You are on page 1of 40

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 1



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia industri, hampir semua mesin-mesin untuk industri maupun mesin-
mesin yang dipakai oleh masyarakat, menggunakan sistem transmisi (gear box). Untuk
mempermudah menjalankan beban yang berat agar motor dapat dengan mudah untuk
memindah, mengangkat atau mendorong beban yang berat tersebut.
Gearbox merupakan suatu komponen dari suatu mesin yang berupa rumah untuk
roda gigi. Komponen ini harus memiliki konstruksi yang tepat agar dapat menempatkan
poros-poros roda gigi pada sumbu yang benar sehingga roda gigi dapat berputar dengan
baik dengan sedikit mungkin gesekan yang terjadi.
Selain harus memiliki konstruksi yang tepat, terdapat beberapa kriteria yang
harus dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang timbul akibat
perputaran dan gesekan antar roda gigi.
Dari kesulitan konstruksi yang disyaratkan dan pemenuhan kriteria yang
dibutuhkan, maka kami bermaksud membuat produk tersebut sebagai objek pembuatan
Tugas Perencanaan Elemen Mesin. Dalam tugas ini membahas mengenai segala sesuatu
yang ada dalam sistem gear box.

1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan dan penulisan laporan gear box ini
adalah sebagai berikut :
- Agar mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan sehingga
dapat menerapkan secara langsung dilapangan.
- Agar dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pada
perencanaan gear box, seperti gaya-gaya pada roda gigi reaksi pada poros dan yang
lainnya.
- Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengupayakan penggunaan
gear box untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik.

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 2

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Roda Gigi
Pada dasarnya sistem transmisi roda gigi merupakan pemindahan gerakan
putaran dari satu poros ke poros yang lain hampir terjadi disemua mesin. Roda gigi
merupakan salah satu yang terbaik antara sarana yang ada untuk memindahkan suatu
gerakan. Roda gigi dikelompokkan menurut letak poros putaran atau berbentuk dari
jalur gigi yang ada. Keuntungan dari penggunaan sistem transmisi diantaranya :
- Dapat dipakai untuk putaran tinggi maupun rendah
- Kemungkinan terjadinya slip kecil
- Tidak menimbulkan kebisingan

2.2 Klasifikasi Sistem Transmisi Roda Gigi
2.2.1 Roda gigi lurus (Spurs gear)
Roda gigi lurus dipakai untuk memindahkan gerakan putaran antara poros-
poros yang sejajar. Yang biasanya berbentuk silindris dan gigi-giginya adalah lurus
dan sejajar dengan sumber putaran. Pengunaan roda gigi lurus karena putarannya
tidak lebih dari 3600 rpm dan kecepatan keliling tidak lebih dari 5000 ft/menit. Ini
tidak mutlak, spur gear dapat juga dipakai pada kecepatan diatas batas-batas
tersebut.

Gambar 2.1 Roda gigi lurus


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 3

2.2.2 Roda gigi miring (Helical gear)
Roda gigi miring dipakai untuk memindahkan putaran antara poros-poros
yang sejajar. Sudut kemiringan adalah sama pada setiap roda gigi, tetapi satu roda
gigi harus mempunyai kimiringan ke sebelah kanan dan yang lain ke kiri. Roda gigi
ini mampu memindahkan putaran lebih dari 3600 rpm dan kecepatan keliling lebih
dari 5000 ft/menit.

Gambar 2.2 Roda gigi miring

2.2.3 Roda gigi payung (Bevel gear)
Roda gigi kerucut dipakai untuk memindahkan gerakan atau putaran antara
poros yang berpotongan. Walaupun roda-roda gigi kerucut biasanya dibuat untuk
sudut poros 90, roda-roda gigi ini biasanya untuk semua ukuran sudut.

