You are on page 1of 74

DAFTAR ISI 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Allah Dipisahkan Dari Dunia Pengabdian Bukanlah Penyembahan Mengenal Allah Sebagai TUAN bukan TUHAN Ketika Manusia Menciptakan Ideologi Tandingan Tu(h)an Jahiliyah Bukanlah Penyembah Patung! Sebuah Peringatan Dan Kabar Gembira

Kebangkitan Hari Ketiga Adalah Kode Apokaliptik Yang Tersembunyi Mengungkap Makna Kerajaan Allah Yang Sejati Sebagai Visi Setiap Para Mesias Allah Sebagai Bapa, Rasul Sebagai Anak, Ruhul Qudus Adalah Firman Suksesi Kekuasaan Peradaban Dunia Hubungan Kedatangan Muhammad Dengan Sang Mesias Yesus Kristus NUH lah Yang Menebus Dosa Keturunan Adam Dan Bukan Yesus ! Sejarah Yang Benar Tentang Yesus Dan Kebangkitan Yerusalem Yang Kedua Adam Bukanlah Manusia Pertama Yang Hidup Di Bumi Pergumulan Dua Jalan Dalam Sunnatullah Warta Utama Muhammad Sebagai Sang Mesias Karakteristik Kerajaan Allah Kisah Perjalanan Hidup Abraham Bukan Korban Persembahan Yang Diminta Tu(h)an, Tetapi....... Hukum Pergantian Kekuasaan Di Muka Bumi Dosa, Keturunan Yang Berdosa, Dan Penebusan Dosa Umat Allah Umat Perjanjian

Pengabdian Bukanlah Penyembahan Perhatikanlah manusia yang merupakan makhluk ciptaan Tu(h)an Semesta Alam, tetapi berdisintegrasi dengan alam semesta. Tidak seperti alam, manusia enggan sujud (tunduk) dan ruku (patuh) kepada Tu(h)an nya. Tidak seperti alam, manusia telah menyombongkan dirinya kepada Tu(h)annya yang telah menciptakannya. Sudah lupakah manusia dengan kejadiannya sendiri yang diciptakan dari air mani yang sangat amat menjijikkan, kemudia dia berubah menjadi penentang yang nyata. Yang tadinya dia tidak dapat menentukan arah hidupnya (menjadi makhluk yang pasive/objektif), tetapi sekarang dia aktif ikut campur dalam menentukan arah hidupnya (menjadi makhluk yang aktif/subjektif). Oh celakalah manusia, karena dia telah menempatkan diri menjadi subjek kehidupan ini. Lalu di manakah kedudukan Allah, ketika manusia menempatkan dirinya sebagai subjek kehidupan??? Bukankah dia telah mensejajarkan dirinya sendiri terhadap Tu(h)an Allah nya??? Manusia telah menyombongkan diri terhadap Tu(h)an Allah Semesta Alam. Mereka mengira dan menganggap bahwa Allah hanya sebagai tempat bergantung, tempat memuja, tempat menyembah. Mereka menyamakan Tu(h)an Allah dengan berhala, arca, patung, atau kayu, atau apapun jenisnya. Sudikah kiranya Allah disamakan dengan berhala?? Bukankah Allah minta pengabdian dari seluruh makhluknya tak terkecuali manusia? Persepsi pengabdian yang disamakan dengan penyembahan telah menyesatkan milyaran manusia yang hidup di dunia ini. Dengan persepsi penyembahan inilah Allah berkedudukan sebagai TUHAN dalam pandangan manusia. Tetapi sesungguhnya Allah berkedudukan sebagai sang TUAN seluruh semesta alam ini tak terkecuali bagi manusia, ketika persepsinya adalah pengabdian. Ketika manusia membutuhkan kedamaian hati, ketentraman, dan ketenangan hati, maka mereka akan pergi menghadap Allah. Tetapi ketika manusia bingung soal materi dan membutuhkan materi dunia, maka mereka akan pergi menghadap berhalanya. Seraya mereka mengatakan: Tuhan Allah kan tempatnya di langit, Dia tidak bisa turun langsung untuk meyelesaikan persoalan dan memenuhi segala kebutuhan materi yang saya butuhkan, dengan demikianlah saya pergi menghadap Tuan berhala saya di bumi, dia lah yang akan mengatur segala sesuatunya dan memenuhi kebutuhan materi yang saya perlukan. Saya akan membutuhkan Tuhan Allah ketika hati saya butuh kedamaian, ketentraman, dan ketenangan, dan juga ketika saya berdosa, karena hanya Tuhan Allah lah tempat pencerahan hati dan penghapus dosa. Jadi gampang saja ketika saya berdosa, sudah ada alat penghapus dosa saya. hahaha, karena Allah kan maha pemurah dan pengampun. Dosa seluas langit dan atau samudera sekalipun tidak masalah bagi saya, karena ada Allah, jadi saya bisa tenang kalau saya berbuat dosa, tinggal berucap dan sedikit meneteskan air mata langsung bersih deh. Allah kan hanya mengurusi urusan yang berbau akhirat saja, sedangkan urusan di dunia, Allah tidak

berhak turut campur untuk mengurusinya, karena sudah digantikan dengan berhala-berhala yang gagah yang duduk di atas kursi. Begitulah gambaran pandangan manusia dunia hari ini yang sedang merayap dalam kegelapan yang amat sangat. Oh celakalah manusia yang tidak hidup seperti alam yang menyerahkan seluruh waktunya untuk sibuk melayani tu(h)annya. Saya berfikir dalam (hati), untuk bisa selamat, manusia harus mencari jalan menuju tu(h)annya. Tetapi tidak lah semudah itu, karena untuk menemukan jalan menuju tu(h)annya, maka manusia harus terlebih dulu untuk mengenal tu(h)annya sendiri, yakni tu(h)an sejati, tu(h)an yang telah menciptakan alam semesta, tu(h)an yang telah mempergilirkan siang dan malam, tu(h)an yang memperjalankan umat manusia dari masa ke masa, tu(h)an yang tetap dan tidak suka merubah ketetapannya sendiri, bukan tu(h)an yang semau-maunya yang suka merubah ketetapannya tergantung mood nya saat itu. Bahwa selama ini manusia mengabdi kepada tu(h)an yang salah. Manusia bingung tu(h)an mana yang harus dicari? Tu(h)an mana yang harus didiabdi?, tu(h)an mana yang sah untuk di taati?? Mengingat sekarang ini manusia mempunyai tu(h)an yang berbeda-beda. Disebabkan karena dia tidak mengerti dan mengenal tu(h)annya, maka setiap dia menemukan sesuatu yang mempunyai sifat atau peran yang sama dengan tu(h)an maka dianggapnya sebagai tu(h)an. Dan sesuatu itulah berhala. Sebenarnya sekarang ini manusia sedang menyandingkan berhala di samping tu(h)annya. Maksud hati pujaan dan pujian di haturkan untuk memuja dan memuji tu(h)annya, baik dalam bentuk ritual, nada/syair, doa, dll, tetapi itu semua tidak sampai kepada tu(h)annya, malah sampai kepada berhalanya sendiri. Berkatalah Nabi Daud : Sesungguhnya orang yang menyembah berhala, maka dia sama seperti berhala tersebut, berhala yang di sembah adalah serupa dengan dirinya sendiri. Jadi janganlah kita menggambarkan berhala itu adalah sebuah patung atau seonggok kayu, melainkan mereka yang bernafas tetapi tidak bisa memberi nafas hidup, yang punya mata tapi tiada melihat, yang punya telinga tapi tiada mendengar, yang punya kaki tapi tiada berjalan, dan yang punya tangan tapi tiada berbuat. Coba perhatikan Surat ke 6 ayat ke 136 : Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. Tentu saja untuk menuju kepada tu(h)annya tadi, manusia akan menempuh sebuah jalan, yang tentunya jalan yang dia ciptakan sendiri. Dengan demikian muncullah banyak sekali jalan menuju tu(h)an, yang sering disebut jalan keselamatan. Sama seperti kisah Ibrahim dalam pencarian tu(h)annya dalam Surat ke 6 ayat ke 76-79 Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan

itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada Dien yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Ibrahim sebelum menemukan tu(h)an yang sejati, tu(h)an yang sebenarnya, tu(h)an pencipta langit dan bumi, Ibrahim berlaku sama seperti bangsanya yang menganggap bahwa matahari, bulan, atau bintang adalah tuhannya. Tentu ini adalah bahasa amsal atau perumpamaan, kisah Ibrahim mencari kebenaran sejati. Sekarang ini, hari ini, dunia ini, kita melihat milyaran manusia mencari tuhannya, mencari jalan keselamatan dirinya menuju tuhannya, dalam bahasa amsal/perumpamaan dikatakan bahwa mereka mengira matahari, bulan, dan bintang adalah tuhan-tuhan mereka. Apa yang mereka abdi hari ini bukanlah tu(h)an sejati pencipta langit dan bumi, tetapi tu(h)an berhala yang bisa berbicara.

Sebuah Peringatan Dan Kabar Gembira Rahmat adalah suatu kata yang sering dipakai dalam kehidupan keseharian kita yang menurut mereka adalah apa saja yang diperoleh manusia yang memiliki manfaat dan menyenangkan. Menurut pandangan awam, rahmat dalam hidup keseharian bisa dalam bentuk memberikan air minum kepada saudaranya yang sedang haus, membantu tetangga yang sedang mengalami kesusahan, seorang ibu yang merawat anaknya yang sakit, ayah yang mendidik anaknya sebagai bekal untuk kebutuhan hidupnya kelak, seorang guru yang mengajarkan kepada muridnya tentang ilmu-ilmu yang bermanfaat, memberikan makan kepada fakir miskin, memberikan petunjuk jalan dan tempat istirahat kepada para musafir, membantu menyeberangkan jalan bagi orang yang buta, membantu orang yang mengalami kecelakaan, seorang dokter yang bekerja untuk menyelamatkan jiwa pasien, seorang yang berupaya mempertaruhkan dirinya untuk menyelamatkan orang yang sedang tenggelam, dan masih banyak yang lainnya. Semua itu adalah bentuk rahmat yang umum dan macam-macamnya berbeda. Akan tetapi ada bentuk rahmat yang lebih besar dan bahkan terbesar serta mempunyai kedudukan yang paling mulia adalah menyelamatkan umat manusia dari cengkeraman maut yakni sebuah bencana besar yang membinasakan yang tanpa mereka sadari. Tidak hanya dalam lingkup keluarga, teman dekat, maupun lingkungan masyarakatnya, tetapi menyentuh hingga lapisan bangsa dan masyarakat dunia. Bahkan tidak hanya umat manusia saja yang menikmatinya, termasuk juga seluruh alam semesta menyambut gembira datangnya rahmat ini. Itulah bentuk rahmat yang sesungguhnya. Ada bahaya yang sekedar lewat dalam keseharian kita, yang hanya terjadi pada seseorang atau sekelompok orang. Tetapi yang jauh lebih penting di sini adalah bahaya besar yang mengancam kehidupan umat manusia secara masal. Untuk itulah, maka sesungguhnya anugerah misi kerasulan yang merupakan misi keselamatan setiap 14 abad sekali kepada umat manusia selamanya tidak dapat diukur dengan rahmat-rahmat yang lain, baik dari sisi kepentingan, kemuliaan, maupun keagungannya. Demikianlah perbedaan besar antara bahaya yang satu dengan bahaya yang lain. Lihatlah, di hadapan kita terdapat laut yang bergelombang, yakni gelombang laut kehidupan. Gelombang itu tidak hanya menelan seseorang saja, akan tetapi menelan umat dan Negara, menerpa peradaban dan kemodernan. Gelombangnya yang sangat besar, bergejolak semakin tinggi bagaikan mulut-mulut buaya yang kosong, yang akan meremukkan jamaah manusia, sebagaimana singa-singa pemburu. Masalahnya di sini adalah bagaimana manusia bisa menyelamatkan diri dari kapal kehidupan yang sudah setengah tenggelam itu yang sebentar lagi akan benar-benar tenggelam dengan seluruh isinya karena pasti diterjang dengan badai yang maha dahsyat, yang tidak ada satupun kekuatan (science and tehnology) di kapal tersebut yang mampu menghadang datangnya badai dan gelombang yang maha tinggi. Lihat saja sekarang, laut sudah bergemuruh sedemikian hebatnya, tinggal nunggu waktunya. Di saat itulah, Allah menyediakan bahtera penampung, sama seperti Nuh yang membuat bahtera untuk menyelamatkan siapa saja yang mau diselamatkan dari bencana banjir besar yang akan segera menenggelamkan bangsanya. Bagi siapa saja yang mau menyelamatkan diri

dari kapal tua yang rusak yang sudah setengah tenggelam itu, bersegeralah berpindah menuju bahtera penampung yang akan berlayar dengan selamat ke daratan yang aman. Para penumpang dan awak kapal dari Bahtera penampung tersebut akan dibawa dan diantarkan ke tepi pantai kemenangan dengan selamat. Dan uniknya lagi bahwa bahtera penampung tersebut tidak menggunakan tenaga mesin, tetapi menggunakan tenaga angin, maka bahtera tersebut pasti dipasang layar penangkap angin oleh sang nahkoda, dan sang nahkoda selalu memperhatikan arah angin yang hendak melayarkan bahteranya. Bencana besar yang menenggelamkan suatu bangsa bisa berupa bencana kemanusiaan maupun bencana alam. Mari kita lihat ke depan apa yang akan terjadi : Di saat itu kendali telah lepas, orang-orang telah dikalahkan oleh urusan mereka dan kehilangan petunjuk. Lalu mendekatlah kita, mendekat kepada pemandangan yang mengerikan, pemandangan orangorang yang celaka dan sengsara. Kita akan menyaksikan pemandangan sekarat bangsa ini dengan rintihan kepedihan yang begitu kerasnya hingga menusuk telingga orang yang di pegunungan sekalipun. Rintihan kepedihan dan kesengsaraan menjadi santapan sehari-hari, dan hebatnya rintihan tersebut hingga mengalahkan semua nyanyian, musik, ataupun kicauan burung di pagi hari, menghilangkan selera makan dan pulasnya tidur, karena menyaksikan lumuran darah di depan mata. Tentara yang seharusnya memelihara keadaan, diam kebingungan dan kaku kedua tangan dan kakinya di hadapkan pada pemandangan yang menyakitkan sebagai buah dari puncak kezhaliman, tanpa punya kuasa pada urusan mereka sedikit pun. Keadaan di mana manusia memburu manusia lainnya. Mereka akan menikmati sekaratnya dan kesukaran menjelang ajalnya. Manusia bingung dengan kenyataan dan kejadian-kejadian besar yang menimpanya, laut kehidupan ini akan meluap-luap karena ada nyala api yang berkobar sangat besar, di situlah mereka saling memangsa. Kerusuhan besar tidak dapat dihindari. Manusia telah berubah menjadi serigala yang paling besar di dalam hutan manusia. Di sinilah manusia akan terbakar dan tersungkur kepada api yang menghanguskan. Itulah masa yang paling menakutkan. Saudara, mari kita merapatkan barisan, pegang dengan teguh tali ikatan ini, dan jangan pernah keluar dari Firman, karena dengan demikianlah kita bisa menyelamatkan diri dari bencana kemanusiaan yang maha dahsyat yang sebentar lagi menimpa bangsa ini. Hanya orang yang berimanlah yang akan selamat dari bencana tersebut. Percayalah!! Segera sesudah masa itu, dunia akan kembali cerah dengan wajah baru, seperti terbitnya fajar hari yang sejuk yang menggantikan malam hari yang sunyi dan dingin. Terang Allah akan menerangi dunia manusia. Langit berganti langit yang baru dan bumi berganti bumi yang baru, hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Mereka akan dipenuhi rasa suka cita dan sorak-sorai. Di situ tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk, semua berlaku kasih dan sayang serta saling berbagi. Keadaan akan berwujud menjadi damai, sejahtera, dan berkeadilan. Itulah perubahan besar yang akan terjadi sebagai bukti dari pengutusan-Nya dan merupakan angin rahmat ilahiyah yang menyebar ke segala tempat. Amen. Segala Puji Hanya Milik Allah, Tuan Semesta Alam, Allah Abraham.

Allah Dipisahkan Dari Dunia Kehidupan manusia telah terbagi menjadi dua bagian, yakni bagian untuk urusan Tu(h)an (hanya sebatas spiritual simbolik) dan bagian untuk urusan dunia. Setiap orang menganggap bahwa ada permusuhan antara agama dengan dunia. Apabila ada seorang yang ingin berhubungan dengan salah satu dari keduanya, dia harus memutuskan hubungan dengan yang lain. Tidaklah mungkin seseorang mengendarai dua kapal yang berbeda dalam waktu yang sama. Tidaklah mungkin pula seseorang mengendarai dua kuda dalam waktu bersamaan, pastilah dia akan memilih salah satu kuda dan meninggalkan yang lainnya. Pandangan mereka, tidaklah mungkin ada jalan untuk mencukupi ekonomi atau kebutuhan hidup kecuali harus melupakan Tu(h)annya dan atau menentang pencipta langit dan bumi. Tidak akan abadi suatu pemerintahan atau kekuasaan kecuali dengan mengabaikan ajaran dan hukum Allah, juga harus melepaskan ketakutan kepada Allah. Sebaliknya, tidak ada tempat untuk beragama kecuali dengan memutuskan hubungan dari dunia dan isinya. Itulah pandangan umat hari ini yang memisahkan Allah dari dunia. Dan akhirnya Allah hanya sebagai urusan bergantung (ritualistik) dari setiap permasalahan manusia, sedangkan urusan hidup dan kehidupannya diatur oleh diri mereka sendiri dalam tatanan kehidupan yang lepas sama sekali dengan penciptya-Nya. Dikarenakan, setiap pemikiran keagamaan tidak memberikan kebebasan untuk bersenangsenang dengan apa yang boleh, kebangkitan dan kemuliaan, ilmu dan peradaban, hikmah dan

kekuatan. Dengan demikian pandangan seperti itu tidak berakibat baik untuk manusia pada umumnya. Karena demikian itu bertentangan dengan fitrah yang benar, dan dapat merusak tabiat alami yang bersih dalam diri manusia. Sebagai buah dari pertentangan itu telah menghasilkan sejumlah besar para pemilik kepandaian, kecerdasan, dan kemampuan ilmiah, serta pemikir peradaban, untuk mengutamakan dunia daripada agama, dan mereka puas dengan itu, merasa tenang padanya. Tidak ada bayangan sedikitpun untuk memasukkan ajaran Tu(h)annya ke dalam sendi-sendi kehidupan dan pemerintahannya. Kebanyakan mereka telah meninggalkan Tu(h)annya secara umum, meskipun mereka mengakui keberadaan dan kekuasaan Allah. Mereka meninggalkan dasar-dasar keimanan dan ideologi dan mengambil yang mereka anggap baik dan selamat. Sehingga mereka memisahkan pemerintahan negaranya dengan hukum Tu(h)an dan melepaskan segala ikatannya. Oleh karena itu pemerintahan menjadi seperti seekor gajah yang marah yang terlepas dari kelompok dan ikatannya, atau bagaikan unta yang bingung yang talinya lepas. Ini merupakan pemisahan yang terjadi antara Allah dengan dunia. Pemisahan yang terjadi antara orang yang berkecimpung dalam dunia dan spiritual telah membuka pintu permusuhan untuk menyimpang dari kehendak hukum Tu(h)an. Maka berlanjutlah menjadi penyembahan kepada diri sendiri dan manusia lain secara tatanan dalam kehidupan berpolitik dan sosial kemasyarakatan dalam makna yang seluas-luasnya, yang lepas dari pengaruh Khalik-nya. Sehingga mereka tidak lagi mengenal siapa khalik-nya, meskipun secara umum mereka mengakui keberadaan-Nya. Maka dengan demikian, setiap ibadah yang manusia lakukan dalam pengabdian keagamaan mereka kepada Allahnya, tetapi dalam batasan mereka memisahkan antara Allahnya dengan dunia (sekulerisme), tidak dalam rangka untuk taat kepada perintah dan hukmum-Nya, tetapi hanya sebatas melaksanakan kegiatan spiritual simbolistik atau ritualistik semata, maka siasialah pengabdian keagamaan mereka, meskipun itu berupa sholat, zikir, puasa, zakat, haji dsb. Karena mereka adalah orang-orang yang telah memper-sekutu-kan Allahnya dan dalam bahasa kitab mereka disebut sebagai orang-orang yang musyrik (dalam Al-Quran) dan atau munafik (dalam bahasa Injil). Perhatikan Firman Allah dalam Surat Al-Anaam ayat 136 : Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan sajisajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. Perhatikan pula kitab Matius 15:7-9 : Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Pandangan umat pada hari ini mengatakan bahwa mengabdi boleh kepada penguasa siapa saja atau kepada bangsa dan negara, sementara itu urusan bergantung harus sama Allah dengan melakukan ritual-ritual yang ada. Itu adalah pemahaman yang salah. Allah tidak mau diduakan, Dia adalah tuan bagi seluruh alam semesta dan seluruh manusia, maka Allah sangat marah ketika manusia mengambil tuan yang lain selain Allah dalam urusan hidup dan kehidupannya. Itulah yang dikatakan oleh Allah, umat yang telah melakukan perbuatan zina. Allah dibesarkan di mesjid-mesjid, di gereja-gereja, di kanesah-kanesah, tetapi di dalam hidupnya dia tunduk kepada hukum / aturan selain Allah. Itu namanya bangsa yang sudah berzina, yakni zina ideologi. Pada hari ini mereka (kebanyakan manusia) mengatakan setelah Muhammad, Allah tidak boleh turut campur ke bumi, ini sudah menjadi urusan manusia, tidak akan ada lagi wahyu, tidak akan ada lagi petunjuk dan pedoman hidup pada manusia, tinggal nunggu kehancuran alam semesta saja. Kalau ada kejahatan pada hari ini, biarkanlah kejahatan itu berjalan menurut urusan manusia itu sendiri, biarkanlah manusia dengan manusia yang menyelesaikan urusannya, biarkanlah manusia bikin partai-partai, kekuatan-kekuatan yang tidak berdasar wahyu Allah, kitab Allah tidak dijadikannya sebagai petunjuk tetapi dilemparkannya ke belakang, dan Allah tidak diperbolehkan untuk ikut campur dalam menyelesaikan urusan dan permasalahan manusia dunia hari ini, karena Allah bagi mereka urusannya adalah kampung akhirat dan tempat bergantung. Umumnya, mereka (manusia dunia hari ini ini) mengakui keberadaan dan kekuasaan Allah, namun hati mereka penuh dengan kesombongan, ambisi, dan keegoisan. Mereka yang dibicarakan di sini adalah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Allah namun hatinya telah menjadi lalai dari mengingat-Nya dari perintah dan kehendak-Nya. Mereka menganggap dirinya sebagai suatu keberadaan yang terpisah dan terlepas dari Allah. Memang, sebagaimana yang disebutkan ayat tersebut, ia tidak mengingkari keberadaan Allah, namun menganggap dirinya karena keutamaannya berhak mendapatkan kekuasaan, kemuliaan dan kekayaan yang dilimpahkan Allah atasnya. Oh, celakalah manusia!

