You are on page 1of 84

DASAR DASAR LISTRIK

OLEH : MARDANUS SMK NEGERI 1 PADANG

Dasar-dasar Listrik

KONSEP DASAR LISTRIK

1.1 Arus, Tegangan dan Resistansi Sudah menjadi hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa listrik sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Sudah cukup banyak penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari, beberapa diantaranya adalah untuk : 1. Penerangan 2. Menjalankan beberapa peralatan rumah tangga, seperti: televisi, radio dan kompor listrik 3. Mengoperasikan mesin-mesin pada industri

Listrik pada dasarnya adalah pergerakan muatan-muatan listrik (yang sekarang kita kenal sebagai elektron-elektron) yang membawa energi. Muatan-muatan bebas yang bergerak ini dikontrol dan digunakan energinya untuk tujuan-tujuan tertentu seperti menghidupkan lampu, menjalankan motor, dan lain sebagainya. Pergerakan muatan inilah yang kita sebut sebagai Arus Listrik. Karena arus inilah yang menyebabkan listrik menjadi bertenaga.

Gambar. 1.1 Arus Listrik adalah Gerakan Elektron-Elektron

Kita mendefinisikan arus pada sebuah titik tertentu dan yang mengalir dalam arah tertentu sebagai besarnya muatan sesaat yang mengalir persatuan waktu dimana muatan positif netto bergerak melalui titik tersebut dalam arah tertentu. Arus mempunyai simbol I atau i, jadi :

i=
Dasar-dasar Listrik

dq dt
2

Satuan arus adalah ampere (A), yang menyatakan banyaknya muatan yang mengalir persatuan waktu 1 C/s. Nama Ampere diambil mengikuti nama A.M. Ampere seorang ahli fisika Prancis pada permulaan abad ke 19. Biasanya kita menyatakan simbol grafik untuk arus dengan menempatkan sebuah panah didekat konduktor, seperti dalam gambar 1.2.
2A -2 A

(a)

(b)

Gambar. 1.2 Dua Cara Menyatakan Arus yang Serupa

Perlu disadari bahwa panah arus tidaklah menunjukkan arah aliran arus yang sesungguhnya, tetapi hanya sekedar perjanjian (konvensi) untuk memperkenalkan kita berbicara mengenai arus di dalam kawat dengan cara yang jelas. Panah tersebut adalah bagian fundamentil daripada definisi arus! Jadi, berbicara mengenai nilai sebuah arus i tanpa menentukan panah adalah sama dengan membicarakan sesuatu yang tak didefinisikan.

Electromotive force (EMF) biasa disebut juga sebagai gaya gerak listrik (ggl)
adalah sifat dari sumber fisik yang membuat listrik bergerak di dalam seluruh sirkuit. Terkadang istilah EMF disamakan dengan tegangan / voltage. Padahal voltage sendiri merupakan suatu istilah yang dikenakan guna menyatakan adanya selisih tekanan listrik / selisih potensial antara dua titik yang menimbulkan arus mengalir antar dua titik itu bila diantara titik titik tersebut ada sirkuit tertutup. EMF lebih ditekankan hanya kepada sumber tenaga listrik. Untuk mempermudahkan pemahaman, kita ambil salah satu sumber energi listrik yaitu baterai. Jika baterai tidak mengalami hilangnya energi di dalamnya, maka beda potensial diantara kutubnya disebut ggl baterai. Kalau tidak diberi keterangan lebih lanjut maka beda potensial antara kedua kutub baterai dianggap sama dengan gglnya. Jadi jelaslah perbedaan antara EMF atau ggl dengan tegangan. Istilah tegangan biasanya dipakai di dalam pembahasan - pembahasan sirkuit listrik sedangkan istilah EMF lebih pada pembahasan sumbernya itu sendiri, misalnya bila baterei berada dalam suatu sirkuit kita menggunakan istilah tegangan baterai tetapi bila kita berbicara mengenai baterai saja maka kita menggunakan istilah EMF baterai. Dalam pembahasan selanjutnya kita lebih banyak menggunakan istilah tegangan.

Dasar-dasar Listrik

Satuan EMF / ggl adalah sama dengan satuan beda potensial (tegangan) yakni volt (v), yang sama dengan 1 J/C . Nama satuan ini diambil dari dari ahli fisika Italia abad ke 18 yaitu A.G.A A Volta. Tanda untuk tegangan dinyatakan dengan tanda aljabar plus-minus. Didalam gambar 1.3 misalnya penempatan tanda plus pada titik A menandakan bahwa titik ujung A adalah V volt positif terhadap titik ujung B. Jika kelak didapati bahwa V secara kebetulan mempunyai harga numerik 5 volt, maka kita dapat mengatakan bahwa A adalah 5 positif terhadap B atau B adalah 5 volt positif terhadap A.
A + v=-5V B A + v=+5V B

Gambar. 1.3 Simbol Grafik dalam Menyatakan Tegangan Seperti telah kita perhatikan di dalam definisi arus, perlu disadari bahwa pasangan plus-minus tanda aljabar tidak menunjukkan kekutuban tegangan yang sesungguhnya, tetapi hanya sekedar konvensi yang membolehkan kita berbicara dengan pasti mengenai tegangan melalui pasangan titik ujung. Konsep berikutnya adalah tentang resistansi / perlawanan / hambatan. Resistansi adalah sifat suatu bahan untuk melawan kepada lewatnya arus listrik dan mengubah tenaga listrik menjadi panas. Bilamana beberapa jenis penghantar yang diberi tegangan yang sama, maka penghantar yang menunjukkan resistansi terbesar adalah yang mengalirkan arus terkecil. Besarnya resistansi dalam suatu penghantar dirumuskan dengan persamaan:

R=

L A

Dimana :

R =Resistansi suatu bahan dalam ohm () = tahanan jenis dalam m/ohm.mm2 L = Panjang bahan dalam meter (m) A = Luas penampang bahan dalam mm2

Satuan resistansi adalah Ohm () yang diambil dari nama ahli fisika Jerman George Simon Ohm. Resistansi disimbolkan dengan huruf R.
Dasar-dasar Listrik 4

Selain bergantung kepada panjang bahan dan luas penampang bahan, resistansi bahan juga bergantung kepada temperatur. Rt2 = Rt1 {1 + (t2 t1) } Dimana: Rt2 = Resistansi pada suhu akhir Rt1 = Resistansi pada suhu awal t1 = Suhu mula mula t2 = Suhu akhir = Koefisien suhu bahan

1.2 Hubungan Arus, Tegangan dan Resistansi (Hukum Ohm) Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan resistansi didalam suatu sirkuit. Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan melalui berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding langsung kepada banyak arus yang mengalir dan resistansi dari bahan tersebut.

V = I .R
Dimana: V = Tegangan dalam Volt (V) I = Arus listrik dalam Ampere (A) R = Resistansi dalam Ohm () Cara paling mudah untuk mengingat persamaan ini diperlihatkan dalam gambar 1.4 sebagai simbol mnemonic-nya.

V I R

Gambar. 1.4 Simbol Mnemonic untuk Mengingat Hukum Ohm

Jika persamaan ini digambarkan pada sumbu-sumbu V terhadap I, maka diperoleh sebuah garis lurus yang melalui titik asal. Persamaan tersebut adalah linier, dan kita
Dasar-dasar Listrik 5

akan mengambilnya sebagai definisi tahanan linier. Jadi jika perbandingan (rasio) diantara arus dan tegangan dari suatu elemen sirkuit sederhana adalah sebuah konstanta, maka elemen tersebut adalah sebuah tahanan linier.
I R

Slope

1 R
V

Gambar. 1.5 Grafik Hubungan Antara V terhadap I

Perlu lagi ditekankan bahwa tahanan linier adalah suatu elemen rangkaian ideal; tahanan linier tersebut adalah sebuah model matematis dari sebuah alat fisis. Pada kenyataannya bahwa perbandingan tegangan arus dari tahanan (alat fisis) ini kirakira konstan hanya untuk daerah arus dan tegangan tertentu, atau daerah daya tertentu dan juga tergantung pada temperatur dan faktor-faktor lingkungan. Gambar 1.6 memperlihatkan simbol rangkaian yang paling umum yang dipakai untuk sebuah tahanan, sedangkan gambar 1.7 adalah rangkaian sederhana untuk mendemonstrasikan hukum ohm.
i + v

Gambar. 1.6 Simbol Rangkaian untuk Sebuah Resistansi / Tahanan

Gambar. 1.7 Rangkaian untuk Mendemonstrasikan Hukum Ohm


Dasar-dasar Listrik 6

Contoh: Sebuah resistor dipasang pada suatu sirkuit dengan tegangan sumber sebesar 12 Volt. Jika arus yang mengalir adalah 10 mA. Berapa harga resistansi resistor tersebut ? Jawab: Diketahui : V = 12 Volt I = 10 mA Ditanya :R?

R =

V 12 = I 10 X 10

= 1, 2 KOhm .

1.3 Daya Listrik Energi listrik adalah energi yang dibawa oleh elektron yang bergerak. Kalau ada arus dalam rangkaian akan ada konversi energi listrik menjadi energi bentuk lain. Contoh sederhana adalah, arus mengalir melalui filamen lampu merubah energi listrik menjadi terang dan energi panas. Daya listrik dapat didefinisikan sebagai ukuran (rate) pada saat energi listrik dikonversi. Misalnya bola lampu 150 Watt merubah energi dua kali ukuran bola lampu 75 Watt.
Energi Cahaya (output yang diharapkan)

Energi Panas (output)

Energi Gerak (output)

Energi Listrik (input)

Energi Listrik (input)

(a)

(b)

Gambar. 1.8 Daya dan Energi Listrik

Dari gambar 1.8 dinyatakan bahwa energi listrik diberikan kepada suatu elemen dalam hal ini adalah lampu atau kipas angin. Daya yang diserap ini haruslah sebanding dengan banyaknya muatan yang dipindahkan perdetik (arus) dan sebanding dengan energi yang diperlukan untuk memindahkan satu coulomb melalui elemen (tegangan).
Dasar-dasar Listrik 7

Jadi : P = V.I Dimana; P = Daya, dalam Watt (W) V = Tegangan, dalam Volt (V) I = Arus, dalam Ampere (A) Bila dihubungkan dengan hukum ohm maka persamaan di atas dapat menjadi:

P=

V2 = i2R R

Untuk pemakaian industri kecil, watt adalah satuan yang terlalu kecil sehingga kilowatt (kW) yaitu 1.000 Watt, digunakan sebagai satuan standar. Untuk pemakaian industri besar, satuan kilowatt adalah terlalu kecil untuk pengukuran, sehingga megawatt (MW) yaitu 1.000 kW atau 1.000.000 Watt digunakan sebagai satuan pengukuran.

1.4 Bahan bahan Listrik Bahan-bahan listrik sangat banyak ragamnya pada pabrikasi peralatan listrik. Pengetahuan tentang bahan listrik juga terkadang sangat diperlukan bagi seorang yang ingin mengenal listrik secara baik. Berdasarkan sifat dan jenisnya, bahan-bahan yang dipakai dalam bidang listrik dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Bahan Konduktor 2. Bahan Isolator 3. Bahan Semikonduktor

1.4.1 Bahan Konduktor Bahan konduktor atau disebut juga bahan penghantar adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik. Beberapa jenis bahan yang bersifat sebagai konduktor umumnya adalah logam, antara lain tembaga, aluminium, besi, kuningan, perak, emas dan lain sebagainya. Pada bidang listrik, bahan penghantar yang banyak dipakai adalah tembaga, karena tembaga memiliki daya hantar listrik yang cukup tinggi dan juga mempunyai ketahanan terhadap korosi dan oksidasi.

Dasar-dasar Listrik

1.4.2 Bahan Isolator Bahan isolator disebut juga sebagai bahan penyekat, yaitu bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Pada prakteknya bahan isolator ini banyak dipergunakan sebagai penyekat kabel pada suatu instalasi listrik. Bahan yang banyak digunakan sebagai isolator adalah porselin, mika, kaca, kertas, keramik dan lain sebagainya.

1.4.3 Bahan Semikonduktor Bahan ini adalah bahan yang bersifat setengah menghantar listrik. Bahan ini kurang baik dipakai sebagai bahan penghantar (konduktor) maupun isolator. Bahan semikonduktor nilai resistansinya akan menurun sebanding dengan kenaikan suhu dalam jangkauan tertentu. Bahan yang banyak dipakai dalam teknik listrik antara lain germanium dan silikon. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat komponen-komponen elektronika seperti dioda, transistor dan lainnya.

1.5 Direct Current (DC) dan Alternating Current (AC) Listrik secara garis besar dibagi dalam 2 tipe bila didasarkan atas jenis arus yang mengalir, yaitu Rangkaian Direct Current (DC) dan Altenating Current (AC).