Gambar 2.3 Roda gigi payung

2.2.4 Roda gigi cacing (Worm gear)
Roda gigi cacing dipakai untuk memindahkan putaran antara poros yang
tegak lurus bersilang. Susunan roda gigi cacing biasanya mempunyai penutup
tunggal atau ganda, suatu susuna roda gigi berpenutup tunggal adalah sesuatu
dimana roda gigi dibungkus penuh atau sebagian oleh gigi cacing, sebuah roda gigi
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 4

dimana setiap elemen ditutup sebagian oleh yang lain adalah susunan roda gigi
cacing berpenutup ganda.

Gambar 2.4 Roda gigi cacing
2.2.5 Screw gear
Jenis roda gigi ini trediri dari dua buah helical gear wheel yang merupakan
kombinasi sederhana untuk memindahkan gaya maupun torsi poros yang
membentuk sudut-sudut tertentu.

Gambar 2.5 Screw gear
2.2.6 Hypoid gear
Hypoid gear bentuknya hampir menyerupai spiral bevel gear, namun
perbedaannya terletak pada pitch yang lebih hiperbolid dibandingkan dengan
cousenya dan mengoperasikannya lebih lembut dan tenang.


Gambar 2.6 Hypoid gear
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 5

2.3 Rumus Dasar Roda Gigi
2.3.1 Persamaan yang digunakan pada roda gigi lurus (Spurs gear)
a. Perbandingan kecepatan / ratio velocity (rv)
2
1
2
1
1
2
d
d
Nt
Nt
n
n
= = = D

Dimana:
rv = Perbandingan percepatan
n
1
, n
2
= Putaran roda gigi (rpm).
Nt
1
, Nt
2
= Jumlah gigi (buah).
d
1
,d
2
= Diameter Roda gigi (mm).
b. Jarak poros antara dua roda gigi (C)
Inch C
2
d d
2 1
+
=
Dimana:
C = Jarak poros antara dua roda gigi (inch).
d = Diameter roda gigi (inch).
c. Diameter Pitch (P)
|
.
|

\
|
=
Inchi
JumlahGigi
P
d
Nt

Dimana:
Nt = jumlah gigi (buah).
d = diameter lingkaran pitch (inch).





Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 6

d. Standar ukuran roda gigi
Nama

=
2
1
14 |
20 20 dipotong 25
Addendum (A)
P
1

P
8 , 0

P
1

Dedendum (b)
P
157 , 1

P
25 , 1

P
1

P
25 , 1

Tinggi gigi
P
157 , 2

P
25 , 2

P
8 , 1

P
2

Tinggi kontak (d)
P
2

P
2

P
6 , 1

P
2

celah
( )
( ) d c
a b
P

/
157 , 0

P
25 , 0

P
2 , 0

P
25 , 0

Tabel 2.1 Standar ukuran roda gigi
e. Jari-jari base circle
Rb = r cos u ;
2
d
r =
Dimana:
r = radius pitch circle (in)
u = sudut kontak (
o
)
f. Kecepatan putaran roda gigi
12
n d
= vp
Dimana:
Vp = kecepetan putaran
D = diameter roda gigi (inch).
N = putaran roda gigi (rpm).


P
1
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 7

g. Gaya-gaya pada roda gigi lurus
Torsi yang dipindahkan (T).
|
.
|

\
|
=
in
lb
T
n
daya
63025
- Gaya tangensial (Ft).
Vp
N 33.000
= Ft
Dimana:
Ft = Gaya tangensial.
N = daya.
Vp = kecepatan garis kontak
n = putaran roda gigi (rpm)
- Gaya Normal (Fn).
lb
Ft
Fn
| cos
=
- Gaya Radial (Fr).

