You are on page 1of 14

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN BIOLOGI YANG BERORIENTASI PADA PESERTA DIDIK DENGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :
Muhammad Anand Ardiansyah Putri Pratiwi Bina Rahayu Setyasih (10317244003) (10317244029) (10317244030)

Pendidikan Biologi Internasional

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas terselesaikannya makalah ini. Penyusunan makalah yang berjudul Pendidikan Biologi yang Berorientasi pada Peserta Didik dengan Berwawasan Lingkungan bertujuan dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan. Makalah ini secara keseluruhan menyajikan konsep mengenai pendidikan dari sudut pandang kebiologian yang memiliki orientasi menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang berwawasan lingkungan dan memaparkan beberapa cara untuk mewujudkan peserta didik sebagai individu yang berwawasan lingkungan. Makalah yang kami susun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran mahasiswa untuk mendalami ilmu pendidikan yang berkaitan dengan ilmu biologi. Dengan mempelajari makalah ini diharapkan juga dapat mendukung upaya pendidikan dalam pencerahan kemanusiaan. Kami juga sangat memohon saran dan kritik dari berbagai pihak demi perbaikan penyusunan makalah ini di masa datang. Tidak lupa juga segenap rasa terimakasih kepada pihakpihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini.

Yogyakarta, 25 Februari 2011

Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mulai dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Semakin berkembang peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan yang dihadapi pendidikan, sehingga semakin menuntut kemajuan manusia dalam pemikiran-pemikiran sistematik tentang pendidikan. Peranan pendidikan sangat penting dalam drama kehidupan manusia. Hal tersebut berkaitan dengan kualitas pendidik untuk senantiasa mengembangkan pemahamannya mengenai pendidikan. Begitu pun mengenai Pendidikan Biologi yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran mengenai lingkungan alam untuk peserta didik. Lingkungan adalah sesuatu yang umum keberadaannya dalam kehidupan manusia. Manusia pasti hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan alam merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran biologi. Tanpa adanya lingkungan alam, seorang peserta didik tidak dapat memahami ilmu biologi secara optimal. Ironisnya yang terjadi saat ini pendidik dalam melakukan pengajaran ilmu biologi kepada peserta didik hanya memberikan pengertian aspek-aspek ilmu biologi secara lisan dan tulisan tanpa mengenalkan objek yang nyata kepada peserta didik. Akibat hal tersebut, pada akhirnya peserta didik kurang memahami dan mengerti fenomena alam yang terjadi di muka bumi ini. Peserta didik hanya sebagai objek yang pasif, bukannya subyek pemecah masalah. Kegiatan belajar mengajar pun selalu dilakukan di dalam kelas sehingga tidak jarang jika peserta didik merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar yang sangat monoton tersebut. Untuk itu, diperlukan suatu model pembelajaran biologi yang lebih menarik dan berorientasi pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran biologi yang sebaiknya diterapkan saat ini adalah pembelajaran biologi yang berwawasan lingkungan. Selain mendekatkan peserta didik kepada lingkungan sekitar, juga akan menambah pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik dan maksimal.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan perumusan masalah antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana membentuk peserta didik yang berwawasan lingkungan dalam pebelajaran biologi? 2. Bagaimana cara mengatasi karakteristik peserta didik yang beragam dalam rangka mencapai strategi pembelajaran yang direncanakan? 3. Bagaimana cara menggunakan metode yang tepat dalam mengembangkan potensi peserta didik ?

C. Tujuan 1. Mengetahui pendidikan biologi yang berwawasan lingkungan. 2. Memahami berbagai karakteristik pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran biologi. 3. Mengetahui strategi pembelajaran dengan metode-metode yang tepat. 4. Mengetahui batas-batas pendidikan dalam pembelajran biologi.

D. Manfaat 1. Dapat menambah wawasan pendidik mengenai pemahaman karakteristik peserta didik.
2. Memperoleh ilmu mengenai pendidikan biologi yang berwawasan lingkungan. 3. Menambah pemahaman konsep mengenai metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran biologi. 4. Memahami batas-batas pendidikan. 5. Menghasilkan pribadi pendidik yang berwawasan lingkungan.