Kebangkitan Hari Ketiga Adalah Kode Apokaliptik Yang Tersembunyi Yesus memandang penderitaan yang akan dialaminya dalam perjalanan misinya sebagai sebuah penggenapan dengan tujuan supaya Kerajaan Allah dapat hadir sepenuh-penuhnya. Sebagaimana yang Ia katakan pada kelompok dua belas, Kamulah yang tetap tinggal bersamasama dengan Aku dengan segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku yang menentukannya bagi-Ku kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Mereka harus menderita terlebih dahulu, baru ditinggikan dan dimuliakan. Para pengikut Yesus bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Bukti yang ada menyiratkan bahwa Yesus sudah memiliki strategi yang jelas dan terinci . Ia telah mengambil sebuah keputusan penting, yang Ia yakini akan bermuara pada pelengseran kekuasaan status quo dan berganti kepada kembalinya tahta kerajaan Daud dalam cara yang dramatis dan tuntas. Yesus menyuruh muridnya untuk menyebar ke setiap kota. Mandat besar yang diberikan kepada mereka adalah untuk menyembuhkan orang sakit buta (buta akan kebenaran, bukan buta mata), orang sakit kusta (kusta kezaliman/kelaliman atau kemunafikan karena menduakan peranan Allah), menghidupkan orang mati (mati kesadaran sebagai abdi Allah, bukan mati fisik), mengusir roh-roh jahat (ajaran-ajaran yang tidak berdasarkan kitab Allah - yakni Taurat Musa, Itulah roh jahat, yakni ajaran-ajaran farisi dan saduki), dan memproklamasikan di setiap tempat bahwa Kerajaan Allah sudah dekat!! Yesus memandang ini sebagai pesan final, yakni bagian akhir dari karya perjalanan hidupnya. Ia memerintahkan kepada murid-muridnya bahwa kota-kota yang menolak mereka akan ditandai sebagai tempat-tempat yang akan dihancurkan pada saat penghakiman yang akan datang (Kerajaan Allah tegak). Yesus mengalami semacam penglihatan atau mimpi yang di dalamnya Ia menyaksikan keruntuhan dari kerajaan-kerajaan Iblis (yang dimaksud adalah kerajaan dunia yang sedang berkuasa, bukan kerajaan makhluk halus) yang akan segera terjadi. Baginya penglihatan ini adalah konfirmasi absolut bahwa kerajaan Allah akan segera dinyatakan dan bahwa seluruh negeri itu akan segera menyaksikan kedatangan anak manusia yang akan duduk di atas tahta sebagai raja dalam kerajaan Allah Herodes Antipas mulai cemas dengan tindakan-tindakan Yesus dan para pengikutnya dan segera mengeluarkan perintah untuk menangkap Yesus dan para tokoh-tokoh di dalam gerakan revolusioner yang dipimpin oleh Yesus. Beberapa orang farisi mengetahui perintah ini dan memperingatkan Yesus bahwa Ia harus segera meninggalkan Galilea karena Herodes bermaksud untuk menangkapNya. Namun Yesus berkata kepada mereka (farisi) : Pergilah dan katakanlah kepada Si Srigala itu : Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari ketiga Aku akan selesai (Lukas 13 : 32) Pada hari ketiga Aku akan selesai dalam artian bukan misinya yang selesai (karena misinya harus digenapi dalam selama 6 hari , pada hari ke tujuh adalah sabath), tetapi aktivitas menyembuhkan orang atau mengusir setan lah yang selesai, aktivitas itu adalah aktivitas dakwah . Perlu difahami bahwa aksi Yesus dalam mewujudkan visinya yakni bangkitnya

kerajaan Allah di muka bumi, tidak hanya dilakukan dengan dakwah saja, tetapi ada aktivitas perlawanan yang sesungguhnya kepada kekuasaan status quo, itu dilakukan setelah hari ketiga. Perhatikan Lukas 22 : 35-36 : Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang . Jubah adalah simbol aktivitas dakwah, sedangkan pedang adalah simbol aktivitas perlawanan secara fisik kepada kekuasaan status quo. Tentu saja pedang akan berlaku ketika setelah dibangkitkan, yakni setelah hari ketiga. Tetapi sayangnya gereja mengatakan hari ketiga adalah hari naiknya Yesus ke langit dan duduk di sebelah kanan Allah. Penyebutan hari ketiga disini mempunyai nuansa kenabian (nubuat-penggenapan). Frasa ini merupakan alusi tersembunyi namun langsung terhadap kata-kata yang disampaikan oleh Nabi Hosea dalam kitabnya: "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita , dan kita akan hidup di hadapan-Nya. (Hosea 6 : 1-2) Di dalam teks ini, ummat Israel lah yang telah dipukul dan akan dihidupkan kembali sesudah dua hari yakni pada hari ketiga. Hosea sedang berbicara tentang kondisi Israel di dalam pembuangan, dibawah pemerintahan asing yang diizinkan oleh Allah sebagai akibat dari dosa-dosa mereka. Dan sekaligus Hosea juga bernubuat tentang kebangkitan ummat Israel pada hari ketiga, setelah dua hari mereka diterkam dan dipukul. Menurut Hosea pada titik inilah (hari ketiga) Allah akan membangkitkan Israel dari penindasan yang dialaminya, dengan cara mengeluarkan mereka (Umat Israel) yang dipimpin oleh Yesus sendiri dari negeri yang menindasnya sehingga mereka terlepas dari perbudakan Herodes sebagaimana ummat Israel yang pertama kali dikeluarkan oleh Musa yang lepas dari perbudakan Firaun (Mesir), Itulah esensi kemenangan bagi umat Israel, menjadi umat yang merdeka. Entah pesan ini sampai kepada Herodes atau tidak, makna yang dikodekan dan tersembunyi itu pasti tidak tertangkap oleh pemahamannya dan dunia hari ini. Akan tetapi bagi Yesus, masingmasing teks kenabian ini merupakan satu keping dari sebuah teka-teki gambar susun yang besar. Di waktu-waktu kemudian, penyebutan Yesus tentang misinya yang akan dibangkitkan pada hari yang ketiga akhirnya dirancukan dengan ide-ide tentang Yesus sendiri yang dibangkitkan dari orang mati pada hari yang ketiga lalu naik ke langit dan duduk di sebelah kanan Allah. Akan tetapi teks Hosea ini jelas-jelas berbicara komunitas yang dipimpin oleh Yesus. Lagi pula yang dimaksud Hosea dan Yesus bukanlah hari secara harfiah yang terdiri dari dua puluh empat jam, tetapi adalah sebuah etape atau fase di dalam mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi. Yesus menggunakan frasa ini semacam kode apokaliptik untuk mengungkapkan pemahaman-Nya atas periode akhir menjelang tegaknya kerajaan Allah. Pada saat itu pula, Yesus juga memperolah berita bahwa lawan-lawanNya di Yerusalem sedang mencari jalan untuk menangkap dan membunuhNya. kelihatanNya para musuh ini adalah para

pemimpin bangsa Yahudi dari kelas aristokrat. Mereka menganggap tokoh-tokoh seperti Yohanes Pembabtis dan Yesus sebagai ancaman terhadap kekuasaan dan kontrol mereka, baik atas tatanan politik dan perekonomian di Bait Allah maupun dalam hal pengaturan perkaraperkara keagamaan, dan lebih menghawatirkan lagi bagi mereka adalah ancaman ideologi. Yesus merasa waktunya masih belum tepat untuk berkonfrontasi secara fisik dengan Herodes di Galilea maupun dengan pihak penguasa di Yerusalem, karena segala sesuatu ada masanya, ada waktunya. Karena itu Ia memutuskan untuk berpindah ke arah timur, menyeberangi sungai Yordan, ke sebuah wilayah bernama Dekapolis. Dekapolis berada di luar perbatasan Galilea dan Yudea. Bagi Yesus beserta rombongannya, itulah kebangkitannya hari ketiga, karena di sana mereka bebas dari gangguan dan aman, serta di sana pula Ia merencanakan tahapan selanjutnya untuk menggenapi misinya, yakni tegaknya kerajaan Allah di muka bumi. Itu suatu keniscayaan, seperti yang dinubuatkan di dalam kitab Daniel 2 : 34-35 : Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia , lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia adalah Yesus itu sendiri yang membangun kekuatan bersama Umat Israel untuk menghancurkan kaki patung tersebut yang terbuat dari besi dan bercampur tanah liat, dan itulah Kerajaan Romawi yang ditundukkan oleh Yesus . Batu itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi maksudnya adalah kerajaan Allah tegak berkuasa di bumi, yang kekuasaannya meluas sampai ke ujung-ujung bumi.

Mengungkap Makna Kerajaan Allah Yang Sejati Sebagai Visi Setiap Para Mesias Gerakan setiap para Rasul atau Utusan Allah adalah gerakan mesianis , yakni gerakan yang membebaskan umatnya dari keterpurukan dan keterkutukan dosa, mengeluarkan umatnya dari kondisi yang gelap kepada terang, disebabkan karena umat tersebut telah melanggar atau merusak perjanjian abadi yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan Allah. Dengan demikian gerakan setiap para rasul adalah membangkitkan kerajaan Allah yang telah runtuh di muka bumi. Gerakan mereka juga disebut gerakan apokaliptik yang menantikan tindakan campur tangan Allah di dalam sejarah sesegera mungkin untuk menegakkan kerajaan Allah sebagaimana yang telah dijabarkan secara rinci oleh para nabi yang telah bernubuat tentang kedatangan para mesias yang akan menggenapi nubuat para nabi. Gerakan apokaliptik memberikan penekanan pada hampir tibanya akhir zaman beserta penggenapan janji-janji Allah pada saat tersebut. Akhir zaman disini yang dimaksudkan bukanlah hari Armagedon, bukan pula persepsi eskatologis tetapi adalah akhir dari zaman dunia lama dan berganti kepada zaman dunia baru, atau disebut dengan istilah suksesi kekuasaan peradaban di dunia. Kerajaan Allah ini adalah sebuah era baru yang diwarnai oleh keadilan, kebenaran, damai dan sejahtera bagi seluruh umat manusia, yang dipusatkan kepada bangsa yang dipilih oleh Allah sebagai pusat peradaban dunia, dari sanalah akan memancar pengetahuan tentang Allah serta etika universal yang dikandung dalam hukum Allah bagi semua bangsa di seluruh dunia. Kerajaan Allah merupakan politik legal yang harus tergenapi dalam kehidupan masyarakat dunia. Kerajaan Allah merupakan lembaga resmi yang menjalankan aturan Allah, menjalankan kekuasaan Allah, dan menjalankan ketaatan hanya kepada Allah semata. Di dalam Al-kitab banyak ayat-ayat yang mendeskripsikan tentang kerajaan Allah yang dimaksud oleh Yesus, dan secara kongkrit Kerajaan Allah itu sendiri adalah kekuasaan politik yang dibangun oleh Yesus. Kerajaan Allah bukanlah sebuah sekadar perasaan ataupun konsep abstrak. Ia dijelaskan dengan bahasa yang konkrit dan spesifik. Kata Kerajaan, baik dalam bahasa Ibrani dan Yunani, berarti pemerintahan atau penguasaan. Makna yang sama ini kita temukan dalam frasa kerajaan Herodes maupun penguasaan Romawi. Doa yang diajarkan Yohanes dan Yesus mendefinisikan Kerajaan Allah sebagai terjadinya kehendak Allah di bumi ini seperti yang sudah terlaksana di sorga. Yang dimaksud bukanlah sebuah kerajaan yang ada di sorga, tetapi

mengemukakan ide tentang penguasaan sorgawi yang menerobos ke dalam sejarah manusiawi dan menyatakan dirinya di muka bumi. Frasa ini dipahami secara harfiah, implikasinya jelasjelas sebuah revolusi di bumi manusia, penghancuran secara penuh dari status quo tatanan (politik, social, dan ekonomi) yang lama, dan berganti dengan tatanan yang baru seperti kehidupan yang ada di sorga. Yesus berkata : Berbaliklah dari dosa-dosamu, karena kerajaan Allah sudah dekat di ambang pintu, penghakiman sudah menjelang tiba. Tentu apa yang Dia katakan adalah sebuah nubuat yang akan segera terjadi pada zaman nya sendiri yang akan segera tiba, bukanlah terjadi pada nanti waktu akhir zaman yesus turun yang kedua kali. Orang menggambarkan diri Yesus adalah tokoh mesias rohanis, sedangkan dalam setiap ucapannya dan tindakannya mencerminkan Dia adalah tokoh politis yang revolusioner , yang benar-benar mengharapkan penghancuran kerajaan-kerajaan duniawi (bumi) dan berganti dengan kerajaan Allah. Yesus mempunyai program atau agenda dalam misi mesianiknya, yaitu : Berkuasa atas Israel dengan menduduki tahta Daud, Membersihkan Yerusalem dan Tanah Israel dari penguasa asing, Menegakkan kekuasaan berlandaskan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan, Memisahkan para pendosa dari umat Israel, Mengumpulkan suku-suku Israel yang selama ini tercerai berai (yang diamsalkan mengumpulkan tulang-tulang yang berserakan, seperti dalam Yehezkiel pasal 37 ), dan Meluaskan kekuasaannya kepada semua bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah, sehingga bumi menjadi buminya Allah. Sebagai Raja yang akan duduk dalam kerajaan Allah nantinya, dalam artian sebelum Kerajaan Allah tegak secara nyata di muka bumi (ini sudah terjadi pada zamannya), Yesus mengambil langkah untuk mendirikan sebuah pemerintahan sementara yang terdiri dari sebuah kabinet inti atau Kelompok Dua Belas. Dari antara para pengikut-Nya, Yesus memilih dua belas orang yang Ia tunjuk sebagai utusan-utusan atau wakil-wakil. Dan Dua belas orang tersebut tentu masing-masing akan menunjuk dua belas orang dibawahnya secara sistematik. Inilah makna dari kata yunani yang biasanya diterjemahkan sebagai rasul. Maksud utama dari langkah ini mengisyaratkan bahwa ketika pemerintahan-Nya dapat beroperasi secara penuh, masingmasing dua belas orang ini akan menduduki sebuah tahta, masing-masing satu tahta bagi dua belas suku Israel (Lukas 22 : 30). Jadi sebelum tegaknya kerajaan Allah di bumi, pasti yang dilakukan oleh para Utusan Allah yakni Muhammad, Yesus, dan Musa adalah menghimpun umat dalam sebuah komunitas untuk membangkitkan kerajaan Allah di muka bumi. Inilah yang dimaksud sebagai kitab kejadian , yakni "menjadikan" ummat yang independent, yang mempunyai "ideologi" yang satu (esa/tauhid) kepada Allah, hanya kepada Allah saja, bukan lagi kepada sesembahansesembahan raja-raja di bumi. "Menjadikan" Allah sebagai raja di bumi manusia, yang secara konkrit adalah tegaknya kerajaan Allah di muka bumi. Firman Allah, jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku, Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi, Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu. Kita lihat fakta sejarah perjalanan Bani Isr ae l . Sebelum dibebaskan oleh Musa pada kali yang pertama, mereka adalah bangsa budak, yang diperbudak oleh firaun di negeri Mesir, mereka

tidak punya tanah air, hidup numpang di negeri mesir. T atkala Musa datang untuk menyadarkan Bani Israel tentang esensi pengabdian kepada Allah, maka mereka mengetahui akan dirinya, mereka tidak mau diperbudak lagi , karena esensinya dia adalah budak Allah, tidak boleh ada yang berhak menjadi tuan dalam dirinya kecuali Allah. Maka Musa dalam kitab kejadian "menjadikan" Bani Israel sebagai umat atau komunitas yang independent, yang mempunyai "ideologi" yang satu (esa/tauhid/ekhad) kepada Allah, hanya kepada Allah saja, bukan lagi kepada raja di bumi, yakni Firaun. Tatkala Bani Israel, mengetahui dirinya bahwa esensinya dia adalah budak Allah, yang di dalam kitab Allah tertulis, Firman Allah: Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menjadi abdi atau budak Aku, sesungguhnya mereka (bani Israel) diciptakan untuk mengabdi hanya kepada Allah, bukan kepada Firaun yang mengaku diri sebagai tuan. Maka terjadilah sebuah kebangkitan. Ruh All a h masuk di dalam diri bani Israel . Bani Isr ae l bangkit untuk melepaskan diri dari perbudakan . Apa yang dimaksud dengan membangkitkan? yakni d ari tidak sadar, menjadi sadar. Dari orang yang tidak tahu harga dirinya, menjadi tahu harga dirinya. Dari orang yang tadinya mati, sekarang dia bangkit hidup. Tentu saja setelah ditiupkan ruh kepadanya . Maka Bani Isr ae l bangkit dari kematian nya . Dan sejarah mencatat, bani Israel yang tadinya menjadi bangsa budak, kemudian dia sadar dan bangkit dari perbudakan, dan Allah telah menuntunnya, maka Bani Israel diangkat oleh Allah, ditinggikan derajatnya, dimuliakan di antara bangsa-bangsa yang lain, menjadi bangsa yang memimpin dunia, menjadi wasit daripada dunia. Itulah nikmat yang dulu pernah Allah berikan kepada Bani Israel, karena bani Israel mau beriman kepada Allah. Tetapi sekarang Bani Israel telah meninggalkan Allah, dan Allah pun meninggalkan Bani Israel. Kerajaan Allah adalah suatu keniscayaan yang ada di muka bumi, yang tentu sesuai dengan hukum tradisi Allah akan saling silih berganti dengan kerajaan bangsa-bangsa. Dengan kata lain, Kerajaan Allah kadang eksis di muka bumi, kadang tenggelam di muka bumi. Itu suatu keniscayaan. Bagimana mungkin manusia bisa beribadah kepada Allah kalau tidak ada tempatnya, bagaimana mungkin pula manusia bisa melakukan persembahan-persembahan kepada Allah kalau tidak ada wadahnya. Tempat-tempat peribadatan, sebenarnya adalah simbol dari perwujudan kerajaan Allah yang tegak di muka bumi. Segala sesuatu ada simbolnya, dan segala simbol ada maknanya. Amerika serikat mempunyai simbol patung liberty, Indonesia mempunyai simbol tugu monument nasional. Jadi kalau kerajaan Allah sudah tidak ada lagi dalam artian sudah hancur dan berganti dengan kerajaan bangsa-bangsa yang berdiri atas pilar ideologi manusia, terus apakah fungsi dari pada tempat-tempat peribadatan itu sendiri? Sehingga mengertilah kita mengapa Tu(h)an Allah dalam kitabnya sangat membenci adanya persembahan-persembahan di bait Allah itu sendiri, sementara Kerajaan Allah hancur di muka bumi. Selama kerajaan Allah tidak ada di muka bumi, selama itu pula manusia tidak bisa beribadat kepada Tu(h)an semesta alam. Bangun dulu kerajaan Allah, baru bisa melakukan peribadatan kepada-Nya. Perhatikan Kitab ratapan 2 : 7 : Tuhan membuang mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudusNya, menyerahkan ke dalam tangan seteru tembok puri-purinya. Perlu difahami bahwa Kitab Ratapan adalah bani Israel meratap kepada tu(h)an Allahnya. Itu terjadi ketika kerajaan Allah yang dibangun oleh Musa sudah hancur berganti dengan kerajaan bangsa-bangsa. Mereka dalam kondisi yang benar-benar meratap, yakni sangat menderita dan sengsara karena dijajah dan diperbudak oleh bangsa-bangsa (Babilonia, Media persia, Yunani,

Romawi). Sehingga untuk mengenang itu dibangunlah Tembok Ratapan". Pada saat itu Tu(h)an membuang Mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudus-Nya. Sehingga mereka (Bani Israel) tidak bisa melakukan persembahan-persembahan lagi di mezbah atau di tempat-tempat kudus mereka. Setelah meratap sekian abad (ratusan tahun), maka ratapan mereka akhirnya didengar oleh Tu(h)an Allah. Allah hendak mengampuni dosa-dosa mereka (dosa karena merusak perjanjian, dosa karena Yerusalem telah jatuh), dengan terlebih dahulu mereka yakni Bani Israel harus mengadakan ikatan perjanjian dulu kepada Allah, karena perjanjian yang pertama di waktu Musa (perjanjian lama) telah mereka khianati. Maka dengan demikian mengertilah kita kenapa ada perjanjian baru atau perjanjian yang kedua bagi Bani Israel. Perjanjian ini diikat oleh seoarang pembebas yaitu Yesus atau Isa Al-Masih. Dia-lah yang membebaskan Bani Israel dari keterkutukan dosa, dan mengangkatnya kembali menjadi umat yang diberkati oleh Allah. Tetapi setelah mereka diangkat kembali yang kedua kali oleh Yesus Utusan Allah untuk menjadi umat yang diberkati, maka setelah sekian abad mereka menguasai dunia, mereka lupa lagi terhadap perjanjiannya, sama seperti yang pertama di waktu Musa, mereka merusaknya kembali, dan akhirnya mereka kembali jatuh menjadi umat kutuk lagi atau umat budak bangsabangsa lagi.

Allah Sebagai Bapa, Rasul Sebagai Anak, Ruhul Qudus Adalah Firman Disebutkan dalam Yohanes 10 ayat 30 : Di sini Yesus berkata : Aku dan Bapa adalah satu Secara kurang tepat, ayat ini langsung diartikan oleh Teolog Trinitian bahwa Yesus adalah Allah sejati, pribadi yang setara dengan Bapa. Coba perhatikan dengan teliti ayat selanjutnya yaitu Yohanes 10 : 36-38, Yesus sedang berusaha menjelaskan bahwa Ia bertindak atas nama Bapa , atas nama Allah, sehingga apa yang Ia perbuat harus selaras dengan restu Bapa, maka Ia harus satu dengan BapaNya. Begitu juga yang mengikuti Yesus, haruslah menjadi satu dengan Yesus dan BapaNya. Hal ini ditegaskan dalam Yohanes 17 : 21 : Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Semua Rasul Allah Bertindak atas nama Allah, bukan bertindak atas nama diri sendiri atau kelompok. Atas nama Allah dalam arti meninggalkan segala paham/ajaran/ideologi/sifat dan karakter apapun yang selain Allah, dan menegakkan paham/ideologi Allah dalam kehidupan manusia. Apapun yang Bapanya benci, akan dia tinggalkan, dan apapun yang Bapanya perintahkan, akan dia laksanakan, dengan melepaskan unsur kepentingan subjektif diri sendiri. Tidak ada kehendak diri sendiri, yang ada hanyalah kehendak Bapanya. Bahkan dia tidak akan melakukan pekerjaan apapun kalau belum mendapatkan restu dari Bapanya. Dia hanya pelaksana daripada rencana Bapanya. Dan semua pengikutnya pun harus bertindak atas nama Allah untuk dapat dikatakan menjadi satu seperti Yohanes 17 ayat 21 tersebut di atas.

Surat 5 ayat 73 : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tu(h)an selain dari Tu(h)an Yang Esa (tauhid), yakni Allah. Ini berarti Allah melarang untuk memisahkan atau membeda-bedakan antara ketiganya, antara Allah, Rasul Allah, dan Ruhul Qudus (Firman) . Dalam pengertian, ketiganya merupakan satukesatuan yang tidak boleh dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Allah menyampaikan Firman (Ruhul Qudus) melalui Rasul Allah, sehingga perkataan Rasul Allah adalah sama dengan perkataan Allah. Namun tidak berarti bahwa seorang Rasul berubah wujud menjadi Allah. Ruhul Qudus adalah bagian dari Ruh Allah yang ditiupkan (diwahyukan, diajarkan) kepada Rasul-Nya, sehingga dia berubah status menjadi Makhluk Ilahiyah. Karenanya tidak boleh dipisahkan atau dibedakan antara perkataan Allah dengan perkataan Rasul, atau antara perbuatan Bapa dengan perbuatan Anak. Dengan masuknya Ruhul Qudus itu ke dalam diri seorang Rasul, maka Allah telah bersemayam di dalam dirinya, Allah sudah manunggal (menyatu) dengan dirinya. Perhatikan Yohanes 14 : 7-10 : Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Logikanya, Seseorang dapat mengenal Allah melalui RasulNya sebagai mandatarisNya di bumi, karena dia (Rasul Allah) adalah saksi Allah bagi umat manusia. Jika seseorang ingin mengenal Allah, kenalilah dan lihatlah RasulNya. Artinya Allah sudah bersemayam (manunggal, menyatu) ke dalam diri seorang Rasul. Namun tidak berarti Allah berubah menjadi Muhammad, Bapa menjelma menjadi Yesus, dan atau Muhammad dan Yesus mengaku dirinya sebagai Allah Bapa. Muhammad dan Yesus adalah makhluk darah daging, tetapi jiwa mereka adalah Ruh-Nya Allah (Ruhul Qudus). Maka dapat dikatakan, jiwa Muhammad dan Yesus sudah manunggal dengan Allah Bapa. Pribadi Muhammad dan Yesus sebagai anak didikan bangsanya sudah mati dan terlahir kembali menjadi manusia baru (baptiso = lahir kembali), yaitu pribadi hasil celupan Allah, hasil didikan Allah, manjadi Anak (didik) Allah. Muhammad sendiri mengatakan : Aku tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Yesus sendiri juga mengatakan : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, jikalau tidak ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan Bapa itu juga dikerjakan Anak (Yohanes 5 : 19). Di sini menekankan bahwa antara Allah, Rasul Allah (Utusan Allah), dan Firman (Ruhul Qudus) adalah satu, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Tentu yang dimaksud satu di sini bukanlah satu zat atau satu pribadi atau satu sosok, melainkan satu spirit, satu visi, satu misi, satu hati, satu pikir, satu pekerjaan. Manusia yang telah diajarkan firman oleh Allah (yakni mereka yang disebut Rasul Allah dan para pengikutnya), maka esensinya mereka bukanlah darah dan daging lagi, tetapi secara

esensi mereka sudah menjelma menjadi firman atau ruhul qudus itu sendiri. Karena apa yang mereka katakan, apa yang mereka perbuat semuanya berdasarkan firman tersebut, bukan dari keinginan atau kehendak pribadi mereka sendiri. Perhatikan Yohanes 1 : 14 : Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Sebutan Anak Allah bukan berarti Anaknya Allah. Sama seperti sebutan Anak sekolah, bukan berarti anaknya sekolah, tetapi anak yang patuh kepada aturan sekolah, atau anak didikan sekolah. Sama dengan sebutan Anak Allah, yaitu siapa saja yang patuh kepada aturan atau perintah Allah, melaksanakan kehendak Allah BapaNya, dan dia tidak mau menerima ajaran/didikan selain daripada didikan Allah semata, itulah Anak Allah. Jadi Anak Allah yang dimaksud adalah Anak didik Allah. Posisi Rasul di sisi Allah sama dengan posisi Anak di sisi Bapaknya. Allah adalah Bapa (pencipta, pendidik, pengatur, pengasih, pelindung) bagi Rasul (Anak) dan umatnya, sama seperti fungsi seorang Bapak biologis yang menjadi pengatur, pendidik, pengasih, pelindung bagi anak-anak dan keluarganya. Jadi istilah Anak Allah harus dibedakan dengan Allah Anak (Tuhan Anak) sebagai salah satu oknum dalam doktrin Trinitas. Yohanes 1 : 12-13 : anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, yakni orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki Sangat tegas ditekankan dalam ayat ini, pengertian Anak Allah tidaklah bersifat jasmani!! Jadi pengertian Anak Allah dalam kitab Allah, bukanlah Anak secara jasmani, melainkan secara rohani. Roma 8 : 15-17 : Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah Semua orang benar yang berhak menerima janji-janji waris dari Allah disebut Anak Allah. Pemahaman ini sangat jelas memberi pengertian bahwa istilah Anak Allah dihubungkan dengan hak waris seorang anak dari BapakNya, yakni ahli waris kerajaan sorga dari Allah. Kesalahan daripada para Ahlul Kitab Taurat, Injil, maupun Al-Quran adalah kekeliruan mereka dalam memahami makna dari istilah ruh. Sebagian besar manusia memahami istilah ruh sebagai apa yang dikenal sebagai istilah -roh-. Ruh itu sendiri mereka samakan dengan -rohyaitu yang menghidupi jasad manusia, yang ditiupkan pada saat manusia berada dalam kandungan seorang ibu. Ada tertulis di dalam kitab Allah Surat ke-15 ayat ke-29 : Maka tatkala Aku akan menyempurnakan ciptaan-Ku yaitu manusia, Aku tiupkan ke dalam dirinya Ruh- ku . Kata ditiupkan adalah istilah wahyu, karena ruh artinya adalah firman Allah, maka ditiupkan ruh artinya diajarkan firman Allah atau ilmu Allah. Jadi yang dimaksud ruh di sini adalah firman Allah atau wahyu Allah, bukan -roh- yang menghidupi jasad seperti pemahaman kebanyakan manusia. Karena manusia sudah hidup sebagai darah dan daging serta akal fikiran walaupun dia belum punya ruh.