| Sin Fn Fr =

- Gaya Dinamis (Fd).
Ft Fd
|
.
|

\
| +
=
600
Vp 600
Untuk 0 < Vp s 200 ft / menit
Ft Fd
|
.
|

\
| +
=
1200
Vp) 1200
Untuk 2000 <Vps 4000 Ft/menit

|
|
.
|

\
|
+
= Ft Fd
78
) Vp (78
Untuk Vp > 4000 Ft/menit
Dimana Fw > Fd dan Fb > Fd
Dimana:
Fd = beban dinamis (lb)
Vp = kecepatan putaran roda gigi (Ft/menit)
Ft = Gaya tangensial.
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 8

h. Menentukan lebar gigi (b)
k . Q . d
Fd
= b

2 1
1
d d
2d
+
= Q
Dimana:
b = lebar gigi (inchi).
Fd = beban dinamis (lb).
d
1
= diameter pinion.
d
2
= diameter gear.
Q = factor beban.
k = factor beban terkecil.
Syarat keamanan:
p
13
b
p
9
<

Gambar. 2.2. Distribusi Gaya-Gaya
Penjelasan distribusi gaya-gaya:
- Gaya radial (Fr) = Gaya yang berimpit dengan jari-jari.
- Gaya tangensial = Gaya yang biasa disabut sebagai garis
singgung.
- Gaya normal = Gaya yang tegak lurus bidang.


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 9

i. Menentukan beban ijin bending (Fb)
p
y
b s Fb . .
0
=


Dimana:
y = faktor bentuk Lewis
s = ketahanan permukaan ijin

j. Koreksi metode AGMA
Sad =
Kr x Kt
Ki Sat
Psi
Dimana :
Sad = Tegangan ijin max perencanaan (Psi)
Sat = Tegangan ijin bahan (Psi)
Ki = Faktor umur = 1 sembarang umum
Kt = Faktor tempratur = 1
Kr = Faktor keamanan = 1,333
Tegangan yang pernah terjadi pada kaki gigi (ot).
ot =
j B Kv
Km Ks P Ko Ft



ot = Tegangan yang terjadi (Psi)
Ft = Gaya tangensial (lb)
Ko = Faktor koreksi beban lebih 1, 25
Ks = Faktor koreksi ukuran = 1
Km = Faktor koreksi distrubusi beban
Kv = Faktor koreksi distribusi beban
j = Faktor koreksi beban lebih 1, 25
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 10

P = diameter Pitch
b = lebar gigi
Syarat keamanan; sad > ot
2.3.2 Persamaan yang digunakan pada roda gigi miring (Helical gear)
a. Ukuran geometri pada helical gear
- Normal circular pitch (Pn) adalah jarak antara dua titik pada gigi yang
ada pada satu bidang yang tegak lurus terhadap sudut helix.
- Transverse Circular pitch (P) adalah diukur pada bidang yang tegak
lurus sumbu poros.
- Aksial picth (Pa) adalah jarak yang diukur dari bidang yang sejajar
sumbu poros.
Pn = P . cos
Pa = P . cos
P =
d
Nt

Dimana:
P = diameter pitch pada bidang yang tegak lurus sumbu poros.
Et = jumlah gigi gear
d = diameter circle
Pn = normal diameter pitch
P.p = t ; Pn . Pn = t dan Pn =
cos
P

b. Jumlah gigi equivalent
Radius ellip
Nc =
cos 2
d
2

Jumlah gigi equivalent dapat dihitung dengan rumus;
Nte = Pn . 2 . rc
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 11

Dimana Pn = normal diameter pitch, dengan demikian;

Nte = Pn . 2
cos 2
d
2


c. Beban dinamis pada helical gear
Dapat diperkirakan dengan rumus :
Fd = Ft
78
Vp 78 +

Dimana:
Vp = pitch line velocity
d. Tegangan bending pada helical gear
Persamaan lewis :
Fb =
Pn . Kf
y . b . s

Dimana :
Fb = bidang normal.
Pn = diameter pitch
ot =
j . b . Kv
Km . Ks . P . ko . Ft

S
ad
=
r . t
l at
K K
K . S

Dimana:
Ko = faktor beban lebih.
Kv = faktor dinamis
Km = faktor distribusi beban.
J = faktor geometri



Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 12

2.3.3 Persamaan yang digunakan pada gigi payung (Bevel gear)
a. Perbandingan kecepatan untuk bevel gear
rv =
driver n
driven n