1.5.1 Direct Current

Direct Current adalah arus yang memiliki besar dan arah yang konstan / tetap
bila dibandingkan terhadap waktu.
Tegangan Arus 10 V 100 mA

Waktu

Waktu

(a) Tegangan DC Gambar. 1.9 Gelombang DC

(b) Arus DC

Sumber DC biasanya dapat diperoleh melalui baterei atau dari sumber AC yang telah disearahkan. Simbol untuk sumber DC seperti gambar di bawah ini:
Dasar-dasar Listrik 9

Gambar. 1.10 Simbol Sumber DC 1.5.2 Alternating Current

Alternating Current adalah arus yang besar dan arahnya berubah sepanjang
waktu. Arus AC nilainya naik dari nol ke nilai maksimum, turun ke nol lagi, kemudian berbalik mengikuti suatu pola dalam arah yang berlawanan. Pertukaran arah yang periodik tersebut disebut frekuensi. I Satu perioda I(t) = Im sin t dimana = 2 f

Gambar 1. 11 Gelombang AC

Frekuensi dapat juga diartikan sebagai jumlah cycle dari sinyal ac setiap detik. Frekuensi diukur dalam Hertz (Hz). Berbeda dengan DC, arus bolak-balik biasanya diukur dalam tiga jenis: 1. Harga Puncak (Vmak atau Imak) Merupakan harga maksimum dari arus bolak-balik 2. Harga Rata-rata (Vav atau Iav) Merupakan harga rata-rata dari besar arus yang diambil melalui suatu jangka waktu selama 1 perioda dari arus bolak-balik tersebut.

Vav =

1 i (t ) dt T 0

3. Harga efektif atau RMS (root mean square) / Vrms atau Irms Merupakan suatu harga arus yang mengalir melalui hambatan / resistansi R yang sama bila arus searah yang melalui R tersebut. Harga efektif dari arus bolak-balik = harga arus searah. Untuk gelombang sinusoida, harga RMS-nya adalah: Vrms = 0,707 x Vmak
Dasar-dasar Listrik 10

Biasanya di dalam kenyataan, dianggap bahwa semua pembacaan tegangan atau arus ac adalah harga efektifnya kecuali ada penjelasan lain.

Hampir semua kegiatan baik untuk perumahan ataupun untuk industri mempergunakan arus bolak-balik (AC). Keuntungan mempergunakan arus AC ialah arusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sehingga mempermudah didalam pentransmisian untuk jarak jauh. Selain dari pada itu keuntungan lain dari arus AC adalah karena sifatnya yang selalu berubah arah dalam setengah putaran maka dalam penggunaannya tidak memakai kutub sehingga pemasangan suatu alat ke sumber ini tidak perlu khawatir terhadap polarita. Sumber AC umumnya adalah dari generator AC, simbol untuk sumber AC adalah sebagai berikut:

Gambar. 10.12 Simbol Sumber AC 1.6 Bahaya Bahaya Potensial Bila Bekerja dengan Listrik Rangkaian listrik dan elektronik dapat berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan praktek praktek yang aman untuk mencegah terjadinya ssengatan listrik, kebakaran, kerusakan mekanik, dan kecelakaan yang terjadi karena penggunaan alat yang tidak tepat. Barangkali bahaya yang paling besar adalah bahaya ssengatan listrik. Arus yang mengalir ke tubuh manusia yang lebih dari 10 miliampere dapat melumpuhkan korban dan membuat tidak mungkin konduktor atau komponen hidup. Sepuluh milliampere lebih kecil dibandingkan aliran listrik di rumah kita. Batu baterai biasa menggunakan lebih dari 100 kali jumlah tersebut. Sel batu baterai dan baterai aman untuk ditangani karena resistansi kulit manusia secara normal cukup tinggi untuk mempertahankan aliran arus sangat kecil. Sebagai contoh, menyentuh sel 1,5 volt bisa mengakibatkan aliran arus dalam rentang mikroampere. Arus sebanyak itu terlalu kecil untuk diperhatikan. Sebaliknya tegangan tinggi, dapat memaksa cukup arus melalui kulit untuk menghasilkan ssengatan. Jika arus mendekati 100 miliamper atau lebih, sengatan dapat menjadi fatal. Jadi bahaya ssengatan meningkat dengan voltase. Karena itu
Dasar-dasar Listrik 11

mereka yang bekerja dengan tegangan tinggi harus dilatih dan diperlengkapi dengan tepat. Jika kulit manusia basah atau luka, maka resistansinya terhadap aliran listrik dapat turun drastik. Jika hal itu terjadi, maka voltase sedangpun dapat menjadi ssengatan yang serius. Teknisi yang berpengalaman mengetahui hal tersebut, dan mereka juga mengetahui bahwa alat tegangan rendah dapat mempunyai satu atau dua bagian tegangan tinggi. Dengan kata lain, mereka tidak mempraktekkan dua metoda bekerja dengan sirkuit, satu metoda untuk tegangan tinggi dan lainnya untuk tegangan rendah. Mereka selalu mengikuti prosedur-prosedur yang aman. Mereka tidak beranggapan bahwa alat alat pelingung itu bekerja atau berfungsi seperti seharusnya. Mereka tidak beranggapan bahwa sirkuit dalam keadaan OFF bahkan sekalipun saklar ada dalam posisi OFF. Mereka tahu bahwa saklar dapat rusak. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman, kita akan mempelajari banyak prosedur pengamanan khusus berkaitan dengan listrik dan elektronik. Pada saat itu: 1. Selalu ikuti prosedur 2. Gunakan manual servis sesering mungkin. Manual itu berisi informasi pengaman khusus. 3. Selidiki sebelum anda bertindak 4. Jika anda ragu, jangan bertindak. Tanyakanlah kepada instruktur atau pengawas anda.

Keselamatan adalah prioritas utama pada setiap pekerjaan. Kecelakaan listrik dapat menyebabkan luka yang serius bahkan kematian. Kecelakaan listrik terjadi akibat kecerobohan atau kurangnya pengertian tentang listrik. Sirkuit dan perlengkapan harus diperlakukan dengan semestinya. Pelajari bagaimana alat itu bekerja dan cara yang tepat untuk menanganinya. Praktikkan selalu langkah pengamanan; kesehatan dan hidup anda sangant dipengaruhi oleh alat tersebut.

Dasar-dasar Listrik

12

DASAR OPERASI RANGKAIAN LISTRIK


2.1 Beberapa Istilah dalam Rangkaian Listrik Dalam bab awal telah dijelaskan konsep dasar listrik. Sekarang marilah kita lihat lebih jauh bagaimana suatu rangkaian listrik beroperasi. Persoalan pertama yang akan kita bahas adalah mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dalam suatu rangkaian listrik. Pengertian pertama adalah mengenai apa itu Rangkaian atau sirkuit. Rangkaian / sirkuit adalah jaringan listrik yang menyediakan satu atau lebih penghantar / jalan arus listrik yang tak ada putusnya. Atau dapat pula diartikan sebagai sistem penghantar untuk menghantarkan arus listrik. Sirkuit dapat mempunyai beberapa beberapa komponen / elemen dan dapat juga berupa rangkaian terpadu (IC). Elemen minimum dari suatu sirkuit antara lain: 1. Sumber listrik (source) 2. Beban (Load) 3. Penghantar / Jalur listrik untuk membawa daya listrik ke sistem.

Gambar. 2.1 Rangkaian Listrik Sederhana Sumber energi listrik merupakan suatu elemen yang menyediakan tenaga / energi listrik. Sedangkan sumber-sumber energi listrik itu banyak jenisnya diantaranya adalah baterai, accu, generator dan lain sebagainya. Beban (load) adalah elemen yang menerima energi listrik untuk menjalankan atau menggerakkan apa yang telah didisain, misalnya lampu yang akan mengubah energi listrik menjadi cahaya. Contoh contoh beban yang umum digunakan antara lain bel, solenoid, motor, setrika listrik, kompor listrik dan lain sebagainya. Didalam suatu sirkuit terkadang ada beberapa istilah lain yang digunakan, antara lain: 1. Hubung singkat (short circuit) Merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antara 2 titik yang berlainan potensialnya melalui suatu resistansi yang sangat rendah / kecil. Kejadian ini bisa jadi merupakan kejadian yang tidak disengaja dan tidak diinginkan didalam sistem kita. Kita juga dapat mendefinisikan rangkaian hubung singkat sebagai sebuah penghantar yang resistansinya nol ohm (mengabaikan
Dasar-dasar Listrik 13

nilai resistansi penghantar), sehingga tegangan melalui sebuah rangkaian hubung singkat sama dengan nol, walaupun besarnya arus boleh sembarang (hukum ohm). Penggambaran sederhana dari peristiwa ini dapat terlihat pada rangkaian gambar 2.2 : Simbol zig-zag (resistansi (R) ini misalnya adalah resistansi kawat/penghantar) menandakan jalur hubung singkat. Jika resistansi ini sangat kecil dibandingkan

resistansi dari beban, kita katakan terjadi Dead Short atau Short to Kedua kejadian tersebut sangat berbahaya, bahkan dapat ground. menimbulkan kondisi terbakarnya isolasi kawat sehingga kondisi terparahnya bisa menimbulkan kebakaran di lingkungan tempat kita.

Short circuit

Gambar. 2.2 Prinsip dari Hubung Singkat / Short Circuit 2. Hubung Terbuka / Open Circuit Merupakan suatu sirkuit yang terbuka / terputus sehingga tidak ada jalan yang kontinyu bagi arus. Rangkaian terbuka dapat kita definisikan sebagai penghantar yang memiliki resistansi yang tak terhingga. Jelaslah bahwa arusnya sama dengan nol, tak perduli berapapun tegangan melalui rangkaian terbuka tersebut.

Dasar-dasar Listrik

14

Open Circuit

Gambar. 2.3 Prinsip dari Hubung Terbuka / Open Circuit

3. Beban Lebih / Overload Merupakan suatu rangkaian yang memiliki arus / daya yang lebih besar dari keluaran yang ditarifkan / yang sebenarnya untuk suatu elemen. Beban lebih paling sering adalah antara satu sampai dengan enam kali tingkatan arus normal. Beban lebih biasanya disebabkan oleh arus sentakan singkat (yang tidak berbahaya) ketika motor distartter atau transformator diberi energi. Beban lebih yang terus-menerus dapat diakibatkan oleh motor rusak, peralatan dibebani lebih atau terlalu banyak beban pada suatu rangkaian. Beban lebih terus-menerus seperti itu dapat merusakkan dan harus dihentikan sebelum merusakkan jaringan distribusi atau beban sistem.

2.2 Dasar Operasi Rangkaian Listrik Sederhana Seperti sudah dijelaskan bahwa dalam suatu rangkaian listrik sederhana paling tidak ada 3 komponen supaya rangkaian itu dapat bekerja yaitu sumber listrik, penghantar dan beban. Tetapi disamping ke tiga hal tadi biasanya ditambahkan pula beberapa komponen lain yaitu saklar dan sekering (fuse).

Dasar-dasar Listrik

15

Gambar. 2.4 Rangkaian dengan Saklar dan Sekering

Dari rangkaian di atas nampak terlihat bahwa rangkaian dihidupkan dan diputuskan oleh sebuah saklar. Seperti sudah diketahui bahwa pada sumber energi listrik, kutub negatif (-) adalah kutub dimana kelebihan elektron muncul sedangkan kutub positif dari sumber listrik kekurangan elektron. Ketika saklar dihubungkan maka mengalirlah elektron dari kutub negatif melalui kawat penghantar melewati sekering (fuse), beban, saklar yang tertutup dan kembali ke sumber energi (kutub +). Beban menggunakan sebagian dari energi sumber seluruhnya. Pergerakan elektron ini adalah pergerakan arus yang sebenarnya. Sementara arah aliran arus konvensional (yang sering digunakan orang) adalah dari kutub positif ke kutub negatif. Hal ini dikarenakan penemuan elektron (yang menyebabkan terjadi arus) baru diketemukan belakangan setelah ilmu tentang listrik berkembang.

Bila kita kembali ke rangkaian di atas, arus sebenarnya dikendalikan oleh sebuah elemen saklar. Saklar ini berfungsi untuk melewatkan arus dan juga menghentikan aliran arus dalam rangkaian. Saklar bekerja sangat sederhana, tapi ingatlah bahwa di dalam menggunakan sumber energi apapun bentuknya, listrik, hidraulik, panas, tekanan sangat dianjurkan untuk mengontrolnya setiap waktu. Ini berarti harus ada peralatan yang mengijinkan kita untuk mematikan ataupun menyalakannya. Sebab sangat berbahaya bila sumber energi menjadi tidak terkontrol.

2.3 Proteksi Rangkaian Listrik Ketika suatu rangkaian listrik terbentuk, perhatian besar kedua setelah mampu mengendalikan aliran listrik (melalui saklar) adalah untuk meyakinkan bahwa rangkaian telah benar benar diisolasi dari semua hal yang mungkin sehingga arus di dalam rangkaian akan mengalir sesuai dengan yang diinginkan dalam lintasannya.
Dasar-dasar Listrik 16

Mungkin pada suatu ketika, permasalahan serius muncul seperti kelebihan arus (overload) dan hubung singkat. Beban lebih seperti telah dijelaskan dapat disebabkan oleh motor rusak, peralatan dibebani lebih atau terlalu banyak beban pada suatu rangkaian yang tanpa disengaja. Beban lebih terus menerus dapat merusakkan dan harus dihentikan oleh alat pelindung / proteksi sebelum merusakkan jaringan distribusi atau beban sistem. Arus beban lebih yang terus menerus mengakibatkan kemerosotan isolasi dan komponen yang lain serta mengakibatkan kerusakan yang serius dan terjadi hubung singkat (short circuit) jika tidak dihentikan. Hubung singkat adalah situasi dimana titik tertentu pada rangkaian secara langsung terhubung ke ground (titik yang terendah). Ini menimbulkan lintasan untuk arus tidak memiliki cukup resistansi. Bila dihubungkan dengan hukum ohm, dimana

I=

V R

jika resistansi dalam rangkaian sangat rendah maka arus akan besar melalui lintasan tersebut. Jika tidak diputus kerusakan dan kehancuran dapat menjadi semakin luas. Akan ada kerusakan isolasi yang parah, pelelehan penghantar, penguapan logam, ionisasi gas, pancaran bunga api dan kebakaran.

