Professional Documents
Culture Documents
SMF ANESTESI DAN REANIMASI JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2012
I. PENDAHULUAN
Cedera
kepala
merupakan
salah
satu
penyebab
kelompok usia muda (15-44 tahun) dan merupakan penyebab kematian ketiga secara keseluruhan.
Cedera pada kepala dapat melibatkan seluruh struktur lapisan, mulai dari lapisan kulit kepala atau lapisan yang paling luar, tulang tengkorak, duramater, vaskuler otak, sampai jaringan otaknya sendiri, baik yang berupa luka tertutup, maupun trauma yang menembus kulit hingga tengkoraknya.
cedera akselerasi-deselerasi merupakan akibat peristiwa guncangan Guncangan kepala yang hebat, baik yang disebabkan
kepala membentur atau menabrak sesuatu objek atau sebaliknya fraktur linier dan depresi tulang tengkorak,
Benturan
hematom epidural, kontusi kup, subdural hematom yang merupakan tumpahan intraserebral hematom kedalam rongga subdural dan beberapa fraktur basis cranii
Lokasi
Efek LDR
CT SCAN
Volume
Kelainan lainnya?
EDH
ANESTESI UMUM
Anestesi umum / general anesthesia merupakan tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral disertai dengan hilangnya kesadaran, dan bersifat pulih kembali (reversibel). Trias anestesi meliputi sedasi, analgesi dan relaksasi.
Stadium Anestesi:
Stadium Stadium Stadium Stadium
PADA NEUROSURGERY
Prinsip pengelolaan anestesi pada operasi bedah saraf :
Menggunakan teknik khusus bila diperlukan untuk mengurangi ICP dan edema
serebri
IDENTITAS
Nama : Jenis Kelamin Usia : Berat Badan : Tinggi Badan : Agama : Alamat :
ANAMNESIS
S
: Pasien datang ke IGD RSMS dibawa keluarganya tanggal 27 mei 2012 dengan keluhan penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan, terjatuh dari motor. Menurut keluarganya, 1 jam post kecelakaan pasien mengalami penurunan kesadaran. Keluarga pasien juga mengatakan pasien mengalami muntah selama perjalanan ke RSMS sebanyak 3 kali.. Riwayat Alergi Riwayat Asma Riwayat Operasi
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital & Status Generalis
KU/Kes
Status Generalis
Mulut
Tanda Vital
MP sdn, gipong -, gisu -, mukosa pucat/sianotik Paru tidak terdapat ketertinggalan gerak, SD ves , Rh -, Wh Jantung S1>S2, reg, M-, G-
Dada
Status Generalis
Kulit : turgor kulit cukup Kepala : tampak jejas regio temporoparietal sinistra Mata : dbn Hidung : dbn Telinga : dbn
Abdomen : datar, BU +, NT Akral : tampak vulnus ekskoriasi pada ektremitas superior dekstra et sinistra
Pemeriksaan
10-2-2012
Nilai normal
PX LAB
Hematologi Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC RDW MPV Hitung Jenis Basofil 0,2 0,0-1,0 % 11,5 23130 34 3,7x106 197000 80,8 27,1 33,8 13,6 9,9 11,5-13,5 g/dL 4500-14500/L 25-45% 4,0-5,2x106/ 150000-450000/L 79,0-99,0 fl 27,0-31,0 pg 33,0-37,0 % 11,5-14,5 % 7,2-11,1 fl
Eosinofil
Batang Segmen Limfosit Monosit PT
2,0
0,0 58,2 30,7 7,3 14,2
2,0-4,0%
2,0-5,0% 40,0-70,0% 25,0-40,0% 2,0-8,0% 11,5-15,5 detik
APTT
Kimia Klinik Ureum Creatinin GDS Natrium Kalium
32,5
25-35 detik
14,98-38,52 mg/dL 0,60-1,00 mg/dL 200 mg/dL 136-148 mmol/L 3,5-5,1 mmol/L
DIAGNOSIS
KESIMPULAN
PENATALAKSANAAN
1.