Sedang sudut antara kedua poros roda gigi adalah jumlah dari sudut
pitch-nya:
E = I +
Dimana:
E = sudut poros
I = sudut pitch gear
= sudut pitch pinion
Sudut picth dapat dicari dengan rumus:
Tan I =
cos Ntg) / (Ntp
sin
+

tan =
cos Ntp) / (Ntg
sin
+

Dengan demikian apabila sudut poros = 90
0
, maka:
tan I =
Ntp
Ntg

tan =
Ntg
Ntp

b. Jumlah gigi equivalent
Ntg =
cos
Ntg
; Ntp =
cos
Ntp

Dimana:
Nt = jumlah gigi equivalent ; Nt = jumlah gigi sebenarnya
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 13

c. Bahan dinalis untuk bevel gear
Kecepatan pitch-line = Vp, dan yang dipakai pada persamaan ini dicari
pada pitch diameter rata-rata
Diharapkan besarnya = Fb > Fd
d. Beban keausan ijin
Estimasi beban keausan ijin dapat memakai rumus:
Fw =
cos
' Q . k . dp

dp = diameter pitch diukur dari bagian belakang gigi
Q =
tg N' tp N'
tg N' 2
+

Dimana:
Ntp dan Ntg = jumlah gigi eqivalent pada pinion dan gear.













Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 14

BAB III
PERENCANAAN
Diketahui data-data motor sebagai berikut :
- Type Motor : Motor AC BS 5000 - 99
- Daya motor : 2,2 KW
- Putaran ( N ) : 2850 Rpm
- Voltase : 220 / 380
- Ampere : 34,6 / Z
- Cutter Modul (M) : 2
Sket Rancangan Gear Box


3.1 Perencanaan Roda Gigi
a. Menentukan Jumlah Gigi ( Z )

=


=

=


=



Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 15

Jadi ,
Z1 = 20 Gigi ; Z5 = 25 Gigi
Z2 = 20 Gigi ; Z6 = 19 Gigi
Z3 = 15 Gigi ; Z7 = 20 Gigi
Z4 = 25 Gigi ; Z8 = 15 Gigi
Keterangan :
Z1 & Z2 adalah roda gigi payung
Z3, Z4, Z5, Z6, Z7 & Z8 adalah roda gigi miring
b. Menentukan Diameter Tusuk (Dt)
Berdasarkan jumlah gigi ( Z ), maka dapat dihitung :
Dt1 = Z1 . M = 20 . 2 = 40 mm
Dt2 = Z1 . M = 20 . 2 = 40 mm
Dt3 =


=


= 31,05 mm
Dt4 =


=


= 51,76 mm
Dt5 =


=


= 51,76 mm
Dt6 =


=


= 39,34 mm
Dt7 =


=


= 41,41 mm
Dt8 =


=


= 31,05 mm
c. Menentukan Lebar Gigi Roda Gigi Miring ( b )
b = ( 6 10 ) m
n
b = 8 . 2 = 16 mm
Jadi, lebar gigi untuk masing-masing roda gigi miring adalah 16 mm

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 16

d. Menentukan jarak antara poros ( A )
A =


- Antara poros II dan III
A1 =


A1 =

= 41,41 mm
- Antara poros III dan IV
A2 =


A2 =

= 45,55 mm
- Antara poros IV dan V
A3 =


A3 =

= 36,23 mm
e. Menentukan Tinggi Gigi Seluruhnya( h )
h = ( 2,1 2,3 ) Mn
h = 2,2 . 2 = 4,4 mm
Jadi, tinggi gigi untuk roda gigi miring dan roda gigi payung seluruhnya adalah
4,4 mm
f. Menentukan Lebar Gigi Roda Gigi Payung ( b )
Sudut Pitch ( i ) = arc tg

= arc tg

= 45
O

Panjang Konis Pitch ( Ra ) =


= 28,28 mm
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 17

b =

= 9,42 mm
g. Menentukan Kemiringan Kepala Gigi Payung ( K
1
)
Dedendum ( ha ) = ( 1,1 1,3 ) m = 1,2 . 2 = 2,4 mm
Addendum ( hf ) = m = 2
Sudut kepala gigi ( k ) = arc tg

