kontralateral pada 8/30/12 sendi lutut dan panggul ini menandakan

8/30/12

Brudzinski III

Penekanan pada simfisis pubis akan disusul oleh timbulnya gerakan fleksi secara reflektorik pada kedua tungkai disendi lutut dan panggul
Lasegue sign

Pada keadaan normal dapat dicapai sudut 70 sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila sudah timbul rasa 8/30/12 sakit dan tahanan sebelum mencapai

8/30/12

PEMERIKSAAN N. CRANIALIS
N I = N. OLFACTORIUS

Penderita diberitahu terlebih dahulu bahwa daya penciumannya akan diperiksa. Kemudian diminta untuk mengidentifikasi apa yang tercium olehnya jika suatu botol didekatkan pada lubang hidungnya. dilakukan terhadap kedua lubang hidung. dimulai dengan menyuruh penderita menutup satu lubang hidung. Kemudian bahan pemeriksaan kita dekatkan pada lubang hidung sebelahnya 8/30/12

Pemeriksaan Pemeriksaan

Kelainan penciuman:

Anosmia hilangnya daya penciuman Hiposmia daya penciuman berkurang Hiperosmia daya penciuman lebih tajam dari normal Parosmia rangsangan bau ada tetapi identifikasinya salah Halusinasi olfactorik mencium bau sesuatu tanpa adanya rangsangan 8/30/12

N.II = N. Opticus
Fungsi: untuk penglihatan

8/30/12

Pemeriksaan meliputi:

Ketajaman penglihatan (visual acuity)


Tes kartu Snellen Tes hitung jari Tes gerakan jari Tes cahaya

Lapangan pandang
Tes konfrontasi
8/30/12

8/30/12

Fundus oculi (funduscopy) Pemeriksaan dilakukan dengan

bantuan oftalmoskop.
Yang diperiksa adalah keadaan retina

dan diskus optikus atau papila nervi optici.


Penilaian: Gambaran fundus oculi normal:

Retina berwarna merah-oranye


Pembuluh darah: vena lebih tebal dari

arteri dan berpangkal pada pusat papil dan memancarkan cabang8/30/12

Kelainan Papil : - Papil Edema - Papil Atrofi Tes Warna (color vision testing) Tes ini untuk mengetahui adanya

buta warna dengan menggunakan Ishihara.


Gangguan pengenalan warna ini

sering ditemukan pada kasus neuritis optika, lesi N.II atau lesi khiasma opticum. 8/30/12

8/30/12

8/30/12

N.III, N.IV, N.VI = N. Occulomotorius,

N. Trochlearis, N. Abducen. Ketiga saraf ini dinamakan Nn. Occulares karena bersama-sama mengurus gerakan kedua bola mata.

8/30/12

Pemeriksaan N.III, N.IV, dan N.VI meliputi:


Celah mata (fissura palpebrae) Ptosis Keadaan bola mata Sikap bola mata Gerakan bola mata Gerakan bola mata konjugat Nystagmus Pupil : Bentuk pupil, Normal8/30/12

M. Oblique inf (N III)

M. Rectus superior (N III)

M. Rectus med N III M. Oblique M. Rectus inf 8/30/12

M. Rectus lat (N VI

8/30/12

8/30/12

N.V = N. Trigeminus

N. Trigeminus terdiri dari:


Saraf motorik, yang mempersarafi

otot pengunyah yaitu M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterigoideus. wajah dalam 3 cabang yaitu N. ophtalmicus, N. Maxillaris, N.Mandibularis.

Saraf sensorik, yang mempersarafi

8/30/12

8/30/12

Pemeriksaan meliputi :

Motorik
M. Masseter dan M. Temporalis M. Pterigoideus

Sensorik
Ada 3 cabang sensorik untuk wajah:

- N. Ophtalmicus - N. Maxillaris - N. Mandibularis


8/30/12

Pemeriksaan: Di sini kita membandingkan sensasi

kulit satu sisi dengan sisi lain pada daerah muka (dahi, pipi, dagu) baik untuk sensasi nyeri (dengan jarum) maupun raba (dengan kapas). Lalu tanyakan apakah sensasi rasa nyeri/rasa raba yang dirasakan pada sebelah kiri sama dengan sebelah kanan. Bila tidak sama penderita diminta memberitahukan mana yang lebih sakit.
8/30/12

8/30/12

Motorik
M. Masseter M. Pterigoideus

Refleks Ada 3 refleks yang diperiksa, yaitu:


Refleks kornea
Refleks kornea langsung Refleks kornea tidak langsung

Refleks masseter (jaw jerk reflex) 8/30/12

8/30/12

N.VII = N. Facialis Pemeriksaan N. Facialis ini meliputi

fungsi: 1. Motorik, yang mempersarafi semua otot wajah kecuali M. Levator palpebra superior 2. Sensorik khas, pengecap 2/3 anterior lidah 3. Visceromotorik, mengatur sekresi kelenjar lakrimalis, lingualis, dan submaxillaris
8/30/12

8/30/12

8/30/12

8/30/12

8/30/12

N. VIII = VESTIBULOKOKLEARIS Pemeriksaan Pendengaran


Tes Weber Tes Rinne Tes Schwabach

Pemeriksaan Keseimbangan 1. Keseimbangan penderita dengan mengamati sikap tubuh waktu berdiri dan waktu berjalan/bergerak. Dijumpai pada penderita vertigo dengan ciri-ciri: 8/30/12 Merasa benda-benda sekitarnya

8/30/12

8/30/12

N.IX dan N.X = N.

