You are on page 1of 5

Peralatan Gelas Volumetris dengan ketelitian tinggi : 1. 2. 3. 4.

Pipet : untuk mengukur dan memindahkan volum tertentu Buret : untuk titrasi , interval 0,1 ml 1 tetes kira-kira 0,03 ml. Mikro buret : untuk titrasi dengan ketelitian yang lebih tinggi, interval 0,01 ml Buret Pellet : untuk analisa yang memerlukan titrasi berulang kali misal analisa kesadahan, COD dsb) 5. Labu takar : untuk mengukur volum cairan tertentu, untuk membuat larutan dan keperluan pengenceran larutan dengan kadar yang tepat. Peralatan Gelas Volumetris dengan ketelitian sedang 1. Gelas Ukur 2. Dispenser Peralatan Gelas Volumetris dengan ketelitian rendah 1. Gelas erlenmeyer : untuk mendidihkan larutan, tempat titrasi 2. Beker Glass : sebagai tempat larutan sampel, tempat mengadakan reaksi, pengukuran pH dll 3. Labu Kjeldahl : sebagai tempat terjadinya proses pencernaan (peleburan, digestion) pada analisa Nitrogen Kjeldahl. 4. Labu pemanas: untuk memanaskan larutan 5. Kerucut Imhoff : untuk mengukur volume lumpur yang mengendap dalam waktu tertentu. 6. Dll. Peralatan Pendukung : 1. Corong Filter : corong untuk tempat filter dan tempat menuang sampel 2. Cawan Buechner : berupa beker dengan volum 500 ml untuk menyaring dan mengumpulkan endapan. 3. Desikator : berupa panci dan penutup terbuat dari kaca tebal, rak terbuat dari porcelain dengan bahan pengering silica gel atau CaCl2, untuk mengeringkan zat-zat kimia, zat padat dan cawannya, karena kelembaban udara dalam desikator diserap oleh bahan pengering. 4. Gelas arloji : untuk menimbang zat-zat kimia 5. Cawan Porcelain : untuk menimbang zat-zat zat-zat kimia yang ringan, untuk mengeringkan larutan hingga mengkristal. 6. Botol timbangan : untuk menimbang zat-zat kimia yang bersifat higroskopis 7. Dll. Peralataan instrumen 1. Timbangan 2. Pengaduk : dapat berupa pengaduk biasa, pengaduk dengan sebuah motor dengan poros yang dilengkapi baling-baling, dapat juga berupa motor dengan sebuah magnet yang terlapisi plastik teflon dipasang dalam beker yang berisi cairan yang akan diaduk. 3. Pemanas :dapat berupa pemanas listrik atau pemanas gas suhu yang dicapai tidak lebih dari 400C. Pemanas gas disebut juga Pembakar Bunsen biasanya memerlukan statif untuk menempatkan bejana yang akan dipanaskan.