Ruh atau firman Allah adalah sebuah kekuatan yang apabila difahami oleh manusia, maka dia (ruh) dapat membangkitkan dan menghidupkan manusia itu. Kalau manusia mau hidup abadi dia harus memahami firman Allah itu, kemudian dia harus menjadikan firman Allah itu sebagai iman dan keyakinan sehingga dia memiliki ruh Allah di dalam dirinya. Jadi dengan demikian manusia yang tidak memiliki ruh Allah dalam dirinya disebut manusia yang mati, bukan mati secara fisik melainkan mati kesadarannya, mati jiwanya. Yang dimaksud Yesus membaptis dengan Ruhul Qudus adalah Yesus menerima pertobatan manusia dan membaptisnya dengan firman Allah. Yesus membaptis bani Israel yang telah mengakui dosa-dosanya karena meninggalkan Allah dan mencintai dewa (tuan) bangsa-bangsa. Maka bani Israel yang bertobat itu harus bersumpah setia di depannya, kemudian mereka harus dicuci kesadarannya sampai tahir (bersih) dari penyakit kusta (syirik atau sundal) yang ada di dalam dirinya selama itu, dengan firman Allah. Itulah yang dimaksud Yesus membaptis dengan Ruhul Qudus.

Suksesi Kekuasaan Peradaban Dunia Hukum kehidupan menegaskan, bahwa segala sesuatu memiliki ajal (batas waktu) tertentu yang tak dapat ditunda atau mendahului masa yang telah ditetapkan atasnya. Hukum ajal ini seringkali hanya disandarkan kepada ajal manusia saja, tanpa pernah menyadari bahwa hukum ajal pun berlaku bagi setiap bangsa atau peradaban. Logikanya jika seorang pernah lahir, maka dia pun harus menghadapi ajal kematiannya. Sama halnya dengan umat (bangsa) atau peradaban, dia pernah lahir pada hari jadinya (hari proklamasi), maka suatu saat ajal (kehancuran)-nya pun akan tiba. Tak ada kekuasaan bangsa dan peradaban yang abadi.

Mengenal hukum ajal suatu umat (bangsa) ini Allah menggariskannya dalam surat ke-7 ayat ke34 : Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. Baik umat Allah maupun umat selain Allah (umat bangsa-bangsa), menurut hukum kehidupan mereka mempunyai ajal. Bukti bahwa tiap-tiap umat itu mempunyai ajal telah banyak sekali dijelaskan di dalam kitab-kitab Allah baik Taurat, Injil, maupun Al-Quran. Di dalam kitab Allah banyak sekali dikisahkan tentang bangsa-bangsa besar yang tadinya makmur dan kuat kemudian hancur, tinggal cerita dan menjadi catatan sejarah, dimana bekas-bekas pusat kekuasaan mereka hanya tinggal puing-puingnya saja. Data-data sejarah yang sering diperlihatkan oleh Allah kepada manusia itu agar diketahui dan dijadikan pelajaran baginya. Dengan melihat data-data sejarah tersebut maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak mengimani tentang umur atau ajal suatu umat. Silakan saudara perhatikan bekas-bekas dari pada sebuah kekuasaan besar semodel Fir'aun, Asyur, Babilonia, Kista, Macedonia, Medio-Persia, Romawi, dan lain sebagainya, yang sekarang ini sudah tidak ada penghuninya lagi, hanya tinggal monument sejarah. Begitu pula bekas imperium Yerusalem pertama, bekas imperium yerusalem kedua, serta bekas imperium Darussalam, seluruhnya juga tinggal catatan sejarah. Seharusnya ini merupakan data fisik yang dijadikan oleh Allah sebagai fakta ilmiah agar manusia memperhatikan tentang peringatan Allah akan perjalanan kehidupan yang bersifat pasti, yang berulang dan akan terjadi kembali manakala kondisi kehidupan manusia ini terkondisional seperti kondisi yang dialami oleh bangsa-bangsa besar tersebut, maka Allah akan bertindak kembali. Dan sekaligus ini menunjukkan bahwa segala sesuatu itu ada masanya. Silakan perhatikan surat ke-30 ayat ke-9 : Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Demikian pula ditegaskan pada surat ke-29 ayat ke-53 : Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Sekiranya bukan karena waktu yang telah ditetapkan, benarbenar telah datang azab kepada mereka, dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. Perhatikan dalam Pengkhotbah 3 ayat 1-8 : Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam, ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan, ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari, ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu, ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk, ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi, ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang, ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit, ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara, ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci, ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

Seperti cerita di dalam kitab Allah tentang orang yang melaui suatu negeri, dimana dia melihat sebuah kota yang sudah runtuh temboknya. Mungkinkah kota ini bisa dibangun kembali? Yang diperumpamakan seperti menghidupkan kembali keledainya yang sudah mati, yang tinggal tulang-belulangnya saja. Keledai yang sudah mati itu tulang belulangnya dikumpulkan dan disusun kembali. Kemudian tulang belulangnya yang telah disusun itu dibalut dengan otot, lalu ditiupkan ruh, maka keledai itu hidup kembali. Inilah sisa-sisa bani Israel yang masih beriman, mereka dikumpulkan kembali satu per satu sebagai domba-domba Allah yang hilang dengan diutusnya Yesus untuk memulihkan kembali Yerusalem sehingga Yerusalem bangkit kembali menjadi kota keadilan Allah seperti yang pernah dibangun oleh Musa di kala pertama. Kesalahan orang yang fatal adalah ketika Yesus bernubuat tentang Bait Allah yaitu Yerusalem yang dibangunnya itu suatu saat akan hancur kembali, mereka tidak mau menerima kenyataan itu, bahwa sebenarnya Yerusalem kedua sudah bangkit dan juga sudah hancur kembali. Tetapi mereka menolak kenyataan ini. Sungguh berat bagi bani Israel untuk mengakui bahwa Bait Allah yakni Yerusalem telah kembali menjadi abu dan para pemimpin bani Israel sudah tidak lagi dipercaya oleh Allah. Sehingga Allah tidak akan lagi memulihkan Yerusalem melalui tangantangan mereka. Dari sinilah mereka merekayasa bahwa Yerusalem belum dipulihkan. Nanti di akhir zaman barulah Yesus turun dari langit bersama-sama dengan para malaikat Allah untuk mengembalikan Yerusalem. Seolah-olah apa yang dibangun oleh Yesus itu tidak akan mati, merupakan kerajaan yang abadi, kekuasaan yang tidak akan punah. Tetapi kekuasaan dalam arti apa? Kalau kita berbicara Yerusalem tentu saja yang dimaksud adalah Yerusalem sebagai ibukota dari suatu bangsa yang menguasai dunia di mana bangsa-bangsa belajar ke gunung sion (Yerusalem) dan tunduk kepada kerajaan Allah yang dipimpin oleh kedua belas suku bani Israel. Mereka tidak paham apa yang dimaksud denga akhir zaman . Yang disebut akhir zaman adalah berakhirnya tatanan dunia lama dan terbentuknya tatanan dunia baru. Maka sesungguhnya yang dimaksud Yesus dengan akhir zaman adalah akhir dari pada zaman kekuasaan Herodes yang akan berganti dengan zaman baru, yaitu zaman tegaknya kerajaan Allah dengan Yerusalem sebagai ibukotanya di mana Yesus duduk sebagai Raja dan para pengikut setianya duduk sebagai Hakim bagi kedua belas suku Israel. Dengan demikian kejadian akhir zaman (eskatologi) sudah sering kali terjadi pada setiap saat suksesi pergantian kekuasaan peradaban dunia. Karena hukum suksesi pergantian kekuasaan peradaban dunia berlaku sepanjang masa, maka pada zaman atau periodesasi Muhammad, Yerusalem sudah tidak ada lagi, sudah dihancurkan oleh Romawi, berganti dengan kekuasaan peradaban bangsa-bangsa. Jadi disini kita bisa melihat bahwa Romawi berkuasa di bumi dua kali, yakni pada saat sebelum tegaknya Yerusalem kedua yang dibangkitkan oleh oleh Yesus, dan setelah runtuhnya Yerusalem kedua tersebut. Itu kenapa Muhammad diutus, jadi ada hubungan misi dengan Yesus, yakni dalam rangka menegakkan kembali kerajaan Allah yang telah runtuh yang telah dibangun sebelumnya oleh Yesus. Kebenaran itu tidak bisa didustakan, manusia harus berpegang kepada kebenaran bukan kepada kepercayaan. Boleh saja kita berdasarkan kepercayaan, tetapi kepercayaan yang berdasarkan kebenaran.

Dengan datangnya Muhammad untuk membangkitkan kembali kerajaan Allah, maka dunia mencatat bahwa kerajaan Allah bangkit di zaman Muhammad sekian abad. Setelah generasi Muhammad berkuasa sekian abad, tibalah saat di mana umat Muhammad kembali terpuruk akibat kezalimannya dikarenakan melanggar perjanjian abadi. Suksesi kekuasaan peradaban dunia ini diawali dengan kehancuran kerajaan Allah yang berpusat di Bashrah oleh Hulagu Khan (1258 M). Hingga kini, sudah sekitar 7 abad lamanya dunia dikuasai oleh kekuasaan peradaban bangsa-bangsa dan tentu saja akan diakhiri oleh kekuasaan peradaban Allah saat ajalnya tiba nanti. Hari ini kita sudah melihat tanda-tandanya bahwa suksesi kekuasaan peradaban dunia sudah dekat, sudah diambang pintu. Perhatikan dalam Surat ke-3 ayat ke-26 : Katakanlah: "Wahai Tu(h)an Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu

Jahiliyah Bukanlah Penyembah Patung! Jalan pemikiran jahiliyah modern dewasa ini adalah menganggap bahwa sifat daripada kebudayaan adalah berkembang dari waktu ke waktu. Apa yang dulu 14 abad yang silam dianggap baik yang sesuai dengan kondisi pada saat itu belum tentu cocok untuk diterapkan dalam kehidupan masa kini, dimana hubungan antar bangsa sudah begitu rapat, sistem komunikasi yang begitu cepat serta perkembangan teknologi dan sains yang begitu maju, maka ide untuk kembali menempatkan agama sebagai pedoman tata kehidupan umat manusia, menjadikan hukum-hukum agama sebagai dasar hukum, menjadi ide yang tidak popular lagi. Satu-satunya langkah yang mungkin dapat dilakukan untuk menyelamatkan agama adalah dengan jalan menempatkan pesan-pesan moralnya untuk dijadikan pelajaran budi pekerti, disamping hal-hal yang berhubungan dengan ritual sebagi aktivitas rohani, bagi kehidupan akhirat nanti. Itulah pandang orang hari ini. Kenapa Muhammad diutus di arab? Jawaban umum orang-orang hari ini adalah karena pada waktu itu bangsa arab adalah bangsa jahiliyah. Pengertian mereka tentang jahiliyah adalah hidup di tengah belantara padang pasir yang panasnya membakar sepanjang tahun, gununggunung batu yang tandus serta sifat masyarakatnya yang nomaden. Mereka dikatakan jahiliyah karena sifatnya yang kejam, bodoh, dan barbar. Mereka hidup dalam kabilah-kabilah (sukusuku) eksklusif. Jika satu suku bertemu dengan suku lainnya di padang pasir satu sama lain saling baku hantam. Mereka hidup dari berniaga dari satu dusun ke dusun lainnya, dan ditengah jalan seringkali mereka dicegat penyamun yang merampok barang-barang dagangan mereka. Mereka juga tidak mengenal Tuhan Allah, yang mereka sembah adalah berhala-berhala yang ditempatkan disekitar rumah tua. Di sekitar rumah tua itu terdapat lebih dari 300 macam patung yang disembah oleh tiap kabilah yang datang ke rumah tua itu. Judi, miras, prostitusi, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan adalah masalah-masalah biasa dan sudah menjadi kebudayaan mereka. Hal yang demikian dapat terjadi karena bangsa Arab adalah bangsa yang ummi- yakni bangsa yang buta huruf. Bahkan Muhammad diakui oleh pengikutnya sebagai Nabi yang buta huruf. Itulah gambaran massal manusia tentang pengertian jahiliyah. Kalau kita mau berfikir secara rasional pengertian jahiliyah bukanlah seperti pemahaman tersebut di atas! Secara etimologi, kata jahala artinya bodoh, jahiliyah adalah kebodohan. Kenapa dikatakan bodoh? bodoh disini bukan berarti tidak pandai, atau tidak juga berarti tidak bisa baca dan tulis. Mari kita fahami apa yang dimaksud dengan jahiliyah di sini. Kita perhatikan surat ke-5 ayat ke-50 : Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan siapakah yang lebih baik hukumnya dari pada hukum Allah bagi kaum yang yakin. Di sini kata jahiliyah dihubungkan dengan masalah pilihan hukum. Allah sebagai satu-satunya pengatur yang mempunyai aturan/hukum yang harus ditaati oleh seluruh makhluk-Nya termasuk manusia. Hukum yang diciptakan oleh Allah dalam kehidupan manusia mempunyai tujuan yang sangat mulia yaitu membebaskan seseorang dari dosa atau kesalahannya agar orang tersebut kembali fitrah, tidak keluar dari garis fitrahnya, dengan demikian akan tercipta kondisi kehidupan manusia yang adil dan sejahtera. Hukum yang diciptakan oleh Allah di alam semesta adalah untuk menjaga alam semesta dalam keadaan setimbang, sehingga kita bisa melihat alam semesta kita sangatlah teratur. Miliaran bintang dan galaksi bergerak dalam orbit mereka masing-masing dengan serasi. Galaksi terdiri

dari hampir 300 miliar bintang yang saling berpindah sesamanya dan, yang mengagumkan, selama perpindahan dahsyat ini tidak terjadi satu pun tabrakan. Keteraturan tersebut menyebabkan tabrakan tidak terjadi. Lebih hebat lagi, kecepatan benda-benda di alam semesta berada di luar batas imajinasi manusia. Dimensi fisik luar angkasa sangatlah besar jika dibandingkan dengan pengukuran yang digunakan di bumi. Bintang-bintang dan planet-planet, dengan massa miliaran atau triliunan ton, dan galaksi, dengan ukuran yang hanya dapat dipahami dengan bantuan rumus-rumus matematika, seluruhnya berputar dalam jalurnya masing-masing di ruang angkasa dengan kecepatan yang luar biasa. Terdapat kesetimbangan yang luar biasa dalam seluruh gerakan dinamis ini dan hal tersebut mengungkapkan bahwa kehidupan di alam semesta berlandaskan pada keseimbangan yang sangat cermat. Pergeseran yang sangat sedikit pun pada orbit benda-benda langit, bahkan hanya beberapa milimeter, dapat membawa akibat yang sangat serius. Beberapa di antaranya dapat sangat mengganggu sehingga kehidupan di bumi tidak mungkin terjadi. Secara nature/fitrah, manusia dilahirkan bukan untuk mengatur. Yang berhak mengatur suatu makhluk adalah Sang Penciptanya sendiri. Makhluk tidak berwenang untuk mengatur makhluk lainnya. Jika Rasul Allah menghukum seseorang, itu dilakukannya dalam kedudukannya selaku mandataris Allah dan atas izin Allah, bukan atas kemauannya sendiri. Itulah landasannya Allah membuat hukum yang kemudian diperintahkan kepada para rasulnya untuk ditegakkan di bumi manusia, agar manusia berhukum kepada hukum Allah. Perhatikan surat ke-5 ayat ke-49 : Dan hendaklah kamu menghukum dengan apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti keinginan rendah mereka. Di samping hukum Allah, ada hukum bikinan manusia. Apa dasarnya bahwa hukum bikinan manusia adalah sesuatu yang rendah. Salah satu sifat dasar manusia adalah keinginannya untuk menguasai orang lain, atau nafsu berkuasa. Kekuasaan dalam segala aspek kehidupan adalah alat untuk memiliki. Nah, dalam rangka memiliki itulah manusia membuat peraturan-peraturan hukum. Hukum adalah alat yang paling efektif untuk melindungi kepentingan. Jika sebuah orde kekuasaan membuat aturan hukum, esensinya untuk memuaskan keinginan atau nafsu syahwatnya atau kelompoknya. Hampir semua ayat-ayat yang menyinggung istilah jahiliyah selalu dihubungkan dengan penolakan manusia terhadap seruan utusan Allah agar hendaknya manusia jangan mengabdi kepada selain Allah. Umat Musa yang mengusulkan dibuatnya ilah-ilah lain sebagai pengganti Allah, disebut jahiliyah bukan karena bodoh dalam arti lawan dari kata pandai. Mereka disebut jahiliyah karena tidak mau ber-ilah kepada Allah, tidak mau tunduk patuh kepada hukum Allah. Iman kepada Allah tidak sebatas percaya kepada Allah atau Allah itu ada. Tetapi Iman kepada Allah adalah taat kepada perintah Allah, taat kepada hukum Allah itu sendiri. Iman mengandung esensi sebuah ketaatan, tidak hanya sebatas ketaatan batiniyah semata tetapi juga ketaatan secara fisik kepada hukumNya. Manakala hukumNya tidak diberlakukan, apakah bisa manusia taat kepada Allah?

Sebelum Muhammad mendakwahkan ajarannya kepada bangsa Arab, jangan disangka bahwa mereka (bangsa arab) tidak mengenal istilah Allah, mereka sebenarnya sudah mengenal nama Allah. Gambaran orang bahwa bangsa arab sebagai penyembah patung seperti kebudayaan yunani, adalah suatu khayalan yang tidak didukung oleh fakta maupun logika yang sehat. Sebenarnya bangsa arab bukanlah penyembah patung, karena mereka sudah mengenal nama Allah jauh sebelum Muhammad datang kepada mereka. Tetapi kenapa Allah mengatakan bahwa bangsa arab pada waktu itu adalah bangsa jahiliyah? bangsa yang mempersekutukan Allah? Ini yang harus kita bongkar. Bukti bahwa bangsa arab pada waktu sebelum Muhammad diangkat menjadi utusan Allah sudah mengenal nama Allah, adalah sambutan yang diberikan oleh paman Muhammad yakni Abu Tholib dan seorang pendeta nasrani yakni Waroqah bin Naufal dalam acara pernikahan Muhammad dengan Siti Khodijah. Sambutan Abu Tholib : Segala puji hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dari keturunan Ibrahim dari bibit tanaman Ismael dari pokok Maaad dari cucu Mudar, yang telah menjadikan kita penjaga dan pemelihara rumahNya (Allah) yaitu kabah, pengurus dan pengatur tanah suciNya yang tanah dan Rumah itu untuk digunakan bagi ibadah haji dan untuk perlindungan yang mendatangkan keamanan, dan yang telah menjadikan kita sebagai hakim bagi segenap umat manusia. Kemudian daripada itu, sesungguhnya anak saudaraku ini Muhammad bin Abdillah, tidaklah dapat ditimbang dan dibanding dengan seorang laki-laki lain, baik kemuliannya, keutamaannya, keluhuran budi pekertinya, maupun kebangsawanannya, melainkan pasti dapat kemenangan, meskipun dia seorang yang tidak mampu. Karena memang harta benda itu ringan dan mudah lenyap, urusan yang menutup kebenaran, yang mengganggu kebaikan, dan barang pinjaman yang musti diambil kembali oleh yang punya. Demi Allah , Muhammad ini kelak akan membawa berita gembira yang besar, kepentingan yang amat berguna, dan tuntunan yang amat mulia. Sesungguhnya pada hari ini, telah menggembirakan bagi saudara-saudara ialah khodijah bin khuwalid yang telah dipinang dan diambil istri oleh Muhammad bin Abdillah dengan mas kawin baik yang tunai maupun yang ditangguhkan dari harta bendaku sebesar dua belas setengah aqiyyah adanya. Seusai Abu Tholib memberikan sambutan, berdirilah Waroqah bin Nauafal untuk mnyambut pidato Abu Tholib. Segala puji dan sanjung hanya bagi Allah jua , yang telah menjadikan kita sebagai apa yang telah engkau nyatakan tadi, dan yang telah memuliakan kita sebagai apa yang telah engkau nyatakan tadi. Kita kepala bangsa arab dan pahlawan-pahlawannya adalah orang yang ahli tentang itu. Tidak ada orang arab yang mengingkari akan kemuliaan saudara-saudara dan tidak ada seorang pun yang menolak akan keluhuran saudara-saudara. Maka itu saksikanlah wahai saudara-saudara bangsa Quraisy bahwasanya Aku pada hari ini, telah menikahkan khodijah binti khuwalid dengan Muhammad bin Abdillah dengan menyediakan untuk peralatan perkawinan ini 400 dinar. Kutipan yang panjang lebar ini sengaja disajikan dengan maksud sebagai data nyata, bukti sejarah, bahwa fitnah orang tentang bangsa arab tidak kenal tuhan allah adalah bohong atau tidak benar. Karena mungkinkah orang yang menyatakan segala puji bagi Allah atau segala puji dan sanjung hanya bagi Allah jua itu adalah penyembah patung-patung (yang terbuat dari batu atau kayu)?