BAB II ISI

I.

Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Biologi Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut George F.Kneller dalam bukunya yang berjudul Foundations of Education (1967:63), dalam arti luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang memiliki pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical ability) individu. Sedangkan dalam arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga lain), dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilainilai dan keterampilan-keterampilan, dan dari genarasi ke generasi. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan mengenai definisi pendidikan, yaitu proses untuk mengembangkan potensi pada peserta didik melalui lembaga-lembaga
pendidikan dalam rangka penciptaan watak, fisik, dan psikologis manusia secara optimal. Sedangkan Pendidikan Biologi sendiri itu adalah suatu proses pembelajaran untuk

mengembangkan potensi pada peserta didik dalam hal interaksi dengan lingkungan alam melalui pengenalan objek secara nyata kepada peserta didik. Pendidikan Biologi memiliki tujuan agar peserta mampu menelusuri masalah, mencari berbagai penjelasan mengenai fenomena alam yang dilihat peserta didik, pengembangan kemampuan fisik (motorik), melatih penalaran untuk pemecahan masalah, dan mampu melakukan eksperimen. Dari beberapa tujuan tersebut dapat

menjadikan peserta didik mampu mengembangkan pemahaman mengenai konsep ilmiah biologi untuk dijadikan dasar penemuan pengetahuan baru yang bermanfaat.

II.

Unsur-unsur Pendidikan

Pendidikan memiliki unsur-unsur esensial didalamnya, yaitu : 1. Pembinaan segala aspek. Pembinaan tersebut mencakup pembinaan kepribadian, pembinaan pengembangan potensi, peningkatan tentang pengetahuan, dan pembinaan mengenai tujuan ke arah mana peserta didik akan diharapkan dapat mengaktualisasikan diri seoptimal mungkin. 2. Hubungan pendidik dan peserta didik. Antara pendidik dan peserta didik memiliki hubungan yang berlainan yaitu dalam hal kedudukan dan peranannya. Namun terdapat kesamaan dalam hal daya saling mempengaruhi agar terlaksananya proses pendidikan sesuai tujuan yang diinginkan. 3. Berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah, tetapi aktivitas pendidikan dapat berlangsung di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pembelajaran pertama yang diperoleh individu misalnya, individu diajarkan mengenai berbagai jenis hewan meliputi pengenalan nama dan bentuk hewan serta memberikan pengertian hewan itu tergolong berbahaya atau tidak. Selain itu, pendidikan juga dapat berlangsung di lingkungan masyarakat sebagai lingkungan ketiga dimana seorang peserta didik memperoleh pendidikan mengenai cara berinteraksi dengan orang lain dan memperoleh pengetahuan tentang kelestarian lingkungan sekitarnya yang harus senantiasa dijaga.

III.

Karakteristik Pendidik dan Peserta Didik a. Karakteristik Pendidik Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan peserta didik. (Umar Tirtarahardja dan La Sulo 1994). Dalam kaitannya dengan biologi seorang pendidik biologi harus memeliki penguasaan tidak

hanya dalam biologi, tetapi juga dalam fisika, kimia, serta memiliki kemampuan numeric yang memadai. Bagi seorang guru biologi selain hal tersebut, dia juga harus mampu berkomunikasi dengan siswa maupun dengan lingkungan alam (berinteraksi dengan lingkungan khususnya makhluk hidup, gejala dan ciri hidup) secara baik. Prinsip lain yang harus dimiliki seorang guru biologi yaitu merencanakan ide-ide kreatif dan melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk mengejarkan biologi. Dia juga seyogyanya mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan hal-hal yang dilakukan atau terjadi dalam tubuh makhluk hidup, tingkah laku makhluk hidup dalam berinteraksi dengan sesama makhluk hidup atau dengan lingkungannya. Seorang guru biologi harus memiliki kemampuan untuk mengelola kelas dan laboratorium serta perlu memotivasi siswanya agar senang belajar biologi dengan memperlihatkan bahwa belajar biologi yang baik bukan dengan cara menghafal.