Glossopharyngeus dan N. Vagus


Pemeriksaan :
Penderita diminta membuka mulutnya

selebar-lebarnya dengan lidah dijulurkan keluar, kemudian amati ARCUS PHARYNX apakah simetris atau tidak. penderita terletak di tengah-tengah (normal).

Setelah itu perhatikan apakah UVULA

Penderita diajak bicara dan dengarkan

adanya: SUARA SENGAU (lesi N.IX) dan SUARA PARAU/DISFONI atau AFONI (lesi 8/30/12 N.X).

8/30/12

Pemeriksaan refleks: Refleks batuk Refleks muntah Refleks oculo cardiac Refleks sinus carotis

Pemeriksaan sensorik Pemeriksaan daya pengecap 1/3 posterior lidah secara praktis sukar/tidak dapat diperiksa.
8/30/12

N.XI = N. Accesorius

Hanya mempunyai komponen motorik yang mempersarafi a. M. Trapezius b. M. Sternocleidomastoideus

8/30/12

8/30/12

N.XII = N. Hypoglossus

Bersifat motorik yang mempersarafi otot-otot penggerak lidah Cara pemeriksaan:


Penderita diminta membuka mulut dan

menjulurkan lidahnya lurus ke depan. Perhatikan: Deviasi, Fasikulasi. Papil lidah: ada atrofi atau tidak (pada atrofi lidah tampak licin).
8/30/12

8/30/12

PEMERIKSAAN MOTORIK
Pengamatan :
Gaya berjalan dan tingkah laku Simetri tubuh dan ektremitas Kelumpuhan badan dan anggota gerak, dll

Gerakan volunteer
Mengangkat kedua tangan pada sendi

bahu
Fleksi dan ekstensi artikulus kubiti Mengepal dan membuka jari-jari tangan
8/30/12 Mengangkat kedua tungkai pada sendi

Palpasi otot
Pengukuran besar otot Nyeri tekan Kontraktur Konsistensi : meningkat atau menurun

Perkusi otot
Normal = kontraksi yang bersifat setempat Miodema = terjadi penimbunan Miotonik = menjadi cekung

Tonus otot
Pasien diminta melemaskan ekstremitas yang

hendak diperiksa kita gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan lutut.
8/30/12 Flaksid : tidak ada tahanan sama sekali

Kekuatan otot

Pemeriksaan ini menilai kekuatan otot, untuk memeriksa kekuatan otot ada dua cara:
Pasien diminta menggerakkan

bagian ekstremitas atau badannya dan pemeriksa menahan gerakan ini


Pemeriksa menggerakkan bagian

ekstremitas atau badan pasien dan ia disuruh menahan


Cara menilai kekuatan otot: 8/30/12

Gait
Hemiplegik Spastik/ Scissors gait Steppage Waddling gait Parkinsonian gait Tabetic gait

8/30/12

Refleks Fisiologis
Biseps
Stimulus : ketokan pada

jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m. biseps brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku pada sendi siku.

Respons : fleksi lengan Afferent : n.

musculucutaneus (C5-6)

8/30/12

8/30/12

KPR
Stimulus : ketukan pada

tendon patella

Respons : ekstensi tungkai

bawah karena kontraksi m. quadriceps emoris. 3-4) 4)

Efferent : n. femoralis (L 2Afferent : n. femoralis (L 2-3-

APR
8/30/12

8/30/12

Periosto-radialis
Stimulus : ketukan pada

periosteum ujung distal os radii, posisi lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi sendi siku dan supinasi karena kontraksi m. Brachioradialis

Respons : fleksi lengan bawah di

Afferent : n. radialis (C 5-6) Efferenst : n. radialis (C 5-6)

Periosto-ulnaris
8/30/12 Stimulus : ketukan pada

Refleks Patologis
Refleks Babinski.
Penderita disuruh berbaring dan istirahat

dengan tungkai diluruskan

Kita pegang pergelangan kaki supaya

kaki tetap pada tempatnya.


Goresan harus dilakukan perlahan,

jangan sampai mengakibatkan rasa nyeri, sebab hal ini akan menimbulkan refleks menarik kaki (flight reflex) bagian lateral, mulai dari tumit menuju pangkal jari.
8/30/12

Goresan dilakukan pada telapak kaki

8/30/12

8/30/12

1. Babinski 2.

Oppenheim
3. Gordon 4. Schaefer 5. Gonda 6. Chaddock

8/30/12

Refleks Patologis lain yang perlu diketahui :


Refleks Hoffman Tromner

8/30/12

Klonus Klonus ialah kontraksi ritmik dari otot,

yang timbul bila otot diregangkan secara pasif.