Pelindung arus lebih dan hubung singkat adalah hal penting untuk operasi yang aman. Beberapa alat pelindung seperti sekering, pemutus rangkaian (circuit breaker) adalah yang umum digunakan. Sekering (Fuse) adalah alat pelindung yang sederhana dan dapat dipercaya. Penghubung yang dapat meleleh atau penghubung yang dimasukkan dalam tabung dan dihubungkan dengan terminal kontak merupakan elemen pokok sekering sederhana.

Lambang sekering dalam suatu rangkaian:

(a)

(b) Gambar. 2.5 Simbol Sekering / Fuse

Dasar-dasar Listrik

17

Gambar. 2.6 Beberapa Bentuk dari Sekering Resistansi listrik sambungan dari sekering demikian rendah sehingga bertindak sebagai penghantar yang mudah. Meskipun demikian ketika terjadi arus yang berlebih dan dapat menghancurkan, sambungan meleleh sangat cepat (bila dikaitkan dengan hukum Ohm jelas bahwa bila R dan V tetap sementara I bertambah maka resistor akan menyerap daya besar melebihi kemampuan yang dimilikinya) dan membuka rangkaian untuk melindungi penghantar dan komponen rangkaian yang lain serta beban. Pemilihan sekering untuk instalasi khusus harus memenuhi persyaratan frekuensi, tegangan dan arus yang ditetapkan sebelumnya. Batas tegangan kerja untuk sekering adalah tegangan tertinggi dimana sekering dirancang untuk memutuskan arus dengan aman.
Dasar-dasar Listrik 18

Pemutus rangkaian (circuit breaker) adalah saklar yang secara otomatis membuka rangkaian listrik ketika terjadi kondisi beban lebih. Seperti pada peralatan yang lain, pemutus rangkaian dibagai menjadi : ukuran kerja 1000 volt dan yang lebih rendah (tegangan rendah) dan pemutus rangkaian untuk lebih dari 1000 volt (medium dan tegangan tinggi). Ada berbagai macam tipe pemutus rangkaian yang umum digunakan. Salah satunya adalah tipe magnetik. Ketika arus berlebih mengalir dalam rangkaian, arus tersebut akan membuat elektromagnet cukup kuat untuk menggerakkan lengan kecil (armature) yang mana akan mentrip saklar untuk memutuskan rangkaian. Tipe lainnya adalah saklar thermal overload. Tipe ini berisi sebatang bimetal dimana ketika dipanasi karena arus yang berlebih, metal akan bergerak menjauh sehingga memutuskan rangkaian.

Gambar. 2.7 Salah satu Rangkaian Pemutus

Dasar-dasar Listrik

19

RANGKAIAN SERI DAN PARALEL


3.1 Rangkaian Seri Rangkaian seri adalah rangkaian dimana arus hanya mengalir dalam satu lintasan saja.

(a)

(b)

Gambar. 3.1 Rangkaian seri (a) Rangkaian Dasar, (b) Rangkaian Pengganti

Beberapa karakteristik atau teorema dasar dalam rangkaian seri, yaitu: 1. Resistansi total rangkaian seri adalah sama dengan penjumlahan dari masing masing resistansi dalam rangkaian

Rt = R1 + R2 + .+ Rn

2. Besarnya arus total yang mengalir dalam rangkaian seri adalah sama dengan arus yang mengalir ke setiap komponen / resistansi.

It = I1 = I2 = = In

3. Besarnya tegangan total rangkaian seri adalah sama dengan penjumlahan dari jatuh tegangan pada masing masing komponen / resistansi.

V t = V1 + V 2 + + V n
Dasar-dasar Listrik 20

4. Tegangan jatuh pada masing masing komponen / resistansi adalah sebanding dengan besar resistansinya. V1 = R1 . I ; V2 = R2 . I ; Vn = Rn . I

5. Daya total rangkaian adalah sama dengan penjumlahan dari daya hilang pada masing masing komponen / resistansi.

Pt = P1 + P2 + + Pn Dimana : P1 = I2 . R1 ; P2 = I2 . R2 ; Pn = I2 . Rn

Pengukuran tegangan dan arus rangkaian seri adalah seperti gambar 3.2 di bawah ini, dimana arus dipasang seri sedangkan tegangan dipasang paralel pada setiap resistor yang akan diukur.

Gambar. 3.2 Pengukuran Tegangan dan Arus Rangkaian Seri Contoh 1: 3 buah resistor dengan besar 10 ohm, 15 ohm dan 30 ohm dihubungkan secara seri. Bila besar tegangan sumber rangkaian ini adalah 30 volt, berapakah resistansi tahanan total rangkaian ini ? diketahui : R1 = 10 ohm R2 = 15 ohm R3 = 30 ohm V = 30 volt Ditanya : R total dan arus total rangkaian ?
Dasar-dasar Listrik 21

Jawab: Rt = R 1 + R 2 + R 3 = 10 ohm + 20 ohm + 30 ohm = 60 ohm


It

It =

V 30 ohm = = 0,5 Amper Rt 60 volt

Rangkaian pengganti

Contoh 2: Hitunglah jatuh tegangan dari masing masing resistor pada rangkaian seri di bawah ini:

Diketahui : R1 = 100 ohm R2 = 330 ohm V = 15 volt Ditanya : V dari masing masing resistror ? Jawab: Karena di dalam rangkaian seri arus adalah sama, maka hal yang pertama harus di tentukan adalah mencari besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian. Rt = R1 + R2 = 100 ohm + 330 ohm = 430 ohm

It =
V2

15 volt V = = 34,88 mA Rt 430 ohm

V1 = I . R1 = (34,88 x 10-3 A)(100 ohm) = 3,488 volt V2 = I . R2 = (34,88 x 10-3 A)(330 ohm) = 11,512 volt Atau V2 dapat di cari dengan cara:
Dasar-dasar Listrik 22

V2 = V V1 = 15 volt 3,488 volt = 11,512 volt

Contoh 3: 2 buah resistor dipasang dalam rangkaian seri, dengan harga resistansi sebesar 2 ohm dan 8 ohm. Tentukanlah daya total dan daya yang hilang dari masing masing resistor tersebut bila besarnya tegangan sumber adalah 10 volt ? Diketahui : R1 = 2 ohm R2 = 8 ohm V = 10 volt Ditanya : daya total dan daya pada masing masing R ? Jawab:
It = V 10 volt = =1 A Rt 10 ohm

Rt = R1 + R2 = 2 ohm + 8 ohm = 10 ohm

Pt = V. It = (10 volt)(1 A) = 10 Watt P1 = I2 . R1 = (1 )2 A (2 ohm) = 2 Watt P2 = I2 . R2 = (1)2 A (8 ohm) = 8 Watt

3.2. Rangkaian Paralel Rangkaian paralel didefinisikan sebagai suatu rangkaian yang memiliki lintasan arus yang lebih dari satu dalam besar tegangan yang sama.

(a)

(b)

Gambar. 3.3 Rangkaian Paralel (a) Rangkaian dasar (b) Rangkaian Pengganti

Dasar-dasar Listrik

23

Didalam rangkaian parallel ada beberapa karakteristik / teorema yang berlaku, diantaranya: 1. Besar Resistansi total rangkaian adalah :

1 1 1 1 = + + ... + Rt R1 R 2 Rn
2. Besarnya arus total yang mengalir dalam rangkaian adalah sama dengan penjumlahan dari masing masing cabang / lintasan. It = I1 + I2 + + In 3. Besarnya tegangan total adalah sama dengan tegangan dimasing masing cabang / lintasan Vt = V1 = V2 = = Vn 4. Besarnya arus dari masing masing lintasan adalah :

I1 =

V V V ; I2 = ; In = R1 R2 Rn

5. Daya total rangkaian adalah sama dengan penjumlahan dari masing masing resistor. Pt = P1 + P2 + + Pn Pengukuran tegangan dan arus rangkaian paralel adalah seperti gambar 3.4 di bawah ini,

Gambar. 3.4 Pengukuran Tegangan dan Arus Rangkaian Paralel

Dasar-dasar Listrik

24

Contoh 1: Hitunglah besarnya tahanan total dan tegangan dari masing masing resistor dari gambar di bawah ini

Diketahui : R1 = 2 ohm R2 = 3 ohm R3 = 6 ohm Ditanya: Besar R total dan Tegangan masing masing R ? Jawab:

Rangkaian pengganti

1 1 1 1 1 1 1 6 = + + = + + = Rt R1 R 2 R3 2 3 6 6 6 Rt = ohm = 1 ohm 6

Terlihat bahwa tegangan dari masing masing resistor adalah sama dengan tegangan sumber itu sendiri yaitu 12 volt.

Contoh 2: Hitunglah besarnya arus yang pada resistor 100 ohm dan 200 ohm pada rangkaian di bawah ini.

Diketahui:
I1 I2

R1 = 100 ohm R2 = 200 ohm V = 10 volt

Ditanya: Arus pada masing masing R ? Jawab Karena harga tegangan adalah sama, maka kita dapat langsung menggunakan persamaan:

Dasar-dasar Listrik

25

I1 =

10 volt V = = 0,1 A R1 100 ohm 10 volt V I2 = = = 0,05 A R 2 200 ohm

Contoh 3: Dari contoh 2 di atas, tentukanlah daya total dan daya yang hilang pada masing masing resistor ? Diketahui : R1 = 100 ohm R2 = 200 ohm V = 10 volt Ditanya: Besarnya data total dan daya pada masing masing R ? Jawab: Dari contoh 2 telah dihitung harga I pada masing masing R, sehingga untuk menghitung daya pada masing masing R adalah sebagai berikut :

P1 = V .I = V . P2 =

V V 2 V 2 10 2 volt = = = = 1 Watt R R R1 100 ohm

V 2 10 2 volt = = 0,5 Watt R 2 200 ohm

Pt = P1 + P 2 = 1 Watt + 0,5 Watt = 1,5 Watt

3.3 Rangkaian Kombinasi Seri dan Paralel Sejauh ini kita telah mendefinisikan dengan baik rangkaian seri dan paralel untuk mendapatkan harga resistansi total, tegangan, arus dan dayanya. Tapi di dalam kenyataannya terkadang suatu rangkaian listrik dapat merupakan suatu kombinasi dari rangkaian seri dan paralel. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini:

Dasar-dasar Listrik

26

(a)

(b) Gambar. 3.5 Rangkaian Kombinasi Seri dan Paralel

Beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk memecahkan suatu persoalan rangkaian kombinasi antara lain: 1. Gambarkan secara jelas dan sederhana diagram rangkaian kombinasi tersebut kemudian tentukan titik titik percabangannya. 2. Setelah titik percabangan ditentukan, barulah kita menentukan setiap titik cabang tersebut merupakan suatu rangkaian seri atau paralel. 3. Tuliskan harga harga yang diketahui 4. Bilamana rangkaian paralel merupakan bagian dari rangkaian seri terlebih dahulu dihitung harga resistansi pada rangkaian paralel dan kemudian rangkaian seri demikian sebaliknya bila rangkaian seri merupakan bagian dari rangkaian paralel, terlebih dahulu dihitung harga resistansi pada rangkaian seri dan baru kemudian rangkaian paralel. 5. Tentukan semua persamaan persamaan yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan kemudian selesaikan berdasarkan teorema rangkaian seri dan paralel di atas.

Dasar-dasar Listrik

27

Contoh 1: Tentukanlah resistansi arus total rangkaian dan arus yang melewati masing masing resistansi rangkaian di bawah ini:
(a)

Diketahui:
(b)

R1 = 5 ohm R2 = 10 ohm R3 = 10 ohm V = 5 volt

Ditanya: Arus total rangkaian ? Jawab:


(c)

Langkah penyelesaiannya:

1. Tentukan resistansi di cabang (b-c) Merupakan rangkaian paralel


(a)

1 1 1 = + Rt R 2 R3 10 ohm.10 ohm R 2.R3 Rt = = = 5 ohm R 2 + R3 10 ohm + 10 ohm 2. Tentukan resistansi cabang (a-c) , Seri
(c)

Rtt = Rr + R1 = 5 ohm + 5 ohm = 10 ohm 3. Tentukan arus total,

I=

5 volt V = = 0,5 A Rtt 10 ohm

Dasar-dasar Listrik

28

Contoh 2: Tentukanlah daya total dan daya dari masing masing resistansi rangkaian di bawah ini:

Diketahui : R1 = 1 Kohm R2 = 1 Kohm R3 = 2 Kohm V = 12 Volt Ditanya: daya total dan daya pada masingmasing R? Jawab: Terlihat bahwa R1 dan R2 membentuk rangkaian seri sehingga, Rt = R1 + R2 = 1 Kohm + 1 Kohm = 2 Kohm Hasil ini kemudian di paralelkan dengan R3 1 1 1 = + Rtt Rt R3 2 Kohm.2 Kohm Rt.R 3 Rtt = = = 1 Kohm Rt + R 3 2 Kohm + 2 Kohm Arus total rangkaian adalah I= 12 volt V = = 12 mA Rtt 1 Kohm

Bila dilihat dari gambar terlihat bahwa arus total ini terbagi sama rata rangkaian parallel I1 = I2 = 0,5 x I = 0,5 x 12 mA = 6 mA Daya pada R3 adalah:

P3 = V. I1 = 12 x 6 mA = 72 mW.