b. Karakteristik Peserta didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui prosses pendidikan. Secara umum ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah: Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. Individu yang sedang berkembang. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Seorang peserta didik biologi memiliki karakteristik masing-masing. Peserta didik umumnya sudah mengenal pelajaran biologi namun hanya sebatas pengenalan biologi secara umum belum sampai kepada pemahaman

biologi secara mendalam. Peserta didik yang baru menginjak usia remaja memiliki sense of humor yang tinggi dan terkadang perasaan mereka mudah tersinggung dan memiliki rasa kebersamaan yang tinggi , sehingga pendidik pun harus memiliki sense of humor agar penyampaian materi tidak membosankan dan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Lain halnya dengan peserta didik yang telah menginjak usia remaja, biasanya mereka telah memiliki kematangan dalam hal berpikir, emosi, tanggung jawab maupun kematangan secara fisik, sehingga dalam proses penyampaian materi, pendidik merasa lebih mudah daripada penyampaian materi kepada peserta didik yang baru menginjak usia remaja.

IV.

Batas-batas Pendidikan Batas-batas pendidikan dimaknai keterbatasan-keterbatasan dalam

berlangsungnya proses pendidikan. Keterbatasan- keterbatasan terdapat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidikan, serta lingkungan dan sarana pendidikan. Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Batas-batas pendidikan pada peserta didik. Peserta didik sebagai manusia memiliki perbedaan bakat, minat, watak, dan semangat. Dalam berbagai ciri tersebut ada peserta didik yang lebih unggul dari peserta didik yang lain. Seyogyanya perbedaan tersebut dapat dijadikan sebagai pendorong untuk mencari metode-metode pendidikan yang lebih cocok dalam membelajarkan peserta didik sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin. Misalnya penggunaan sarana multimedia dalam pembelajaran biologi dengan tujuan agar peserta didik lebih mudah mencerna materi yang disampaikan. 2. Batas-batas pendidikan pada pendidik Pendidik sebagai manusia juga memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi proses pendidikan. Keterbatasan tersebut berupa keterbatasan yang dapat ditolerir dan tidak dapat ditolerir. Misalnya pendidik menggunakan kata-kata kasar ketika mengajar biologi sehingga membuat peserta didik tidak menyukai biologi, itu termasuk keterbatasan yang tidak ditolerir. Sedangkan

contoh dari keterbatasan yang dapat ditolerir yaitu, apabila seorang pendidik kurang menguasai penggunaan alat laboratorium. 3. Batas-batas pendidikan dalam lingkungan dan sarana pendidikan Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas dan berlangsungnya usaha pendidikan. Terumata dalam pembelajaran biologi lingkungan memiliki pengaruh yang sangat penting karena sumber pengetahuan biologi itu terletak pada lingkungan alam. Bagaimana mungkin seorang peserta didik dapat memahami gejala-gejala alam yang nampak apabila tidak berhubungan langsung dengan lingkungan alam. Tentu saja hal tersebut dapat merendahkan kualitas pengetahuan peserta didik dalam memahami biologi. Contoh, keterbatasan lingkungan dalam belajar biologi ini, misalnya sekolah yang berada di perkotaan tentu saja memiliki lingkungan yang lebih sempit daripada sekolah lain di luar perkotaan, itu berakibat pengetahuan siswa tentang biologi yang sangat erat kaitannya dengan lingkungan kurang memadai. Peserta didik hanya mengetahui lewat buku yang dia baca, tetapi tidak mengetahui pemaparan dalam buku secara riil. Selain itu, sarana pendidikan dalam pembelajaran biologi memiliki peran penting, misalnya peralatan laboratorium yang jumlahnya kurang memadai menyebabkan peserta didik kurang menguasai alat laboratorium sehingga peserta didik kurang maksimal dalam kerja laboratorium.

V.

Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi Metode dan pendekatan itu memiliki pengertian yang berbeda, pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan belajar sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaan. Jadi, bisa saja satu pendekatan dalam satu pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode. Misalnya, dalam belajar ekosistem. Belajar ekosistem sendiri merupakan suatu pendekatan untuk lebih memahami lingkungan, metodenya yaitu berupa diskusi atau ceramah mengenai suatu ekosistem yang ada di alam atau bisa langsung terjun ke lingkungan. Di akhir pembelajaran seorang pendidik dapat memberikan informasi mengenai materi yang

berkaitan dengan hasil diskusi atau pengamatan yang telah dilakukan langsung di lingkungan. Metode yang memungkinkan diterapkan dalam proses pembelajaran biologi yaitu sebagai berikut : a. Pendekatan Konsep Pendekatan konsep memiliki pengertian siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang bersumber dari buku dilengkapi dengan penjelasan lisan maupun tulisan dari pendidik. Sebagai contoh guru mengajarkan konsep fotosintesis pada peserta didik. Guru menggunakan metode demonstrasi dan metode tanya jawab yang berkaitan dengan fotosintesis. Guru mulai memulai mendemonstrasikan proses fotosintesis dengan Ingenhaus, sehingga peserta didik secara langsung memperhatikan proses fotosintesis. b. Pendekatan Lingkungan Mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar merupakan pengertian penggunaan pendekatan lingkungan. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sangat efektif menggunakan pendekatan lingkungan. Contohnya untuk memahami interaksi makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Pendekatan lingkungan tidak hanya dilakukan dengan mengajak peserta didik ke lingkungan namun dapat juga dengan cara guru memberi informasi yang dikaitkan dengan lingkungan. c. Pendekatan Inkuiri Pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. Guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga peserta didik didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat hipotesis, dan penjelasan berdasarkan pengalaman.

d. Pendekatan Penemuan Pendekatan penemuan digunakan dengan cara memotivasi siswa untuk mempelajari biologi akan meningkat apabila siswa tersebut memiliki pengalaman. Dalam kegiatan belajar-mengajar siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep mengenai fenomena ilmiah. Pembelajaran e. Pendekatan Interaktif Pendekatan interaktif dikenal dengan sebagai pendekatan pertanyaan anak. Pendekatan ini memiliki maksud untuk memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian melakukan penyelidikan berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.

BAB III PENUTUP

I. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dari pendidikan biologi yang berorientasi pada lingkungan, dapat diketahui bahwa pendidikan biologi sudah sewajarnya mendorong peserta didik untuk mendekatkan diri pada lingkungan alam agar belajar menjadi lebih nyata dengan bantuan pendidik. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal tersebut, tentunya guru harus merancang dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya terlebih dahulu, seperti apa saja yang akan diajarkan dan bagaimana membelajarkannya kepada peserta didik. Pendidik harus merancang berbagai metode pembelajaran kepada peserta didik, baik itu metode pendekatan konsep, metode pendekatan lingkungan, metode pendekatan inkuiri, metode pendekatan penemuan, dan metode pendekatan interaktif. Hal itu disebut sebagai strategi belajar dan untuk menyusun strategi belajar tersebut seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi yang diperlukan agar dapat menjalankan tugasnnya dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai.

II. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah : 1. Pendidik harus berkompeten dalam melaksanakan proses pembelajaran biologi kepada peserta didik 2. Pendidik harus merancang dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran biologi sebelum berhadapan langsung dengan peserta didik. 3. Pendidik harus memahami bebagai karakteristik peserta didik dalam penyampaian materi biologi agar proses berlangsungnya pembelajaran berjalan dengan optimal. 4. Pendidik mampu membelajarkan peserta didik dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai agar peserta didik dapat dengan mudah mencerna pemahaman materi yang disampaikan oleh pendidik.

5. Pendidik mampu mengenalkan peserta didik kepada lingkungan sekitar, khususnya alam yang merupakan sumber ilmu pengetahuan utama dalam proses pembelajaran ilmu biologi 6. Pendidik mampu mengatasi keterbatasan pendidikan baik untuk dirinya sendiri, peserta didik, lingkungan, dan sarana pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. R., Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Siswoyo, Dwi dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanitis. Yogyakarta: Kanisius. Sunarto dan B. Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like