You are on page 1of 8

PELAPORAN AWAL Pelaporan awal dalam investigasi kasus penyakit hewan merupakan salah satu bagian kompetensi investigasi

dan sebagai langkah awal dalam menentukan diagnosa suatu penyakit hewan serta salah satu bentuk pembantuan dalam penyampaian umpan balik kepada masyarakat atas permasalahan-permasalahan yang muncul sebagai dampak bahaya yang ditimbulkan maupun potensi-potensi zoonosis yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Sangatlah penting petugas Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota mampu melaporkan kejadian penyakit seawal mungkin, dapat membedakan hewan sehat dan sakit serta menguasai pengetahuan tentang penyakit hewan. Pelaporan awal juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam media penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian kasus penyakit hewan yang terjadi dalam hal ini dokter hewan Propinsi Sulawesi Selatan maupun instasi vertikal (dokter hewan Balai Besar Karantina Pertanian dan dokter hewan Balai Besar Veteriner), pelaporan awal juga dapat digunakan untuk monitoring pencegahan terjadinya kesalahan informasi sehingga dapat mendorong dilakukannya investigasi selanjutnya yang lebih fokus dan terarah terhadap suatu kejadian penyakit hewan. Tujuan dari kompetensi pelaporan awal adalah untuk meningkatkan kesadaran petugas Kesehatan Hewan Kabupaten dalam hal ini kader/petugas penyuluh lingkup kecamatan, paramedis dan dokter hewan yang ada di Kabupaten/Kota untuk melaporkan kejadian penyakit hewan sedini mungkin.

Memudahkan membuah sistim pelaporan yang efektif mulai dari masyarakat kepada petugas medic vet Pelaporan dini (early reporting) Pelaporan dini (early reporting) adalah pelaporan kejadian munculnya tanda penyakit secara cepat, merupakan istilah yang digunakan di dalam kewaspadaan dini terhadap penyakit termasuk juga di dalamnya tindakan pengamatan penyakit secara cepat (early detection), pengamanan secara cepat (early response) serta membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit. Dalam mengembangkan laporan awal, informasi awal yang diterima harus menggunakan sistim analisis, sehingga pelaporan ini dapat mengajak semua pihak yang terlibat (stakeholder) maupun corporate untuk peduli terhadap potensi bahaya zoonosis yang muncul dari kasus penyakit hewan tersebut. Pelaporan dini dianggap penting karena pelaporan akan menjadi awal proses pengkajian dan pembelajaran untuk mencegah kejadian penyakit hewan yang sama terulang kembali, oleh karena itu dibentuk suatu system/mekanisme pelaporan kejadian penyakit hewan, meliputi kebijakan, alur pelaporan (flowchart), form pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus di kuasai oleh seluruh petugas kesehatan hewan yang yang ada di Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Instansi Vertikal. Informasi kejadian penyakit hewan yang diterima adalah kejadian penyakit hewan yang sudah terjadi maupun yang sedang terjadi, informasi awal dapat berupa informasi lisan yang bersumber dari masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, lembaga pemerintahan desa dan lembaga pemerintahan lainnya menyangkut dengan kematian ternak, gangguan produksi, gangguan reproduksi ataupun gangguan alamiah

lainnya, paling lambat 24 jam setelah informasi diterima tim kesehatan hewan kabupaten/kota harus membuat laporan tersebut. Permasalahan yang kemungkinan timbul dalam pelaporan awal adalah laporan dipersepsikan sebagai pekerjaan yang sering diabaikan, laporan disembunyikan, laporan terlambat dan bentuk laporan yang miskin karena laporan dari masing-masing Kabupaten/Kota berbeda, oleh karena itu perlu diadakannya pelatihan mengenai system pelaporan awal mulai dari maksud, tujuan, manfaat laporan, alur laporan, cara pengisian laporan, waktu pelaporan, pengertian-pengertian yang digunakan dalam system pelaporan dan cara menganalisa informasi awal tentang kasus kejadian penyakit hewan. Pengenalan hewan sehat dan sakit Secara umum Penyakit adalah suatu kejadian yang bersifat negatif sebagai akibat yang ditimbulkan oleh suatu bibit penyakit dan menyebabkan gangguan fisiologis pada tubuh induk semang. penyakit hewan adalah segala sesuatu yang menyebabkan hewan menjadi tidak sehat, salah satu bagian penting dalam penanganan kesehatan
hewan adalah melakukan pengamatan terhadap hewan yang sakit untuk menentukan