Sedangkan untuk daya pada R1 dan R2 adalah: P1 = I22 . R1 = (6 x 10-3) 2 A(1 Kohm) = 36 mW P2 = I22 . R2 = (6 x 10-3)
2

A(1 Kohm) = 36 mW P total rangkaian adalah : Pt = 72 mW + 36 mW + 36 mW = 144 mW

Dasar-dasar Listrik

29

SISTEM PENDISTRIBUSIAN LISTRIK DI GEDUNG DAN SEKITARNYA


4.1 Sistem daya satu fasa dan tiga fasa

Listrik yang kita gunakan sehari hari baik di rumah, kantor atau gedung gedung merupakan suatu sumber arus bolak balik, yaitu arus listrik yang berubah berkala (periodik) arah dan besarannya. Di dalam sistem AC penaikan dan penurunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan transformator. Berhubung dengan keuntungan keuntungannya, hampir seluruh penyaluran tenaga listrik di dunia dewasa ini dilakukan dengan arus bolak balik. Namun sejak beberapa tahun terakhir ini penyaluran arus searah mulai dikembangkan di beberapa bagian dunia ini. Penyaluran DC mempunyai keuntungan karena misalnya, isolasinya yang lebih sederhana, daya guna (efisiensi) lebih tinggi (karena faktor dayanya 1) serta tidak adanya masalah stabilitas, sehingga dimungkinkan penyaluran jarak jauh. Tetapi persoalan ekonominya menjadi persoalan. Penyaluran tenaga listrik dengan sumber DC baru dianggap ekonomis bila jarak saluran udara lebih jauh, antara 400 sampai 600 km. Ini disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari AC ke DC dan sebaliknya mahal. Arus bolak balik biasanya dihasilkan oleh generator AC, yang mengubah tenaga mekanis menjadi energi listrik. Generator bekerja dengan menerapkan prinsip dari induksi elektromagnetik. Generator memiliki konstruksi lilitan yang berbeda beda. Dari kontruksi inilah kita mengenal apa yang disebut sistem sumber satu fasa, dua fasa dan tiga fasa. Tetapi yang banyak digunakan adalah sistem satu fasa dan tiga fasa.

4.1.1 Sistem Satu Fasa (Single-phase System) Sistem satu fasa dapat diartikan bahwa satu pasang kawat konduktor membawa energi listrik dari dan ke sebuah beban dalam rangkaian AC.

Dasar-dasar Listrik

30

Gambar. 4.1 Konstruksi dan Bentuk Sinyal Sistem Satu Fasa

Gambar. 4.2 Rangkaian Seri Sistem Satu fasa Ada dua jenis distribusi satu fasa: Distribusi satu fasa dua kawat (seperti gambar 4.2 di atas) dan distribusi satu fasa tiga kawat / Single-phase Three-wire System (gambar 4.3 di bawah). Satu fasa dua kawat terdiri dari kawat beraliran (hot) dan kawat netral; satu fasa tiga kawat terdiri dari dua kawat beraliran (hot) dan kawat netral. Dua kawat beraliran dari sistem satu fasa tiga kawat pada dasarnya hanya (a) berbeda 180 derajat listrik; jadi medan hanya mengalirkan beda dalam ampere pada arus antara kedua kawat beraliran.

220 v (b) 220 v (c) 380 v

Gambar. 4.3 Sistem Satu Fasa 2 Sumber Tegangan Kalau di dalam sistem satu fasa dua kawat konduktor jelas bahwa besarnya tegangan adalah sesuai dengan tegangan yang dibangkitkan oleh generator, tetapi dalam sistem
Dasar-dasar Listrik 31

satu fasa tiga kawat agak berbeda, dimana besarnya tegangan yang sesuai dengan tegangan yang dibangkitkan hanyalah antara kawat fasa dengan kawat netralnya (kawat fasa adalah (a) dan (c) sedangkan kawat netral (d) sedangkan antara kawat fasa adalah dua kali tegangan yang dibangkitkan. 4.1.2 Sistem Tiga Fasa (Three-phase System) Karena beban yang dikehendaki semakin meningkat, penggunaan daya sistem satu fasa tidak lagi praktis dan ekonomis. Keuntungan dari sistem tiga fasa adalah dapat mengirimkan 1,73 kali daya untuk jumlah kawat yang sama dibanding satu fasa. Selain itu keuntungan lainnya adalah: 1. Generator lebih murah dilihat dari jumlah daya yang dihasilkannya. 2. Lebih mudah untuk meregulasi tegangan dari sistem tiga fasa 3. Motor tiga fasa lebih efisien dan memiliki karakteristik operasi yang lebih baik dibanding satu fasa 4. Generator tiga fasa dapat menghasilkan sumber daya satu fasa ataupun tiga fasa, tetapi generator satu fasa tidak dapat menghasilkan daya tiga fasa.

Gambar. 4.4 Sistem Daya Tiga Fasa

Ada dua pengawatan dalam sistem tiga fasa yaitu sistem tiga fasa dengan tiga konduktor (Three-phase Three-wire system) dan sistem tiga fasa empat konduktor (Three-phase Four-wire system). Kedua sistem pengawatan dalam tiga fasa dapat dihubungkan dalam sistem Delta atau Bintang (Wye). Sistem tiga fasa tiga konduktor
Dasar-dasar Listrik 32

hubungan delta digunakan untuk beban setimbang. Tiga konduktor tersebut berbeda 120 derajat listrik satu sama lain. Tegangan fasa ke fasa / konduktor beraliran (hot) sama dengan tegangan yang dihasilkan kumparan generator. Dua tegangan yang umum digunakan di industri adalah 208 volt dan 600 volt tiga fasa tiga konduktor.

Fasa A

Fasa C

600 volt

600 volt Beban tiga fasa seimbang

Fasa B

600 volt

Gambar.4.5 Hubungan tiga fasa tiga kawat delta

Fasa A Fasa C Fasa B

600 volt

600 volt Beban

600 volt

Gamb. 4.6 Hubungan Tiga Fasa Tiga Konduktor wye / bintang

Distribusi tiga fasa yang umum digunakan adalah tiga fasa empat konduktor, dengan jenis hubungan bintang (wye). Sistem tiga fasa empat kawat bintang (gambar 4.7) mempunyai beda fasa yang dihubungkan pada titik bersama, yang disebut netral. Oleh karena itu tidak satupun kumparan terpengaruh oleh kumparan lain. Oleh karena itu, sistem tiga fasa empat konduktor bintang digunakan untuk beban tidak seimbang. Fasa-fasa berbeda 120 derajat listrik satu sama lain, fasa-fasa mempunyai titik bersama, sehingga tegangan dari fasa ke fasa adalah sama dengan tegangan dari fasa ke netral dikalikan 1,73 (angka 1,73 adalah akar 3, digunakan karena kumparan berbeda 120 derajat listrik satu sama lain).

Dasar-dasar Listrik

33

Dua tegangan yang umum digunakan adalah tiga fasa empat konduktor 120 volt / 208 volt dan tiga fasa empat kawat 347 volt / 600 volt.

Fasa A Fasa C Fasa B

208 volt

208 volt

208 volt

Netral

120 volt

Gambar. 4.7 Hubungan Tiga Fasa Empat Konduktor Bintang

4.2

Sistem Distribusi Daya Listrik

Pembangkitan dan pendistribusian daya dari sistem stasiun pusat memungkinkan daya dihasilkan pada satu lokasi untuk penggunaan setiap saat pada lokasi lain beberapa mil jauhnya. Pentransmisian energi listrik dalam jumlah yang sangat besar melalui jarak yang sangat jauh paling efisien dengan menggunakan tegangan tinggi. Tegangan tinggi digunakan pada saluran transmisi untuk mengurangi jumlah aliran arus sampai sebesar yang dikehendaki. Gambar 4.8 menggambarkan bagaimana tahapan dalam pendistribusian listrik ke pengguna industri.

Dasar-dasar Listrik

34

Gambar. 4.8 Tahapan dalam Pengiriman daya ke Pengguna Industri

Daya yang ditransmisikan pada sistem sebanding dengan tegangan dikalikan arus. Jika tegangan dinaikkan maka arus dapat dikurangi pada harga yang kecil sementara masih tetap mentransmisikan daya yang sama. Pengurangan aliran arus yang seperlunya pada tegangan tinggi berarti ukuran dan harga kawat penghantar yang diperlukan untuk mengalirkan seluruh output sumber pembangkit lebih kecil. Pengurangan arus juga memperkecil jumlah kehilangan daya pada saluran.

Dasar-dasar Listrik

35

Ada pembatasan-pembatasan tertentu untuk menggunakan sistem transmisi tegangan tinggi. Semakin tinggi tegangan yang ditransmisikan maka semakin sulit dan mahal untuk mengisolasi dengan aman antara kawat saluran, juga dari kawat saluran ke saluran tanah. Karena alasan itu tegangan pada sistem kisi tegangan tinggi umumnya dikurangi secara bertahap selama tegangan tersebut menuju ke daerah penggunaan akhir. Selain itu pemilihan teganan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluranm keandalan dan biaya peralatan untuk tegangan tertentu. Penentuan tegangan merupakan bagian dari perancangan sistem secara keseluruhan. Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi di Indonesia, pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut: Tegangan Nominal (KV) : (30) 66 15 220 380 500 Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (KV) : (36) 72,5 170 245 420 525 Tegangan nominal 30 KV hanya diperkenankan untuk daerah dimana tegangan distribusi 20 KV tidak dipergunakan. Penentuan deretan tegangan di atas disesuaikan dengan rekomendasi International Electrotechnical Commission (IEC). Seperti pada gambar 4.8 di atas, maka pendistribusian listrik di suatu gedung atau pabrik biasanya dimulai dari unit gardu induk (substation sekunder). Gardu induk membentuk jantung distribusi listrik pabrik, industri atau bangunan komersil. Mereka menerima daya listrik dari penyedia listrik dan menurunkannya menjadi level tegangan nominal 600 volt atau lebih rendah untuk distribusi seluruh bangunan. Gardu induk unit menawarkan switch gear yang terkoordinasi dan terintegrasi serta paket transformator, yang dirakit dan diuji oleh pabrik. Diagram suatu unit gardu induk diperlihatkan pada gambar 4.9. Unit gardu induk seluruhnya tertutup untuk semua sisi dengan plat logam (kecuali untuk ventilasi) dan jendela pandang yang dikehendaki) sehingga tidak ada bagian beraliran yang terlihat. Untuk masuk di dalam tempat hanya disediakan melalui pintu interlocked atau panel yang dapat disingkirkan dan diberi baut. Unit gardu induk terdiri dari tiga komponen sebagai berikut: 1. Bagian Switch-gear (alat penghubung) tegangan tinggi.

Bagian ini menggabungkan terminasi untuk kabel pemasukkan primer dan switch-gear primer, semua ditempatkan pada satu kotak berlapiskan metal. Perakitan saklar dan sekering interuptor beban banyak digunakan untuk switch-gear primer Saklar interuptor beban dapat menginterupsi arus kerja yang terus menerus, umumnya 600 A atau 1200 A. Biasanya ada perlindungan terhadap petir jika unit gardu induk disuplai dari sistem distribusi udara.
36

Dasar-dasar Listrik

2. Bagian Transformator

Bagian ini menempatkan transformator untuk menurunkan tegangan primer sampai level pemakaian tegangan rendah. Transformator jenis kering, didinginkan dengan udara secara universal digunakan sebab mereka tidak menghendaki persyaratan konstruksi tahan api yang khusus.

3. Bagian Distribusi Tegangan-rendah (switchboard / papan saklar)


Bagian ini menyediakan perlindungan dan pengendalian untuk rangkaian pengisi tegangan rendah Terdiri atas saklar yang bisa memutuskan dengan memakai sekering, memutuskan rangkaian dengan kotak dicetak, pemutus rangkaian (circuit breaker) atau kombinasi dari alat alat tersebut. Mungkin juga berisi alat ukur untuk pengukuran tegangan, arus, daya, power factor atau energi

Switch-gear sekunder dimaksudkan untuk memutuskan dalam keadaan beban


lebih atau kesalahan pada pengisian rangkaian sekunder dari transformator.

(papan saklar) merupakan bagian yang diperlukan untuk mengirimkan energi listrik dengan aman menuju lokasi dari tiap-tiap potong peralatan tanpa ada komponen yang mengalami pemanasan lebih, atau penurunan tegangan yang tidak bisa di terima. Papan saklar yang mempunyai lebih dari enam saklar atau pemutus rangkaian harus melibatkan saklar utama (main switches) untuk melindungi atau memutuskan semua rangkaian.

