Professional Documents
Culture Documents
Visual Dimension
Functional Dimension
Temporal Dimension
SOCIAL DIMENSION
A. People and Space
Lingkungan fisik sangat ditentukan oleh perilaku manusia. Jika lingkungan berubah maka perilaku manusia juga berubah.
PENGARUH ELEMEN-ELEMEN IMMATERIAL & MATERIAL DALAM THEORY OF CULTURE AND HOUSING (Sumber: Rapoport, 2001, www.tylorandfrancys.metapress.com)
MODEL YANG MENGGAMBARKAN PERANAN ELEMEN-ELEMEN NON MATERIAL DI BALIK SISTEM LINGKUNGAN BINAAN DARI RAPOPORT (Rapoport, 2005, www.tylorandfrancys.metapress.com)
Environmental Possibilism, manusia memilih sendiri lingkungan tempat tinggalnya yang bisa memberikan peluang bagi mereka Environmental Probabilism, setting lingkungan telah diberikan, beberapa pilihan lebih disukai daripada yang lainnya.
Bentuk Orthogonal Reguler, dari atas dapat terbaca muatan pesannya. Namun pesan bisa menjadi tak dimengerti pada saat kita bergerak di dalamnya. (Sumber: Hillier, Hanson dan Peponis, 1987)
Bentuk organik atau tak teratur (Irregular) disebut juga deformasi grid, tampak dari atas tidak bisa dibaca dan dimengerti sebagai suatu pesan, namun bisa dimengerti pada saat kita bergerak di dalamnya (Sumber: Hillier, Hanson & Peponis, 1987).
GAMBAR: 2.9. PERBEDAAN ANTARA BENTUK ORTOGONAL DAN BENTUKORGANIK DALAM PANDANGAN HILLIER, HANSON & PEPONIS
SOCIAL DIMENSION
B. The Public Realm Public realm terkait dengan public-life Public life melingkupi keterbukaan yang relatif dan konteks secara social universal. Kontras dengan privat-life, (intim, familiar, terlindungi, terkontrol) secara individual dan secara keluarga/ teman.
Socio-cultural public realm dipahami dari Aktivitas dan peristiwa terjadi di dalam ruang dan setting.
Fungsi Public Realm. Sebuah public realm idealnya memiliki fungsi sebagai suatu forum untuk aksiaksi politik dan representasi yang bersifat netral Sebagai panggung politik (political stage) PR didalamnya menyimbolkan aktivitas penting untuk hubungan antar atr warga dan eksistensi dari masyarakat (hub. sosial dan partisipasi publik)
Hanah Arendt (1958) public realm dibentuk penuh oleh tiga kriteria, yaitu:
Masyarakat
Arena
bagi kelompok masyarakat yang berbeda untuk menghubungkan dengan kelompok2 yang saling berlawanan.
Aksesibel
orang.
Beberapa fungsi social dan fungsi kemasyarakatan yang secara tradisional terjadi di dalam public space telah ditransfer ke dalam private realm leisure activities, entertainment, gaining information, dll Interaksi sosial melalui public space telah bergeser dari mobilitas personal bergeser menjadi mobilitas mekanistis (jaringan internet).
Dalam istilah yang lebih luas the public realm meliputi semua ruang yang aksesibel untuk dan digunakan oleh public.
1. Eksternal public space. Dalam area urban hal ini termasuk public square, streets, highways, park, parking lots, dsb. Dan pada area pedesaan hal tersebut adalah: area garis pantai coastline, hutan, danau, sungai, dsb. Bisa diakses oleh).
2. Internal Public Space. Institusi public seperti: perpustakaan, museum, town hall, dsb. Plus fasilitas transportasi publik
3. Eksternal & Internal Public Space. Nampak seperti public space: meskipun secara legal adalah private: tempat-tempat seperti kampus universitas, sports grounds, restaurants, cinemas, shopping malls,dll. public space.
SOCIAL DIMENSION
C. Neighborhoods
Esensi desain neighbourhoods adalah terepresentasikanya prinsip-prinsip unit neighbourhood. Sebuah desain yang sistematis, terorganisir dalam pembangunan perkotaan. Lingkungan fisik dan keseimbangan sosial
SOCIAL DIMENSION
C. Neighborhoods
Desain fisik dan lay out neighbourhood bertujuan social seperti: interaksi sosial, rasa komunitas, identitas neighbourhood, serta keseimbangan sosial.
Neighbourhood nampak seperti pemberian identitas dan karakter, penciptaan peningkatan a sense of place. (melalui pengalaman mendalam suatu tempat dan waktu.
Neighbourhood memberikan suatu cara pragmatic yang relatif dari area urban planning Suatu mixed use atau area seimbang dari sebuah mono-functional housing estate. Bisa didesain menjadi lebih bisa mencukupi diri sendiri, Mengurangi kebutuhan untuk bepergian dengan memberikan kenyamanan bagi tempat bekerja dan tempat rekreasi lebih dekat dengan rumah tinggal.
Blowers (1973) mengidentifikasikan lima tipe neighbourhood. 1. Random neighbourhood, ciri-ciri umum adalah kedekatan ruang. 2. Ecological atau ethnological neighbourhood, dengan ciriciri lingkungan dan identitas yang menonjol. 3. Homogeneous neighbourhood dengan penduduk yang mengelompok secara sosial-ekonomi dan secara etnis. 4. Fungsional neighbourhood, diturunkan dari pemetaan geografi dari sistem pelayanan. 5. Community neighbourhood, yang terikat erat dengan kelompok homogen secara sosial suatu komunitas
Urban Villages
Size, cukup kecil untuk suatu place (skala pejalan kaki) Size, cukup luas untuk mendukung rentang luas aktivitas dan fasilitas untuk berdiri sendiri. Rentang pengguna tercampur antara street blocks Keseimbangan antara perumahan/ flats dan ruang bekerja. A pedestrian friendly environment
Compact, pedestrian friendly, mixed-use and identifiable area Daily living activities within walking distance. Kepadatan bangunan yang cukup, dan penggunaan-2 lahan, dengan walking distance of transit stops. Interconnected networks of streets.
Rentang yang luas tentang tipe rumah dan tingkat harga, membawa penduduk pada perbedaan usia, suku/ras, dan pendapatan dalam interaksi keseharian.
Konsentrasi pendudu: institusional dan aktivitas komersial.
Sekolah yang terukur dan teralokasi untuk anak-anak berjalan atau bersepeda.
Ruang untuk taman-taman.
SOCIAL DIMENSION
D. Safety and Security
Security terkait dengan proteksi pada level yang berbeda: satu keluarga, teman-2, properti secara komunal. Tidak memiliki akses sekuriti, persepsi tentang bahaya, dan ketakutan akan menjadi korban. Ancaman kedua antara pengguna public realm and penciptaan lingkungan urban yang berhasil. Perasaan aman dan selamat merupakan bonus atas keberhasilan desain suatu lingkungan. Pencapaian keamanan, namun sering diraih melalui jalur privatisasi,
Dalam UD privatisasi biasanya meliputi kontrol teritotial tertentu atau ruang terpisah (seperti jarak fisik, dinding, gerbang dan barrier). Dan juga dalam makna strategi politik dan pengamatan visual. Pembangunan gerbang sebagaimana pembuatan fortress memberi batasan secara visual,
Dan memberikan perlindungan keamanan dan keselamatan bagi penduduk di dalamnya. Masuk/keluar melalui satu kontrol/kendali.
SOCIAL DIMENSION
E. Accessibility and Exclusion
SOCIAL DIMENSION
F. Equitable Environments