= arc tg

= 4,85
o

Sudut kaki gigi = arc tg

= arc tg

= 4
o

K
1
= k + d = 4,85
o
+ 4
o
= 8,85
o
3.2 Perencanaan Poros
a. Menentukan diameter poros 1
Dik :
- n = 2850 Rpm
- dt1 = 40 mm
- = 20
0
= 15
0

- Bahan St. 70
- b. izin = 60 80 N/mm
2

- k = 1,8
Dit : Diameter Poros 1 = mm
Penyelesaian :
a) Momen Puntir
- Mp
1


Mp
1


= 7371,929825 Nmm
b) Gaya keliling
- Ft
1


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 18

Ft
1


= 368,5964913 N
Ft1 = Ft2
- Fr
1
Ft
1
. . cos
= 368,5964913 . . Cos 45
= 94,86413853 N
Fa1 = Fa2
- Fa
1
Ft
1
. . cos
= 368,5964913 . . Cos 45
= 94,86413853 N
Fa1 = Fa2
c) Gaya gaya reaksi pada tumpuan
- FAz = Fr1 = 94,86413853 N
- FAx = Ft1 = 368,5964913 N
- Fy = Fa1 = 94,86413853 N
d) Momen bengkok maksimum
Mb max.


19.030,12492Nmm
e) Momen gabungan
M
R

0 Tabel 9-01


19.562,52214 Nmm
f) Diameter Poros
-

= 38,8889 N/mm
2

- D
1

17,1343 mm
Jadi, diameter untuk poros 1 adalah 17,13 mm
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 19



Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 20

b. Menentukan diameter poros II
Dik :
- Dt1 = 40 mm
- Dt2 = 40 mm
- Dt3 = 31,05 mm
- Dt4 = 51,76 mm
- = 20
0
; = 15
0
; = 45
o

- Bahan St. 70
- b. izin = 60 80 N/mm
2

- k = 1,8

Dit : Diameter Poros 2 = mm
Penyelesaian :
a) Momen Puntir
- Mp2


Mp2


= 7.371,929825 Nmm
b) Gaya-Gaya Keliling
- Ft
2
= Ft1 = 368,5964913 N
- Fa2 = Fr1 = 94,86413851 N
- Fr2 = Fa1 = 94,86413851 N
- Ft3 = Ft4 =


= 474,8425008 N
- Fr
3
= Fr4 = Ft
3
.


178,9252669 N
- Fa3 = Fa4 = Ft3 . tan
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 21

= 474,8425008 . tan 15
o

= 127,2336646 N
- MFa2 = Fa2 .


= 94,86413853 .


= 1897,282771 Nmm
- MFa3 = Fa3 .


= 127,2336646 .


= 1975,302643 Nmm
c) Gaya gaya reaksi pada tumpuan
- MFz 0 + _
Fr3 . 50 + FBx . 100 Ft2 . 150 MFa3 + MFa2 = 0
FBx =


= 464,2123022 N
- Fx 0
FBx - Fr3 - Ft2 - FCx = 0
- FCx = -FBx - Fr3 + Ft2
= -464,2123022 - 178,9252669 + 368,5964913
= 274,54110778 N
- MCx 0 + -
- Ft3 . 50 + FBz . 100 Fr2 . 150 = 0
FBz =


= 379,7174582 N
- Fz 0 )
FCz + FBz - Ft3 - Fr2 = 0
FCz = Ft3 + Fr2 - FBz


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 22

= 474,8425008 + 94,86413851 - 379,7174582
= 189,9891811 N
d) Momen bengkok maksimum
Mb. max.