Switchboard

Dasar-dasar Listrik

37

Gambar. 4.9 Unit Gardu Induk (Substation)


Meteran

Papan saklar distribusi Saklar Utama

Gambar. 4.10 Kombinasi Papan Saklar (Switchboard)

Selain Papan Saklar, ada lagi yang disebut sebagai papan panel / papan distribusi. Papan panel adalah almari distribusi yang dipasang pada dinding yang berisi sekelompok pemutus rangkaian atau alat perlindungan sekering untuk beban yang sudah spesifik misalnya penerangan, stop kontak, motor, peralatan tujuan khusus. Papan panel biasanya disuplai dari papan saklar dan membagi sistem distribusi daya
Dasar-dasar Listrik 38

menjadi bagian bagian yang lebih kecil. Papan panel membuat sistem distribusi yang memperlengkapi perlindungan terakhir yang diletakkan pada setiap pusat untuk menggerakkan daya akhir pada beban dan rangkaian pengendalinya.

Gambar. 4.11 Papan Panel Semua penghantar yang dipasang pada gedung harus dilindungi, biasanya dengan memasangnya di dalam raceaway. Raceaway memperlengkapai ruangan, penyangga, perlindungan mekanik untuk penghantar dan memperkecil kemungkinan bahaya kejutan listrik dan kebakaran. Salah satu jenis raceaways yang umum ditunjukkan pada gambar 4.12 di bawah ini.

Dasar-dasar Listrik

39

Gambar. 4.12 Jenis jenis Raceaway yang Umum Digunakan

Dasar-dasar Listrik

40

Untuk mencegah tejadinya arus bocor (hubung singkat) didalam pendistribusian daya listrik digunakanlah Isolator. Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal tiga jenis isolator, yaitu: 1. Isolator pasak 2. Isolator jenis pos saluran 3. Isolator gantung Isolator jenis pasak dan pos saluran digunakan pada transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22 33 KV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng

menjadi rentetan isolator yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar. 4.13 Jenis jenis Isolator
Dasar-dasar Listrik 41

Hal terakhir didalam pendistribusian daya listrik adalah pengaturan setiap elemen / peralatan listrik yang akan digunakan seperti lampu, motor, pemanas, elevator, mesin mesin dan lain sebagainya. Hal ini penting karena setiap elemen memiliki rating daya yang berbeda beda, sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan terjadinya beban lebih karena pengaturan yang salah pada sistem distribusinya. Rating daya ini bermacam macam tergantung dari elemennya, biasanya yang menggunakan lilitan / kawat mengkonsumsi daya yang cukup besar seperti 800 watt, 1200 watt dan bahkan dapat lebih besar lagi. Sementara untuk penerangan biasanya berkisar dari 5 watt sampai 1000 watt. Gambar 4.14 adalah contoh diagram yang menunjukkan sistem distribusi listrik untuk suatu gedung. 1. Sumber / suplai listrik, bagian ini merupakan penghantar untuk mengirim energi dari sistem suplai listrik ke tempat tempat yang dilayani, dual voltage (tegangan bersama), 4160/2400 volt, sistem tiga fasa empat konduktor dengan daya 600 Ampere. 2. Pemutus rangkaian minyak (oil-filled circuit breaker), untuk memutuskan rangkaian dalam keadaan beban lebih (overload tripping) 3. Meter pengukur daya / energi 4. Rangkaian tegangan tinggi, tiga konduktor, 4160 volt, 250 Ampere (HV 2) 5. Sekering pemutus rangkaian 6. Transformator penurun tegangan untuk tiga fasa 240 volt dan satu fasa pada 120/240 volt 7. Rangkaian tegangan tinggi, 4160 volt 150 Ampere 8. Pemutus rangkaian minyak (oil circuit breakers).

Dasar-dasar Listrik

42

Gambar. 4.14 Contoh Distribusi Listrik di Suatu Gedung (1)

Gambar 4.15 Adalah salah satu diagram kelanjutan dari gambar di atas yang lebih spesifik untuk gedung lainnya. 1. Konduktor penyuplai tegangan tinggi dari gambar sebelumnya (HV 2) 2. Konduktor tegangan tinggi, tiga fasa 3. Transformator penurun tegangan dan juga stasiun pemutus rangkaian (circuit breaker). Transformator dalam konfigurasi delta dibagian primernya, sedangkan bagian sekundernya dalam konfigurasi wye / bintang yang menurunkan tegangan sampai 120/208 volt. 4. Sama dengan no 3, hanya saja transformator bagian sekundernya adalah dalam konfigurasi delta yang menurunkan tegangan ke 240 volt. 5. Konduktor yang mensuplai motor untuk elevator / lift 6. Konduktor pensuplai ke panel no. 7 7. Papan panel daya untuk gedung lantai 2 8. Papan panel untuk kontrol motor, gedung lantai 2 9. Saklar pemutus ke motor elevator (manual) 10. Konduktor penyuplai emergency, dari substation DL ke elevator. Menggunakan saklar manual yang digunakan ketika supplai normalnya terputus. 11. Distribusi Papan saklar (switchboard distribution) yang akan mengoperasikan gedung dilantai 2 yaitu rangkaian penerangan
Dasar-dasar Listrik 43

12. Konduktor untuk penyuplai listrik ke saklar panel penerangan di gedung lantai 2 13. Papan panel penerangan untuk gedung lantai tiga.

Gambar 4.15 Contoh Diagram Distribusi Listrik (lanjutan) 4.3 Pentanahan

Listrik adalah aliran elektron. Aliran arus listrik adalah sesuatu seperti aliran air dari gunung ke lautan. Air selalu mencoba mencari jalan ke lautan. Listrik selalu mencoba mencari jalan ke tanah. Rute yang diambil listrik disebut lintasan ke tanah. Jika anda adalah bagian dari lintasan listrik ke tanah, listrik dapat mengalir melalui anda. Ini dapat menjadi kebakaran serius atau dapat membahayakan anda. Jika anda menyentuh kawat listrik yang beraliran sambil berdiri pada tanah, atau pada sesuatu yang bersinggungan dengan tanah maka anda akan menjadi bagian dari lintasan listrik ke tanah. Pentanahan berkaitan dengan hubungan dari bagian bagian instalasi pengawatan ke bumi (a common earth connection). Pada umumnya pentanahan bertujuan untuk melawan dua bahaya: kebakaran dan ssengatan listrik. Bahaya kebakaran dapat terjadi apabila ada kebocoran arus dari penghantar atau sambungan beraliran yang rusak dan mencapai titik tegangan nol oleh beberapa lintasan yang tidak normal. Lintasan demikian mempunyai tahanan yang tinggi sehingga arus dapat membangkitkan panas yang cukup untuk menimbulkan api. Bahaya ssengatan listrik biasanya timbul ketika ada sedikit atau tidak ada arus yang bocor, karena tegangan yang menimbulkan arus muncul. Misalnya, jika kawat bertegangan yang terbuka tersentuh kerangka logam dari lempengan perlengkapan
Dasar-dasar Listrik 44

listrik bawah tanah, tegangan kawat yang beraliran akan mengisi kerangka logam trsebut. Kemudian, jika anda menyentuh kerangka logam yang teraliri tadi, tubuh anda akan berperan sebagai lintasan arus menuju ke tanah dan anda akan terkena ssengatan kejutan listrik serius.
Pentanahan yang tidak baik dapat mengundang bahaya

Gambar. 4.16 Pentanahan Untuk Perlindungan Gambar di atas melukiskan pentanahan untuk perlindungan. Agar sistem perlindungan bekerja, sistem penghantar yang mengalirkan arus listrik dan perangkat keras dari rangkaian (bagian logam) keduanya harus ditanahkan. Pada sistem pentanahan yang baik, suatu kesalahan hubungan langsung ke tanah menghasilkan hentakan arus yang tinggi. Arus ini memutuskan sekering atau melepaskan kait pemutus rangkaian sehingga terjadi rangkaian terbuka seketika. Pentanahan tidak berpengaruh apa apa dengan kerja perlengkapan listrik. Satu satunya tujuan adalah perlindungan kehidupan dan harta benda. Alat yang diberi daya yang tidak ditanahkan dapat membunuh anda ! Gunakan selalu alat berarus yang ditanahkan secara baik.

Dasar-dasar Listrik

45

ALAT DAN SISTEM PENGENDALIAN/ OTOMATISASI DI INDUSTRI


5.1 Alat alat Pengendali di Industri Alat pengendali adalah komponen yang mengatur daya yang diberikan pada beban listrik. Setiap sistem industri menggunakan bermacam macam alat pengendali. Alat pengendali yang dijelaskan pada bagian ini berkisar dari saklar pengendali yang sederhana sampai pada sensor elektronis yang lebih rumit.

1. Saklar Saklar adalah salah satu komponen pengendali yang berfungsi untuk menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya. Hampir seluruh peralatan listrik yang digunakan sehari-hari memakai saklar sebagai salah satunya. Ada berbagai macam saklar yang dipakai didalam industri, tetapi hanya sebagian saja yang akan di bahas dalam materi ini. Saklar togel adalah saklar yang dioperasikan secara manual. Batas kerja listrik dinyatakan dengan tegangan dan arus interupsi maksimum , harga tersebut tidak boleh dilampaui. Ukuran kerja untuk AC dan DC juga tidak sama untuk suatu saklar. Ukuran kerja untuk DC saklar harus mempunyai magnitude lebih rendah dibandingkan dengan ukuran kerja AC.

Gambar 5.1 Saklar Togel Saklar geser, menggunakan aksi penggeseran sederhana untuk menghasilkan hubungan yang sama dengan saklar togel. Saklar geser sering digunakan sebagai saklar mode untuk memilih mode tertentu dari operasi seperti HIGH dan LOW.

Gambar. 5.2 Saklar geser

Dasar-dasar Listrik

46

Saklar tekan (pushbutton) digunakan untuk start / stop suatu panel listrik dilingkungan industri. Tombol tekan NO (Normally Open) menyambung rangkaian atau menghubungkan rangkaian ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi terbuka ketika tombol dilepas. Tombol tekan NC (Normally Closed) membuka rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali pada posisi menutup ketika tombol dilepaskan.

Gambar. 5.3 Saklar Tekan Saklar limit (limit switch) adalah alat pengendali industri yang umum. Saklar limit termasuk saklar yang dioperasikan secara mekanis yaitu saklar yang dikontrol oleh faktor faktor secara otomatis misalnya, tekanan dan posisi. Saklar limit hanya beroperasi apabila batas yang sudah ditentukan sebelumnya sudah dicapai, dan saklar saklar tersebut biasanya diaktifkan kontak dengan
Dasar-dasar Listrik 47

obyek misalnya cam. Alat tersebut mengganti operator manusia. Saklar saklar tersebut sering digunakan pada rangkaian pengendali dari mesin yang memproses untuk pengaturan startting, stopping atau pembalikan motor.

Gambar. 5.4 Saklar Limit. 2. Relai Relai (relay) adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik.

Beban

Gambar 5.5 Prinsip Kerja Relai


Dasar-dasar Listrik 48

Relai diklasifikasikan berdasarkan konstruksinya: a. Mekanik Elektromagnetik relai Adalah peralatan mekanik, dimana kontak menutup / membuka ketika arus lewat melalui kumparan dari elektromagnetik.

Gambar. 5.6 Relai elektromagnetik

Reed Relai Jenis relay yang khusus digunakan untuk PCB dengan operasi mekanik yang mencapai 100 juta pengoperasian dengan bahan kontak khusus untuk operasi yang sangat cepat.
49

Dasar-dasar Listrik

Kontak

Tabung Gelas

Terminal

Gambar.5.7 Relai Reed b. Statik Relai Solid State (SSR) Relai solid state menggunakan komponen komponen tanpa adanya penggerakan mekanik. Isolasi antara input dan output melalui sumber cahaya seperti photocoupler atau bisa juga menggunakan photothyristor.

input

output

Gamb. 5.8 Relai Solid State

Relai MOS FET Relai jenis ini mempunyai konstruksi yang sangat kecil (seukuran IC 8 kaki) dengan kemampuan beban yang besar dengan sinyal input yang kecil dibandingkan dengan SSR, MOSET Relai biasa menggunakan Triac, Thyristor maupun transistor. Disamping itu relai jenis MOS FET juga mampu dilewati sinyal AC dengan frekuensi tinggi (mencapai 10 kHz).

Dasar-dasar Listrik

50

Gambar. 5.9 MOS FET Relai 3. Kontaktor magnetis Seringkali ada aplikasi industri yang berhubungan dengan arus besar dan tegangan tinggi. Maka tidak bisa dipungkiri pada kasus tersebut diperlukan pengetahuan tentang kontaktor magnetis. Kontaktor magnetis sama dalam operasinya dengan relai elektromagnetik. Keduanya mempunyai keistimewaan penting yang umum: kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. Tidak seperti relai, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor dan motor listrik, yang untuk itu pelindung beban lebih dipasang secara terpisah atau tidak diperlukan (gambar 5.10).