dan mengamati perubahan yang terjadi pada hewan melalui tanda-tanda atau gejala fisik yang terlihat. Hewan dikatakan sehat apabila hewan tersebut tidak sakit dengan status kesehatan sebagai berikut: a. Bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular b. Bebas dari penyakit zoonosis

c. Tidak mengandung bahan - bahan yg merugikan manusia sebagai konsumen d. Berproduksi secara optimum (daging, telur, susu dan lain lain). Untuk mengukur keberhasilan pengendalian penyakit dalam usaha peternakan maka harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini, yaitu: 1. Angka sakit (morbidity), diukur dari banyak tidaknya jumlah ternak yang sakit. 2. Angka Kematian (mortality), diukur atau diamati oleh banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami kematian. 3. Angka kecelakaan atau kasus yang terjadi (case fatality rate) misalnya patah tulang, kepincangan, jatuh dan lain lain. 4. Jumlah kelahiran /tingkat reproduksi yang dicapai. 5. Pencapaian pertambahan bobot badan, produksi susu, telur (productivity) 6. Kejadian penyakit (Incident/Prevalency rate) yang berulang dalam satu musim. 7. Kerusakan karkas atau daging (Carcass condemned). 8. Food Borne Disease Perbedaan visual perbedaan hewan sehat dengan hewan sakit. No. Kategori 1. 2. 3. 4. 5. Pergerakan Mata Bulu Nafsu makan Lendir lubang alami Hewan sehat Aktif dan lincah Jernih Halus dan bersih Normal Tidak ada Hewan sakit Kurang aktif dan lincah Pucat dan sayu Kasar, berdiri dan kusam Kurang, tidak ada Ada (sebutkan)

6.

Nafas

Halus, teratur dan tidak Ngorok, tidak teratur dan tersengal sengal tersengal sengal

Bagian/Bentuk pelaporan (form pelaporan) dan mekanisme pelaporan Formulir pelaporan (form pelaporan) Adalah formulir laporan yang dilaporkan ke Petugas Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota dalam waktu maksimal yang telah ditentukan. Laporan berisi : data ternak, data pemilik ternak rincian kejadian penyakit, tindakan yang dilakukan saat terjadi kejadian dan akibat kejadian penyakit terhadap pemberi informasi (manusia). 1. Data instansi Dinas : Alamat : Kabupaten: Tanggal pelaporan: 2. Data hewan (signalemen) Jenis hewan Bangsa : :

Jenis kelamin : Umur :

No. registrasi : Jumlah Pemilik Alamat : : :

3.

Rincian kejadian penyakit hewan: Tanggal dan waktu kejadian: Jenis kejadian penyakit: Kejadian baru/lama: Kejadian yang sama di daerah lain: Kronologi kejadian penyakit: Pemberi informasi kejadian: Terjadi penularan kepada manusia: Lokasi kejadian :

4.

Tindakan yang telah dilakukan : Pelaksana tindakan:

REFERENSI Anonym, 2010, Buku Ajar Manajemen Kesehatan Ternak, Universitas Padjajaran< Bandung. Anonym, 2008, Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (Patient Safety Incident Report), Komite Keselamatan Pasien, Jakarta.

Contoh Formulir laporan kejadian penyakit hewan

DINAS ALAMAT KABUPATEN/ KOTA DD/MM/YYYY

: ................................... : ....................................... : ............................................... :

LAPORAN AWAL KEJADIAN PENYAKIT

I.

DATA HEWAN (SIGNALEMEN)


1. Jenis 2. Bangsa/Ras 3. Umur : :

: < 1 tahun 1 tahun 5 tahun > 5 tahun

4. Jenis kelamin : Jantan Betina 5. No. Registrasi : 6. Jumlah 7. Pemilik 8. Alamat

: : :

II. RINCIAN KEJADIAN PENYAKIT HEWAN

1. Tanggal dan Waktu Kejadian Penyakit Tanggal : 2. Jenis Kejadian Penyakit : 3. Kejadian Baru atau Terulang kembali 4. Kejadian yang sama di daerah sekitar : 5. Kronologi kejadian penyakit hewan: 6. Pemberi informasi kejadian penyakit hewan 7. Terjadi penularan kepada manusia 8. Lokasi kejadian

III. TINDAKAN
1. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :

2. Tindakan dilakukan oleh :

3. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?

Ya Tidak

Pembuat Laporan Paraf Tgl Lapor

: : :

Penerima Laporan Paraf Tgl terima

: : :

You might also like