Yang menjadi masalah besar sekarang adalah mengapa bangsa arab dan dunia pada umumnya dinamakan oleh Allah adalah bangsa jahiliyah? Bangsa yang mempersekutukan Allah? Bangsa yang berbuat kedzaliman atau kelaliman? Abu Jahal (sebutan bagi pemimpin bangsa jahiliyah) adalah orang yang sangat kental imannya kepada Allah, sangat dominan dengan perkataan-perkataan agamis dan ritus-ritus agamis di Kabah. Tetapi dia adalah orang yang tidak percaya, bahwa mengabdi kepada Allah harus taat dan tunduk patuh kepada aturan atau hukum Allah. Abu Jahal adalah orang yang yakin dan percaya bahwa alam-semesta dan manusia adalah ciptaan Allah, adalah Kerajaan-Allah. Tetapi disebabkan Muhammad adalah utusan A llah dia tidak mau mengimaninya. Kenapa dia tidak mau beriman kepada Muhammad? Karena Muhammad datang dengan membawa sistem kehidupan yang berdasarkan kepatuhan hanya kepada Allah, maka dia menolaknya, karena itu dia dikatakan orang yang ka fir kepada Allah dan utusanNya. Bangsa Arab tinggal di jazirah Arabia, yang kita lihat pada peta dunia adalah satu titik tengah dunia atau jantungnya dunia. Pada saat itu mereka dijepit oleh dua kekuasaan besar. Di sebelah barat oleh imperium Romawi dengan Negara satelitnya, dan di sebelah timur oleh imperium Persia juga dengan seluruh daerah jajahannya yang merupakan Negara boneka. Kekuasaan politik adalah panglima dari aspek-aspek kehidupan lainnya. Artinya jika suatu bangsa yang berada di bawah kekuasaan Romawi, maka seluruh corak kehidupan manusia yang ada di dalamnya berkiblat ke Roma. Demikian halnya yang berada dibawah Persia, semua nilai-nilai budaya akan dipengaruhi oleh si Tuan Besar itu. Yang perlu kita simak dari kedua imperium tersebut adalah perbedaan ideologi politiknya. Bangsa Romawi walaupun diperintah oleh raja-raja, namun corak kehidupannya liberal. Sebaliknya bangsa Persia, corak kehidupannya adalah komunis dengan peran militer sebagai kekuatan pengendali, namun demikian kedua imperium ini berakar pada ideologi yang sama, yaitu kehidupan materialism . Dua model kekuasaan tersebut berebut supremasi politik dunia, tetapi keduanya tidak mampu menciptakan suatu bentuk masyarakat international yang damai, adil, dan sejahtera. Mengapa demikian? Jawaban Allah sangat tegas, yaitu karena kedua sistem kekuasaan itu (liberal dan komunis) adalah bathil. Bathil adalah istilah untuk menyatakan bahwa keduanya adalah isme-isme bikinan manusia yang tidak pernah ada buktinya dalam perjalanan umat manusia memberikan keselamatan adan kesejahteraan, tetapi mereka tetap memujanya. Perhatikan Surat ke-53 ayat ke-23 : (Dewa-dewa yang mereka puja) itu tidak lain hanyalah isme-isme yang kalian dan bapak-bapak kalian mengada-adakannya saja; Allah tidak pernah menurunkan ilmu seperti itu. Sesungguhnya yang mereka ikuti tidak lain hanyalah angan-angan belaka, dan sesuatu kebutuhan nafsu biologis, padahal sudah ada petunjuk untuk mereka yang berasal dari Pencipta mereka sendiri. Surat ke-2 ayat ke-177 : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur (sistem timur) dan barat (sistem barat) itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah (menghadapkan diri kepada sistem Allah). Bangsa Arab dari semenjak Abraham telah menata jazirah arab. Suku-suku yang ada di sana sudah memiliki simbol-simbol kehormatan semacam ini. Diantaranya adalah simbol Hubal, Latta, Uzza, Manaat, dan Nasr. Simbol-simbol tersebut adalah berbagai bentuk nama-nama, gambar atau bendera dari berbagai partai-partai yang ada. Ukir-ukiran dari kayu, batu,

perunggu mewakili legenda seorang pemimpin atau mewakili norma-norma adat dan budaya leluhur / nenek moyang dari suku atau bangsa itu. Surat ke-29 ayat ke-25 : Dan berkata Abraham: "Sesungguhnya yang kamu jadikan pelindung selain Allah itu adalah berhala yang kalian jadikan lambang untuk menciptakan persatuan dan kasih sayang di antara kalian dalam kehidupan dunia ini, kemudian pada hari tegaknya keadilan sebahagian kamu mengingkari sebahagian yang lain dan saling menghujat satu sama lainnya dan tempat kembalimu ialah neraka, dan tak akan ada yang membela lagi. Budaya umat seperti ini adalah klasik, tak pernah hilang. Hampir semua bangsa yang katanya modern, eksis dengan budaya seperti itu. Jadi demikianlah pemahaman jahiliyah, yakni dimana manusia atau bangsa mengaku atau merasa menjadi umatnya Allah, menjadi umat kesayangan Allah, tetapi mereka mengabdi kepada hukum yang selain Allah, membuat tata aturan hidup sendiri yang tidak berdasarkan kitab-kitab Allah. Ajaran Allah hanya dijadikan sebagai ajaran budi pekerti, tidak dijadikan sebagai aturan hidup atau falsafah berbangsa dan bernegara.

Hubungan Kedatangan Muhammad Dengan Sang Mesias Yesus Kristus 1. Dalam Kitab Matius 21 : 33-44 : "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun

2.

itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru : hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)" Makna perumpamaan di atas; k ebun anggur adalah perumpamaan dari Kerajaan Allah. Allah sebagai pemilik kebun, mempercayakan kebunnya untuk dirawat oleh penggarappenggarap yaitu para ahli Taurat Bani Israel. Pada saat hari panen tiba, Allah mengutus beberapa utusan-Nya (para Nabi Bani Israel) untuk meminta bagian si pemilik, te tapi para penggarap ini ( para ahli Taurat Bani Israel) memukuli mereka, bahkan setelah akhirnya anak-Nya sendiri (Yesus) yang diutus, mereka malah membunuhnya (membunuh ajarannya) . Maka Allah murka dan membinasakan para penggarapnya, kemudian kebun anggur tersebut diberikan kepada bangsa lain yaitu keturunan dari batu yang dibuang . Kepada siapakah nubua t ini berlaku? Kalau kita lihat lagi sejarah Abraham, sesungguhnya Ismael adalah batu yang dibuang tersebut, karena dia menghalangi pengurapan Ishak sebagai pewaris tahta Abraham. Tetapi Allah juga berjanji kepada Ismael untuk membuatnya menjadi bangsa besar, dan juga mewarisi tahta Abraham . Perhatikan Kitab K ejadian 21:7-13 : Lagi katanya: "Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya . "Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah ( hamba ) perempuan itu beserta anaknya, sebab anak ( hamba ) ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak . Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan ( budak ) mu itu; dalam segala

yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu. Sebenarnya Hagar bukanlah seorang budak, tetapi dia adalah putri kerajaan mesir yang juga sebagai istri sah nya Abraham, yang dinikahi Abraham diwaktu Abraham pindah ke Mesir. Jadi mengertilah kita, yang dimaksud dengan batu yang dibuang oleh tukangtukang bangunan adalah Ismael itu sendiri. Dan batu tersebut suatu saat akan menjadi batu penjuru, yakni dari keturunan Ismael yang akan menggenapi batu penjuru tersebut. 3. Lantas s iapakah anak keturunan Ismael, yang akan berkuasa setelah Yesus? Dialah Muhammad yang lahir tahun 571 M di tanah Arab (Makkah) dari Bani Kedar. Nubua t T entang Muhammad 1. Yohanes 15 : 26 : Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. 2. Jelas Muhammad lah yang bersaksi tentang Yesus, bahwa dia tidak mati di tiang salib (S urat 4 ayat ke- 157), dan berhasil menegakkan Kerajaan Allah ( Surat 61 ayat ke- 14) . 3. Yohanes 16 : 7-8 : Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa , kebenaran dan penghakiman . Jadi tugas Muhammad sama halnya dengan Yesus, yaitu sebagai penebus dosa manusia Tugas sang penghibur adalah memberikan berita gembira kepada umat Allah yang sekian lama meratap dalam kondisi terkutuk dan terpuruk, dijajah oleh bangsa-bangsa. Berita gembira yang dibawa oleh sang penghibur itu adalah bahwa Allah telah mendengarkan ratapan mereka dan bahwa mereka akan diangkat kembali menjadi pemimpin dunia dengan tegaknya kerajaan Allah. 4. Surat 61 ayat 6 : Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." 5. Allah mengutus Muhammad karena Yerusalem sebagai terang dunia yang ditegakkan oleh Yesus telah hancur, pada waktu itu dunia kembali jatuh ke dalam dosa, dunia kembali gelap . Manusia berbuat dosa karena tidak ada Yerusalem/Darussalam. Dengan demikian mengertilah kita bahwa Muhammad mempunyai warta utama atau visi misi untuk mengembalikan Yerusalem/Darussalam/Kerajaan Allah di muka bumi sebagi terang dunia, dan manusia akan selamat dari dosa. 6. Kita lihat sejarah, Muhammad dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan bangsawan, sama dengan Musa yang dibesarkan di istana Firaun. Surat 73 ayat 15 : Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun.

7.

Jadi Muhammad adalah Nabi dan Rosul Allah yang sah, menurut nubua t dalam kitab para nabi. Kalau saja ada yang menuduh bahwa dia tidak sah karena lahir dari keturunan Ismail, yang dianggap anak haram Abraham dari gundiknya, Hagar, maka secara tidak langsung dia telah memfitnah bahwa Abraham sebagai bapak sebagian besar bangsa adalah nabi yang tidak bermoral, nabi bejat, karena telah berani berzina. Perjuangan Muhammad 1. Pada awal perjuangannya, sasaran dakwah Muhammad tidak hanya ditujukan kepada bangsa arab tetapi juga ditujukan kepada kaum Israel, pengikut Musa dan Yesus, mengajak mereka untuk mengikuti dia, menegakkan Kerajaan Allah kembali. Maka wajar saja di dalam Al -Q ur an, sebagian besar isinya adalah kisah-kisah tentang Bani Israel. S urat 2 ayat ke- 47 : Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat . Surat 3 ayat ke-64 : Katakanlah (Muhammad): "Hai Ahli Kitab, marilah kita (berpegang) kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita abdi kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuan selain Allah saja". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang tunduk dan patuh kepada Allah" 2. Muhammad tidak meniadakan hukum dalam kitab-kitab sebelumnya, tapi menggenapinya (S urat 5 ayat ke- 48). 3. D akwah Muhammad membuahkan hasil dengan diperolehnya kepercayaan dan bantuan dari kaum Nasrani Yatsrib (Madinah) yang disebut sebagai kaum Anshor. Sehingga jelas tertulis dalam sejarah, bahwa Muhammad telah sukses menegakkan Kerajaan Allah, di Madinah yang disebut Darussalam, yang secara makna sama dengan Yerussalem yaitu Negeri yang Damai/Selamat/Diberkati ( Surat 10 ayat ke- 25). 4. Perjuangan tersebut dimulai dari tahun 611 M, kemudian Hijrah/Eksodus tahun 624 M, terakhir tegak tahun 634 M. 5. Setelah tegak kerajaannya , Muhammad digantikan oleh para Kh a lifah (para pengganti atau raja-raja yang akan memimpin dunia berdasarkan sistem kepatuhan kepada Allah) Keruntuhan Kerajaan Allah Yang Dibangun Oleh Muhammad 1. Sampai pada zaman kegemilangan kerajaannya oleh Kh a lifah Harun Ar - Rosyid dari Bani Abbasiyah. Negeri arab menjadi mercusuar dunia. Kepadanyalah bangsa-bangsa berhukum dan belajar tentang peradaban. 2. Tetapi sunnatull a h tetap berlangsung. Suatu ketika Harun Ar - Rosyid digantikan oleh anaknya, Makmun Ar Rosyid, maka dia mulai berlaku sundal, dengan mengganti sistem kekholifahan dengan kekuasaan monarki, tidak memakai hukum Allah secara total lagi dan mulai mengadopsi ideologi bangsa-bangsa. 3. Maka Allah kembali murka dan mengacungkan tangan kirinya yaitu Jengis Khan dari bangsa bar-bar Mongolia sebagai cemeti untuk mencambuk umat nya yang telah berzina. Sehingga pada tahun 1258 M, Baghdad saat itu sebagai ibukota kekhalifahan , diserbu dan dihancurkan, tanpa sisa , dibumihanguskan. Perpustakaan yang berisi ribuan buku yang bernilai tinggi dan otentik tentang sejarah, serta penjelasan-

penjelasan tentang wahyu Allah, yang berasal dari para sahabat terdekat Nabi Muhammad, dibakar habis tak tersisa!! 4. Kehancuran Kerajaan Allah yang dibangun Muhammad secara de facto adalah pada masa Khalifah Al Mustakhfi Billah I (tahun 701-732 H/ 1302-1334 M), pastinya tahun 1324 M. Sejak saat itu ummat Allah yang dibangun oleh Muhammad menjadi budak bangsa-bangsa lagi sampai sekarang dan dunia kembali gelap, jatuh ke dalam dosa karena hancurnya kerajaan Allah. Kebangkitan Kerajaan Allah Kembali Setelah Periode Muhammad 1. Sesudah hampir 700 tahun hukum bangsa-bangsa menguasai bumi, dunia dipasung untuk berhukum kepada hukum yang selain Allah, dunia sudah dalam puncak kerusakan yang luar biasa disebabkan ke dzaliman/kelaliman manusia, serta umat Allah yang sudah lama meratapi penderitaan dalam keterkutukan dan keterpurukan hari ini, maka sudah saatnya Allah menjawab ratapan mereka, mendengarkan rintihan penderitaan mereka. Sunnatullah akan berlaku kembali. 2. Seperti halnya dinubua t kan dalam Surat 62 ayat ke- 3 bahwa setelah Periode Muhammad, akan ada kebangkitan kerajaan Allah kembali dari bangsa Akhorin / Ajam ( bangsa yang selain bangsa arab) dan juga bukan lagi bangsa Israel yang dipilihnya. Atau dengan kata lain, kebangkitan hari ini tidak terjadi di timur tengah lagi sebagaimana dulu Muhammad, Yesus, Musa, Nuh, dan Adam, tetapi akan berlangsung di negeri sebelah timur. Perhatikan, nubuat dalam kitab Yesaya 46 : 11 : yang memanggil burung buas dari timur , dan orang yang melaksanakan putusan-Ku dari negeri yang jauh . Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya. Dimanakah negeri sebelah timur yang menggunakan lambang ideologi burung buas?? Itulah yang telah direncanakan oleh Allah untuk dibangkitkannya kerajaannya kembali. 3. Surat 62 ayat ke-3 sangat erat kaitannya dengan Surat 26 ayat 198-199 : Dan kalau Al-Quran itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab , lalu ia membacakannya kepada mereka (orang-orang Arab), niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya. Ini adalah ayat nubuat yang akan berlaku setelah periode Muhammad, yang memperkuat bahwa bukan lagi bangsa arab yang dipilih oleh Allah setelah jatuh/runtuhnya kerajaan Allah yang dibangun oleh Muhammad, tetapi bangsa lain yang diluar bangsa Arab dan diluar bangsa Israel.

NUH lah Yang Menebus Dosa Keturunan Adam Dan Bukan Yesus ! Adam adalah seorang Rosul (utusan Allah) untuk membangkitkan kerajaan Allah di muka bumi, dan tegaklah kerajaan Allah pada waktu itu. Ketika pada saat puncak kejayaannya, mereka sudah mulai lupa diri dan meninggalkan hukum-hukum Allah dan mengubah manjadi kekuasaan yang Monarki. Kaum Adam memakan buah khuldi yang artinya buah yang dihasilkan oleh sistem buatan manusia atau mengubah hukum Allah menjadi hukum buatan manusia yang sifatnya monarki (pohon kekekalan yang terlaknat) sehingga Allah murka dan mengeluarkan kaum Adam dari sorga (kerajaan Allah di bumi). Maksud mengeluarkan dari sorga adalah kerajaan Allah yang dibangun Adam yang tegak ratusan tahun di bumi akhirnya runtuh, disebabkan karena ummatnya telah berbuat kerusakan kembali dengan mencintai sistem kehidupan yang selain dari pada Allah, mengubah hukum Allah dengan hukum bangsa-bangsa. Dalam istilah kitab bahwa mereka dikatakan berzina. Setelah kaum Adam berbuat dzolim yang menyebabkan mereka diturunkan dari sorga (maksudnya diturunkan dari kepemimpinan dunia dan menjadi budak bangsa-bangsa), selama ratusan tahun mereka meratap atas kesalahannya. Itulah mereka berbuat dosa kepada Allah. Dan setelah ratusan tahun berlalu Allah pun memperhatikan dan mendengarkan ratapan anak cucu Adam. Allah akan membangkitkan mereka kembali dengan membangkitkan seorang rosul dari kalangan mereka sendiri yang berasal dari bangsa Babel yaitu yang bernama Nuh . Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (Al-Araaf ayat ke-25) Setelah Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanakkan seorang anak lakilaki, dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: "Anak ini akan memberi kepada kita

penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN." ( Kitab Kejadian 5:28-29) Nuh diutus di tanah yang terkutuk oleh Allah yaitu di bangsa Babel yang dulu telah berbuat dzolim (kerusakan). Nuh dibangkitkan untuk memberi penghiburan dan melakukan pekerjaan yang berat dan besar yaitu membangun kembali kerajaan Allah yang dulu pernah dibangun oleh Adam tapi runtuh karena kaum Adam makan buah khuldi. Nuh diutus oleh Allah untuk menebus dosa kaum Adam dan membebaskan kaum Adam dari penderitaan menuju ke jalan keselamatan dengan mengajak kaumnya untuk membangun kembali kerajaan Allah yang dulu pernah ditegakkan oleh Adam. Jadi dosa kaum Adam sudah ditebus dengan kedatangan Nuh dengan misinya membangun kembali kerajaan Allah di muka bumi. Jadi jelaslah bahwa bukanlah Yesus yang menebus dosanya kaum Adam!! Jadi itulah tugas Nuh adalah mengajak kaumnya untuk menegakkan kerajaan Allah dengan cara berdakwah kepada kaumnya malam (dakwah secara diam-diam) dan siang (dakwah secara terang-terangan), yang sebelum melaksanakan tugasnya Nuh dan kaumnya diperintahkan untuk melakukan perjanjian abadi kepada Allah. Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (Al-Ahzab ayat ke-7). Nuh telah menyeru kepada bangsanya supaya mereka mendapat ampunan dari Allah atas dosa mengkhianati misi Adam, tapi banyak orang yang mendustakan Nuh, termasuk anaknya yang bernama kanan, hanya sedikit orang yang beriman. Ketika tidak ada lagi yang beriman di antara kaumnya Allah memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera karena sebentar lagi bangsanya akan ditenggelamkan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan .(Hud ayat ke-37) . Nuh melaksanakan perintah Allah kemudian memasukkan setiap ummatnya ke dalam bahtera tersebut. Ini adalah bahasa amsal, yang maksudnya adalah Nuh diperintahkan Allah untuk membentuk komunitas kepemimpinan sebagai sarana untuk menghimpun ummat sebagai pejuang Allah untuk menegakkan kerajaan Allah di muka bumi. Syarat untuk masuk ke dalam komunitas kepemimpinan Nuh adalah harus melakukan perjanjian kepada Allah. Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anakanakmu. (Kitab Kejadian 6:8) . Ketika Nuh menawarkan sebuah misi yaitu pengabdian hanya kepada Allah sebagai satusatunya Tuan, Janganlah kalian mengabdi kepada Tuan bangsa-bangsa, tetapi mengabdilah kepada Tuan sejati yakni Tuan Allah Dengan misi itu Nuh dianggap bangsanya sebagai orang gila, orang sesat, orang yang hina, pendusta, dan berbagai macam cobaan lainnya yang menimpanya. Tetapi dengan keyakinan yang kuat, Nuh berhasil menghimpun ummat dalam kepemimpinannya. Sedangkan bangsa yang tidak mau mengikuti misi Nuh maka bangsa itu

akan ditenggelamkan. Maksud ditenggelamkan adalah diazab (disiksa) oleh Allah dalam berbagai macam bentuk sampai bangsa tersebut tenggelam / mati dan diganti dengan tegak dan berkuasanya kerajaan Allah. Tatanan dunia lama diganti dengan tatanan dunia baru. Itulah maknanya. Setelah kaum Nuh tidak ada lagi yang mau masuk ke bahtera maka Nuh dihijrahkan oleh Allah ketika sudah tiba waktunya bagi bangsa yang selama ini mendustakannya. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.(Al-Ankabut ayat ke-15) . Akhirnya Nuh dan pengikutnya diselamatkan ke bukit Judi. Bukit judi adalah istilah negeri keselamatan. Di situ Nuh dan pasukannya menyusun barisan militer untuk berperang melawan pasukan kafir. Karena perjuangan Nuh dan pasukannya semata-mata murni karena Allah, demi bangkitnya kerajaan Allah maka pada akhirnya peperangan surut dengan kemenangan di pihak Nuh. Tegaklah kerajaan Allah di muka bumi. Berkat sumpah setia mereka bahwa mereka akan taat kepada Allah dan Rosul-Nya, kini merekapun menjadi bangsa yang mulia dan unggul di atas bangsa-bangsa yang lain. Kehidupan menjadi aman, sentosa, damai, adil, dan sejahtera, itulah kondisi sorga di bumi. Dalam perjalanan berikutnya sebagaimana Sunnatullah pada puncak kejayaan kerajaannya mereka pun sudah mulai lupa diri dengan melakukan kesalahan sebagaimana yang dilakukan oleh bani Adam. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Yunus ayat ke-23). Karena lupa diri Allah mengubah keadaan mereka dari kondisi sorga menjadi neraka. Neraka sebagai simbol penderitaan dan kesengsaraan, berarti mereka diperbudak lagi oleh bangsa-bangsa. Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Anam ayat ke-123 ). Mereka telah mengkhianati perjanjian abadi kepada Allah. Akhirnya Allah mencabut kekuasaan mereka untuk selama-lamanya, karena bangsa itu telah berbuat dua kali kerusakan sama seperti sejarah yang akan terjadi pada bangsa Israel. Berbuat kerusakan maksudnya mereka merusak perjanjian abadi dengan Allah yang mengakibatkan jatuhnya / runtuhnya kerajaan Allah.