Dasar-dasar Listrik

51

Gambar. 5.10 Kontaktor Magnetis

Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik. Gambar 5.11 Menunjukkan tiga aplikasinya. Kontaktor digunakan untuk saklar ON dan OFF pada pompa , seperti diperlihatkan pada gambar 5.11 (a). Kontaktor juga digunakan untuk saklar daya ON dan OFF pada panel distribusi seperti pada gambar 5.11 (b). Kontaktor juga digunakan pada alat pilot untuk mengontrol suhu dan level cairan dari tangki, seperti diperlihatkan pada gambar 5.11 (c).

Dasar-dasar Listrik

52

Gambar. 5.11 Aplikasi Kontaktor Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal berikut:

Pada penanganan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor. Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat gunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang betul secara otomatis. Tegangan yang tinggi dapat diatasi dengan kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan/keamanan instalasi. Operator juga tidak akan berada di sekitar bunga api daya tinggi yang selalu menjadi sumber bahaya dari kecelakaan akibat kejutan listrik, kebakaran atau mungkin luka pada mata. Dengan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan. Hal
53

Dasar-dasar Listrik

ini memungkinkan mengontrol satu kontaktor dari banyak tombol tekan seperti yang dikehendaki, dengan hanya menjalankan sedikit kawat lampu kontrol antar station.

Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram (PLC).

4. Motor Startter (Pengasut Motor) Kegunaan utama kontaktor magnet adalah untuk berhubungan daya pada elemen tahanan pemanas, penerangan, pengereman atau solenoid industri berat. Kontaktor dapat pula digunakan untuk saklar motor jika diberikan pelindung beban lebih yang terpisah. Startter motor adalah kontaktor dengan relai beban lebih yang digabung baik secara fisik maupun listrik. Startter motor magnetis sama dengan kontaktor baik dalam desain maupun cara kerja. Keduanya mempunyai keistimewaan penting secara umum: kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. Perbedaan penting adalah penggunaan relai beban lebih pada startter motor.

Gamb. 5.12 Startter Motor Magnetis

Dasar-dasar Listrik

54

Rangkaian pengendali startter motor magnetis adalah sangat sederhana. Rangkaian ini hanya melibatkan pemberian energi kumparan startter motor ketika tombol start ditekan, dan penghilangan energi kumparan tersebut apabila tombol stop ditekan atau apabila relai beban lebih membuka. Relai beban lebih yang tergabung pada startter motor magnetis membedakan startter motor dengan kontaktor. Tujuan perlindungan beban lebih adalah untuk melindungi lilitan motor dari panas yang berlebihan akibat pembebanan lebih motor. Lilitan motor tidak akan rusak apabila dibebani lebih untuk perioda waktu yang singkat. Meskipun demikian, jika beban lebih harus berlangsung lama, kenaikan arus yang ditopang akan menyebabkan relai beban lebih bekerja mematikan motor.

5. Kontaktor Solid State Penghubungan solid state berarti pemutusan daya dengan cara elektronis non mekanis. Kontaktor solid state adalah alat penghubungan daya yang dirancang untuk mengganti kontaktor magnet untuk aplikasi yang melibatkan beban resistif maupun induktif. Kontaktor tiga fasa solid state, misalnya kontaktor yang diperlihatkan pada gambar 5.13 (a), khususnya cocok untuk aplikasi dengan siklus tinggi karena tidak adanya celah udara yang menghasilkan busur api. Ukuran berkisar dari 0 sampai dengan 600 A, dengan input tegangan dari 240 sampai 550 Vac.

Gambar. 5.13 Kontaktor Daya Solid State


Dasar-dasar Listrik 55

Kontaktor solid state sekarang mengganti kontaktor elektromagnetis tiga kutub pada tungku dan oven industri, pertambangan dan penanganan bahan serta aplikasi industri pemanas yang lain. Penyearah silikon terkontrol (SCR) dapat mengontrol rangkaian listrik dari 1 kW sampai 1000 kW untuk sebagain besar pemanas tahanan, motor dan beban industri yang lain. Seperti sebagian besar alat semikonduktor daya tinggi umumnya, alat ini terdiri dari piringan silikon yang ditangani secara khusus, dikemas dalam rumah plastik atau rumah keramik dengan ujung ujung daya logam yang disusun untuk hubungan anoda dan katoda dan kawat yang lebih kecil untuk hubungan gerbang. SCR seperti kontak, baik pada status ON (kotak tertutup) atau status OFF (kontak membuka). SCR adalah analog dengan rangkaian relai kancing satu kali SCR diberi trigger, SCR akan ON sampai arus SCR turun mencapai nol. Apabila arus yang melalui SCR berhenti, saklar SCR akan membuka dan tetap membuka sampai diberi trigger lagi. Rangkaian SCR yang dioperasikan dc seperti terlihat pada gambar 5.14 (b), mengijinkan arus dihubungkan dengan beban oleh penutup sebentar dari saklar S1 dan dilepaskan dari beban dengan penutupan sebentar dari saklar S2. Pada rangkaian yang dioperasikan ac misalnya, seperti ditunjukkan gambar 5.14 (c), SCR mati secara otomatis sebab arus kembali pada nol dua kali tiap siklus.

Gambar. 5.14 Penyearah silikon terkontrol (SCR)


Dasar-dasar Listrik 56

Karena SCR melewatkan arus hanya satu arah saja, maka diperlukan dua SCR untuk menghubungkan daya ac. Dua SCR dihubungkan paralel terbalik, seperti diperlihatkan pada gambar 5.15 (a) sehingga arus dapat mengalir pada kedua arah. Setengah dari arus itu dialirkan oleh tiap SCR dan arus ac berbentuk sinus mengalir pada beban resistif R ketika gerbang G1 dan G2 dinyalakan berturut turut pada 0 derajat dan 180 derajat. Dengan pengubahan interval waktu antara pulsa trigger seperti diperlihatkan pada gambar 5.15 (b), tegangan output diubah dengan memblokir bagian input sehingga tegangan yang diberikan pada beban hanya selama bagian dari masing masing setengah siklus.
G1

G2

(a)

Input

Trigger

Output

(b)

Gambar. 5.15 Kontaktor ac fase tunggal solid state


Dasar-dasar Listrik 57

Berbeda dengan kontaktor magnet, kontaktor elektronis sama sekali diam dan kontaknya tidak pernah rusak. Beban induktif dan transien tegangan, keduanya terlihat sebagai daerah masalah pada pengendalian ac solid state. Desain yang tepat dari setiap pengendali ac solid state mencakup tahanan dan kapasitor yang dihubungkan seri dan paralel dengan tiap kutub daya. Jaringan RC atau pemotong menyimpan arus pengisian dari SCR dan mencegah penghidupan yang tidak dikehendaki. 6. Peralatan Proteksi Beban lebih (Overload Protection devices) Seperti yang sudah dibicarakan dalam bagian sebelumnya bahwa peralatan proteksi beban lebih antara lain adalah sekering dan pemutus rangkaian (circuit breaker). Didalam bagian ini kita akan fokuskan kepada peralatan lainnya yaitu relai beban lebih. Relai beban lebih ini juga biasanya dipasangkan secara eksternal pada kontaktor untuk startter motor. Tujuannya adalah untuk melindungi motor dari pemanasan lebih. Ada empat jenis relai beban lebih yaitu :

Relai beban lebih magnetis Bekerja berdasarkan aksi magnetis dari arus beban yang mengalir pada kumparan. Apabila arus beban menjadi terlalu tinggi, plunger ditarik pada kumparan. Dan memutuskan rangkaian. Relai beban lebih panas Menggunakan pemanas yang dihubungkan seri dengan suplai motor (gambar 5.17). Besarnya panas yang dihasilkan meningkat bersama- sama dengan arus suplai. Jika beban lebih terjadi, panas yang dihasilkan menyebabkan seperangkat kontak membuka, memutuskan rangkaian. Ada dua jenis relai beban lebih panas yaitu jenis bimetal dan jenis campuran yang meleleh (melting alloy thermal overload relay).

Dasar-dasar Listrik

58

Gambar. 5.17 relai beban lebih termal

Relai beban lebih elektronis Menggunakan transformator arus dan rangkaian elektronis. Transformator merasakan arus yang mengalir pada motor kemudian memutuskan rangkaian apabila arus mencapai beban penuh. Beban lebih elektronis sering melakukan fungsi perlindungan tambahan seperti kesalahan pentanahan dan perlindungan hilangnya fasa. Beberapa keuntungan lain dari relai beban lebih elektronis yang penting adalah penghematan energi melalui penghilangan kumparan panas, ketepatan pemutusan ulang yang tinggi, mudah diatur pada rentang arus motor beban lebih yang luas. Elemen dobel atau sekering Elemen ini dapat juga memberikan perlindungan beban lebih, tetapi elemen ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat diperbaharui lagi dan harus diganti setiap kali beroperasi.

Dasar-dasar Listrik

59

7. Detektor Detektor merupakan alat yang hanya digunakan untuk mendeteksi adanya sesuatu. Misalnya detektor ketinggian air (detektor level). Detektor level ini dapat berupa sepasang probe (sebatang besi) yang dicelupkan ke dalam air. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Sudah diketahui bahwa air merupakan salah satu penghantar listrik, sehingga ketika tidak ada air maka detektor ini tidak terhubung. Ketika air menyentuh kedua detektor ini maka akan mengalirlah energi listrik dari satu probe ke probe yang lain dengan air sebagai penghantarnya (lihat gambar 5.18)

Beban

Gambar. 5.18 Rangkaian Sederhana Detektor Level 8. Sensor Sensor adalah suatu alat yang mendeteksi perubahan bentuk temperatur, cahaya, magnet, dan lainnya menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor merupakan alat untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mngukur magnitude sesuatu. Sensor memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung, lidah untuk menjadi otak mikroprosesor dari sitem otomatisasi industri.

Sensor

Kontrol

Konveyor

Gambar. 5.19 Peranan dalam otomatisasi pada proses kontrol

Sensor Proximity (sensor kedekatan) Suatu komponen yang mendeteksi keberadan suatu obyek tanpa kontak fisik dan merubahnya dalam bentuk medan magnet atau elektris. Karakteristik sensor proximity:
60

Dasar-dasar Listrik

a. Pengoperasian yang stabil b. Dapat menteteksi tanpa kontak, jarak deteksi kira-kira 0 30 mm dan tidak menimbulkan kerusakan pada obyek. c. Kecepatan tinggi dibandingkan saklar limit d. Dapat mendeteksi metal ataupun non metal (tergantung jenisnya)

(a)

(b)

(c)

Gambar. 5.20 Sensor proximity (a) Diagram blok, (b) Bentuk, (c) Aplikasi

Tipe sensor proximity: Tipe induktif Sensor yang merasakan / diaktifkan oleh obyek logam. Pada prinsipnya proximity induktif terdiri dari kumparan, osilator, rangkaian detektor dan output elektronis. Ketika energi diberikan, osilator bekerja membangkitkan medan frekuensi tinggi (lihat gambar 5.21). Apabila ada obyek yang masuk medan frekuensi tinggi, arus eddy akan terinduksi pada permukaan target. Hal ini akan menyebabkan lebih kecilnya amplitudo osilasi. Rangkaian detektor merasakan perubahan ini dan membangkitkan sinyal yang akan menghidupkan atau mematikan output elektronik. Apabila obyek logam meninggalkan wilayah sensor, osilator membangkitkan lagi, membuat sensor kembali ke status normalnya.

Dasar-dasar Listrik

61

Gambar. 5.21 Konfigurasi Sinyal Rangkaian Proximity Induktif

Tipe Kapasitif Sensor yang merasakan dan diaktifkan oleh bahan konduktif dan non konduktif (kayu, plastik, cairan, gula dan terigu / gandum). Kerja sensor kapasitif juga didasarkan pada prinsip osilator. Tetapi kumparan sisi aktif dari sensor kapasitif dibentuk oleh dua elektroda logam agak mirip dengan kapasitor terbuka. Elektroda- elektroda ditempatkan pada loop umpan balik dari osilator frekuensi tinggi yang tidak aktif dengan tanpa target. Pada saat target mencapai sisi sensor, target memasuki medan elektrostatik yang dibentuk oleh elektroda-elektroda. Ini menyebabkan kenaikan rangkaian, dan rangkaian mulai berosilasi. Amplitudo diukur dengan rangkaian pengevaluasian yang membangkitkan sinyal untuk menghidupkan atau mematikan output elektronis.