4. Oven : umumnya digunakan untuk mengeringkan peralatan, skala suhu 50 - 180C. Yang sering digunakan adalah 105C. 5. Furnace : merupakan oven dengan suhu tinggi biasanya 800-1200C. Yang sering digunakan adalah 550-600C. Digunakan untuk pembakaran zat-zat organis. Furnace tampak besar dari luar tetapi sempit di dalam karena memerlukan lapisan batu isolasi yang tebal. 6. Inkubator : sejenis oven yang dapat menyediakan suhu antara 30-70C secara tetap dan teratur, biasanya digunakan untuk menumbuhkan koloni bakteri dan jamur pada analisaanalisa mikrobiologi. 7. Inkubator BOD : inkubator yang khusus digunakan untuk analisa BOD, suhu yang disediakan 20C dengan penyimpangan 1C. 8. Kulkas dan Freezer : kulkas suhu (5-10C) dan freezer (-30 -15C). Digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia yang cepat rusak pada suhu biasa dan menyimpan sampel yang pemeriksaannya ditunda. 9. Spektrofotometer : alat untuk menentukan absorbansi sebuah larutan terhadap sinar yang mempunyai warna tertentu. Absorbansi tersebut seimbang dengan konsentrasi zat yang bersifat warna komplementer. Dapat digunakan untuk menentukan macam-macam ion logam, detergen, kekeruhan, zat organik terlarut dll. Spektrofotometer merupakan alat yang tergabung atas dua instrumen yaitu spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi, yaitu bersifat monokromatis. Fotometer adalah instrumen untuk megukur intensitas berkas monokromatik. 10. AAS (Atomic Absorption Spektrofotometer) 11. Dll Reagen Dapat berupa zat padat ( bubuk, kristal) atau zat cair. Merek yang sering digunakan Merck (Germany), Baker Chemical (USA), Fluka (Swiss), dll Tingkat mutu reagen 1. Teknis : zat kimia tersebut agak kasar dan masih mengandung sedikit zat-zat kimia yang lain yang dianggap mencemari zat asli (bahan mentah), digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. 2. Purified : zat kimia yang lebih sempurna dari zat kimia teknis 3. Extra pure, pro analisa (p.a) : zat kimia yang sangat sempurna, digunakan untuk analisa yang memerlukan ketelitian yang tinggi. Larutan dalam Laboratorium dapat dibedakan menjadi: 1. Larutan standard primer : larutan yang sangat teliti dan biasanya harus dibeli dari suplier khusus, spt Merck, Fluka dsb, digunakan untuk membuat larutan standard atau untuk menstandartkan larutan-larutan di laboratorium. 2. Larutan standart : merupakan pengenceran dari larutan standard primer. 3. Larutan kerja : larutan yang dibuat di Lab, dan kalau mungkin distandartkan dengan larutan standart primer, terutama jika larutan tersebut dapat menua.

Gangguan-gangguan sampel : 1. Gas seperti O2,CO2 dapat diserap air sampel, atau dapat menguap dari sampel 2. Zat tersuspensi dan koloidal dapat membentuk flok-flok sendiridan mengendap sehingga terdapat sampel yang berbeda dari sebelumnya. 3. Beberapa zat terlarut dapat dioksidasikan oleh oksigen terlarut hingga senyawanya berubah misal, Mn2+ + O2 MnO2 4. Beberapa zat terlarut dapat bereaksi misal Ca2+ dan CO32- dapat membentuk CaCO3 yang mengendap, hal tersebut biasanya terjadi karena pH yang tidak stabil,misal karena kadar CO2 yang tidak sama dengan kondisi awal. 5. Lumut, ganggang, dan jamur dapat tumbuh pada sampel yang tidak disimpan pada tempat yang gelap dan dingin, atau bila pH rendah (spt BOD, COD) akan terus dicerna oleh bakteri yang aktif. 6. Populasi bakteri dapat berubah dalam waktu beberapa jam saja dan mengganggu analisa mikrobiologi. Parameter Fisik Air 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perbedaan warna dan kekeruhan Penyebab terbentuknya warna Penyebab terbentuknya kekeruhan Metode pengukuran kekeruhan Perbedaan True colour dan apparent colour Pengertian Daya hantar Listrik dan kegunaannya Prinsip pengukuran daya hantar listrik

Acidi dan alkalimetri 1. Dua metode pengukuran pH: potensiometri dan colorimetri 2. Alkalinity adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam atau kemampuan air untuk mempertahankan pH akibat adanya penambahan asam. 3. Acidity adalah kemampuan air untuk mempertahankan pH akibat adanya penambahan basa 4. Ion-ion penyebab alkalinity 5. Indikator yang digunakan dalam titrasi acidi dan alkalimetri beserta trayek pHnya 6. Metode yang digunakan dalam acidi dan alkalimetri 7. Acidimetri : penentuan kadar basa dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran. 8. Titrasi adalah penentuan kadar suatu zat secara volumetri menggunakan larutan lain yang telah diketahui kadarnya. 9. Alkalimetri : penentuan kadar asam dalam suatu larutan menggunakan larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran. 10. Indikator : merupakan suatu zat yang digunakan untuk menentukan kapan titik akhir titrasi tercapai dengan indikasi perubahan warna. 11. Titik Akhir Titrasi (TAT) : kondisi di mana jumlah mol equivalen zat yang dititrasi sama dengan jumlah mol equivalen zat titran. 12. Perhitungan acidi dan alkalimetri