Sejarah Yang Benar Tentang Yesus Dan Kebangkitan Yerusalem Yang Kedua 1. Nubuat Yesaya tentang Elia, yang mempersiapkan jalan bagi sang Mesias. Kitab Yesaya 40 : 3 : Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Dalam pemahaman orang Nasrani, kedatangan Sang Mesias akan didahului kedatangan nabi Elia. Adalah sangat penting untuk mengetahui siapakah Elia, guna mengetahui siapa Sang Mesias sebenarnya. Dalam Markus 1 : 2-8 : Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya", demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu." Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Ruhul Qudus. Jadi benarlah bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia itu sendiri, dan Mesias yang datang setelahnya adalah Yesus . Kalau kita perhatikan banyak sekali nubuat para nabi tentang keruntuhan Yerussalem yang digenapi pada zaman Zedekia. Tetapi para nabi juga menubuatkan akan adanya pemulihan Yerussalem oleh sang Mesias. Dalam mimpi Nebukadnezar, tersebutlah negara Romawi sebagai kaki patung yang terbuat dari campuran besi dan tanah liat. Kemudian terungkitlah sebuah batu tanpa campur tangan manusia, bergulir dan menghantam kaki patung tersebut sampai hancur berkeping-keping. Herodes, sebagai raja Romawi, tentunya tahu nubuat yang menunjuk kerajaannya ini. Dia pasti khawatir dan merasa terancam kekuasaannya akan digulingkan oleh sang Mesias. Bayangan orang akan Yesus, bahwa dia hanyalah Mesias secara rohani yang mengajak orang-orang kepada kasih, seperti halnya pendeta dan kyai. Tapi kalau kita lihat kenyataannya, seorang penguasa tidak akan cemas akan adanya kyai/dai, Syekh Arab atau Paus sekalipun yang datang ke Indonesia. Tapi penguasa akan marah dan emosi akan adanya GAM, Organisasi Papua Merdeka dan gerakan separatis lainnya. Maka pastilah Yesus bukan Mesias secara rohani tapi secara mesias politis, karena kedatangannya adalah untuk membebaskan bani Israel dari perbudakan dan memulihkan kembali yerusalem yang telah hancur. Tugas Yesus adalah sebagai Sang Mesias/Penebus Dosa. Anggapan umat Nasrani, Yesus adalah penebus dosa umat manusia semenjak zaman Adam, karena Adam telah berdosa karena memakan buah khuldi sehingga dosa ini turun-temurun kepada anak turunannya.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Sebenarnya bukan begitu, definisi dosa dalam kamus Alkitab adalah Tindakan manusia secara perorangan ataupun secara bersama-sama yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah. Dan Yesus bukanlah penebus dosa seluruh umat manusia, tetapi khusus kepada bani Israel, karena Yesus diutus kepada Israel. 8. Kapan Israel melakukan dosa? Adalah semenjak masa Rehabeam-Yerobeam, Israel berdosa, dengan berpecah-belah, bersekutu dan mengadopsi ideologi bangsa-bangsa, sehingga Allah marah dan diutuslah tangan kirinya (Nebukadnezar) untuk mencambuk dan mencampakkannya dalam perbudakan yang berkepanjangan selama 700 tahun, sampai zaman Yohanes Pembaptis. 9. Jadi setiap Rosul adalah penebus dosa bagi kaumnya, untuk melepaskan mereka dari perbudakan menuju pembebasan dan Tanah yang dijanjikan (Yerussalem). 10. Disini Bani Israel memperbaharui janji mereka kepada Allah, karena janji pertama telah dikhianati. Itulah mengapa Kitab Taurat Musa disebut Perjanjian Lama, dan Injil Yesus disebut Perjanjian Baru. Misteri Kelahiran Yesus 1. Tentang kisah bahwa Yesus lahir di kandang domba, banyak orang salah persepsi, menganggap bahwa Injil menceritakan lahirnya secara jabang bayi. Domba adalah perumpamaan/amsal dari umat Allah (Matius 9 : 36) . Maksudnya Yesus lahir diantara umatnya. Kelahiran disini adalah kelahiran sebagai Sang Mesias, bukan kelahiran jabang bayi, yaitu waktu Yesus mengumumkan dirinya sebagai Utusan Allah dihadapan ummatnya bani Israel yang mengikutinya. 2. Yang sesungguhnya adalah Yesus dilahirkan dua kali, kelahiran fisik dan kelahiran ruhani . Kelahiran pertama secara biologis dia dilahirkan oleh ibunya tetapi pada kelahiran kedua yaitu kebangkitan dia dilahirkan oleh umat sebagai pimpinan. Dalam dimensi ruhani Yesus bukan anak Yusuf dan Maria, dia adalah penjelmaan dari Ruhul Qudus, yaitu Ruh All a h yang sebagian ditiupkan kepada Maria dan kepadanya sehingga segala perkataan Yesus adalah perkataan Allah. Oleh karenanya, istilah Bapak dan Anak bukanlah anak darah dan daging, hubungan Yesus dengan Allah seperti hubungan bapak dan anak, Yesus sebagai Anak Allah dalam arti Yesus sebagai R osul /Mesias dan Allah sebagai Bapak ( Tuan/ Rob b ). Demikian pula semua pengikut Yesus akan disebut anakanak Allah, tentu saja selama mereka berbicara wahyu atau firman Allah. Matius 5 : 9 : Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah 3. Dalam dialognya dengan Nikodemus (yoh 3 : 3-7), Yesus menegaskan bahwa : sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali , ia tidak dapat melihat kerajaan Allah. Dia (Yesus) bicara soal kelahiran yang kedua, yang ditanggapi secara harfiah (jasmaniah) oleh Nikodemus. Tentu saja yang dimaksud yesus dengan kelahiran kembali seseorang untuk kali kedua bukanlah kelahiran fisik atau kebangkitannya dari kuburan tanah, tetapi setiap manusia harus terlahir kembali sebagai manusia baru, yaitu manusia ruh. 4. Saat kelahiran kedua Yesus itu adalah pada saat pembabtisan. Momen historis seputar pembabtisan Yesus dapat dilihat dalam Injil Lukas 3 : 21-22. Dari kisah tersebut jelas tergambar bahwa pembabtisan Yesus sebagai anak Ruh Allah (son of God) terjadi bukan di saat Yesus berada dalam kandungan (fisik) Maria, tetapi di saat dia sudah

dewasa, awal kenabiannya. Sehingga dia memiliki legitimasi spiritual untuk melakukan tugas mesianiknya. Pada momen pembabtisan inilah yang menjadikan Yesus sebagai Anak Allah sehingga dia memiliki hubungan special dengan Tu(h)an Allah, bukan pada proses pembuahan di dalam rahim ibundanya atau saat kelahirannya sebagai bayi. Strategi Yesus 1. Yesus selalu taat kepada hukum Herodes, maka tidak ada alasan untuk menjerat dia ke pengadilan, dalam kitab Matius 22 : 15-22. 2. Yesus selalu berkata-kata dalam bahasa perumpamaan bila berada di khalayak umum, tetapi akan diuraikannya kemudian kepada murid-muridnya, dalam kitab Markus 4 : 3334. 3. Tujuan Yesus berkata dengan perumpamaan adalah supaya orang-orang selain pengikut Yesus tidak mengetahui rahasia dari Kerajaan Allah, dalam kitab Matius 13 : 10-11. Fase-Fase Perjuangan Yesus Yesus sebagai Utusan Allah, tidak menggunakan cara baru untuk menegakkan Kerajaan Allah. Diapun mencontoh yang sebelumnya, yakni Musa. Allah menciptakan langit dan bumi selama 6 hari, dan pada hari ke tujuh Allah istirahat/sabat. Maka pekerjaan Allah ini sudah semestinya akan ditiru oleh Anaknya. Anaknya juga bekerja selama 6 hari, dan pada hari ke tujuh dia sabat. Bekerja disini maksudnya adalah membangktikan/menegakkan kerajaan Allah. Hari disini menunjukkan bukan hari dalam hitungan 24 jam, tetapi masa /fase . Kita lihat bahwa Musa pun menggunakan 6 fase dalam menegakkan kerajaan Allah, maka Yesus pun 6 fase. Karena Yesus tidak meninggalkan ajaran Taurat, tapi menggenapinya (Matius 5 : 17) 1. Fase dakwah Hari pertama Matius 12:19 : Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 2. Fase dakwah Hari kedua Matius 10:27 : Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Konsekuensi atas dakwah hari kedua Markus 13:9-10 : Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. Kekerasan fisik apapun yang menimpa pengikut Yesus, tidak boleh dibalas, karena masa ini adalah masa pengorbanan dan penderitaan Matius 5:39 : Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Sebenarnya itulah makna dari penyaliban, salib adalah lambang dari penderitaan, yang disangka orang adalah secara fisik, padahal Yesus banyak berkata dalam perumpamaan. Seperti halnya dalam Matius 16:24 : Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 3. Fase Hari ketiga (Fase Hijrah secara teritorial)

4.

5.

6.

Maka setelah dua hari (disalib), pada hari ketiga Yesus dibangkitkan. Dalam kitab Matius 20 : 19 : Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan ." Kejadian inilah yang oleh gereja dikatakan bahwa yesus bangkit dan naik ke langit dan duduk di sebelah kanan Allah. Pemahaman yang benar bukan begitu, tetapi yang dimaksud yesus dibangkitkan pada hari ketiga adalah yesus hijrah ke suatu tempat karena bangsanya sudah tidak menerimanya lagi. Lalu, kemana Yesus hijrah? QS 23 ayat ke-50 = Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumbersumber air bersih yang mengalir. Fase Hari keempat (Fase perlawanan secara fisik) Matius 10 : 34-36 : Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Lukas 22:36 : Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang . Jubah adalah sebagai simbol dakwah, dan ketika memasuki fase ke empat, jubah tidak diperlukan lagi, tetapi yang dibutuhkan adalah pedang. Pedang sebagai simbol perang atau perlawanan kepada musuh, dalam hal ini adalah kepada Romawi. Fase Hari Kelima (Fase kemenangan merebut Yerusalem) Matius 21 : 12-13 : Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangkubangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis : Rumah-Ku akan disebut rumah doa, tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Bayangkan kenapa Yesus berhasil masuk ke Yerusalem, padahal Yerusalem dijaga dengan ketat oleh ribuan tentara romawi. Apalagi Yesus dikenal sebagai Raja Bani Israel, musuh politis bagi Romawi, tentu tidak sembarangan dia bisa masuk ke Yerusalem, kalau bukan dengan cara mengangkat pedang. Fase Hari Keenam (Fase Tegaknya kerajaan Allah) QS 3 ayat ke-55 : (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya." QS 61 ayat ke-14 : Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan Dien) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan

kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. Matius 19:28 : Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaanNya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Matius 16:28 : Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya." Yesus berkata seperti ini untuk memperkuat atau menegaskan kepada para sahabatnya bahwa kerajaan Allah PASTI akan tegak, sebagai jaminan ada di antara sahabatnya yang tidak akan mati sebelum melihat tegaknya kerajaan Allah. Lukas 4 : 17-21 : Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Genap dalam artian sudah terwujud apa yang telah dinubuatkan oleh Yesaya, berarti kerajaan Allah tegak pada waktu itu. Yesus Tidak Mati Dalam Penegakan Kerajaan-Nya 1. QS 4 ayat ke-157 : dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. 2. Lukas 24 : 36-43 : Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

3.

Yesaya 53 : 10 : Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut , dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Tegaknya Yerusalem Kedua Dan Nubuat Akan Keruntuhannya 1. Allah yang telah berjanji kepada Bani Israel dengan pemulihan Yerussalem tidaklah mungkin akan mengingkari janji-Nya. Maka tegak dan berdirilah Kerajaan-Nya pada masa Yesus dan berjaya selama kurang lebih 700 tahun sama seperti pada zaman MusaYosua. Cuman fakta ini dihilangkan dari peredaran sejarah, sehingga dunia tidak dapat melihat sejarah tegaknya kerajaan Allah di zaman Yesus. 2. Kalau ada yang mengatakan bahwa Yesus belum memulihkan Yerussalem pada zamannya, atau bahkan mati dalam misinya, maka sesungguhnya orang tersebut telah menuduh bahwa Yesus adalah nabi palsu, karena tidak menggenapi nubuat para nabi. Atau lebih dari itu, mereka sebenarnya menuduh bahwa para nabi yang menubuatkan Mesias adalah para nabi palsu, juga Allah yang memerintahkan mereka untuk bernubuat adalah Allah yang pembohong. 3. Tapi sunnatullah tetap berlaku, dua kali kerajaan Allah ditegakkan Bani Israel, pasti akan runtuh kembali. Hal ini supaya tergenapi nubuat para nabi akan dua kali kerusakan (Marrotain) pada QS 17 ayat ke-4. 4. Lukas 21 : 20-24 : "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu. 5. Lukas 21 : 5-6 : Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Yang dimaksud Bait Allah disini adalah kerajaan Allah. 6. Setelah itu Yerussalem dijajah lagi oleh Romawi, mulai saat itu sejarah tentang pemulihan Yerussalem oleh Yesus dihapus dalam sejarah dunia. Dikatakan dalam Daniel 7 : 25 = Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Jadi itulah mengapa kita sekarang tidak mendapati data sejarah tentang Yerussalem kedua. Adam Bukanlah Manusia Pertama Yang Hidup Di Bumi Banyak sekali orang yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia yang tercipta pertama kali di muka bumi, yang di ciptakan oleh Allah tanpa perantaraan seorang bapak dan ibu. Memang

Allah berkehendak dalam menciptakan segala sesuatu, tetapi dalam pencitaannya selalu melalui proses / tahapan, tidak sekali jadi atau bim salabim. Kalau ada manusia yang mengatakan bahwa dahulu Allah menciptakan Adam dari tanah liat kemudian ditiupkan roh lalu langsung jadi manusia, jelas pemahaman yang seperti ini sangat keliru, sebab ini sangat bertentangan dengan ketetapan Allah sendiri dan tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan yang masuk akal. Kalau kita mau memahami dengan benar dan sesuai dengan Kitab-kitab Allah dan ilmu pengetahuan, bahwa Allah dalam menciptakan alam semesta maupun manusia selalu dengan beberapa tahapan yang sama. Alam semesta dan manusia diciptakan dengan enam tahapan. Alam semesta merupakan suatu kumpulan energi yang belum berbentuk apa-apa dan belum dapat disebut, kemudian energi tersebut membentuk gas atau kabut angkasa (Nebula), kemudian Nebula memampat membentuk bintang dan planet-planet, sehingga terbentuklah sistem tata surya dengan tujuh struktur. Selama periode itu, terciptanya juga salah satu planet yang kita kenal yaitu bumi yang masih berupa planet mati yang tanpa air. Proses pergeseran benua membentuk gunung-gunung aktif yang menyemburkan gas hydrogen dan bertemu dengan oksigen di udara dan terbentuklah air. Air inilah sebagai sumber kehidupan. Dari air inilah Allah mencitakan segala yang hidup. Kemudian tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan munculah binatang-binatang di muka bumi. Sehingga ketika bumi tampak keindahannya, Allah menciptakan manusia. Manusia merupakan akhir penciptaan alam semesta oleh Allah. Cara berpikir Kitab-kitab Allah berbeda dengan paham evolusi. Manusia adalah makhluk lain yang tidak sama dengan binatang yaitu monyet yang sebagaimana dalam pandangan Darwinisme. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, diciptakan dari ketiadaan dengan melalui enam tahapan. Dan sekali lagi, tidak ada kaitannya dengan evolusi. Berdasarkan Kitab-kitab Allah, asal-usul manusia bukan dari satu orang seperti pemahaman model Bible perjanjian lama dan perjanjian baru maupun pemahaman yang salah menurut Ahlul Kitab Al-Quran. Baik dari golongan orang Yahudi, Nashrani maupu Agamis Islam menganggap bahwa Adam adalah manusia pertama yang ada di muka bumi. Kemudian dari tulang rusuk Adam terciptalah seorang perempuan yang bernama Hawa. Hal yang seperti itu baik dalam Kitab-kitab Allah maupun secara ilmu pengetahuan tidak ada serta tidak masuk akal. Dalam Kitab-kitab Allah tidak ada keterangan yang menjelaskan bahwa Adam adalah manusia pertama. Adapun yang mengatakan bahwa Adam manusia pertama karena adanya penafsiran yang keliru dari Kitab-kitab Allah baik Taurat, Injil, maupun Al-Quran. Tertulis dalam Surat ke-49 ayat ke-13 Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kalian dalam keadaan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kalian saling mengenal. Ini adalah rumus dasar penciptaan, bahwa manusia dciptakan harus melalui seorang perempuan dalam artian punya seorang ibu dan harus melalui seorang laki-laki dalam artian punya seorang bapak. Kalau ada yang mengatakan Adam tidak punya ayah dan ibu, serta Yesus tidak punya ayah berarti mengingkari ketetapan Allah dalam penciptaan. Yang mengatakan seperti itu berarti tidak faham kitab Allah. Mungkinkah Allah tidak konsisten terhadap ketetapannya sendiri? Kami katakan dengan tegas : Tidak! karena Allah selalu konsisten dengan ketetapannya, dengan prinsip penciptaannya. Sudah dikatakan berulang kali bahwa ketetapan Allah tidak pernah

berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi. Hanya orang bodohlah yang mengatakan bahwa ketetapan Allah bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti kondisi zaman kehidupan manusia. Dalam Kitab Allah dijelaskan pada mulanya Allah menciptakan manusia sepasang-sepasang yang masing-masing menjadi nenek moyang setiap ras di dunia. Ras Mongoloid, Ras Negroid, Ras Kaukasoid, Ras Arya, Ras Melayu, dan seterusnya. Allah menciptakan masing-masing ras atau suku bangsa sepasang-sepasang. Dari tiap-tiap pasang ini kemudian berkembang dalam jumlah yang sangat besar. Maka bumi pun dipenuhi oleh manusia-manusia dengan berbagai suku, bangsa, bahasa, ras, dan warna kulit. Dari keterangan di atas, maka gugurlah persangkaan yang menyatakan manusia itu berasal dari satu orang yaitu Adam. Bahkan dalam ilmu pengetahuan dan sejarah membuktikan pernah diketemukan fosil tengkorak manusia di dalam kerak bumi pada lapisan batu tua yang diperkirakan berumur puluhan ribu tahun lebih tua dari masa hidup Adam. Tetapi berita itu dikubur dan tidak lagi disebarluaskan ke khalayak umum karena tidak sesuai dengan pendapat konvensional atau kaedah archeologi pada umumnya. Jadi hal ini membuktikan bahwa jauh sebelum Adam sudah ada kehidupan umat manusia Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah Evolusi dari kera atau keturunan kera. Ini adalah hal yang mustahil karena bertentangan dengan hukum atau ketetapan Allah yang tercermin dalam ilmu tentang hidup, khususnya Genetika. Secara ilmu, gen kera akan melahirkan kera, gen manusia akan melahirkan manusia. Apalagi ada yang mengatakan bahwa Adam mempunyai seorang istri yang bernama Hawa kemudian mempunyai anak laki-laki dan perempuan, kemudian anak-anak Adam dikawinkan. Jelas ini tidak masuk akal dan melanggar ketetapan Allah. Masak kakak dan adik menikah? Secara ilmu (Genetika) tidak boleh terjadi perkawinan antara kakak dan adik (incest) karena akibatnya akan membuat anak-anak mereka akan cacat dan tidak sempurna. Pada mulanya sebelum manusia berkembang menjadi besar, manusia hidup serasi dengan alam. Mereka hidup damai dan tidak merusak kesetimbangan alam. Akan tetapi ketika mereka (manusia) berkembang dalam jumlah yang besar, mereka berubah menjadi makhluk yang serakah. Satu bangsa menyerang bangsa yang lain demi mempertahankan eksistensi dan perebutan kekuasaan atas sumber daya alam. Makhluk yang tadinya damai berubah menjadi makhluk perusak dan menumpahkan darah. Dalam Surat ke-2 ayat ke-30 dijelaskan : Dan ketika Allah berkata kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak mengangkat seorang pemimpin di bumi. Mereka berkata: mengapa engkau menjadikan seorang penguasa atau pemimpin dari kelompok makhluk yang suka berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Allah menjawab: Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui. Sebagian besar para ahlul kitab memahami ayat ini sebagai dasar bahwa manusia berasal dari satu orang, Padahal dalam kitab tersebut tidak ada yang mengatakan bahwa Allah hendak menciptakan seorang manusia, tetapi Allah akan mengangkat atau menjadikan Adam sebagai seorang pemimpin di muka bumi. Ini berarti bahwa sebelum Adam sudah ada manusia. Allah hendak mengangkat derajat Adam dengan menjadikannya seorang pemimpin di bumi atas manusia-manusia lain. Terhadap rencana Allah itu, malaikat menyatakan keberatan dengan

berkata: Ya Allah, akankah Engkau mengangkat seorang pemimpin di bumi dari kelompok manusia yang selalu berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? sedangkan kami beraktivitas dengan memuliakan-Mu dan mengkuduskan-Mu. Dari protesnya Malaikat ini, kita bisa menangkap bahwa waktu itu para Malaikat telah melihat kebiasaan manusia yang suka berbuat kerusakan dan berperang. Akan tetapi, Allah menjawab:Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dari ayat ini bisa disimpulkan beberapa hal. Yang pertama bahwa sebelum Adam sudah ada manusia di muka bumi yang suka berperang dan menumpahkan darah. Yang kedua Adam akan dijadikan seorang pemimpin di muka bumi. Tentunya ada suatu komunitas manusia di bumi pada zamannya Adam maupun sebelumnya. Yang namanya pemimpin harus ada rakyatnya. Apakah mungkin seorang pemimpin tidak punya rakyat yang dipimpin? Jadi demikianlah, sebelum Adam sudah ada manusia yang suka berbuat kerusakan dan kejahatan. Oleh sebab itu, Allah menjadikan Adam seorang pemimpin umat manusia di bumi untuk menegakkan hukum Allah agar manusia menjadi makhluk yang baik dan benar sehingga bumi menjadi damai sejahtera dalam naungan kerajaan Allah. Adapun lokasi Adam dilahirkan atau pusat kekuasaan Adam adalah di daerah Babilonia, yang dikenal sebagai taman Eden, karena Babilonia pada masa kepemimpinan Adam begitu indah, damai, dan sejahtera bagaikan di kebun Allah. Adapun dalam kitab Allah yang lain dijelaskan bahwa Adam berada di taman Eden, dimana tempat tersebut terdapat sungai yang mempunyai 4 cabang yaitu Pison, Gihon, Tigris, dan Eufrat. Para ahli kitab Taurat maupun Injil mengatakan bahwa Adam berada di surga yang ada di alam angan-angan. Sebenarnya maknanya bukan demikian, akan tetapi maksud dari ayat tersebut adalah menggambarkan sungai yang mempunyai 4 cabang yaitu sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Eufrat. Daerah tersebut adalah daerah Babilonia atau Iraq. Jadi jelas bahwa Adam bukanlah manusia pertama di muka bumi yang diturunkan dari langit tetapi Adam adalah pemimpin pertama umat manusia yang ada di bumi yang diceritakan dalam kitab-kitab Allah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Adam mempunyai bapak dan ibu sebagaimana halnya manusia pada umumnya yang diciptakan melalui 6 tahapan dalam proses penciptaan, yaitu dari peleburan antara sel sperma dan sel telur yang disebut zygot kemudian berkembang menjadi blastosis, yang merupakan cikal bakal embrio. Selanjutnya menjadi segumpah daging yang akhirnya dilengkapi tulang belulang dan otot, yang pada akhirnya menjadi janin yang sempurna dan lahir menjadi manusia. Allah berfirman: Sesungguhnya banyak dari para kisah nabi dan rosul serta orang-orang terdahulu yang tidak dikisahkan dalam kitab Allah. Kisah Para Nabi dan Rasul dari Adam sampai Muhammad diceritakan semua dalam Kitab Allah, nah kalau ada yang tidak dikisahkan dalam kitab Allah berarti hidupnya pada zaman sebelum Adam. Pada kitab kejadian 4 : 14-15 , Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku , tentulah akan membunuh aku." Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali

lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapa pun yang bertemu dengan dia . Dari kalimat tersebut jelas terdapat inkonsistensi kitab, seharusnya pada waktu itu hanya tinggal Adam, hawa, dan Kain, karena Habel (adiknya Kain) telah dibunuh oleh Kain sendiri, hanya ada 3 orang. Tetapi dalam ayat tersebut dikatakan maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku ini menandakan ada manusia lain di luar keluarga Adam yang tinggal di bumi. Jadi sangatlah jelas bahwa Adam bukanlah manusia pertama.

Ketika Manusia Menciptakan Ideologi Tandingan Tu(h)an Ada tiga unsur penting, yaitu Brainware, Software, dan Hardware . Allah dalam hal ini bertindak sebagai brainware, yaitu unsur yang memiliki keinginan atau kehendak. Ketika keinginan atau kehendak itu ingin dilaksanakan maka Ia membutuhkan alat atau hardware . Yang menjadi persoalan adalah keinginan atau kehendak brainware tidak dipahami oleh hardware , hal ini karena segala keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh hardware. Untuk itu diperlukan unsur ketiga yang dapat menjembatani kesenjangan komunikasi tersebut. Disinilah berfungsi apa yang disebut software . Pada hakekatnya software adalah sebuah media untuk menerjemahkan keinginan brainware kedalam bahasa yang dimengerti oleh hardware . Allah bertindak sebagai perancang system alam semesta, sehingga seluruh komponen sistem termasuk manusia harus tunduk kepada kehendak Nya. Agar hubungan antara brainware dan

hardware ini berjalan maka dibutuhkanlah software sebagai penghubung. Jadi kata kuncinya adalah hubungan, ketika koneksi terjadi maka sistem dikatakan berjalan atau hidup. Jadi ketika software Allah tidak bekerja atau tidak berjalan pada manusia, maka manusia tadi dikatakan terputus. Ketika manusia terputus dari kehendak Allah maka segala motivasi hidupnya akan diarahkan kepada kebutuhan fisik atau nafsunya saja. Akal Fikiran sebagai media yang seharusnya digunakan untuk berhubungan dengan kehendak Allah, disandera oleh keinginan jasad, sehingga manusia menjadi sebuah hardware yang memberontak kepada brainware . Kesadarannya dipenuhi oleh virus-virus atau program-program lain selain dari program Allah yang semestinya meng-komando keseluruhan kesadaran manusia. Kondisi ini yang sebut dengan kematian sistem. Kematian sistem berbeda dengan kematian fisik. Kalau kematian fisik adalah peristiwa berhentinya kegiatan faal pada sistem tubuh manusia. Sedangkan kematian sistem adalah peristiwa terputusnya hubungan komando dari pencipta dan yang diciptakan sehingga mengakibatkan terjadinya disintegrasi terhadap sub-sub sistem. Kondisi ini disebut kondisi kegelapan, dimana dalam kondisi ini manusia berlomba-lomba untuk menjadi Tuhan, ia akan berusaha untuk menguasai manusia-manusia lainnya, dengan cara bertindak seperti Tuhan, ia akan menciptakan software-software untuk menandingi software buatan Tuhan. Software buatan manusia yang dimaksud disini adalah ideologi ideologi yang diciptakan manusia yang berusaha untuk mempengaruhi manusia dengan iming-iming bahwa kelak mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, yang adil, makmur, berdasarkan ideologi bangsanya masing-masing. Semua ideologi buatan manusia selalu menawarkan kehidupan yang lebih baik yang dipercaya oleh orang-orang yang berhasil dipengaruhinya, kemudian merekapun berusaha untuk menyebarkan pahamnya tersebut kepada orang lain, sehingga mereka berhasil untuk mempengaruhi orang sebanyak mungkin sehingga otomatis wilayahnyapun menjadi meluas dan mereka bisa menguasai sumber daya alam lebih luas lagi. Wajar saja kalau kondisi ke gelap an seperti itu yang ada hanya lah persangkaan. Ada orang mengatakan begini jalan keluarnya, kemudian sekelompok orang akan mengikuti dia, yang lain mengatakan bukan, bukan di situ jalan keluarnya tapi di sinilah jalan keluarnya, mak a sekelompok orang akan mengikuti dia. akibatnya akan tercipta kelompok-kelompok. Tetap saja mereka berada pada kegelapan. Karena ideologi buatan manusia yang disindir dalam kitab Allah sebagai berhala bukan hanya satu, tetapi banyak, maka terjadilah benturan dan gesekan-gesekan diantara ideologi-ideologi tersebut yang pada akhirnya akan terjadi peperangan yang terus menerus berkelanjutan yang membawa korban kesengsaraan pada umat manusia dan kerusakan alam yang hebat. Hari ini kita bisa melihat, bangsa dengan bengsa saling berperang. Dalam perang dunia pertama 17 juta manusia telah mati, sedangkan dalam perang dunia kedua 20 juta manusia telah mati. Kemudian pada hari ini akan terjadi lagi, dunia digegerkan masalah nuklir dan terorisme. Berapa banyak lagi manusia akan terbunuh? Kalau tidak adanya pertolongan Allah, artinya tidak adanya ummat yang bertindak sebagai wasit, maka manusia bisa punah, bangsa terbunuh dengan bangsa. Yang paling berbahaya adalah kotak-kotak etnis, dan kotak-kotak ideologi, orang yang tidak seideologi dengan mereka adalah musuh yang harus dibunuh habis, contohnya komunis, liberalis. Kita bisa melihat kotak nasionalis , bangsa Rusia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Rusia adalah binatang, sama pula dengan bangsa Inggris menganggap bahwa orang

yang bukan bangsa Inggris boleh diperlakukan apa saja, karena dianggap binatang, demikian juga bangsa Indonesia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Indonesia itu sama dengan musuh bagi faham kebangsaan. Kita lihat tiap hari ada usaha untuk menghancurkan lintas banga-bangsa, dan hanya konsep langitlah yang dapat mengatasinya. Lebih spesifik kita lihat, bentuk bencana yang terjadi adalah terjadinya chaos atau kekacauan atau kehancuran tatanan kehidupan dalam suatu komunitas bangsa atau komunitas internasional. Bentuk kehidupan jahanam itu adalah rusaknya moral manusia secara merata. Dari sinilah kesengsaraan manusia itu dimulai. Perang antar suku dan bangsa terjadi, pembunuhan merajalela, membunuh sudah tidak lagi dianggap sebagai suatu tindak kejahatan besar, tetapi sudah berubah menjadi suatu keharusan yang akan mendapat bintang bagi pelakunya. Mencuri, merampok sudah menjadi tradisi, pemerkosaan sudah menjadi hal yang biasa. Kehancuran di bidang ekonomi yang menyengsarakan orang banyak sudah merupakan ilmu dalam bisnis, kemiskinan sudah menjadi tradisi atau lebih ironisnya lagi manjadi asesoris bangsa, pelacuran dengan menjual kehormatan sudah dianggap sebagai profesi dan lambang selebritis, para penguasa yang seharusnya menjadi penggembala rakyat berubah menjadi pemburu yang sadis, perampok harta rakyat, dan pembunuh hak asasi manusia dan lain sebagainya. Itulah bentuk azab yang menyengsarakan hidup dan kehidupan manusia, disebabkan manusia mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Allah . Hanya kembali kepada Allah, semua persoalan akan selesai. Kembali kepada Allah dalam artian mengganti software buatan manusia dengan software buatan Allah, maka manusia akan kembali fitrah dan hidup dengan damai dan sejahtera.

