Professional Documents
Culture Documents
kegiatan yang berulang dari waktu ke waktu (detak jantung, bernafas, tidur, makan, dl) 2. Perubahan yang tidak dapat diulang kembali (pertumbuhan ).
Waktu dan ruang memiliki hubungan yang sangat erat dalam perkembangan perkotaan.
a. Aktifitas dalam ruang dan waktu b. Perubahan yang stabil dan berkelanjutan c. Perubahan lingkungan dari waktu ke waktu
Siklus waktu utama berdasarkan pada siklus alam, yang dominan adalah 24 jam siklus sirkadian akibat dari perputaran bumi. Sebelum mendesain ruang perkotaan, kita dituntut untuk memahami efek dari siklus siang dan malam, siklus musim, dan siklus lain yang berhubungan dengan aktivitas.
mempengaruhi
Ada beberapa siklus waktu yang kurang mempunyai hubungan dengan siklus alam. Menurut Zerubafel (1981) kebanyakan dari aktitas sehari-hari didasarkan pada mesin jam. Kita tidak lagi bangun disaat pagi dan tidur disaat matahari terbenam(siklus alam). Namun siklus waktu itu didasarkan pada kalender, schedule, dan jam.
Menurut Krietzman (1999) siklus waktu yang tadinya berdasarkan jam juga dinilai sudah melemah, karena ada beberapa kota yang memiliki waktu hidup 24 jam.
Kawasan yang memiliki kehidupan 24 jam dinilai lebih mahal atau lebih baik dibanding dengan kawasan yang hanya memiliki satu fungsi . Perancang kota perlu memahami tentang pola aktivitas, bagaimana membangun aktivitas dalam waktu yang berbeda-beda, dan bagaimana cara membuat aktivitas menjadi sinergi dalam ruang dan waktu yang sama.
Melalui perjalanan waktu kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi. Sehingga masa lalu itu tetap dijadikan sejarah dan masa depan itu tetap terbuka, sehingga kita dapat mengenang peristiwa yang kita tidak dapat mengulangnya kembali. Bentuk perkotaan dipengaruhi oleh perubahan ekonomi, teknologi, sosial dan budaya. Desain perkotaan dapat dilihat perubahan dari tahun ke tahun melalui desain bangunannya.
Pertumbuhan kota menurut orang modern adalah pertumbuhan kota yang memikirkan sosial dengan skala yang bersar, kepentingan pengetahuan, teknologi dan rasionalisasi. Pelopor moderenisasi itu dimulai dengan membuang lingkungan kumuh dan menggantikannya dengan bangunan bertingkat diantara pohon dan tamanan yang berwawasan lingkungan.
Yang mempengaruhi bangunan dan lingkungan dilindungi (konservasi) adalah sebagai berikut :
Nilai estetika Nilai keragaman arsitektur Nilai keragaman lingkungan Nilai fungsi keragaman Sumber nilai Nilai bagi kelangsungan warisan budaya Nilai komersil dan ekonomi
Perlindungan terhadap bangunan dan monumen bersejarah Memperhatikan kawasan bangunan bersejarah, townscape dan space di antara bangunan tersebut Pengembangan revitalisasi lokal
Dalam merancang suatu kota kita hendaknya mempertahankan apa yang sudah ada, daripada merubah menjadi sesuatu yang baru karena itu akan mempengaruhi identitas dari kota tersebut.
Dengan mempertahankan identitas dan kebudayaan sebuah kota, akan mengingatkan kita akan memori kita ketika berada di kota tersebut, sehingga memberikan makna tersendiri terhadap keberadaan kota tersebut. Yang berubah mengikuti perkembangan perkotaan adalah jalan disekitar bangunan dan lapangan atau alun-alun, sedangkan bangunan besar dan monumen akan memberikan karakter tersendiri bagi suatu kota( boyer, 1994). Suatu lingkungan dianggap baik apabila mampu menerima perubahan dimasa depan, mengakomodasikan keadaan saat ini tanpa mengancam keberlangsungan masa lalu. (Burtenshaw, 1991)
Contoh bangunan konservasi berupa Gereja di London yang tetap berdiri diantara bangunan modern. Gereja ini merupakan identitas dari kawasan tersebut
Struktur fisik (kurangnya pemeliharaan) Disfungsional bangunan (bangunan mangkrak) Lokasi yang buruk Legalitas bangunan Gaya Bangunan
Pemeliharaan Pemulihan Pemugaran Rekonstitusi (penyusunan kembali) Konversi (adaptasi kegunaan) Rekonstruksi Replikasi Fasad Pembongkaran dan pembangunan kembali
Dalam mendesain suatu kota kita harus memahami apa yang tetap dari waktu kewaktu dan apa yang berubah mengikuti waktu, itulah yang dinamakan kerangka perubahan waktu.
Menurut Duffy (1990) Bangunan terdiri dari berbagai lapisan yaitu : 1. 2. 3. 4. Kerangka/ struktur Bangunan Mechanical Electrical (diganti setiap 15 tahun sekali) Layout bangunan (diganti setiap 5-7 tahun sekali) Layout Furniture (diganti setiap minggu/bulan)
Memperkuat teori diatas, Menurut Brand (1994) terdiri dari 6 sistem : 1. Site 2. Struktur 3. Eksterior Bangunan 4. Service/ Mechanical Electrical 5. Interior Layout (dinding, langit2, pintu, dll) 6. Furniture (kursi, meja, almari, dll)
Ketahanan adalah kemampuan untuk menolak perubahan bentuk yang tidak sesuai Kekokohan adalah kemampuan untuk mengakomodasikan perubahan tanpa adanya perubahan fisik yang signifikan
Indifference : dimana tidak ada hubungan antara ruang dan suatu kejadian Timbal-balik : Ada keterkaitan antara ruang dan kejadian Konflik : Dimana ruang didesain hanya untuk satu fungsi
Kapasitas yang berlebihan Fasilitas komunikasi yang berlebihan Memisahkan elemen-elemen yang sesuai Memungkinkan untuk perkembangan sebuah ruang
Cross sectional depth : mengakibatkan kebutuhan akan cahaya dan ventilasi buatan Akses : Bangunan membutuhkan link untuk berinteraksi dengan dunia luar Bentuk dan Ukuran ruangan
Manajemen perubahan itu meliputi perubahan eksisting suatu tempat, membuat tempat baru, dan manajemen pelayanan. Perancangan kota mengoperasikan beberapa kerangka waktu dalam manajemen perubahan. Dan hampir semuanya prespektif dalam jangka panjang
BRINDLEYPLACE BIRMINGHAM
Bangunan ini adalah contoh bangunan yang mempengaruhi perubahan alam dan perekonomian suatu area
Dalam mendesain sebuah kota, kita harus memiliki pengetahuan tentang suatu tempat yang mempunyai potensi untuk berubah. Dan seberapa besar perubahan itu dapat diatur. Bagaimana tempat berubah seiring berjalannya waktu. Bagaimana untuk mengantisipasi akibat dari sebuah perubahan tersebut. Bagaimana dan mengapa perkembangan akan terjadi. Menyesuaikan material bangunan dengan cuaca