You are on page 1of 3

Etanol merupakan salah satu senyawa kimia penting karena memiliki manfaat yang sangat luas sebagai pelarut,

bahan bakar cair, bahan desinfektan, bahan baku industri, dan sebagainya. Dalam pemanfaatannya seringkali dibutuhkan etanol dengan kemurnian yang tinggi. Untuk memperoleh etanol dengan kemurnian tinggi, biasanya digunakan proses distilasi. Namun disitilasi ini hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian tidak lebih dari 95,6%. Pada konsentrasi tersebut akan terbentuk azeotrop sehingga jika didistilasi lebih lanjut tidak akan menghasilkan etanol denan konsentrasi lebih tinggi lagi (Nasrun, 2004). Campuran azeotrop adalah campuran yang mempunyai keadaan dimana campuran memiliki komposisi di fase uap sama dengan di fase cair (Rautenbach & Albrecht, 1989) :

Gambar 1. Diagram Campuran Azeotrop

Salah satu prosesnya adalah proses membran yaitu pemisahan secara pervaporasi. Pervaporasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan distilasi, antara lain dapat memisahkan campuran azeotrop dan tidak membutuhkan aditif. Pervaporasi adalah proses pemisahan campuran cairan dengan menggunakan membran sebagai media pemisah. Pervaporasi memanfaatkan perbedaan laju difusi dan kelarutan komponen-komponen campuran pada membran. Membran polimer yang dipakai untuk pemisahan campuran azeotrop (etanol-air) adalah selulosa asetat. Selulosa asetat memiliki sifat hidrofilik sehingga selektif terhadap air. Sift hidrofilik disebabkan adanya gugus OH yang terdapat dalam selulosa asetat. Gugus aktif OH ini yang nantinya akan berinteraksi degan molekul air melalui ikatan hidrogen. Zeolit bersifat

polar sehingga dapat dijadikan adsorben dimana molekul-molekul polar diserap lebih kuat daripada molekul-molekul non polar (Nasrun, 2004).

Umpan dalam proses pervaporasi berfase cair. Daya dorong dalam membran dicapai dengan menurunkan aktivitas komponen permeat. Komponen-komponen dalam campuran permeat melalui membran dan menguap sebagai hasil dari tekanan parsial pada bagian permeat lebih rendah dari tekanan uap jenuh. Daya dorong biasanya dikontrol dengan memberikan tekanan vakum. Alternatif lain, digunakan gas inert sebagai pembawa seperti uap air atau udara, sehingga tekanan parsialnya menurun dari komponen permeat (Rautenbach & Albrecht, 1989).

Pemisahan dengan membran dilakukan dengan mengalirkan feed ke dalam membran kemudian akan terpisah sesuai driving force yang digunakan. Proses pemisahan dengan membran menghasilkan dua aliran yaitu permeate dan retentate. Permeate merupakan hasil pemisahan yang diinginkan sedangkan retentate merupakan hasil sisa (Pabby dkk., 2009).

Feed

Driving Force Membran dd

Retentate

Permeate

Pemisahan dengan menggunakan membran mulai dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu (Mulder, 1996) : 1. tidak mengubah struktur molekul zat yang dipisahkan, 2. dapat dioperasikan pada temperatur ruang atau yang lebih rendah sehingga membran dapat digunakan untuk zat-zat yang rentan terhadap suhu tinggi, 3. proses pemisahan yang berlangsung relatif lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Mulder, M. 1996. Basic Principle of Membrane Technology. Second Edition. Kluwer Academic Publisher. Dordrecht. Porter, MC. 1990. Handbook of Idustrial Membrane Technology. Noyes Publication. New Jersey.

Rautenbach, R., and Albrecht, R. 1989. Membran Process. John Wiley and Sons. Chichster.

You might also like