Mengenal Allah Sebagai TUAN bukan TUHAN Mengenal Allah adalah jalan utama menuju keselamatan sacara rasional. Inilah cara mengabdi yang benar, yaitu kenali dulu Allah. Bagimana mungkin kita dapat mengabdi kepada sesuatu yang tidak kita kenal? Bagaimana mungkin seorang hamba dapat mengabdi kepada tuannya kalau dia tidak mengetahui karakter atau sifat tuannya, tidak mengenali apa yang disenangi dan dibenci oleh tuannya. Bagaimana mungkin seorang hamba akan diterima pengabdiannya oleh tuan yang dia tidak kenal? Seorang budak yang mengabdi kepada tuan yang tidak dikenalnya, maka seluruh perbuatannya pasti akan ditolak dan pasti akan bertentangan dengan kehendak tuannya. Sebab pemikiran seorang budak tidak akan sama dengan pemikiran seorang tuan, ilmu seorang budak tidak akan sama dengan ilmu seorang tuan, demikian pula selera budak tidak akan sama dengan selera seorang tuan. Tatkala seorang budak mengabdi berdasarkan pikiran dan ukuran-ukuran pribadinya, maka pasti seluruh pengabdiannya akan ditolak, dan dia akan terkena murka dari tuannya. Secara rasional dalam kehidupan sehari hari pasti demikian, dan tidak ada orang yang akan menyanggah pendapat ini. Ini adalah jalan utama agar pengabdiannya bisa diterima oleh tuannya. Maka mengertilah kita mengapa yang pertama-tama diajarkan oleh Allah kepada para

nabi dan rasul Nya adalah pengenalan tentang sifat-sifat Nya, sebagai langkah awal dalam melaksanakan pangabdiannya itu. Manusia tidak bisa hidup dengan dua tuan. Kalau mengabdi kepada dua tuan, maka tatkala kita mengabdi kepada salah satu tuan, maka tuan yang lain akan menjadi cemburu, iri-hati. Ini merupakan esensi iman yang tidak bisa ditawar-tawar, bahwa manusia tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Sengaja kita menggunakan kata-kata tuan karena asal kata tuhan sebenarnya berasal dari kata-kata tuan (bahasa Melayu). Kata-kata tuhan dimunculkan pada tahun 1668 M, oleh salah seorang pendeta Belanda, ketika mereka menjajah bumi nusantara. Kata-kata tuhan mereka adopsi dari kata-kata tuan dari bahasa Melayu yang memiliki makna sesuatu yang ditaati, sesuatu yang dihormati. Kata tuan itu penuh dengan muatan spirit (energi). Sedangkan kata-kata tuhan tidak memiliki makna spirit (ruh) pengabdian. Kita lihat sejarah Bani Isr ael contohnya. Bani Isr ail adalah bangsa budak, tatkala mereka mengetahui akan dirinya, maka dia tidak mau diperbudak, karena esensinya dia adalah budak Allah, tidak boleh ada yang berhak menjadi tuan dalam dirinya kecuali Allah. Tatkala Bani Israel, mengetahui dirinya bahwa esensinya dia adalah budak Allah, yang di dalam kitab Allah tertulis, kata Allah: Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menjadi budak Aku, sesungguhnya mereka (bani Israel) diciptakan untuk mengabdi hanya kepada Allah, bukan kepada Firaun yang mengaku diri sebagai tuan. Maka terjadilah sebuah kebangkitan. Ruh All ah masuk di dalam diri bani Israel. Bani Isr ael bangkit untuk melepaskan diri dari perbudakan. Apa yang dimaksud dengan membangkitkan? yakni dari tidak sadar, menjadi sadar. Dari orang yang tidak tahu harga dirinya, menjadi tahu harga dirinya. Dari orang yang tadinya mati, sekarang dia bangkit hidup. Tentu saja setelah ditiupkan ruh kepadanya. Maka Bani Isr ael bangkit dari kematian. Dan sejarah mencatat, bani Israel yang tadinya menjadi bangsa budak, kemudian dia sadar dan bangkit dari perbudakan, dan Allah telah menuntunnya, maka Bani Israel diangkat oleh Allah, ditinggikan derajatnya, dimuliakan di antara bangsa-bangsa yang lain, menjadi bangsa yang memimpin dunia, menjadi wasit daripada dunia. Itulah nikmat yang pernah Allah berikan kepada Bani Israel, karena bani Israel mau beriman kepada Allah. Apa yang terjadi pada sejarah bani Israel saat itu akan terjadi pula pada dunia hari ini , karena rumusannya sejarah akan mengulang. Banyak orang yang mengaku iman kepada Allah. Bahkan Abu Jahal (sebutan bagi pemimpin bangsa jahiliyah) adalah orang yang sangat kental imannya kepada Allah, sangat dominan dengan perkataan-perkataan agamis dan ritus-ritus agamis di Kabah. Tetapi dia adalah orang yang tidak percaya, bahwa mengabdi kepada Allah harus taat dan tunduk patuh kepada aturan atau hukum Allah. Ketika Muhammad datang dengan membawa sistem kehidupan langit/Allah, maka dia menolaknya. Abu Jahal adalah orang yang yakin dan percaya bahwa alam-semesta dan manusia adalah ciptaan Allah, adalah Kerajaan-Allah. Tetapi disebabkan Muhammad Rasul Allah dia tidak mau mengimaninya, maka karena itu dia dikatakan orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Artinya, percaya kepada Allah saja bukanlah berarti telah menjadi orang beriman. Setiap orang bisa saja mengatakan my-god (tuhanku). Itu bisa saja tuhan pribadi, tidak menjadi jaminan

bahwa itu adalah Tu(h)an yang sama seperti Tu(h)an-nya Abraham. Orang boleh saja menyebut nama Allah, tetapi Allah yang menurut gambaran pribadi mereka. Hari ini, Ideologi Tuan Allah Abraham, tidak ada pada kaum Nashrani, tidak ada pada kaum Yahudi dan tidak ada pada kaum Islamisme. Mereka semua datang berbicara di depan manusia pada hari ini tidak lain atas nama partai-partai, pemimpin partai-partai, golongan, dan bukan mengatasnamakan Allah Tuan Semesta Alam; Allah Abraham. Tidak ada bangsa-bangsa di dunia hari ini yang berbicara atas nama Allah Tuan Semesta Alam; Allah Abraham, karena itu adalah sebuah ideologi. Mereka berbicara hanya atas nama negara mereka masing-masing, ideologi mereka masing-masing, partai masing-masing. Bekas imperium Kerajaan Yerusalem pertama telah musnah. Dan bekas imperium Yerusalem kedua pun juga telah musnah. Demikian juga halnya dengan bekas imperium Darussalam, juga telah musnah. Tidak ada satu pun bangsa-bangsa dunia yang dahulu mendukung Kerajaan Allah yang ditegakkan oleh Muhammad, Yesus, dan Musa, hari ini tampil Atas Nama Allah Tuan Semesta Alam, Allah Abraham. Kenapa dunia hari ini tidak ada yang tampil atas nama Allah Tuan Semesta Alam; Allah Abraham? Sebab mereka mengabdi kepada Tuan yang lain selain Tuan semesta alam. Sebab mereka telah menduakan Tuan Semesta Alam. Mereka menyembah secara ritus kepada Allah dengan cara masing-masing tetapi mereka mengabdi kepada Tuan lain selain Allah, hukum dan aturan yang mereka taati jelas bukan kehendak Allah. Itulah sebabnya mereka menduakan Allah. Sehingga ideologi atau falsafah hidup mereka bukan Allah semesta alam, tetapi Tuan berhala yang menjadi pengatur mereka di bumi.

Pergumulan Dua Jalan Dalam Sunnatullah Muhammad sudah menubuatkan, umat yang dibangunnya itu pada suatu saat akan menghilang (hancur) kembali. Bahkan Al-Quran yang sudah diturunkan Allah pada periode Muhammad, pada suatu saat juga akan menghilang kembali. Tentang Al-Quran ini, Nabi mengatakan AlQuran hanya tinggal huruf-hurufnya di atas kertas, di atas media tulis. Nabi berkata: Pada suatu saat al-Quran ini akan banyak dibaca orang, tetapi hanya huruf-hurufnya saja . Perkataan Nabi yang seperti itu, hari ini sudah tergenapi. Hari ini, Al-Quran banyak dibaca orang tetapi hanya sekedar membunyikan huruf, tidak memiliki makna sama sekali. Hal itu sudah dinubuatkan oleh Muhammad. Berkatalah Rasul: "Ya Tu(h)anku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan (tidak berguna)" . (QS. 25:30) . Perkataan Nabi inipun juga sudah tergenapi. Faktanya sekarang ini, Al-Quran tidak lagi bermanfaat, tidak berguna, tidak lagi diacuhkan oleh orang-orang yang mengaku peneruspenerus umat Muhammad, seperti yang dahulu dibangunnya. Terjadinya kondisi seperti ini, tidak lain disebabkan sunnatullah, karena memang seperti itulah tradisi Allah yang diberlakukan pada alam manusia dibumi ini. Mayoritas manusia dibumi hari ini, kurang memahami atau tidak sama sekali memahami makna dari kata sunnatullah. Allah sebagai pengatur semesta alam me-manage semesta alam berdasarkan sebuah sistem, yang disebut tradisi Allah. Secara garis besar tradisi Allah ini adalah pergantian atau pergiliran suatu kondisi; Pergantian antara malam dan siang, pergantian antara budaya-kerajaan Allah dengan budaya bukan-kerajaan Allah, pergantian antara kepatuhan kepada Allah dengan kepatuhan kepada selain Allah. Dalam bahasa lain kita katakan juga, pergumulan antara dua jalan. Secara umum orang hanya melihat hidup ini pada satu jalan saja. Padahal Kitab Allah mengatakan sunatullah menciptakan dua jalan. Kalau tidak memahami perjalanan sejarah daripada sunnatullah ini maka dapat dipastikan orang tidak akan paham kondisi ummat hari ini. Dalam kondisi apa ummat hari ini dan apa yang mesti mereka perbuat hari ini. Mereka justru mengira semua orang sudah beriman. Pergumulan antara kedua peradaban ini. Hal ini harus betul-betul dipahami, sebab dari situlah nanti terjadinya qiyamah-qiyamah yang terjadi berulang kali, Dari situlah kita memahami kenapa ada banyak Nabi dan ada banyak Rasul. Dan apa hubungan rasul-rasul itu?

Sebagian besar manusia, tidak memahami hubungan ini. Mereka mengira ajaran Allah sebagai sebuah produk peradaban yang sifatnya evolutif, berkembang dari sesuatu yang sederhana sampai kepada kesempurnaan. Mereka mengatakan, apa yang diajarkan Allah kepada Abraham merupakan ajaran yang belum sempurna dan kemudian disempurnakan oleh ajaran Musa. Kemudian, apa yang diturunkan Allah kepada Musa juga masih belum sempurna dan disempurnakan oleh Isa (Yesus). Selanjutnya, semua ajaran para Nabi dan Rasul yang masih belum sempurna itu disempurnakan oleh Muhammad. Setelah zaman Muhammad ini, maka sempurnalah ajaran agama Tuhan. Artinya mereka mengatakan, sebelum Muhammad diutus, agama Tuhan itu masih belum sempurna. Demikianlah pandangan mayoritas kaum agamis. Logika mereka mengatakan otak manusia berkembang, ilmu pengetahuan berkembang, dan karena orang-orang dahulu berpikirnya masih primitive, masih belum sempurna cara berpikirnya, maka diperlukan ada sihir dan mukjizat, supaya orang iman kepada Allah. Hal ini sangat bertentangan dengan firman Allah dalam kitabNya dalam surat-48 ayat ke-23 :Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. Sunnatullah berasal dari kata Sunnah dan Allah. Sunnah sendiri turunan dari kata sunanun yang artinya perjalanan. Berarti Sunnatullah adalah perjalanan Allah. Kita tidak pernah menemukan adanya perubahan pada perjalanan Allah pada alam semesta maupun alam kehidupan manusia, dengan kata lain perjalanan Allah itu sifatnya tetap, dan berulang sepanjang masa. Karena sifatnya tetap dan berlaku sepanjang masa maka disebut juga sebagai tradisi Allah atau kebiasaan Allah. Dalam Surat ke-3 ayat ke-84 : "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedabedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri." Visi dan Misi mereka (para utusan Allah) sama, yakni membangkitkan kerajaan Allah, dalam bahasa Ibrani disebut Yerusalem, dalam bahasa Arab disebut Darusalam. Kenapa Allah mengutus Yesus? Karena Yerusalem pertama yang telah dibangun oleh Musa telah hancur. Dan selanjutnya kenapa Allah mengutus Muhammad? Karena apa yang telah dibangun oleh Yesus yakni Yerusalem kedua juga telah hancur. Dan apa warta utama Muhammad itu sendiri? Yakni membangun kembali kerajaan Allah yang telah hancur. Proses perjalanan sunatullah panjang bergulir. Pada bahasan ini kita melihat perjalanan sunnatullah (tradisi) Allah, mulai dari sejarah perjalanan Abraham. Dari perjalanan sunatullah ini kita akan melihat dengan jelas hubungan Abraham dengan Musa, hubungan Musa dengan Yesus, hubungan Yesus dengan Muhammad dan hubungan Muhammad dengan Nabi dan Rasul pada generasi selanjutnya. Penggenapan janji Allah kepada Abraham terjadi pada zaman Musa. Artinya, hubungan Abraham dengan Musa merupakan penggenapan janji Allah kepada Abraham. Kata-kata penggenapan tidak popular, tidak terpahami di dalam agamis Arab. Tentang hal ini, kita mengenal istilah satu adalah ganjil dan dua adalah genap. Artinya, pertama (kesatu) Allah

berjanji dan kemudian yang kedua, janji itu mesti Dia penuhi atau digenapi-Nya. Istilah penggenapan ini harus betul-betul diyakini, dipahami. Tidak pernah ada di dalam kalangan ulama Islam-agamis menguraikan masalah tentang penggenapan ini. Semua cerita Taurat, Injil dan Al-Quran, sebetulnya berbicara masalah-masalah politis; Essensinya berbicara tentang masalah politis. Masalah politis merupakan masalah kerajaan, masalah kedaulatan, masalah kekuasaan. Kalau berbicara masalah kekuasaan, maka bahasanya adalah masalah politik kekuasaan. Milik Allah lah seluruh kekuasaan yang ada di semesta alam; Allah adalah penguasa alam semesta. Allah sudah menjadi Raja pada semesta alam, bagaimana dengan dibumi? Apakah dibumi Allah sudah menjadi Raja (malikinnas)? Tidak menjadi jaminan dibumi!! Justru yang sering terjadi pemberontakan kepada Allah itu adalah pada sistem kehidupan dunia manusia. Tidak ada pemberontakan kepada Allah pada alam-semesta ini, diluar alam manusia. Tidak pernah ada makhluk-makhluk Allah di alam semesta berlaku kafir dan atau musyrik kepada Allah Tu(h)an Semesta Alam, kecuali manusia. Istilah-istilah perlawanan itu hanya ada pada alam kehidupan manusia. Dengan kata lain, Kerajaan Allah dimuka bumi ini terkadang muncul, terkadang juga hilang. Ibadah kepada Allah di bumi ini baru bisa terlaksana, apabila ada Kerajaan Allah. Kalau ada Kerajaan Allah dibumi barulah manusia bisa beribadah kepada Allah. Umumnya pemahaman tentang perlunya Kerajaan Allah dimuka bumi, tidak dikenal dalam kalangan dunia agamis. Menurut kitab-kitab Allah, hanya ada dua model kerajaan, yaitu kerajaan langit dan kerajaan bumi. Kerajaan Allah (Kerajaan Langit) hanya ada satu. Sedangkan kerajaan bumi, kerajaan yang dibuat oleh rekayasa manusia merupakan kerajaan bangsa-bangsa yang banyak sekali, dan dikatakan juga gabungan atau serikat, sebagai lawan dari Kerajaan Allah. Pergantian atau silih bergantinya kebangkitan kekuasaan Kerajaan Langit dan kerajaan bumi, Allah mengatakan sebagai sebuah qiyamah atau kebangkitan (berdiri tegak). itu merupakan hari bangkit tegaknya Kerajaan Allah di bumi. Disinilah kita melihat hubungan Ibrahim dengan Musa yaitu, pertama Allah berjanji kepada Ibrahim dan kedua janji itu digenapi oleh Musa. Penggenapan janji Allah kepada Ibrahim tergenapi pada Musa dengan tegaknya Kerajaan Allah Yerusalem, sehingga Bani Israil menjadi ummat kesayangan Allah, gunung Sion berada di atas bukit bangsa-bangsa, Yerusalem menjadi mercu-suar dunia. Selanjutnya kita melihat hubungan Ibrahim dengan Isa (Yesus) putra Maryam. Di dalam kitab Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru jelas sekali terlihat hubungan antara Musa dengan Isa putra Maryam. Musa berjuang dalam rangka Allah menggenapi janji-Nya kepada Abraham, yaitu tegaknya Yerusalem. Tegaknya Yerusalem Kerajaan Allah itulah yang disebut dengan Berkat bagi Bani Israil dan semua manusia yang bernaung di bawah Kerajaan Allah Yerusalem tersebut. Berkat di dalam bahasa Arab dikatakan juga Barokah. Allah memberkati Ibrahim, memberkati keturunan Ibrahim dan pengikut-pengikutnya.

Perjalanan sunatullah, Bani Israil ummat yang tadinya dikatakan kekasih Allah yang penuh Berkat-Rahmat Allah, kemudian mereka lupa dan meninggalkan janji mereka kepada Allah. Mereka bersekutu (berzina) dengan kerajaan bangsa-bangsa, sehingga terjadilah kemudian murka Allah terhadap Bani Israil, disebabkan Israil meninggalkan Allah, berzina dengan bangsabangsa. Allah meng-azab Bani Israil karena mereka melanggar perjanjian dengan Allah. Allah membangkitkan sebuah ummat di atas dasar perjanjian antara ummat itu dengan Allah. Apabila tidak ada perjanjian maka tidak akan ada hubungan dengan Allah. Ada 10 perjanjian pokok (ten comandmant) antara Bani Israil dibawah komando Musa kepada Allah. Pada ten comandmant ini terdapat dua sasaran utama, mengarah kepada Allah dan mengarah kepada manusia. Kehinaan akan ditimpakan kepada orang-orang Israil dimanapun mereka berada, kecuali jika mereka berpegang teguh dengan perjanjian mereka kepada Allah dan kepada manusia. Musa mengatakan, Bani Israil akan dihadapkan dengan dua cobaan, yaitu Kutuk dan Berkat. Mereka akan diberkati, selama mereka konsisten dengan perjanjian mereka kepada Allah dan mereka akan dilaknat, dikutuk, menjadi hina-dina tatkala mereka melanggar perjanjian dengan Allah. Maka dikatakan juga mereka dikutuk menjadi monyet-monyet, tatkala mereka melanggar hari Sabath. Kemudian pada waktu zaman Zedikia, raja terakhir dari Yahudi, tatkala Bani Israil kembali berada di bawah menjadi ummat terkutuk, muncullah Nabi-Nabi bani Israil bernubuah. Semua Nabi-Nabi Bani Israil yang disebutkan pada Taurat bernubuah tentang akan datangnya sangMesias. Bahkan dari zaman Musa Yesus sudah dinubuahkan oleh Musa, yaitu: tentang seorang Nabi dari kalangan kamu sendiri, yang seperti aku ketika dibangkitkan. Inilah hubungan antara Yesus dengan Musa dan Abraham. Yesus adalah seorang Mesias. Visi Yesus berbicara penegakan kembali Yerusalem, bangkitnya kembali Kerajaan Allah. Kalau Yesus seorang Mesias, berarti Yesus adalah seorang juru-selamat; Orang yang menyelamatkan Bani Israil yang sedang terkutuk, yang sedang di murkai oleh Allah, kemudian dibebaskan kembali oleh Mesias sang pembebas dari keterkutukan mereka. Penyelamatan Yesus terhadap Bani Israil dari keterkutukan mereka adalah pembebasan Yerusalem dari penjajahan bangsa-bangsa; Tegaknya kembali Kerajaan Allah, Yerusalem ke-2. Yesus berkata: Sebelum diantara orang-orang yang hadir disini lenyap, kamu akan menyaksikan Kerajaan Allah akan ditegakkan dan kamu akan menjadi hakim dari dua belas Bani Israil . Berarti, kerajaan Yesus itu bukanlah kerajaan-rohani, juga bukan kerajaan utopia. tetapi yang dimaksud disini adalah Yerusalem, Kerajaan Allah di bumi. Seluruh dunia hari ini, baik dari sayap Ismail maupun dari sayap Israil, tidak mampu menjelaskan, apakah Yesus itu seorang Nabi dan Rasul yang gagal ataukah dia seorang Nabi dan Rasul yang berhasil melakukan tugas kerasulannya. Sebab, semua paham-paham agama yang ada memfigurkan Yesus mati di Salib atau Yesus di Salib tidak mati, tetapi naik kelangit. Kalau islamisme mengatakan Yesus tidak disalib, tidak mati, tetapi naik kelangit. Jadi Sinagog, Gereja maupun Masjid sama-sama mengatakan Yesus naik kelangit.

Gereja mengatakan Yesus dihidupkan kembali setelah melalui proses kematian ditiang salib, maka Islamisme mengatakan Yesus tidak disalib. Tetapi kedua-duanya mengatakan Yesus naik kelangit dan duduk disisi Allah dilangit. Artinya, semua pandangan ini hendak mengatakan bahwa Yerusalem ke-2 itu tidak ada. Demikianlah pandangan semua agama di dunia hari ini.