Kesadahan dan Pelunakan Kesadahan 1. 2. 3. 4. Ion-ion penyebab kesadahan Jenis-jenis kesadahan Akibat kesadahan dalam air Beberapa cara pelunakan kesadahan dan reaksi kimia yang terjadi

Analisa Fe, dan logam lainnya 1. Keberadaan Fe dalam air dapat berupa : a. Terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri) b. Tersuspensi sebagai butir koloidal c. Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis 2. Air tanah biasanya lebih banyak mengandung kadar Fe dibanding air permukaan 3. Akibat keberadaan Fe, Mn pada air dalam jumlah yang melebihi baku mutu Analisa zat Padat 1. Zat padat total (Total Solids ; Residu Total) 2. Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solids : Residu terlarut) 3. Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solids ; Residu Suspensi) : zat padat tersuspensi terapung (bersifat organis: Volatile Suspended Solids (VSS)/Zat Padat Tersuspensi Volatile/Residu Volatil dan zat padat tersuspensi terendap(Settleable Solids/Lumpur Kasar bisa bersifat organis dan inorganis). 4. Macam-macam filter yang digunakan dalam analisa zat padat : a. Filter pasir : sangat tergantung pada ukuran pasir yang digunakan untuk menghilangkan zat tersuspensi kasar dan flok-flok b. Filter kertas : berukuran sekitar 10m, dapat menahan zat tersuspensi baik kasar maupun halus, sebelum digunakan perlu dikeringkan dalam oven dengan suhu 105C karena bisa menyerap kelembaban hingga 5 % dari berat filter itu sendiri. c. Filter gelas fiber : terbuat dari kaca yang bersifat inorganis tidak ikut terbakar sampai suhu 550C d. Filter membran : berdasarkan tingkat jenisnya dapat memisahkan zat tersuspensi, koloid, bakteri, virus, ion-ion diatomik dan monoatomik 5. Perhitungan Analisa Zat Padat

Analisa Phospat 1. Dampak kehadiran phospat dalam konsentrasi yang tinggi dalam badan air 2. Oligotrofikasi dan Eutrofikasi 3. 4 prinsip analisa phosphat(Penyaringan pendahuluan, Hidrolisa Pendahuluan: analisa polifosfat, peleburan (digesti) pendahuluan:analisa fosfat total dananalisa ortofosfat:dengan metoda asam asorbik). 4. Pemilihan senyawa fosfat yang akan dianalisa tergantung dari keperluan pemeriksaan dan keadaan badan air. Untuk sampel air alam yang masih bersih untuk keperluan air minum hanya diperlukan pemeriksaan fosfat total terlarut dan ortofosfat terlarut, untuk badan air

yang telah tercemari limbah industri, penduduk atau pertanian perlu analisa fosfat lebih lanjut. Analisa Sampah 1. 2. 3. 4. 5. Komposisi sampah Kadar air sampah C-organik sampah Kadar volatil sampah Perhitungan analisa-analisa sampah

Analisa Udara 1. 2. 3. 4. 5. 6. Analisa Pertikel tersuspensi dengan metode : High Volume Air Sampler Analisa NO2 dengan metode Griez Saltzman Analisa Ozon dengan metode NBKI : neutral buffer kalium iodida Analisa CO dengan metode NDIR non dispersive infra red Analisa SO2 dengan metode pararosanilin Analisa Pb dengan metode destruksi basah dengan spektrofotometer serapan atom

You might also like