Dasar-dasar Listrik

62

Gambar. 5.22 Konfigurasi Sinyal Rangkaian Proximity Kapasitif

Sensor Sinar / Fotolistrik (Photo Electric sensor) Adalah suatu komponen yang mendeteksi keberadaan suatu obyek dengan menggunakan sinar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Karakteristik sensor fotolistrik antara lain: a. Obyek dapat dideteksi tanpa perlu menyentuh sensor b. Dapat mendeteksi apapun juga, kaca, plastik, metal cairan dan lain sebagainya c. Respon pendeteksian yang cepat d. Resolusi tinggi, sangat cocok untuk mendeteksi obyek yang kecil e. Tidak ada pengaruh medan magnetik f. Tidak tahan terhadap sorotan cahaya yang kuat, sorotan cahaya dalam tingkat yang normal akan mempengaruhi fungsi sensor itu sendiri, namun sorotan yang kuat dapat menyebabkan kerusakan pada sensor. Ada dua jenis sensor fotolistrik utama yang digunakan untuk merasakan posisi : 1. Sensor fotolistrik jenis reflektif Digunakan untuk mendeteksi sorotan sinar yang dipantulkan dari target. Jenis ini terbagi dua yaitu tipe retro reflektif, sumber cahaya dan penerima berada dalam satu unit. Cahaya yang berasal dari sumber cahaya akan dipantulkan oleh papan reflektor yang dipasang tepat di depan unit sumber cahaya tersebut dan akan dipantulkan kembali ke unit penerima. Tipe yang kedua adalah terdifusi reflektif, sumber cahaya dan penerima berada dalam satu unit. Unit sumber cahaya akan memancarkan cahaya yang akan mengenai obyek yang akan dideteksi. Cahaya yang dipantulkan oleh obyek akan memantulkan kembali ke penerima. Volume cahaya akan berubah dan sensor akan mendeteksi obyek.

Dasar-dasar Listrik

63

2. Sensor fotolistrik jenis sorotan Digunakan untuk mengukur perubahan jumlah sinar yang disebabkan oleh target yang menyeberang sumbu optik.

Gambar 5.23 Sensor fotolistrik Pada kebanyakan sensor fotolistrik, Light Emitting Diode (LED) adalah sumber cahaya yang mentransmisikan, dan fototransistor adalah penerima sumber.

Sensor Suhu Ada empat jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan: termocouple, detektor suhu tahanan (RTD), termistor dan sensor IC. Termokopel pada dasarnya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda, disambung las atau dileburkan bersama pada satu sisi membentuk hot atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan Perbedaan suhu antara sambungan cold atau sambungan referensi. pengukuran dan sambungan referensi menyebabkan pembangkitan tegangan dc yang kecil. Konsep utama yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor RTD adalah tahanan logam yang bervariasi sebanding degan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulangi lagi sehinga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten. Platina adalah bahan yang sering digunakan RTD sebab keunggulannya berkaitan dengan tahanan suhu, kelinieran, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Termistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5% per
64

Dasar-dasar Listrik

derajat celcius); oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu. Sensor suhu rangkaian terpadu / IC, menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 derajat celcius), tetapi menghasilkan output yang sangat linier. Tabel 5.1 Tabel Perbedaan antar komponen sensor suhu Termokopel Simbol RTD Termistor IC Sensor

V R

V atau I

Linieritas

T T

Kekuatan

Self powered Sederhana Kasar Murah Banyak macamnya Range suhu luas Tidak linier Tegangan rendah Memerlukan referensi Kurang stabil Kurang sensitif

Paling stabil Paling akurat Lebih linier dibandingka n termokopel Mahal Memerlukan suplai daya Perubahan R kecil Tahanan absolut rendah Self heating

Output tinggi Cepat Mengukur ohm dua kawat

Paling linier Output paling tinggi Murah

Tidak linier Range suhu terbatas Rentan Memerlukan suplai daya Self heating

T < 200 C Memerlukan suplai daya Lambat Self heating Konfigursi terbatas

Kelemahan

5.2 Pengendalian / Otomatisasi di Industri Bagian ini menyajikan ulasan jenis fungsi pengendalian / otomatisasi yang umum digunakan di industri. Dalam bagian ini ulasan hanya difokuskan kepada sistem pengendalian secara diskrit (wired logic) dan pengendalian secara terprogram (PLC).
Dasar-dasar Listrik 65

5.2.1 Otomatisasi Sistem Diskrit Perkembangan pengendalian proses atau otomatisasi suatu sistem di industri dimulai dari pengendalian menggunakan komponen relai elektromagnetik. Peralatan ini di beri pengawatan untuk melakukan suatu fungsi khusus, seperti pengendalian pergerakan konveyor, lamanya waktu pengepresan, pengendalian level permukaan cairan dan lain sebagainya. Kemudian ketika transistor muncul, penggunaan solid state relay diterapkan untuk menggantikan relay elektromagnetik untuk kontrol dengan kecepatan tinggi. Kedua sistem ini kita sebut otomatisasi diskrit atau wired logic. Seperti sudah dijelaskan bahwa pengendalian menggunakan sistem diskrit adalah menggunakan relai sebagai peralatan utamanya. Tetapi sebenarnya komponen komponen lain juga digunakan dalam sistem ini seperti timer coil, counter, latching coil dan lainnya yang mendukung otomatisasi sistem diskrit.
INPUT CONTROLLER Coil OUTPUT M

Push button

Relay
L

Motor

Limit switch

Latching Coil
TIM

Solenoid

Thumbwheel sw

Timer coil
CN

LED display
Heat

Level Switch
Flow Switch

Counter
Lampu

Heater

Gambar.5.24 Tipikal Control Diskrit


Dasar-dasar Listrik 66

Dalam sistem diskrit peralatan peralatan di atas umumnya hanya digunakan untuk satu tugas tertentu. Sehingga ketika terjadi perubahan sistem (penambahan input atau output), peralatan diskrit tadi tidak dapat digunakan atau bila masih dapat digunakan maka penambahan peralatan akan sulit dilakukan. Perhatikan gambar 5.25, ini merupakan suatu proses otomatisasi untuk mematikan dan menyalakan lampu secara sederhana menggunakan tombol push button. Ketika tombol PB 1 ditekan maka koil relai akan bekerja (mendapat energi) sehingga menutup kontak yang ada pada relai (NO menjadi NC), kontak relai ini kemudian digunakan untuk mempertahankan aliran arus ketika saklar PB 1 dilepaskan dan juga untuk menyalakan lampu yang ada. Sistem baru akan dapat dimatikan bila saklar PB 2 di tekan.

Gambar. 5.25 Contoh Pengendalian Menggunakan Sistem Diskrit Untuk contoh lain yang lebih kompleks ditunjukkan dalam gambar 5.26. Disini operasi dari sistemnya adalah untuk menggerakkan konveyor secara bolak balik (forward and reverse) yang diulangi secara terus menerus. Proses ini menggunakan dua buah saklar limit untuk menyediakan pengendali motor otomatis. Masing masing saklar limit (LS1 dan LS2) mempunyai dua perangkat kontak, satu normaly open dan yang lain normaly closed.

Dasar-dasar Listrik

67

Part Motor pembalik fase F R

Start

Stop

Maju

LS 1

LS 2

Mundur

Gambar. 5.26 Layout Umum Sistem


Start Stop

CR1 CR1 OL

CR 2 F

LS 1 F LS 2 R2 F1

LS 2 R LS 1 R1 F2

Gambar. 5.27 Skema Rangkaian Kontrol Operasi rangkaian dapat diringkas sebagai berikut: 1. Tombol tekan STOP dan STARTT digunakan untuk mengawali dan mengakhiri pengendalian otomatis dari motor oleh saklar limit.
Dasar-dasar Listrik 68

2. Kontak CR 1 digunakan untuk mempertahankan rangkaian pada relai kontrol selama rangkaian bekerja 3. Kontak CR 2 digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan rangkaian listrik utama pada kontrol forward dan reverse 4. Dengan menggunakan relai kontrol dan tombol STARTT dan STOP nya juga menyediakan perlindungan tegangan rendah. 5. Kontak NC dari saklar limit LS 2 bertindak sebagai STOP untuk pengontrol forward dan kontak NO dari saklar limit LS 1 bertindak sebagai kontak startt untuk pengontrol forward. Kontak pembantu dari pengasut (motor startter) forward (F) dihubungkan paralel dengan kontak NO dari saklar limit LS 1 untuk mempertahankan rangkaian selama motor berputar pada arah forward. 6. Kontak NC dari saklar LS 1 dihubungkan sebagai kontak stop untuk pengasut reverse, dam kontak NO dari saklar limit LS 2 dihubungkan sebagai kontak startt untuk mengasut reverse. Kontak pembantu pada pengasut reverse dihubungkan paralel dengan kontak NO dari saklar limit LS 2 untuk mempertahankan rangkaian selama motor berputar balik. 7. Interlocking listrik dicapai dengan tambahan kontak NC seri dengan tiap pengasut dan dioperasikan oleh pengasut untuk arah putaran motor berlawanan. 8. Pembalikan arah putaran motor disediakan dengan aksi dari saklar limit. Ketika saklar limit LS 1 dipindahkan dari posisi normalnya, kontak NO menutup memberikan energi kumparan F dan kontak NC membuka dan melepaskan kumparan R. Aksi pembalikan dilakukan oleh saklar limit LS 2, jadi menyediakan pembalikan pada salah satu arah. 9. Tombol tekan forward (F) dan reverse (R) menyediakan sarana pengasutan motor pada forward atau reverse agar saklar limit dapat menggantikan kontrol otomatis. 5.2.2 Otomatisasi Sistem Programmable Kini persaingan industri semakin meningkat, efisiensi produksi umumnya dianggap sebagai kunci sukses. Efisiensi produksi meliputi area yang luas seperti: 1. Kecepatan dimana peralatan produksi dan line produksi dapat di set untuk membuat suatu produk. 2. Menurunkan biaya material dan upah kerja dari suatu produk 3. Meningkatkan kualitas dan menurunkan barang rusak (reject) 4. Meminimalkan downtime dari mesin produksi 5. Biaya peralatan produksi murah. Oleh karena tuntutan tersebut, maka pengontrolan menggunakan peralatan diskrit sudah tidak memadai, apalagi apabila ditambah dengan tuntutan untuk adanya suatu sistem pemrosesan data dan sistem monitor terpusat, kontrol logika yang konvensional / diskrit tidak dapat memenuhi tuntutan tuntutan tersebut dan lahirlah sistem otomatisasi baru yaitu Programmable Controller.
Dasar-dasar Listrik 69

Tabel 5.2 Perbedaan Wired Logic dengan Programmable Spesifikasi Peralatan yang dikontrol Skala kontrol Pengubahan / penambahan pada spesifikasi Perawatan Ketahanan uji Efisiensi dari segi ekonomi Wired Logic Tujuan khusus Kecil dan sedang Sukar Sukar Tergantung desain Keuntungan pada operasi skala kecil Programmable Controller Tujuan umum Sedang dan besar Mudah Mudah Sangat Tinggi Keuntungan pada operasi skala kecil, sedang dan besar.

Gambar. 5.28 Pengontrol Logika yang Dapat Diprogram

Pengontrol yang dapat diprogram menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan jenis pengendali relai konvensional. Relai harus diberi pengawatan kuat untuk melakukan fungsi khusus. Ketika sistem memerlukan perubahan, pengawatan relai harus diubah, dan dimodifikasi yang memerlukan waktu.

Dasar-dasar Listrik

70

Saklar Sensor Dll

I N P U T

UNIT PEMROSES PUSAT

O U T P U T

Lampu Motor Dll

Gambar. 5.29 Diagram Blok PLC Unit pemproses pusat (CPU) adalah jantung dari sistem PLC. Unit pemroses pusat merupakan unit yang didasarkan kerja microprocessor yang mengganti relai pengendali, pencacah, timer dan pembuat urutan pada sistem diskrit. Disini CPU akan menerima input dari berbagai alat, mengeksekusi program pemakai dan mengirimkan perintah output tepat untuk mengendalikan peranti. Modul input dan output adalah peranti yang menghubungkan dunia luar dengan PLC, sehingga PLC dapat menterjemahkan setiap masukan ataupun menggerakkan keluaran. Ketika sistem kerja berubah (penambahan input atau output), maka pemakai tidak perlu mengubah keseluruhan, tapi cukup mengubah program dari CPU. Untuk mendapatkan ide bagaimana mengoperasikan PLC, pertimbangkan aplikasi kontrol proses sederhana seperti dilukiskan pada gambar 5.30. Disini motor mikser digunakan untuk mengaduk cairan secara otomatis pada tong ketika suhu dan tekanan mencapai nilai yang diatur sebelumnya. Pengoperasian manual langsung juga disediakan melalui station tombol tekan terpisah. Proses dimonitor dengan saklar sensor suhu dan tekanan yang menutup kontak masing masing ketika kondisi mencapai nilai yang disetel sebelumnya. Peranti yang akan digunakan dalam proses ini (saklar tekanan, saklar suhu, dan tombol tekan) diberi pengawatan kuat pada alamat modul input dari PLC. Juga digunakan peranti output yaitu kumparan motor startter. Peranti ini diberi pengawatan kuat pada alamat modul output PLC yang tepat sesuai format alamat pembuat. Selanjutnya, diagram logika kontrol tangga PLC di kontruksi dan diprogram pada memori CPU PLC. Format yang digunakan sama dengan susunan tata letak dari rangkaian tangga relai. Untuk mengoperasikan program, pengontrol ditempatkan pada mode RUN, sekarang PLC akan menjalankan proses persis seperti apa yang kita inginkan.
Dasar-dasar Listrik 71

Motor

Saklar sensor tekan

Saklar sensor suhu

Tombol tekan manual

Saklar sensor tekanan

Saklar sensor suhu

Diagram Relai
Saklar sensor tekan Saklar sensor suhu 011

001 003

002

Diagram Tangga PLC

Tombol tekan manual

Gambar. 5.30 Aplikasi Kontrol Proses

Dasar-dasar Listrik

72

TUGAS
Bagian Satu (1)

Konsep Dasar EMF, Arus dan Tegangan 1. Jelaskan apa itu listrik ?, berikan contoh manfaat dari listrik ? 2. Tuliskan simbol dan satuan dari arus ? 3. Apakah yang dimaksud dengan Elektromotif Force (EMF) atau ggl ? dan apa bedanya dengan Tegangan ? 4. Tuliskan simbol dan satuan dari EMF ? 5. Jelaskan apa itu resistansi ? 6. Benar atau Salah. Jika penghantar diberi tegangan yang sama, maka penghantar yang mengalirkan arus besar adalah yang memiliki resistansi besar. 7. Besarnya resistansi suatu bahan tergantung pada, kecuali ? a. Suhu b. Luas penampang c. Tegangan d. Panjang penghantar

Dasar-dasar Listrik

73

Hubungan Arus, Tegangan dan Resistansi (Hukum Ohm) 1. Rangkailah sesuai dengan gambar di bawah ini:

2. Lakukan percobaan seperti pada tabel berikut untuk harga R : 330 ohm V input (V) 0 1 2 3 4 5 I (A) pengukuran I (A) Perhitungan

3. Lakukan juga percobaan untuk tabel di bawah ini dengan harga R : 1 Kohm V input (V) 0 1 2 3 4 5 4. Dari dua percobaan di atas, bagaimana hasil pengukuran arus terhadap perhitungan arus ? 5. Buatlah grafik hubungan antara V (tegangan) terhadap I (arus, pengukuran) 6. Jika tegangan yang diberikan meningkat, maka arus dalam rangkaian akan ? 7. Bagaimana hubungan tegangan, arus dan resistansi dari percobaan di atas ?
Dasar-dasar Listrik 74

I (A) pengukuran

I (A) Perhitungan

Daya Listrik 1. Jelaskan pengertian daya listrik ? 2. Satuan dari daya adalah ? 3. Berapakah arus dari rangkaian di bawah ini !