19.067,37162 Nmm
e) Momen gabungan
M
R


19.598,757 Nmm
f) Diameter Poros
-

= 38,8889 N/mm
2

- D
2

17,1448 mm
Jadi, diameter untuk poros II adalah 17,1448
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 23


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 24

c. Menentukan diameter poros III
Dik :
- Dt3 = 31,05 mm
- Dt4 = 51,76 mm
- Dt5 = 51,76 mm
- Dt6 = 39,34 mm
- = 20
0
; = 15
0
; = 45
o

- Bahan St. 70
- b. izin = 60 80 N/mm
2

- k = 1,8
Dit : Diameter Poros 3 = mm
Penyelesaian :
g) Momen Puntir
- Mp3


Mp3


= 12.288,92392 Nmm
h) Gaya-Gaya Keliling
- Ft
4
= Ft3 = 474,8425008 N
- Fr4 = Fr3 = 178,9252669 N
- Fa4 = Fa3 = 127,2336646 N
- Ft5 = Ft6 =


= 474,8425008 N
- Fr5

= Fr6 = Ft
5
.


178,9252669 N
- Fa5 = Fa6 = Ft5 . tan
= . tan 15
o

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 25

= 127,2336646 N
- MFa4 = Fa4 .


= 127,2336646 .


= 3.292,80724 Nmm
- MFa5 = Fa5 .


= 127,2336646 .


= 3.292,80724 Nmm
i) Gaya gaya reaksi pada tumpuan
- MDz 0 + _
Fr5 . 50 Fr4 . 100 + FDx . 150 + MFa5 Mfa4 = 0
FDx =


= 59,64175563 N
- Fx 0
FDx + Fr5 - Fr4 - FEx = 0
FEx = Fr4 - FDx - Fr5
= 178,9252609 - 59,64175563 178,9252609
= 59,64175563 N )
- MFx 0 + -
Ft5 . 50 + Ft4 . 100 - FDz . 150 = 0
FDz =


= 328,4295764 N )
- Fz 0 )
Ft4 + Ft5 - FDz - FEz = 0
FEz = FDz - Ft4 - Ft5
= 328,4295764- 474,8425008 - 35,60372763


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 26

= 182,016652 N )
j) Momen bengkok maksimum
Mb. max.


17.579,51291 Nmm
k) Momen gabungan
M
R


19.134,66155 Nmm
l) Diameter Poros
-

= 38,8889 N/mm
2

- D
3

17,08 mm
Diameter untuk poros III adalah 17,08
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 27


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 28

d. Menentukan diameter poros IV
Dik :
- Dt5 = 51,76 mm
- Dt6 = 39,34 mm
- Dt7 = 41,41 mm
- Dt8 = 31,05 mm
- = 20
0
; = 15
0
; = 45
o

- Bahan St. 70
- b. izin = 60 80 N/mm
2

- k = 1,8
Dit : Diameter Poros 3 = mm
Penyelesaian :
a) Momen Puntir
- Mp4


Mp3


= 9.340,15199 Nmm
b) Gaya-Gaya Keliling
- Ft
5
= Ft6 = 474,8425008 N
- Fr5 = Fr6 = 178,9252669 N
- Fa5 = Fa5 = 127,2336646 N
- Ft7 = Ft8 =


= 451,1061092 N
- Fr7

= Fr8 = Ft
5
.


169,9811639 N
- Fa7 = Fa8 = Ft5 . tan
= 451,1061092 . tan 15
o

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 29

= 120,8735177 N
- MFa7 = Fa7 .


= 120,8735177 .


= 2.502,686183 Nmm
- MFa6 = Fa6 .


= 127,2336646.


= 2.502,686183 Nmm
c) Gaya gaya reaksi pada tumpuan
- MFGz 0 + _
-Fr6 . 50 + Fr7 . 100 - FFx . 150 + MFa6 - MFa7
FFx =


= 53,6790203 N )
- Fx 0
-Fr6 + Fr7 - FFx + FGx = 0
FGx = Fr6 + FFx - Fr7
= 178,9252669 - 53,6790203 169,9811639
= 62,6231233 N
- MFGx 0 + -
-Ft6 . 50 - Ft7 . 100 + FFz . 150 = 0
FFz =


= 459,0182397 N
- Fz 0 )
FFz + FGz - Ft6 + Ft7 = 0
FGz = Ft6 + Ft7 - FFz
= 474,8425008 + 451,1061092 - 459,0182397
= 466,9303703 N


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 30

d) Momen bengkok maksimum
Mb. max.


