Professional Documents
Culture Documents
: Resiko Jatuh Pada Lansia : Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia : Kelayan di Wisma B PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur : Juamt / 24 Agustus 2012
A. TUJUAN 1. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan orang, masa tua merupakan masa yang kurang menyenangkan (Nugroho, 2000). Kemunduran fisik dapat menyebabkan resiko jatuh pada lansia. Jatuh adalah salah satu peristiwa yang sering dialami oleh seorang lansia. Jatuh berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas serta penurunan fungsi dan kemandirian. Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari-
hari yang menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga berpengaruh pada anggota keluarganya. Di Wisma B PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur terdapat 11 orang lansia perempuan yang berusia diatas 65 tahun. Yang sebagian besar memiliki resiko jatuh karena mengalami kemunduran fisik. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mengetahui cara menghindari resiko jatuh agar para lansia mampu melakukan pencegahan jatuh terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan hal tersebut penyuluh berminat memberikan penyuluhan mengenai cara pencegahan jatuh pada lansia.
2. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, kelayan diharapkan mampu memahami cara menghindari resiko jatuh dan melakukan pencegahan jatuh.
3. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan kelayan mampu :
a. Menjelaskan pengertian jatuh. b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh. c. Menyebutkan akibat jatuh. d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.
B. GARIS BESAR MATERI (materi terlampir) 1. Pengertian jatuh. 2. Faktor resiko penyebab jatuh.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN NO. KEGIATAN 1. Pembukaan dan salam PENYULUH Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan 2. Penyampaian materi Apersepsi Menyampaikan materi :
Pengertian jatuh. Faktor resiko
PESERTA WAKTU Membalas salam 1 menit Mendengarkan Mendengarkan Memberikan respon Mendengarkan dan memperhatikan 15 menit
penyebab jatuh. Akibat jatuh. Cara pencegahan jatuh. 3. Penutup Tanya jawab Evaluasi dan menyimpulkan materi Mengucapkan salam Membalas salam Bertanya dan mendengarkan Memperhatikan 4 menit
F. SETTING TEMPAT
1. Peserta (kelayan) duduk di kursi tunggu 2. Panyaji berdiri didepan di depannya.
topik, dan tempat b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes 2. Evaluasi proses
a. Kelayan mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai b. Kelayan kooperatif dalam mengikuti Penkes c. Kelayan dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes 3. Evaluasi hasil a. Evaluasi kognitif
Penilaian No Keterampilan 0 1 2 3 4 Menjelaskan pengertian jatuh Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh Menyebutkan akibat dari jatuh Menyebutkan cara mencegah jatuh Skor 1 2
Keterangan : 0 1 2 : tidak dilakukan : dilakukan tapi tidak sempurna : dilakukan dengan sempurna
Nilai =
x 100%
56 % - 75 % < 56 %
b. Evaluasi afektif
A. Pengertian Kekambuhan Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan arau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Rouben, 1996).
Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. a) Faktor Instinsik, misalnya:
Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah : Penurunan sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba, masalah pada jantung yang menyebabkan sesak nafas sehingga tidak dapat mentoleransi aktivitas dan hipertensi.
Gangguan sistem susunan saraf : SSP akan memberikan respons motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, parkinson, hodrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik. Nyeri kepala dan/atau vertigo, pusing.
Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti nyeri persendian, kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak, bentuk kaki yang tidak normal, penurunan kekuatan otot, kekakuan jaringan penyambung , berkurangnya massa otot, edema pada kaki.
Gangguan psikologis : stres, kurang konsentrasi, lupa dengan keterbatasan. b) Faktor Ekstrinsik, misalnya:
Cahaya ruangan yang kurang terang Lingkungan yang asing bagi lanjut usia Lantai yang licin Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif, antipsikotik, alkohol, dan obat hipoglikemi) Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.
C. Komplikasi atau Akibat Dari Jatuh Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini: a. Perlukaan (Injury) : merusak jaringan lunak, fraktur, hematom subdural
b. Perawatan Rumah Sakit : imobilisasi, resiko penyakit c. Disablitas : penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaaan fisik, penurunan mobilitas akibat jatuh, penurunan kepercayaan diri dan pembatasan gerak d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan e. Mati
D. Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua : 1. Latihan fisik Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki. 2. Managemen obat-obatan a) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
b) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat. c) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan.
d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan tranquilisers. e) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis kuat. f) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
3. Modifikasi lingkungan a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu. b) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu. c) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d) Perhatikan kualitas penerangan di rumah. e) f) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga.
g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang
i)
Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
j)
Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi.
a)
b) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus. c) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
5. Alas kaki
a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan. c) 6. Pakai sepatu yang antislip.
Alat bantu jalan Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah fourwheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan. 7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran. Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan dan alat bantu pendengaran apabila mengalami gangguan pendengaran. 8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis. 9. Memelihara kekuatan tulang a) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua. b) Berhenti merokok c) Hindari konsumsi alkohol
d) Latihan fisik e) f) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen. Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Mudah Jatuh pada Lansia. http:// http://pinadepin.blogspot.com . Diakses tanggal 23 Agustus 2012. Turana, Yuda. 2009. Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia. http:// http://www.medikaholistik.com . Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
Jatuh adalah suatu kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Gangguan psikologis
Cahaya ruangan yang kurang terang dan lingkungan yang asing bagi lanjut usia Lantai yang licin
Alat bantu jalan tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.
Tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya
Kematian
Latihan fisik
Managemen obat-obatan
Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
Modifikasi lingkungan
Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua. Memelihara kekuatan tulang Berhenti merokok Hindari konsumsi alkohol Latihan fisik