Bahan bahan Listrik 1. Jelaskan pengertian dari Konduktor, Isolator dan Semikonduktor 2. Diantara ke-lima bahan di bawah ini tentukanlah yang mana sebagai konduktor, isolator dan semikonduktor a. Aluminium b. Karbon c. Germanium d. Tembaga e. Kertas 3. Yang manakah dari bahan-bahan di bawah ini yang masih dapat menghantarkan arus listrik a. Germanium Plastik b. Gelas c. Mika d.

4. Dari bahan di bawah ini, manakah yang memiliki resistansi paling rendah ? a. Besi b. karbon d. Silikon d. karet

Dasar-dasar Listrik

75

Arus Bolak-balik dan Arus Searah (AC / DC) 1. Sinyal di bawah ini menunjukkan:
V

20

2. Sebutkan contoh contoh sumber arus DC ! 3. Mengapa arus AC sangat menguntungkan dalam pentransmisian listrik ? 4. Apakah perbedaan antara harga maksimum, harga efektif (rms) dan harga ratarata dari sumber AC ? 5. Tentukanlah harga efektif dari sinyal berikut ini
V 294

t -294

Dasar-dasar Listrik

76

Bahaya Potensial Listrik 1. Sebutkan bahaya bahaya potensial yang dapat diakibatkan oleh listrik ? 2. Mengapa pada tubuh yang terluka atau basah dapat menimbulkan ssengatan listrik ? 3. Sebutkan 4 langkah dalam pengamanan yang berkaitan dengan penanganan listrik ? 4. Apa yang harus dilakukan bila kita melihat seseorang sedang terkena ssengatan aliran listrik: a. Melepaskan pegangan tangannya dari aliran listrik b. Mematikan saluran listrik utamanya c. Meminta bantuan ke teknisi yang mengetahui tentang listrik d. Tidak dapat menolong karena mustahil untuk dapat ditolong

Bagian Dua (2)

Istilah istilah dalam Mengoperasikan Rangkaian Listrik 1. Apakah yang dimaksud dengan Rangkaian / sirkuit ? 2. Jelaskan fungsi dari sumber listrik ? 3. Apa yang dimaksud dengan beban (load) dan sebutkan jenis jenis beban ? 4. Jelaskan arti tentang beban lebih (overload) pada suatu rangkaian ? 5. Jelaskan yang dimaksud dengan rangkaian terhubung singkat (short circuit) ? 6. Mengapa arus hubung singkat dipertimbangkan lebih merusak dibandingkan dengan arus beban lebih ?

Saklar dan Alat Proteksi (Switch and Protection Devices) 1. Apakah fungsi dari saklar ? 2. Jelaskan fungsi dari alat proteksi ? 3. Jelaskan cara kerja sekering dan rangkaian pemutus ?
Dasar-dasar Listrik 77

4. Berapakah ukuran dari sekering untuk dapat menjalankan alat pemanas 2 KW ? 5. Betul atau Salah. Sekering yang ditetapkan bekerja pada 600 V, harus tidak digunakan pada rangkaian 240 V 6. Perhatikan gambar di bawah ini, apakah sekering akan putus bila semua beban di nyalakan secara bersamaan !

Bagian Tiga (3)

Rangkaian Seri 1. Rangkailah seperti gambar di bawah ini!

2. Lakukan percobaan seperti pada tabel berikut:

V input 2.5 Volt 5 Volt 7.5 Volt 10 Volt 15 Volt


Dasar-dasar Listrik

V1 di 2.2 Kohm

V2 di 1 Kohm

Arus rangkaian

V1 + V2

78

3. Hitunglah arus dan tegangan pada resistor 2.2 Kohm dan 1 Kohm bila v input adalah 10 volt, bandingkan hasilnya dengan percobaan di atas ? 4. Hitunglah daya pada masing masing resistor dari hasil percobaan di atas dan bandingkan dengan perhitungan pada soal no. 3? 5. Kesimpulan apa yang dapat di tarik dari rangkaian seri dikaitkan dengan arus, resistansi dan tegangan rangkaian ?

Rangkaian Paralel 1. Rangkailah seperti pada gambar di bawah ini:

2. Lakukan percobaan seperti pada tabel berikut:

V input 2.5 Volt 5 Volt 7.5 Volt 10 Volt 15 Volt

I1 di 560 ohm

I2 di 2.2 Kohm

I3 di 1 Kohm

Arus total

3. Hitunglah arus dan tegangan pada resistor 2.2 Kohm dan 1 Kohm bila v input adalah 10 volt, bandingkan hasilnya dengan percobaan di atas ? 4. Hitunglah daya pada masing masing resistor dari hasil percobaan di atas dan bandingkan dengan perhitungan pada soal no. 3?
Dasar-dasar Listrik 79

5. Tariklah kesimpulan dari percobaan di atas mengenai arus, tegangan dan resistansi dari rangkaian paralel!

Rangkaian kombinasional 1. Rangkailah seperti gambar di bawah ini!

Gunakanlah lampu LED bila tidak memungkinkan tetapi dengan sumber tegangan 5 volt maksimum

2. Yang manakah yang menyala paling terang, jelaskan kenapa hal itu terjadi ! 3. Yang manakah yang menyala paling redup, jelaskan kenapa hal itu terjadi ! 4. Dari harga-harga di atas berapakah sebenarnya resistansi dari masing-masing lampu ? 5. Tariklah kesimpulan dari percobaan ini ?

Bagian Empat (4)

Sistem daya satu fasa dan tiga fasa 1. Jelaskan perbedaan sistem satu fasa dan tiga fasa ? 2. Gambarkan gelombang tegangan yang dibangkitkan oleh satu fasa dan tiga fasa ? 3. Berapakah tegangan antara 2 kawat beraliran pada gambar di bawah ini

Dasar-dasar Listrik

80

100 v ? 100 v

4. Sebutkan keuntungan keuntungan sistem 3 fasa ? 5. Jelaskan perbedaan antar system 3 fasa 3 kawat dengan 3 fasa 4 kawat ? 6. Gambarkan hubungan 3 fasa 3 kawat dalam hubungan bintang dan delta ? 7. Berapakah tegangan antara kawat netral dan kawat beraliran pada hubungan 3 fasa empat kawat hubungan bintang bila tegangan antar kawat beralirannya adalah 100 volt !

Sistem Distribusi Daya Listrik 1. Betul atau Salah. Penghantar dengan diameter lebih besar digunakan pada sistem transmisi listrik. 2. Mengapa tegangan tinggi digunakan ketika transmisi daya listrik melalui jarak jauh ? 3. Pembatasan pembatasan apa (keterbatasan) yang ada untuk menggunakan sistem transmisi tegangan tinggi ? 4. Sebutkan tiga bagian pokok dari substation / unit gardu induk ? 5. Substation / unit gardu induk berisi yang akan menurunkan tegangan. 6. Betul atau salah. Papan saklar adalah bagian dari sistem distribusi pabrik yang mengambil blok yang besar dari daya listrik dan membagi bagi dalam blok blok yang lebih kecil. 7. Betul atau Salah. Papan saklar di suplai dengan daya dari papan panel. 8. Apakah fungsi dari Raceaway ? 9. Apakah fungsi dari Panel distribusi ? 10. Penentuan tegangan transmisi daya listrik disesuaikan dengan rekomendasi dari ? 11. Apakah fungsi dari isolator ? 12. Sebutkan jenis jenis isolator ?
Dasar-dasar Listrik 81

Pentanahan 1. Apakah fungsi dari pentanahan ? 2. Terangkan bagaimana sistem pentanahan yang benar sehingga menyediakan perlindungan kesalahan ? 3. Sebutkan 2 bahaya dari pentanahan ?

Bagian Lima (5)

Saklar 1. Apa yang dimaksud dengan alat pengendali ? 2. Betul atau Salah. Tombol tekan NC menghubungkan rangkaian apabila ditekan dan kembali ke pada posisi membuka ketika tombol dilepaskan. 3. Apa perbedaan antara saklar togel dan saklar geser ? 4. Jelaskan cara kerja saklar limit ?

Relai 1. Apakah fungsi dari relai ? 2. Buatlah definisi istilah kontak normally open dan kontak normally closed seperti yang berlaku pada relai ? 3. Jelaskan prinsip kerja relai elektromagnetik ? 4. Betul atau Salah. Kumparan dan kontak dari relai umumnya tidak dipisahkan secara listrik satu sama lain. 5. Betul atau Salah. Relai dapat digunakan untuk mengontrol rangkaian beban arus tinggi dengan rangkaian kontrol arus rendah. 6. Betul atau Salah. Relai elektromagnetik dan SSR melakukan fungsi yang sama. 7. Pada SSR yang dirangkaia secara optis, output dipisahkan dari input dengan ? 8. Sebutkan keuntungan SSR dibandingkan relai elektromagnetik ? 9. Relai yang memiliki konstruksi sangat kecil (seukuran IC) adalah relai jenis ? 10. Benar atau Salah. Relai hanya mampu dilewati oleh sinyal DC saja.
Dasar-dasar Listrik 82

Kontakor Magnetis, Startter Motor, Kontaktor Solid State dan Peralatan Beban Lebih 1. Apakah kesamaan antar kontaktor magnetis dengan relai elektromagnetik ? 2. Keuntungan kontaktor dibandingkan relai ? 3. Sebutkan keuntungan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual ? 4. Startter motor / pengasut motor adalah kontaktor dengan ditambah ? dan fungsinya adalah ? 5. Dengan menggunakan cara apa kontaktor solid state bekerja ? 6. Jelaskan prinsip kerja SCR ? 7. Apakah fungsi dari peralatan beban lebih ? 8. Jelaskan secara singkat prinsip kerja dari empat jenis relai beban lebih ?

Detektor, Sensor 1. Apakah fungsi dari detektor ? 2. Apakah fungsi dari sensor ? 3. Betul atau Salah. Sensor proximity dapat mendeteksi adanya objek tanpa kontak fisik. 4. Sebutkan karakteristik sensor proximity ? 5. Jelaskan perbedaan antara jenis sensor proximity induktif dan kapasitif ? 6. Sebutkan fungsi dari sensor fotolistrik ? 7. Sebutkan karakteristik sensor fotolistrik ? 8. Jelaskan perbedaan antara sensor fotolistrik jenis reflektif dan jenis sorotan. 9. Sebutkan jenis jenis sensor suhu ? 10. Dari ke empat jenis sensor suhu yang manakah yang memiliki kelinieran paling tinggi? 11. Apakah fungsi dari isolator ? 12. Sebutkan jenis jenis isolator ?

Dasar-dasar Listrik

83

Pengendalian / otomatisasi di Industri 1. Apakah perbedaan programmable? antara pengendalian sistem diskrit dengan sistem

2. Sebutkan komponen utama otomatisasi dalam sistem diskrit ? 3. Apakah kelemahan dari sistem diskrit ketika terjadi perubahan sistem di industri ? 4. Jelaskan secara sederhana fungsi sistem dalam diagram skematik di bawah ini ?

6. Sebutkan efisiensi efisiensi yang menjadi tuntutan dalam dunia industri ? 7. Keuntungan dalam otomatisasi menggunakan programmable controller ? 8. Gambarkan dan jelaskan diagram blok dari PLC ?

Dasar-dasar Listrik

84

You might also like