24.016,6631 Nmm
e) Momen gabungan
M
R


24.693,78018 Nmm
f) Diameter Poros
-

= 38,8889 N/mm
2

- D
2

18,51 mm
Diameter untuk poros IV adalah 18,51
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 31


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 32

e. Menentukan diameter poros V
Dik :
- Dt7 = 41,41 mm
- Dt8 = 31,05 mm
- = 20
0
= 15
0

- Bahan St. 70
- b. izin = 60 80 N/mm
2

- k = 1,8
Dit : Diameter Poros 5 = mm
Penyelesaian :
g) Momen Puntir
- Mp
5


Mp5


= 7.003,422345 Nmm

h) Gaya-Gaya Keliling
- Ft
8
= Ft7 = 451,1061092 N
- Fr8 = Fr7 = 169,9811639 N
- Fa8 = Fa7 = 120,8735177 N
- MFa8 = Fa8


= 120,8735177 .

= 1.876,561362 Nmm
i) Gaya gaya reaksi pada tumpuan
- MHz 0 + _
( Fr8. 50 ) MFa8 - FIx . 100 = 0
Fix =


= 66,22496833 N

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 33

- Fx 0
FHx - Fr8 + FIx = 0
FHx = Fr8 - FIx
= 169,9811639 - 66,22496855
= 103,7561956 N
- MHx 0 + -
Ft8 . 50 + FIz . 100 = 0
FI
z


= 225,5530546 N )
- Fz 0 )
-FHz + Ft8 - FIz = 0
FHz = -Ft8 + FIz
= -451,1061092 + 275,5530546
= 225,5530546 N )
j) Momen bengkok maksimum
Mb max.


12.413,65464 Nmm
k) Momen gabungan
M
R


13.139,3537 Nmm
l) Diameter Poros
-

= 38,8889 N/mm
2

- D
5

15,00 mm
Jadi, diameter untuk poros V adalah 15,00 mm



Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 34


Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 35

3.3 Perencanaan Pasak
a. Kontrol kekuatan pasak pada poros 1
- Bahan Pasak = St. 37
- g izin = 70 N/mm
- P izin = 100 N/mm
- Dp1 = 18 mm
Penyelesaian :
Mp1 = 7371,929825 Nmm
a = 0,25 x Dp = ( 1.1,5 ) Dp
= 0,25 x 18 = 1,5 x 18
= 4,5 mm = 27 mm
Control kekuatan pasak
Tekanan permukaan :


P izin
=



= 13,48318212 N/mm
2
P izin (Aman)
Tegangan geser (g) =



=


g izin
= 6,741591061 N/mm
2
g izin (Aman )
b. Kontrol kekuatan pasak pada poros 1I
- g izin = 70 N/mm
- P izin = 100 N/mm
- Dp2 = 18 mm
Penyelesaian :
Mp2 = 7371,929825 Nmm
a = 0,25 x Dp = ( 1.1,5 ) Dp
= 0,25 x 18 = 1,5 x 18
= 4.5 mm = 27 mm
Tekanan permukaan :


P izin
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 36

=



= 13,48318212 N/mm
2
P izin (Aman)
Tegangan geser (g) =



=


g izin
= 6,741591061 N/mm
2
g izin ( Aman)
c. Kontrol kekuatan pasak pada poros III
- g izin = 70 N/mm
- P izin = 100 N/mm
- Dp3 = 18 mm
Penyelesaian :
Mp3 = 12288,92392Nmm
a = 0,25 x Dp = ( 1.1,5 ) Dp
= 0,25 x 18 = 1,5 x 18
= 4.5 mm = 27 mm
Tekanan permukaan : P