Warta Utama Muhammad Sebagai Sang Mesias Gereja menolak bahwa Muhammad adalah penggenapan dari nubuah Yesus tentang SangPenghibur. Gereja menolak Muhammad sebagai kelanjutan dari perjalanan misi Yesus. Mereka mengatakan Muhammad kaum ummi, bukan Bani Israil. Bani Israil menolak Muhammad. Bagi mereka tidak mungkin Tuhan Allah Abraham mengangkat seorang Mesias dari kalangan bukan Bani Israil. Itu sesuatu yang tidak mungkin bagi mereka. Padahal Allah pernah berjanji kepada Siti-Hagar: Bahwa dari garis Siti-Hagar pun Allah akan menjadikan keturunannya menjadi bangsa besar, menjadi imam bagi manusia. Nubuah tentang keturunan Ismail akan menjadi bangsa yang besar. Muhammad bukanlah membawa agama orang Arab, bukan membawa ajaran agama baru. Muhammad menyeru ahlul-kitab, hai ahlul-kitab, marilah kita kembali kepada ajaran yang sama (satu), tidak ada perbedaan diantara kita; Jangan persekutukan Allah . Ketidakpahaman orang-orang yang mengaku pengikut Muhammad hari ini, mereka tidak melihat risalah ini menyambung kepada Musa, menyambung kepada Yesus, menyambung kepada Nabi-Nabi Bani Israil. Mereka mengatakan bahwa Muhammad adalah Nabi baru bangsa Arab, tidak ada hubungannya dengan Musa, tidak ada hubungannya dengan Yesus, tidak ada hubungannya dengan Bani Israil. Muhammad itu membawa ajaran agama baru yang dia dapatkan dari Tuhan, tidak ada hubungan dengan kitab-kitab (Taurat, Injil) sebelumnya, kata mereka.

Kalau kita perhatikan, sesuai dengan fakta sejarah, Muhammad merupakan orang yang paling rajin berkunjung ke Palestina dari usia 25 tahun hingga 35 tahun. Bahkan tatkala dia masih usia kanak-kanak Muhammad diajak pamannya berdagang ke negeri Syam di Palestina. Di Palestina inilah Muhammad melihat dan membaca pola hidup orang-orang Yahudi dan Nashrani. Al-Kitab bukanlah sesuatu bacaan yang asing di negeri Mekah pada zaman Muhammad. Sebab Waraqah bin Naufal, paman Khadijah adalah seorang pendeta Nashrani yang menafsirkan kitab Injil kedalam bahasa Arab. Waraqah bin Naufal juga pernah bertindak sebagai wali yang menikahkan Muhammad dengan Khadijah keponakannya. Muhammad merupakan seorang laki-laki cerdas dan tidaklah mustahil baginya apabila dia mengetahui, memahami kitab-kitab Taurat dan Injil. Dapat dipastikan Muhammad adalah seorang laki-laki yang sangat memahami kitab-kitab Taurat dan Injil. Sebab di Mekah ketika itu Taurat dan Injil merupakan bacaan yang popular ditengah-tengah masyarakatnya. Tetapi masalahnya, tidak ada dasar bagi Muhammad untuk bisa mengimani Taurat dan Injil. Dia tidak puas melihat perilaku inkonsistensi para penganut maupun para pemuka Taurat dan Injil. Pada periode itu sebelum Allah berikan petunjuk kepada Muhammad, Al-Quran mengatakan Muhammad adalah seorang laki-laki yang sesat (wa wajadaka dhollan fa hadaa ). Allah berkata: Aku jumpai engkau (Muhammad) adalah seorang yang sesat, kemudian Kami memberimu petunjuk , (QS. 93:7) . Muhammad melihat perilaku manusia yang mengaku hamba Allah ketika itu, tidak sesuai dengan apa yang tertulis pada Al-Kitab. Dia bertanya-tanya, apakah ajaran yang benar itu adalah ajaran Yahudi, Nashrani atau ajaran Ismailisme-Arab? Semua pengikut ajaran itu menyebut Isme-Allah. Saat itu sangat membingungkan baginya menetapkan pilihannya. Muhammad bertanya-tanya, Yang manakah yang benar? Barulah kemudian disebabkan saahnya telah tiba dan didasarkan kesungguhannya, sampailah Muhammad kepada tahap petunjuk. Allah memberikan petunjuk kepadanya, Muhammad dibimbing oleh Allah. Kalau kita bandingkan antara Al-Quran dengan Taurat dan Injil tentang masalah cerita-cerita sejarah, banyak kita melihat perbedaannya. Tetapi tentu saja masih tetap ada banyak persamaannya. Banyak kisah yang tidak dijelaskan pada Al-Quran, tetapi penjelasannya ada pada Taurat dan Injil. Allah berkata kepada Muhammad : Bertanyalah kamu kepada ahlul-kitab kalau kamu tidak mengetahuinya. Disini kita melihat, Nabi Muhammad merupakan orang yang tidak menutup diri, terutama tentang sejarah Bani Israil. Tugas Muhammad adalah menegakkan kembali yerusalem yang pernah dibangun oleh Yesus, dalam bahasa Israel disebut Jerusalem. Al-Quran mengatakan dalam (QS. 6:161) Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) system kehidupan yang benar; millah Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik" .

Dalam (QS. 16:123) Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah millah Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan . Muhammad sendiri mengatakan: Aku ini membawa Millah Abraham. Apa yang aku ajarkan kepadamu adalah apa yang tersebut di dalam shuhufnya Ibrahim, di dalam shuhufnya Musa. Artinya, ajaran yang dibawa oleh Muhammad sama dengan ajaran yang dibawa oleh Ibrahim, sama dengan ajaran yang dibawa oleh Musa. Bahwa yang dibawa oleh Muhammad adalah Millah Abraham dan Muhammad berhasil menegakkan kerajaan Allah, seperti Musa menegakkan Yerusalem kesatu, dan Yesus menegakkan Yerusalem kedua. Bahwa visi daripada semua Rasul Allah adalah sama dan semua Rasul itu dibimbing langsung oleh Allah. Karakteristik Kerajaan Allah Kerajaan Allah merupakan politik legal yang harus tergenapi dalam kehidupan masyarakat dunia. Kerajaan Allah merupakan lembaga resmi yang menjalankan aturan Allah, menjalankan kekuasaan Allah, dan menjalankan ketaatan hanya kepada Allah semata. Di dalam Alkitab banyak ayat-ayat yang mendeskripsikan tentang kerajaan Allah yang dimaksud oleh Yesus, dan secara kongkrit Kerajaan Allah itu sendiri adalah kekuasaan politik yang dibangun oleh Yesus. Karakteristik Kerajaan Allah menurut Alkitab adalah sebagai berikut: I. Sebuah Teritorial 1. Kerajaan Harus Dimasuki

Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Lukas 18:24-25 2. Dapat Dilihat Langsung Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah." Lukas 9:27 II. Makan Saat Paskah Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lukas 22:15-18

Paskah = Independence day / Hari kemerdekaan dari penjajahan dan perbudakan bangsa-bangsa. III. Status & Kedudukan HUKUM ALLAH Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:19) HUKUM MANUSIA Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulupenghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, (Efesus 6:10-16) IV. Penghakiman kedua belas suku Israel Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Lukas 22:28-30 V. Memenuhi Kebutuhan Materi Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Matius 6:31-33 Dengan dihadirkannya Kerajaan Allah maka semua kebutuhan materi manusia terpenuhi secara adil, merata dan bijaksana. Kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat dunia hanya mampu digenapi oleh Kerajaan Allah semata. Tidak ada satupun hukum dari bangsabangsa yang mampu menggenapinya.

VI.

Seperti Biji Sesawi Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." Matius 13:31-32

Berawal dari Iman dan diakhiri dengan penegakkan hukum Allah dimuka bumi. Semua karakteristik tersebut merupakan manifestasi dari Hukum Kasih Allah sebagaimana yang tercantum pada Matius 22:34-40 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Kisah Perjalanan Hidup Abraham Di kalangan Yahudi Abraham adalah sosok yang terpuji dan dimuliakan, karena baginya dia adalah bapak atau nenek moyang bangsa Israel, bapak para nabi dan orang yang termasyur di bangsanya yaitu Israel. Dalam kalangan Nashrani disebut juga bapak para nabi dan nenek moyang Yesus. Dalam kalangan Islam juga merupakan sosok yang dipuji dan dijadikan suri tauladan yang baik karena dia termsuk orang yang hanif.

Setelah kerajaan Allah yang dibangun Nuh runtuh, beberapa ratusan tahun kemudian lahirlah seorang anak manusia yang bernama Abraham dari bangsa Babel. Dimana Abraham hidup pada zaman kezhaliman dimana hukum-hukum yang berlaku pada saat itu bukan hukum Allah tapi hukum manusia. Pada saat itu yang berkuasa adalah raja Namrudz. Namrudz berniat untuk mewujudkan tatanan dunia baru, menghapus batas Negara, dunia dengan satu ideologi, hukum, ekonomi, dan kewilayahan. Namrudz mengusung Ide Internasional yang saat ini disebut United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan yang terkenal dengan UU Hamurabi. Abraham adalah seorang putera pemahat patung yang bekerja kepada Namrudz, yaitu namanya Azaar. Pemahat patung artinya pembuat UU atau ketetapan yang duduk dalam lembaga Legislatif. Dimana dulu Abraham mencari kebenaran ke mana-mana, dia mencari Tu(h)an yang paling benar dengan memperhatikan matahari, bulan, dan bintang. Maksud Abraham mencari Tu(h)an yang dilambangkan dengan matahari, bulan, dan bintang adalah Abraham masuk dalam organisasi atau partai atau aliran yang berlambang seperti matahari, bulan, dan bintang, tetapi Abraham merasa tidak menemukan tu(h)an sejati di situ dan tu(h)an yang mereka (bangsanya) abdi adalah bukan tu(h)an yang sejati pencipta langit dan bumi. Akhirnya Abraham berhasil menemukan tu(h)an yang sejati yaitu Allah karena kegigihan Abraham di dalam mencari tu(h)annya, hingga Allah mau menghampiri Abraham. Abraham menjaga dan melaksanakan perintah Allah dengan konsisten. Abraham menentang Ide yang dikemukakan oleh Namrudz itu. Karena bagi Abraham Ideologi yang melandasi United Nations bukan ideologi yang benar sesuai dengan kehendak Allah. Tapi ide itu buatan manusia yang berdasarkan nafsu belaka yang akan menjerumuskan manusia, maka Abraham berdakwah kepada bangsanya termasuk kepada ayahnya. Dengan tangan kanannya, Abraham memukul patung-patung kecil sampai hancur dan membiarkan patung yang besar. Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat). (Surat 37 : 93) Maka Abraham membuat berhala itu hancur terpotong-potong, kecuali berhala yang terbesar agar mereka kembali bertanya kepadanya. Maksud dari ayat tersebut adalah Abraham menghancurkan kekuatan-kekuatan politik atau partai-partai politik bangsa-bangsa Babel dan membiarkan kekuatan politik atau partai politik yang terbesar tetap berkuasa agar orang-orang Babel mengira bahwa yang menghancurkan kekuatan atau partai-partai politik yang kecil adalah kekuatan atau partai politik yang terbesar. Dakwah Abraham menimbulkan kekacauan politik pada bangsa Babel. Mereka bermaksud membakar Abraham dengan api, akan tetapi usaha itu tidak berhasil . Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak." Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (Surat 21 : 68- 69) Api tersebut adalah api emosi yang membakar akal fikiran manusia. (Surat 104 : 6-7) Maksudnya orang-orang Babel mencoba membuat atau menjebak Abraham agar terpancing emosinya, tapi hal itu tidak berhasil karena Abraham berpikir dengan kepala dingin dan dia tidak pernah melanggar hukum Negara sehingga tidak ada satu alasan pun yang dapat menyeret Abraham ke pengadilan.

Karena kondisi sudah tidak memungkinkan untuk berdakwah di Bangsa Babel, maka atas perintah Allah ia bersama orang yang menyertainya meninggalkan orang tuanya dan bangsa Babel menuju tanah yang Allah tunjukkan kepada mereka yaitu tanah perjanjian. Yang turut menyertai perjalanan Abraham adalah Sarai Istrinya dan Luth anak saudaranya. Maka sampailah mereka ke tanah kanaan. Mereka menumpang pada Abimelekh, Raja Kanaan (palestina) dan mereka sebagai orang asing. Oleh karena di kanaan terjadi kekeringan dan mereka kalaparan, Abraham dan orangorang yang menyertainya pindah ke Mesir. Abraham bertemu dengan Raja Mesir (Firaun). Ketika Firaun berkata kepada Abraham siapakah wanita itu (Sarai)? Abraham menjawab dia adalah saudaraku. Karena kalau ketahuan bahwa Sarai adalah Istri Abraham maka Abraham akan dibunuh. Firaun hendak menjadikan Sarai sebagai istrinya. Tetapi ketahuan bahwa Sarai adalah istri Abraham, akhirnya mereka disuruh pergi dari Mesir kembali ke Kanaan. Ada satu kejadian janggal, mengapa Firaun merasa dibohongi oleh Abra ham. Ini karena Firaun tidak bertanya kepadanya apakah Sarai itu istrinya, tetapi hanya bertanya, siapakah Sarai. Maka Abra ham menjawab, bahwa Sarai adalah adiknya, dan Sarai pun mengiyakan. Karena memang Abra ham dan Sarai adalah saudara satu bapak tapi lain ibu. Maka Abra ham tidak berbohong dalam hal ini. Abra ham adalah hamba Allah yang amat taat, dia adalah Nabi, dan tidak mungkin seorang Nabi seperti Abra ham berbohong. Dan mengapa Firaun setelah tahu kejadian ini, dia tidak membunuh Abra ham. Ini karena dia mengetahui latar belakang Abra ham adalah anak orang berpengaruh di Babel, dan juga seorang Nabi yang sedang membawa misi kenabian. Kejadian ini terulang pada saat dia dan Sarai pergi ke Negeri Gerar dimana Abimelekh menjadi Rajanya, yang diceritakan dalam Kejadian 20:1-18. Setelah pulang ke Kanaan Abraham kembali ke Mesir lagi, sedangkan Sarai dan Luth ditinggal di Kanaan. Di mesir Abraham bertemu dengan raja Mesir yang lain dan dikasih hadiah putri seorang raja Mesir. Wanita itu adalah Hagar seorang wanita bangsawan dari Mesir. Karena sudah lama sekali Sarai tidak mempunyai keturunan, Sarai mengizinkan Abraham menikah dengan Hagar. Kemudian Abraham kembali ke Kanaan. Ketika Abraham berusia 86 tahun, Hagar melahirkan Ismael anak pertama Abraham. Kemudian 14 tahun kemudian lahirlah Ishaq anak kedua Abraham dari istri pertamanya (Sarai). Karena Abraham konsisten dalam memegang kebenaran dan setia kepada Allah dan mengikuti perintah Allah, maka Allah memilihnya dan menjadikan Imam segala bangsa dan anak cucunya akan menjadi penguasa dunia, seluruhnya diberikan kepada mereka, khususnya Kanaan sebagai tanah perjanjian. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Robnya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.(Surat 2 : 124) Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,(Kejadian 13 : 14)

Ssebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. (Kejadian 13 : 15) Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.(Kejadian 13 : 16). Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu. (Kejadian 13 : 17) Ketika Ismail sudah cukup umur dan karena Sarai takut kalau tahta Abraham akan jatuh kepada Ismael, maka Sarai menyuruh Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismael. Istilah pengusiran di sini adalah bahasa amsal, yang berarti mengharuskan Ismael untuk ditempatkan ke Mekkah. Kenapa? Karena ini adalah strategi Abraham di dalam menggenapi janji Allah kepadanya dan keturunannya. Pada saat Ismael memasuki usia yang sanggup diajak kerja sama, maka Ismael dikorbankan oleh Abraham atas perintah Allah, yaitu Ismael diutus Abraham ke Makkah untuk membersihkan Kabah dari kaum atau suku jurhum, artinya membersihkan Kabah dari kemusyrikan. Jadi istilah dikorbankan disini bukanlah disembelih, tetapi dilimpahi tugas suci membawa misi dari Allahnya Abraham. Dalam Kitab Kejadian 22 : 1-3 , Allah hendak menguji keimanan Abraham dengan menyuruhnya mempersembahkan Ishak sebagai korban untuk disembelih. Jadi Ishak pun juga dikorbankan dalam artian membawa misi Abraham di kanaan, sementara Ismael membawa misi Abraham di Mekkah. Mereka berdua sama-sama diberkati oleh Allah. Jadi sebenarnya apa misi yang dibawa oleh Abraham dan diwariskan kepada keturunannya? Yakni misi : tidak ada yang diper-TUAN kecuali Allah, tidak ada yang berhak ditaati atau diabdi kecuali hanya Allah pengatur semesta alam. Manusia tidak boleh memiliki dua TUAN dalam kehidupannya, yang menyebabkan dia mempersekutukan Allah. Misi inilah yang akan ditegakkan oleh keturunannya yang mewarisi ideologinya Abraham, yakni Musa, Yesus, dan Muhammad.

Bukan Korban Persembahan Yang Diminta Tu(h)an, Tetapi....... Segala puji dan kekaguman kita hanya kepada Allah, Tu(h)annya Adam, Tu(h)annya Nuh, Tu(h)annya Abraham, Tu(h)annya Ismael, Tu(h)annya Ishak, Tu(h)annya Israel, Tu(h)annya Musa, Tu(h)annya Yesus, Tu(h)annya Muhammad, serta Tu(h)annya alam semesta, Raja yang merajai kerajaan langit dan bumi, yang menciptakan, yang menghidupkan dan yang mematikan, Raja dan Penguasa yang haq untuk ditaati, Penguasa alam dan kehidupan umat manusia yang beredar dari masa ke masa, dari generasi ke generasi yang tidak pernah berubah ketetapanNya. Allah adalah Tu(h)an yang haq dan yang tetap, bukanlah Tu(h)an yang suka berubah-rubah prinsip penciptaan-Nya, yang suka berganti ketetapan-Nya, yang semau-mauNya, tetapi Allah yang pasti, yang tidak pernah berubah ketetapan-Nya. Tidak ada yang lebih agung melainkan Dia Tu(h)an semesta alam, maka sudah sepantasnya kita memposisikan diri kita sebagai abid/hamba/budak di hadapan-Nya. Memposisikan diri kita sebagai objek kehidupan, dan menempatkan Dia sebagai Subjek dalam kehidupan. Dengan demikian pastaskah kita mengatur diri kita sendiri?? Perhatikan dunia hari ini, banyak manusia yang melakukan persembahan-persembahan kepada Tuhan Allahnya sementara mereka mengabdi kepada Allah lain yang tidak mereka kenal. Perhatikan firman Tu(h)an semesta alam Allah Abraham yang tertuang dalam kitab suci: Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman Tu(h)an; "Aku sudah jemu akan korbankorban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan, darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjakinjak pelataran Bait Suci-Ku? Kamu telah menjadikannya sebagai sarang penyamun!! Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru, hari raya, dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya, semuanya itu menjadi beban bagi-Ku. Apabila kamu menadahkan kedua tanganmu untuk berdoa, meneteskan kedua air matamu, menyibukkan mulutmu dengan ucapan untuk menyebut namaKu, Aku akan tetap memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah, dan mulutmu menajiskan-Ku Jadi bisa kita lihat, bahwa HARI INI bukan lagi persembahan-persembahan ritus yang tu(h)an Allah kehendaki, kenapa? karena persembahan yang ditujukan kepada Allah tidak bisa dilakukan di tanah yang terkutuk, di tanah yang penuh darah dan kekejian, di tanah yang tidak suci. Dikarenakan Allah adalah kudus atau suci.

Perhatikan Kitab Keluaran 8:25-27 : Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini." Tetapi Musa berkata: "Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan kami persembahkan kepada Tu(h)an Allah kami, adalah kekejian bagi orang Mesir. Apabila kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi orang Mesir itu, di depan mata mereka, bukankah mereka akan melempari kami dengan batu? Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Tu(h)an Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami." Sebenarnya tujuan manusia melakukan persembahan untuk menenebus dosanya, untuk mendapatkan keselamatan dirinya, serta untuk memuliakan Tuhannya. Tetapi Tu(h)an tidak menghendaki persembahan mereka. Perhatikan firman berikut ini : Engkau tidak akan bisa memuliakan Aku dengan korban sembelihanmu. Engkau juga tidak akan mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihanmu itu. Dan Aku tidak memberati engkau dengan menuntut korban-korban sajian atau menyusahi engkau dengan menuntut kemenyan. Tetapi engkau telah memberati Aku dengan dosamu, dengan persundalanmu itu, engkau telah menyusahi Aku dengan kelakuanmu menyembah berhala disamping korban sajian yang engkau persembahkan kepada-Ku. Engkau tetap melakukannya sebab engkau buta dan tuli. Perhatikan Surat Q.S Al-Anaam ayat 136 : Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami." Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. Perhatikan pula firman Tu(h)an semesta alam: Engkau melakukan banyak persembahan dengan korban sembelihan atau kemenyan dihadapanku, tetapi engkau tidak mengasihi Aku, engaku tidak mengabdi kepada-Ku, engkau tidak taat pada hukum-hukum-Ku, engkau telah memperkosa hukum-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, engkau tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, engkau pula menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Aku telah engkau najiskan. Disamping engkau telah memperkosa hukum-Ku, engkau telah memperkosa hak-hak orang miskin dan menindasnya, tidak ada belas kasih terhadap sesama. Perhatikan firmanku yang tertulis dalam kitab: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. Celakalah kamu hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Tertulis juga dalam kitab Allah : "Cintailah Tu(h)an, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasih dan sayangilah

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Ingatlah, kamu tidak akan pernah mempunyai rasa kasih dan sayang terhadap sesama manusia manakala kamu tidak mencintai tu(h)an Allahmu sepenuh hatimu. Bagaimana kamu bisa mencintai Tu(h)an Allahmu, sementara kamu tidak mengenalnya sama sekali? Bagimana mungkin sang budak bisa mengabdi kepada tuannya, semestara sang budak tidak mengenal tuannya? Sia-sialah pengabdiannya. Mengenal tuan adalah mengenal sifat dan karakter sang tuan, mengenal kebiasaan sang tuan, mengenal apa yang tuannya benci dan apa yang tuannya sukai. Bagaimana mungkin pula kalau tidak mengerti dan memahami sejarah, bisa mengenal tuannya dengan baik, musthail! Karena sifat-sifat sang tuan sudah ditampakkan di dalam perjalanan sejarah umat manusia sejak Adam hingga hari ini. Dan satu yang menarik kalau kita amati, adalah tidak ada perubahan sifat dan karakter yang ditampakkannya. Tidak selamanya cinta akan terus menjadi cinta. Suatu masa cinta akan bisa berubah menjadi kebencian, manakala yang semula dicintainya telah diduakannya. Seperti dalam firman-Nya yang tertuang dalam ten commandments : Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadat kepadanya, sebab Aku, Tu(h)an, Allahmu, adalah Allah yang CEMBURU. Perhatikan dalam Surat Al-Anfaal ayat 35 : Persembahan mereka di sekitar Bait Allah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah kemurkaan-Ku disebabkan kekafiranmu itu. Bagimana mungkin manusia bisa beribadah kepada Allah kalau tidak ada tempatnya, bagaimana mungkin pula manusia bisa melakukan persembahan-persembahan kepada Allah kalau tidak ada wadahnya. Tempat-tempat peribadatan, sebenarnya adalah simbol dari perwujudan kerajaan Allah yang tegak di muka bumi. Segala sesuatu ada simbolnya, dan segala simbol ada maknanya. Amerika serikat mempunyai simbol patung liberty, Indonesia mempunyai simbol tugu monument nasional. Jadi kalau kerajaan Allah sudah tidak ada lagi dalam artian sudah hancur dan berganti dengan kerajaan bangsa-bangsa yang berdiri atas pilar ideologi manusia, terus apakah fungsi dari pada tempat-tempat peribadatan itu sendiri? Sehingga mengertilah kamu mengapa Tu(h)an Allah dalam kitabnya sangat membenci adanya persembahan-persembahan di bait Allah itu sendiri. Perhatikan Kitab ratapan 2:7 : Tuhan membuang mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudusNya, menyerahkan ke dalam tangan seteru tembok puri-purinya. Perlu difahami bahwa Kitab Ratapan adalah bani Israel meratap kepada tu(h)an Allahnya. Itu terjadi ketika kerajaan Allah yang dibangun oleh Musa sudah hancur berganti dengan kerajaan bangsa-bangsa. Pada saat itu Tu(h)an membuang Mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudus-Nya. Sehingga mereka (Bani Israel) tidak bisa melakukan persembahan-persembahan lagi di mezbah atau di tempat-tempat kudus mereka.