Klonus kaki Klonus patela

8/30/12

PEMERIKSAAN SENSORIK
Pemeriksaan sensorik paling sulit karena sangat subjektif
Kesadaran penderita harus

penuh
Prosedur pemeriksan harus

benar-benar dimengerti oleh penderita


Yang dinilai bukan hanya ada

atau tidak adanya sensasi tetapi


8/30/12

Prinsip umum :
Mencari defisit sensibilitas (daerah-

daerah dengan sensibilitas yang abnormal)


Mencari gejala-gejala lain di tempat

gangguan sensibilitas tersebut


Keluhan-keluhan sensorik memiliki

kualitas yang sama, baik mengenai thalamus, spinal, radix spinalis atau saraf perifer. Jadi untuk membedakannya harus dengan distribusi gejala/keluhan
8/30/12

Modalitas sensasi adalah sentuhan

ringan, nyeri, suhu, getaran, dan propriosepsi.


Sentuhan ringan : diperiksa dengan

ujung kapas yang ditempelkan ke satu titik dengan mata pasien tertutup.
Nyeri: sebaiknya diuji dengan lidi

yang patah atau neuro-tip yang dirancang khusus (berujung tajam).


Sensasi getaran: biasanya berkurang

atau hilang pada usia lanjut; Uji 8/30/12 sensasi getar terbaik adalah

Propriosepsi: sensasi posisi sendi

harus diperiksa dengan mata pasien tertutup. Sistem pemeriksaan sensasi posisi sendi pada jari tangan atau kaki.
Suhu: jarang diperiksa rutin. Skema

pemeriksaan persarafan sesuai dermatom dan neuropati perifer.


Berat, bentuk, ukuran, dan tekstur :

koin sangat penting untuk uji ini.

8/30/12

PEMERIKSAAN FUNGSI LUHUR


Fungsi Fungsi Fungsi

bahasa memori (ingatan) orientasi (pengenalan)

8/30/12

Fungsi bahasa
Apakah ada afasia ?
Afasia motorik A.m. kortikalis korteks

serebri dominan
A.m. subkorikalis subkorteks

hemisfer dominan
A.m. transkortikalis korteks

Broca dan Wernicke


Afasia sensorik
8/30/12

Pemeriksaan fungsi memori

Immediate memory (segera) term memory/recent memory (jangka pendek) term memory/remote memory (jangka panjang)

Short Long

Dilakukan untuk audio memory (yang didengar) dan visual memory (yang dilihat)

Pemeriksaan fungsi orientasi


Secara klinis pemeriksaan orientasi ada 3

yaitu: Personal, tempat, waktu

Dilakukan jika penderita dalam keadaan sadar


8/30/12 penuh dan tidak mengalami gangguan mental,

Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)


MMSE merupakan bagian penting dari setiap pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan ini meliputi evaluasi kualitas dan kuantitas kesadaran, perilaku, emosi, isi pikir, kemampuan intelektual dan sensorik. nilai maksimum adalah 30. Nilai kurang dari 24 ditafsirkan sebagai demensia.

8/30/12

Tabel Pemeriksaan status mini mental (MMSE)


No. Tes Nilai maks

ORIENTASI 1 2 Sekarang (tahun), (musim),(bulan), (tanggal), hari apa? Kita berada dimana? (Negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai/kamar) 5 5

REGISTRASI 3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan 3

ATENSI DAN KALKULASI 4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai) 5

MENGINGAT KEMBALI (RECALL) 5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3

8/30/12

BAHASA 6 7 8 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) Pasien disuruh mengulang kata-kata namun, tanpa, bila Pasien disuruh melakukan perintah: ambil kertas ini dengan tangan anda,lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai 9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah pejamkanlah mata anda 1 2 1 3

10 11

Pasien disuruh menulis dengan spontan Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini

1 1

TOTAL

30

Skor Nilai 24-30 = normal Nilai 17-23 = gangguan kognitif probable 8/30/12 Nilai 0-16 = gangguan kognitif

PEMERIKSAAN FUNGSI VEGETATIF


Yang terpenting adalah pemeriksaan

miksi, yaitu dengan cara: anamnesis dan pemeriksaan.

Macam-macam kelainan miksi


Inkontinensia urine Retensio urin Automatic bladder Atonic bladder
8/30/12

DAFTAR PUSTAKA

Baehr, M. dan M. Frotscher. Diagnosis

Topik dan Neurologi DUUS, Anatomi Fisiologi Tanda Gejala. Jakarta: EGC. 2010.
Campbell, William W. 2005. DeJong's

The Neurologic Examination, 6th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.


Lumbantobing, S.M. Neurologi Klinik,
8/30/12 Pemeriksaan Fisik dan Mental.

You might also like