P izin
=



= 22,47631261N/mm
2
P izin (Aman)
Tegangan geser (g) =



=


g izin
= 11,23815631 N/mm
2
g izin (Aman)
d. Kontrol kekuatan pasak pada poros IV
- g izin = 70 N/mm
- P izin = 100 N/mm
- Dp4 = 19 mm
Penyelesaian :
Mp4 = 9.340,15199 Nmm
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 37

a = 0,25 x Dp = ( 1.1,5 ) Dp
= 0,25 x 19 = 1,5 x 19
= 4,75 mm = 28,5 mm
Tekanan permukaan : P


P izin
=



= 14,52519141 N/mm
2
P izin (Aman)

Tegangan geser (g) =



=


g izin
= 7,262595706 N/mm
2
g izin (Aman)
e. Kontrol kekuatan pasak pada poros V
- g izin = 70 N/mm
- P izin = 100 N/mm
- Dp5 = 15 mm
Penyelesaian :
Mp5 = 7.003,422345 Nmm
a = 0,25 x Dp = ( 1.1,5 ) Dp
= 0,25 x 15 = 1,5 x 15
= 3,75 mm = 22,5 mm
Tekanan permukaan : P


P izin
=



= 22,13427309 N/mm
2
P izin (Aman)
Tegangan geser (g) =



=


g izin

= 11,06713655 N/mm
2
g izin (Aman)

Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 38

3.4 Perencanaan Baut
a. Menentukan Baut Kopling
Diketahui :
- Kwalitas 4.6
- kekuatan patah (B) = 400 N/


- = 4 . 6 . 10 = 240 N/


- p =


- Dp1 = 18 mm
Penyelesaian :
Mp
1
= 7371,929825 Nmm
Mp = F . D = F.(


Dp1) = F. 9
F =

= 819,1033139 N
Pembebanan dinamis berulang
g=


AS =


= 0,51193

(Lampiran Tabel 6-01


d<1mm)
t =

= ( Fmax = 2.2,5 untuk dinamis )


AS =


= 2,047758285

(Lampiran table 6-01 d < 3mm)


p =

p izin = 170 N/


Wp =


= 43,364293903

(Lampiran table 6-01 d < 3mm)


Maka , d = 8 mm
Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 39

BAB IV
KESIMPULAN
Secara umum diketahui, bahwa untuk merencanakan suatu element mesin diperlukan
ketelitian yang sangat tinggi dan dengan pertimbangan matang agar mendapatkan hasil
yang sesuai dengan yang direncanakan.
Perhitungan dan pemilihan material untuk mendapatkan dimensi yang direncanakan
tetap berpandangan bahwa suatu desain direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan
ukuran. Serta memenuhi syarat keamanan yang diinginkan dan memilih faktor ekonomi
yang murah dengan hasil sebaik-baiknya.
Maka dari hasil perhitungan diperoleh dimensi-dimensi yakni :
- Diameter Tusuk dan jumlah gigi (z) dari roda gigi masing masing :
- Dt1 = 40 mm
- Dt2 = 40 mm
- Dt3 = 31,05 mm
- Dt4 = 51,76 mm
- Dt5 = 51,76 mm
- Dt6 = 39,34 mm
- Dt7 = 41,41 mm
- Dt8 = 31,05 mm
- Diameter Poros dari susunan roda gigi masing-masing :
- Dp1 = 18 mm
- Dp2 = 18 mm
- Dp3 = 18 mm
- Dp4 = 19 mm
- Dp5 = 15 mm



Perancangan Gear Box

Akademi Teknik Soroako 40

DAFTAR PUSTAKA
- Akademi Teknik Soroako, Modul Elemen Mesin 8, 1992, Soroako.
- Akademi Teknik Soroako, Modul Perhitungan Elemen Mesin, 1991, Soroako.
- Suga, Kyokatsu, Professor, toh in Gakuen recnichal College, Japan, Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Ir. Sularso, MSME, (terj). 1980 ,
Departemen Mesin Institut Teknologi Bandung.

You might also like