Jadi kesimpulannya, selama kerajaan Allah tidak ada di muka bumi, selama itu pula manusia tidak bisa beribadat kepada Tu(h)an semesta alam. Bangun dulu kerajaan Allah, baru bisa melakukan peribadatan kepada-Nya. Segala puji bagi tu(h)an Robb semesta alam, Allah Abraham.

Hukum Pergantian Kekuasaan Di Muka Bumi Maha terpuji Allah yang telah menjalankan hambanya. Yang disebut menjalankan adalah bahasa hikmah. Hidup ini seperti orang yang berjalan. Baik mereka yang beriman ataupun yang mengingkarinya, semua digerakkan. Orang-orang bergerak dari pagi sampai malem, tentunya dia digerakkan oleh sesuatu yang ghaib. Sebuah bangsa pun juga digerakkan oleh sesuatu yang ghaib. Masalahnya, apakah itu? Kekuatan yang destruktif (merusak) atau konstruktif (membangun)?, kekuatan yang postif atau yang negatif? Hari ini orang digerakkan, ada yang

digerakkan oleh perutnya, ada yang digerakkan oleh bawah perutnya, ada yang digerakkan oleh pundaknya. Orang keluar setiap pagi, untuk apa? Apa yang dicari? Tentunya tiga faktor: Tahta, Harta, Wanita, itulah kecintaan Syahwat, berarti dia digerakkan oleh Asy-Syahwat. Apakah kamu tidak melihat, orang-orang yang mengabdi kepada ilah-nya yaitu Al-Hawa. Ada yang melaksanakan perintah Tu(h)an nya dan ada yang mendurhakainya, semua karena kekuatan yang menggerakkan dirinya. Dia tidak sadar, selama ini dia digerakkan oleh kekuatan yang tidak bisa dia lihat. Kekuatan yang menggerakkan dia dihimpun dari proses dia belajar, membaca, mendengar dari segala macam per-guru-an, pergaulan, didikan yang pernah dia tempuh selama ini di manapun dia berada. Masa akan mempertemukan 2 buah kekuatan itu (positif dan negatif), dimana pada masa itu dikenal dengan titik kebangkitan dan titik kehancuran, atau dalam bahasa kitab bahwa hari itu adalah hari bertemunya 2 pasukan. Tentu pertanyaannya, titik kebangkitan bagi siapa? dan titik kehancuran bagi siapa? Jika titik kebangkitan bagi kekuatan yang positif terjadi maka teranglah dunia, tetapi jika titik kebangkitan bagi kekuatan yang negatif terjadi maka gelaplah dunia, dan ini merupakan siklus yang tidak pernah berhenti, mengulang sepanjang jaman, dari generasi ke generasi, hanya saja manusia tidak mau memperhatikannya, karena begitu sibuknya ngurusin tiga faktor di atas. Sebagaimana dalam sunnah Allah, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik dalam alam materi maupun dalam alam kehidupan manusia. Dalam alam materi misalnya : silih bergantinya siang dan malam sesuai dengan ketetapan waktunya, ada hidup dan ada mati dan sebagainya. Dalam alam kehidupan manusia mengalami kejadian yang sama seperti alam semesta / materi. Dibalik kejadian di alam semesta ternyata terdapat tanda-tanda bagi orang-orang menggunakan akalnya. Inilah makna penting bahasa amsal/perumpamaan. Perhatikan penjelasan di bawah ini. Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Apa yang dimaksud dengan malam dan apa yang dimaksud dengan siang? Kenapa ada malam dan kenapa ada siang? Malam dan siang selalu berganti yang masing-masing mempunyai batas waktu, malam 12 jam dan siang 12 jam serta tidak akan pernah berubah baik pada zaman dahulu, sekarang maupun yang akan datang. Itulah ketetapan atau kebiasaan Allah yang disebut dengan Sunnatullah dalam alam materi. Kemudian bagaimana dengan Sunnatullah yang ada di alam kehidupan manusia (psychosocial-ociety)? Untuk dapat memahami Sunnatullah yang ada di alam kehidupan manusia, maka manusia harus bisa memahami Sunnatullah yang ada di alam materi seperti silih bergantinya malam dan siang adalah bacaan bagi manusia, karena alam merupakan kitab besar bagi umat manusia. Silakan Saudara perhatikan Surat ke-3 ayat ke-190 dan 191 3/190 : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi kaum yang berakal. 3/191 : Yaitu orang-orang yang mengingat Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring.

Sekarang kita fahami maksud dari Ayat tersebut, apa yang dimaksud dengan malam dan siang yang silih berganti dan mengingat Allah alam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. 1. Malam artinya kondisi gelap dan tidak ada cahaya dimana manusia mudah tersesat karena tidak bisa melihat, sehingga tidak dapat membedakan dan tidak tahu apa-apa, yang ada hanyalah meraba-raba. Yang dapat berfungsi sebagai cahaya dalam kehidupan manusia adalah cahaya Allah (kitab Allah). Kalau manusia meninggalkan kitab Allah, tidak menjadikannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, maka yang terjadi adalah kondisi kegelapan. Berarti kondisi malam hari adalah kondisi kegelapan atau kedzoliman atau kelaliman, sebab bukan hukum Allah yang diberlakukan, akan tetapi hukum manusia yang diberlakukan. Jadi kondisi malam adalah kondisi tegaknya hukum atau sistem yang bukan Allah, sehingga orang tidak dapat melihat kebenaran. Tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah. 2. Siang artinya kondisi terang, terdapat sinar matahari yang menerangi seluruh dunia, sehingga manusia dapat melihat dan dapat membedakan sesuatu. Dalam kondisi siang hari, tidaklah mungkin manusia tersesat. Terang karena ada cahaya, karena kitab Allah sebagai cahaya, dijadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia. Dalam kondisi ini manusia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Kondisi yang demikian karena hukum Allah telah tegak di muka bumi. Jadi kondisi siang adalah kondisi di mana tegaknya hukum atau sistem Allah. Jika malam melingkupi siang, maka akan terjadi perubahan besar pada tingkah laku alam dan makhluk, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Semua yang tadinya nampak jelas kini menjadi buram dan akhirnya tidak kelihatan sama sekali . Dalam kondisi yang demikian, orang tidak dapat melihat apapun, sehingga aktifitas manusia terhenti sama sekali. 2. Dalam kondisi gelap, orang tidak dapat membedakan warna, besar kecilnya barang, jenis barang maupun keindahan suatu barang. Yang ada hanyalah meraba-raba atau menduga duga. 3. Timbul rasa kantuk yang membuat orang tidur. Kalau kita melihat dari dimensi bathinnya adalah : jika Sistem kehidupan Allah sebagai sistem kehidupan yang fitrah telah dikafiri oleh manusia, maka kehidupan yang semula terang benderang menjadi gelap gulita. Dalam kondisi itu manusia tidak dapat membedakan mana yang benar mana yang salah yang ada hanyalah kebenaran spekulatif. Manusia akan berjalan seperti orang yang berjalan di malam gelap yang tak menentu arah dan tujuan serta selalu berakhir dengan kesesatan dan kerusakan. Keadaan sebaliknya yaitu perubahan dari gelap kepada terang. Jika hari berubah dari malam kepada siang, seluruh makhluk di bumi menyambutnya dengan suka cita. Pohon yang semula tidur, tunduk merunduk kini segar kembali, semua makhluk hewan yang mencari makan di siang hari bangun termasuk manusia didalamnya. Demikian halnya dengan kehidupan bathin manusia, jika matahari memancarkan sinarnya pertanda akan siang, maka makhluk Allah dibumi akan menyambutnya dengan penuh semangat dan kegembiraaan. Perubahan alam adalah Sunnatullah yang tidak pernah berubah, demikian

halnya pergantian atau pergiliran antara kekuasaan Allah dan kekuasaan bukan Allah (kekuasaan bangsa-bangsa) adalah Sunnatullah yang akan selalu terjadi. Setiap umat punya batas waktu. Kita bicara masalah umat berarti bicara masalah kekuasaan. Tiap kekuasaan pasti ada ajalnya. Kehancurannya tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan. Karena ini adalah program Allah, maka tidak ada suatu kekuatan di bumi yang dapat merubah ketetapan Allah. Tidak ada suatu kekuatan pun yang bisa menghancurkan selama ajalnya belum sampai. Sebaliknya Saudara, kalau memang ajalnya sudah sampai, sekuat apapun bangsa itu, semakmur apapun dia, sepandai apapun para pemimpinnya, secanggih apapun peralatan militernya, sekuat apapun politik partainya, tetapi kalau sudah sampai ajalnya tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan. Kekuasaan bangsa-bangsa yang tadi lagi gagah-gagahnya itu, karena rumusnya dia sudah sampai umurnya hari ini, jadi sekaranglah masanya di mana kekuasaan bangsa-bangsa itu akan hancur, dan sekaranglah masanya di mana kekuasaan Allah akan tegak kembali di muka bumi. Oleh sebab itu kita hanya mengabdi kepada Allah yang pasti, Allah yang tidak main-main dalam hidup ini, yang tidak pernah berubah ketetapannya, bukan Allah yang mudah-mudahan, yang semau-maunya, tetapi yang pasti akan memenuhi janjinya. Tatkala manusia sudah tidak sanggup lagi mencari jalan keluar untuk mengatasi konflik besar atau kemelut besar di antara mereka yang mengancam kehidupan, maka datanglah pertolongan Allah, berupa umat yang akan menjadi penengah, umat yang akan menjadi wasit dalam kemelut dunia. Kalau tidak adanya pertolongan Allah, artinya tidak adanya ummat yang bertindak sebagai wasit, maka manusia bisa punah, bangsa terbunuh dengan bangsa. Yang paling berbahaya adalah kotak-kotak etnis, dan kotak-kotak ideologi, orang yang tidak seideologi dengan mereka adalah musuh yang harus dibunuh habis, contohnya komunis, liberalis. Kita bisa melihat kotak nasionalis, bangsa Rusia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Rusia adalah binatang, sama pula dengan bangsa Inggris menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Inggris boleh diperlakukan apa saja, karena dianggap binatang, demikian juga bangsa Indonesia menganggap bahwa orang yang bukan bangsa Indonesia itu sama dengan musuh bagi faham kebangsaan. Kita lihat tiap hari ada usaha untuk menghancurkan lintas banga-bangsa, dan hanya konsep langitlah yang dapat mengatasinya. Ketahuilah! Bahwa alam dan kondisi kehidupan hari ini sudah memberikan tanda-tanda bagi manusia tentang apa yang terjadi. Bahwa sejarah akan terulang lagi, ketetapan Allah akan berlaku lagi, yaitu kebangkitan hukum Allah atau kerajaan Allah di muka bumi. Kembalinya Darussalam atau Yerussalem sebagai kota terang Allah. Bumi akan terang setelah gelap, dunia akan siang setelah malam, manusia akan keluar dari kondisi kegelapan menuju terang Allah, aman, adil, damai, dan sejahtera, serta diberkati Allah.

Dosa, Keturunan Yang Berdosa, Dan Penebusan Dosa Kondisi kutuk yang menimpa manusia disebabkan karena manusia telah berbuat dosa. Banyak orang yang tidak faham mengenai pengertian dosa. Apa itu dosa?? Kalau kita merujuk pada kitab Allah, dosa adalah tindakan manusia secara perorangan atau secara bersama-sama yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah. Dan kalau kita perhatikan, ini merupakan dosa keturunan, dosa yang dilakukan oleh orang tua kita terdahulu. Perhatikan firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 28 : Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukarkan nikmat Allah (Darussalam / Yerusalem / Nege ri keselamatan / kerajaan Allah) dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke Darul bawar (Negeri kebinasaan/kerajaan bangsa-bangsa)? Jadi ketika Yerusalem hancur, maka manusia secara masal menyimpang dari kehendak dan hukum Allah, dan karena itulah manusia jatuh ke dalam dosa. Jadi pada hari ini mengkondisikan manusia untuk berbuat dosa. Manusia tidak dapat membebaskan dirinya sendiri dari dosa. Lantas bagaimana manusia dapat bebas dari dosa yang telah berabad-abad membelenggunya? Perhatikan Kitab Matius 1:21 : Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari DOSA mereka." Umatnya disini yang di maksud adalah bani Israel yang telah berbuat dosa, dikarenakan umat generasi Musa (bani Israel) telah melanggar perjanjian abadi dengan Allah, mengubah hukum dan ketetapan Allah. Apa yang telah dibangun oleh Musa, yakni Yerusalem yang pertama telah hancur, sehingga bani Israel jatuh ke dalam dosa. Sehingga kenapa dalam perjanjian lama ada Kitab Ratapan? Siapa yang meratap? tentunya bani Israel. Kenapa meratap? Karena tadinya Bani Israel adalah bangsa yang memimpin dunia, segala bangsa-bangsa di dunia tunduk kepada Isarel, tetapi karena perbuatan dosa mereka, yakni mereka telah melanggar perjanjian abadi, maka Allah murka pada mereka, dan menghukum mereka menjadi bangsa yang terkutuk, terhina, dan terjajah. Maka merataplah mereka. Jadi Yesus datang bukan menebus dosa bani Adam!!, tetapi Dia datang untuk menebus dosa Bani Israel. Karena keturunan Adam yang berdosa kurun waktunya sudah berlalu dan sudah ditebus dengan kedatangan Nuh.

Perhatikan Kitab Kejadian 5:29 : Dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: "Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN. Kata-kata Penghiburan ini dalam artian bahwa Nuh menebus dosa Bani Adam dan akan mengembalikan mereka (bani Adam) dari tanah yang terkutuk kepada tanah yang penuh berkat dari Tu(h)an. Perhatikan pula Kitab Yohannes 16:7-8 : Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan DOSA, kebenaran dan penghakiman. Jadi yang dinubuatkan oleh Yesus adalah seorang anak manusia yakni dari bani Ismael/Kedar yaitu Muhammad, karena Muhammad pun juga keturunan Abraham, Bapa Leluhur dari Yesus dan Musa. Dimana Ia (Muhammad) juga akan berlaku untuk menebus dosa umat manusia manakala apa yang telah dibangun oleh Yesus Kristus yakni Yerusalem yang kedua juga telah hancur. Ketika Yeusalem kedua yang dibangun oleh Yesus telah hancur, maka dunia kembali kepada gelap, dan manusia jatuh lagi ke dalam dosa. Muhammad Pun bertindak sama seperti Yesus dan Musa, yakni membangun kembali kerajaan Allah yang telah runtuh, dalam bahasa arab disebut Darussalam, dalam bahasa Israel disebut Yerusalem. Hari ini kita lihat apa yang telah Muhammad bangun pun sudah hancur, mengalami nasib yang sama seperti Yesus dan Musa. Darussalam yang dulunya di bangga-banggakan sudah tidak ada lagi hari ini. Sehingga rumusannya manusia jatuh lagi ke dalam dosa. Lantas bagaimana rumusannya, kalau manusia hari ini hendak terbebas dari dosa? Tentu perjalanan sejarah akan terulang kembali. Perhatikan pula pada surat Yunus ayat 25 : Allah menyeru manusia ke Darussalam, dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan keselamatan. Ini maksudnya adalah Tu(h)an Allah menyuruh kita untuk membangun kerajaan-Nya di bumi, karena itu merupakan jalan keselamatan bagi ummat manusia yang dapat membebaskan diri mereka dari dosa. Ada istilah manusia lahir dalam keadaan dosa. Ini maksudnya adalah manusia yang dilahirkan dan hidup pada masa di mana Yerusalem/Darusalam hancur, akan dididik dengan ajaran-ajaran atau paham yang tentunya tidak atas nama Allah, manusia dipaksa untuk menjadi budak bangsa-bangsa, dimana yang berlaku sebagai tu(h)an bukan Allah semesta alam. Maka manusia perlu dilahirkan kembali untuk yang kedua kali agar terlepas dari dosa, bukan lahir fisiknya tetapi lahir ruhani nya. Ada istilah lagi bahwa manusia lahir dalam keadaan buta, seperti kisahnya Yesus yang dengan Roh Kudusnya menyembuhkan manusia yang lahir buta. Ini bukan buta dalam artian tidak berfungsinya 2 biji mata. Tetapi kalau kita mau mencermati dan mencerdasinya bahwa dalam keadaan tidak adanya Yerusalem atau Darusalam di muka bumi, maka tentunya hukum Allah tidak diberlakukan. Yang berfungsi sebagai terang dunia sehingga tidak ada manusia yang tersesat hidupnya adalah hukum Allah itu sendiri. Sehingga ketika hukum Allah dirubah menjadi

hukum bangsa-bangsa maka kondisi dunia akan gelap, tidak ada penerangan dan keterangan. Dalam keadaan seperti itulah manusia tidak bisa melihat, meskipun dia memiliki 2 biji mata yang masih normal. Istilah tidak bisa melihat sama dengan buta, sehingga mengertilah kita pada hari ini manusia dilahirkan dalam keadaan buta. Bani Israel dan Ismael, yang dulunya ummat kesayangan Allah, sekarang menjadi ummat yang dihinakan Allah, karena perbuatan dosa mereka, meninggalkan hukum Allah dan tidak lagi mempertahankan Darusalam/Yerusalem yang dibangun susah payah oleh Muhammad, Yesus, dan Musa. Mereka telah berzina dengan bangsa-bangsa. Tanah yang tadinya suci sudah tidak lagi suci, karena sekarang dijadikan sebagai tempat perzinahan, tempat perdagangan merpati, serta tempat penukar uang, jadi Bait Allah sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya, yakni sebagai tempat persembahan. Seperti yang dikatakan dalam kitab : Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangkubangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!! Allah dibesar-besarkan diberbagai bait Allah, yakni di mesjid, di gereja, di kanesah, di sinagog, atau di tempat-tempat peribadatan lainnya, tetapi di dalam hidupnya mereka tunduk kepada hukum bangsa-bangsa. Seperti tertulis dalam kitab : Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan hukum yang mereka taati adalah hukum manusia. Itu namanya bangsa yang sudah berzina.

Umat Allah Umat Perjanjian Kondisi ummat hari ini bagai seorang istri yang menyesali dirinya yang pernah berbuat zina kepada laki-laki lain, kemudian dia dihukum oleh suaminya (Allah), dia meratap minta diampuni, sambil bilang: Ane tobat bang, bener deh bang, udah nggak lagi-lagi deh bang.. ane hilap bang. Setiap hari dia meratap, akhirnya luntur juga hati sang suami. Suaminya teringat dulu istrinya waktu zaman gadis yang dadanya montok, bodinya yang aduhai..ga ketulungan, kalau berjalan semua orang melihatnya, banyak di antara mereka yang mengatakan: waduh, cantik benar itu mempelai perempuannya, wah saya gak tahan nih, seandainya aja.. Begitu cantiknya itu pengantin, jadi orang-orang banyak yang terpikat, karena banyak yang terpikat, maka pengantin perempuan itu jadi belagu, bertingkah, dan kurang ajar. Dia mulai berdandan yang sangat cantik dan anggun untuk memikat hati laki-laki lain. Kalau kepada suaminya sendiri, dia hanya sewajarnya saja, bahkan tidak mau mendandani dirinya sendiri. Tetapi ketika dia hendak mau keluar rumah, semua aksesories kecantikan dipakainya, bahkan pakai parfum yang amat mahal dan menyengat, serta pakai pakaian yang amat minim, duh seksinya tuh perempuan. Ini membuat mata laki-laki tertuju kepadanya. Bahkan karena sudah biasa dia menggoda laki-laki lain, dia mulai bosan dengan suaminya sendiri. Dia lebih suka jajan keluar dari pada masakan di rumah. Suatu hari dia memasukkan laki-laki lain ke dalam rumahnya ketika suaminya pergi. Begitu beraninya dia. Dan ketika suaminya kembali dengan tiba-tiba, melihat istrinya yang sedang bergaul dengan laki-laki lain dan kebetulan tetangganya sendiri, tentu sudah bisa dipastikan apa reaksi sang suami tadi melihat istrinya di emek-emek laki-laki lain dengan sikap pasrah. O.. Sungguh marah besar, sangat-sangat marah, dan bahkan menghajar istrinya sendiri, mengusirnya dari rumah, dan menceraikannya. Yah, itu hadiah yang pantas buat sang istri yang kedapatan berzina. Sekarang kamu lihatlah, menjadi apa Sang Istri tadi?? Gembel kah? Pelacurkah? Bahkan jauh lebih hina dari pada sekedar pelacur. Dia di setiap persimpangan jalan membangun bukit pengorbanan dan menjual kecantikannya menjadi kekejian dengan merenggangkan kedua pahanya (membuka rok nya seisi-isinya untuk dipamerkan kepada setiap orang yang lewat), sehingga persundalannya bertambah-tambah. Dia memperbanyak lagi persundalannya dengan siapapun yang mau dengannya (bahkan dia memberikannya dengan gratis), tetapi dengan itu juga dia belum merasa puas. Najis, hina, jijik, sundal, lacur, perempuan jalang, murahan, obralan. dan kata-kata makian lainnya yang terlontar oleh setiap orang yang lewat. Dia sedih, dia menangis, dan dia meratap. Siang malam dia meratap, minta untuk rujuk kembali kepada

mantan suaminya. Oh tidak semudah itu. Dia harus merasakan penderitaan, kesengsaraan, penyesalan, peratapan yang amat sangat, baru diampuni oleh suaminya. Tapi ingat kalau setelah diampuni dia melakukan perbuatan yang sama seperti dulu dan bahkan lebih dahsyat lagi, maka dia akan diberikan surat cerai mutlak untuk selama-lamanya, dan suaminya pasti akan mencari gadis lainnya yang lebih cantik dan tentunya lebih setia. Jadi, selama sang istri mampu menjaga perjanjian dan tidak merusaknya, maka sang suami pasti akan memberikan nafkah lahir dan batin dengan penuh kepada sang istri, serta mencintai sang istri tersebut. Tetapi ketika sang istri selingkuh atau berzina pastilah sang suami marah dan menghajarnya, dan bahkan menceraikannya. Begitu pula Allah dengan umatNya. Ketika umatnya konsisten terhadap perjanjian, maka Allah akan melimpahkan berkat yang melimpah kepada umatnya, kondisinya damai dan sejahtera yang luar biasa. Tetapi manakala umatnya mulai berbuat zina, atau merusak perjanjian, maka akan bangkit murka Allah, pastinya umat tersebut akan dihajar. mengertilah kita, bahwa yang disebut umat Allah adalah "umat perjanjian". Hari ini, dunia bukanlah umat Allah, karena sudah menyimpang dari perjanjian abadi, tetapi dunia hari ini menjadi umat bangsa-bangsa. Kalau mau kembali menjadi umatnya Allah, jadilah umat perjanjian kembali.

Seputar Penulis Salam Sejahtera! Berbahagialah kiranya orang yang masih peduli kepada ayat-ayat Allah dengan segala firman Nya yang termaktub dalam kitab-kitab Allah. Sesungguhnya, hanya dari kitab-kitab Allah itulah kita dapat mengenal Allah dengan segala sifat Nya yang disampaikan melalui para utusan Nya. Berbahagialah orang yang masih punya iman dan akal budi, sebagai karunia yang Dia berikan kepada kita, membimbing kita kepada jalan yang diridhoi Nya. Celakalah orang yang mendengar tetapi tidak mendengar, melihat tetapi tidak melihat dan (hati)nya telah dikutuk menjadi batu dan besi. Kami beriman kepada Tu(h)an Allah yang tetap yang tidak berubah-rubah, yang tidak pernah mengganti ajaranNya dan ketetapanNya kepada seluruh manusia sepanjang masa, melalui para UtusanNya. Kami berkeyakinan penuh bahwa ajarannya Muhammad menyambung kepada Yesus, ajarannya Yesus menyambung kepada Musa, karena mereka adalah anak-anak Abraham. Kami tidak mau mencari perbedaan di antara ketiga komunitas besar dunia hari ini (yahudi, nasrani, dan Islam), tetapi kami hendak mempersatukan mereka di bawah isme Allah, Tu(h)an Allah Abraham, Raja dan penguasa semesta alam, sehingga teranglah dunia pada saatnya nanti. Marilah berpegang kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita abdi (taati) kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai TUAN selain Allah. Kepada pengunjung web yang terhormat, kalau mau sharing tentunya dengan senang hati kami akan melayani Anda. Kami tunggu diskusi dan komentar Anda, atau hubungi kami di alamat ini: Email : cahaya4213@yahoo.com Phone : 081 575 50 51 62 Welcome To My Website

MICHAEL WAHYU SATRIA 081 575 50 51 62 Web ini adalah bacaan khusus dewasa yang mau menggunakan akal fikirannya dalam memahami dan menyikapi tradisi tu(h)an dalam hukum kehidupan alam semesta dan alam psikososial manusia.

You might also like