Dokter umum IGD konsul ke Bagian Bedah Saraf Penatalaksanaan yaitu : IVFD RL 20 tpm Cefotaxim 2x1gr Ranitidin 2x150mg Pirazetam 2x1gr Konsul ke Bagian Bedah Saraf 2. Bagian Bedah Saraf konsul ke Bagian Anestesi Penatalaksanaan yaitu : Observasi IGD Kalnex 2x500mg Ketorolac 30mg 3. Dilakukan operasi craniotomy dengan general anastesi dengan status ASA III E dengan diagnosis pasca bedah disesuaikan dengan diagnosis awal
LAPORAN ANESTESI
Diagnosis Pra Bedah : EDH Temporoparietal sinistra Diagnosis Pasca Bedah : Post Craniotomy evakuasi hematom epidural Penatalaksanaan Preoperasi: Cukur rambut kepala Sedia WB 2 Kolf Penatalaksanaan Operasi a. Jenis Pembedahan : Craniotomi Evakuasi Hematom b. Jenis Anestesi : General Anestesi c. Teknik Anestesi : ET-semiclosed d. Mulai Anestesi : 27 Mei 2012 pukul 19.15 WIB e. Mulai Operasi : 27 Mei 2012 pukul 19.30 WIB f. Premedikasi : g. Medikasi : Recofol 30 mg, Fentanyl 30 g h. Maintanance : O2, N2O, Isofluran i. Relaksasi : Roculax 30 mg j. Respirasi : Ventilator k. Posisi : Supine l. Cairan Durante Operasi: Fima HES 500 ml, NaCl 500ml
PEMANTAUAN DURANTE OP
Waktu
Hasil Pantauan
Tindakan
19.00 WIB
HR 114x/m
SpO2 99%
sebagai muscle relaxant. Diberikan oksigen dan isofluran menggunakan face mask kemudian
19.30
HR 103x/m
SpO2 100%
Mulai pembedahan
RL habis, ganti Fima HES 500 cc Fentanyl 30 mcg NaCl 500 cc
19.45
20.00
20.15
20.30
20.45
Masuk Ephedrin Pembedahan selesai Masuk Sulfas athropin Masuk Prostigmin Masuk Pethidin
21.00
21.15
HR 98x/m
Masuk Ketorolac
PEMBAHASAN
PRE-OP
Anamnesis, Px fisik, Lab
Informed Consent
Puasa preop
DURANTE OPERASI
Pada pasien ini dilakukan teknik General Anestesi (GA) dengan ET- semiclosed, yaitu pemberian obat anestesi melalui intravena dan dilakukan intubasi dengan endotracheal tube kemudian disambungkan dengan ventilator oksigen. Tujuan anestesi pada prosedur intrakranial adalah hipnosis, amnesia, imobilitas, kontrol tekanan intrakranial, dan penjagaan tekanan perfusi jaringan.
Selama operasi berlangsung dilakukan pemantauan fungsi vital (pernapasan, tekanan darah, nadi, dan kedalaman anestesi, misalnya adanya gerakan, batuk, mengedan, perubahan pola napas, takikardia, hipertensi, keringat, air mata, midriasis). Cairan infus diberikan dengan memperhitungkan kebutuhan puasa, rumatan, perdarahan, evaporasi, dll. (Mansyur, 2007).
CONT.
Recofol Roculax Isofluran Fentanyl Ephedrin Sulfas atropin Ketamin Pethidin Ketorolac Fima HES 500 cc NaCl 500 cc
POST OPERATIF
Pasien dibawa ke ruang perawatan intensif (ICU) untuk pemantauan ketat keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital serta oksigenasi yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Ekayuda I.2006. Angiografi, Radiologi Diagnostik, edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Gunawan, S. Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Japardi. 2002. Cedera Kepala pada Anak. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara. Katzung, G Bertram. 2002 Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan Labolatorium dan Diagnostik. Jakarta: EGC Mangku, Gde., Senapathi, T.G.A. Senapathi. 2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia Dan Reanimasi. Jakarta: Indeks Mansyur, Arief. 2007. Anestesi Umum dalam Pengantar Anestesi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Morgan GE, Michail MS, Muray MJ. 2006. Clinical Anesthesiology, 4th ed. New York: Lange Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf. Jakarta: Gramedia Sriyanto.2007. Hubungan antara peningkatan volume hematoma epidural (EDH) dengan peningkatan kadar Glial Fibrilary Acidic Protein (GFAP) plasma ( The correlation between epidural hematoma (EDH) volume and GFAPs plasma consentration). Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang. Tatang bisri. 1997. Neuroanestesi . Bandung: UNPAD