You are on page 1of 19

I. Identitas Pasien Nama No.

Rekam Medik Jenis kelamin Tempat, tanggal lahir Usia Agama Pendidikan Pekerjaan Status pernikahan Alamat Diantar oleh Masuk IGD Psikiatri Masuk PHCU Kresna Masuk R.Arimbi II. Riwayat Psikiatri Anamnesis diperoleh dengan autoanamnesis pada tanggal 28 Agustus 2012 di R. Arimbi dan alloanamnesis dengan Ibu, kakak pertama, Adik pasien dan kepala RT pasien yang biasanya datang berkunjung ke rumah pasien pada tanggal 30 Agustus 2012 di kediaman pasien. A. Keluhan Utama Pasien datang dibawa keluarga karena sering marah-marah kepada keluarga serta lingkungannya sejak satu tahun SMRS. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke IGD RS Marzoeki Mahdi pada tanggal 2 Agustus 2012 diantar oleh keluarganya karena sering marah-marah kepada keluarga serta lingkungannya sejak satu tahun SMRS (Agustus 2011, usia pasien 30 tahun). Menurut keluarga pasien, dalam satu tahun terakhir pasien sering memarahi keluarganya dan orang orang yang lewat didepan rumahnya. Pasien juga jarang mau keluar kamar dan makan , minum, dan juga mandi. Pasien juga menendang makanan apabila diantarkan kekamar pasien. : Ny. A N : 24-19-37 : Perempuan : Bogor, 6 Oktober 1980 : 31 tahun : Islam : MTS Tsanawiyah : Tidak bekerja : bercerai : Kampung sawah RT 002/004 Sukaluyu,Nanggung Bogor : Ayah, Ibu, Kakak dan Adik : 2 Agustus 2012 : 2 Agustus 2012 : 8 Agustus 2012

Pasien juga sering terlihat berbicara dan cekikikan sendiri. Pasien juga BAB dan BAK sembarangan. Satu tahun SMRS ( Agustus 2011, usia pasien 30 tahun) pasien tinggal di kampung bersama orang tua, dan adik adiknya setelah diceraikan oleh suaminya . Pasien sering mengurung diri di kamar tidak mau makan, minum dan mandi. Pasien juga sering memarahi keluarganya dan orang yang lewat didepan rumahnya tanpa alasan yang jelas, dan terkadang pasien suka melempari orang yang lewat depan rumahnya dengan batu. Pasien tidak nyambung saat diajak berbicara dan tampak sering berbicara dan cekikikan sendiri di tengah malam. Pasien juga BAB dan BAK sembarangan di dalam rumahnya. Selain itu pasien juga suka mencoret coret dinding di kamarnya,serta menempel nempelkan potongan buku kuning di dinding kamarnya. Menurut pasien, hal itu dilakukan karena lucu dan seperti orang jualan. Pasien akhirnya dibawa ke orang pintar dan pak Haji di Cisarua dan dikatakan bahwa pasien kerasukan jin. Pasien sempat diberi minum air yang sudah di bacakan doa namun keluhan tidak berkurang. Akhirnya keluarga pasien membawa pasien ke RSMM pada tanggal 2 Agustus 2012. Saat dibawa ke IGD tanggal 2 Agustus 2012 pasien tidak bisa ditanya. Pasien gaduh gelisah dan berbicara dan cekikikan sendiri. Setelah itu pasien akhirnya dibawa ke ruang Kresna wanita malam itu juga. Pasien dirawat di Kresna wanita selama 7 hari. Setelah dirawat di Kresna wanita akhirnya pasien bisa diajak bicara namun hanya terbatas saja,lalu dipindah ke ruang Arimbi pada tanggal 8 Agustus 2012. Saat di R. Arimbi pasien menceritakan keluhannya dengan suara pelan,namun artikulasi jelas. Pasien cenderung pasif dan baru berbicara jika ditanya, jika tidak dia akan diam. Pasien awalnya menyangkal adanya bisikan bisikan, namun akhirnya mengakui sampai sekarang masih adanya bisikan bisikan yang terdengar seperti orang sedang bermain .pasien juga mengakui adanya bayangan besar hitam yang sering mengikuti pasien. Selain itu pasien juga mengakui bahwa sepertinya ada setan yang merasuki tubuh pasien namun pasien tidak mengetahui mengapa bisa terjadi seperti itu. Saat diruang Arimbi pasien pernah dijenguk oleh ibunya. Saat itu pasien berkata pada ibunya bahwa pasien ingin pulang . Saat ditanya pasien menjawab bahwa pasien dibawa ke rumah sakit karena sakit muntaber dan karena pasien merasa keluhannya sudah berkurang pasien minta untuk dipulangkan.

C. Riwayat Ganguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Menurut keluarga pasien, awalnya dua belas tahun yang lalu (2000, usia pasien 20 tahun) pasien melahirkan anak pertama dan lahir prematur (7 bulan) beberapa hari setelah kelahirannya, anak pasien meninggal. Sejak saat itu pasien menjadi lebih pendiam. Tiga bulan kemudian pasien bercerai dengan suami pertamanya. Kira kira enam bulan kemudian pasien menikah lagi dengan saudara jauhnya dikampung dan akhirnya pasien menikah yang kedua kali, namun seminggu kemudian pasien tiba tiba ingin bercerai. Tiga bulan kemudian (Februari 2001, usia pasien 20 tahun) Pasien pergi untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di suatu kompleks perumahan di bekasi, saat bekerja disana pasien berpacaran dengan seorang supir pribadi salah satu rumah di kompleks yang sama. Setelah berpacaran selama tiga bulan (Mei 2001, usia pasien 20 tahun), pasien memutuskan untuk menikah dengan pacarnya tersebut. Pasien berhenti bekerja setelah menikah dan tinggal di rumah kontrakan di daerah bekasi bersama suami dan orang tua dari suami pasien. Setelah satu tahun pernikahan (Mei 2002, usia pasien 21 tahun) pasien melahirkan seorang anak laki laki, saat baru berusia empat bulan, pasien pernah berusaha untuk menenggelamkan anaknya ke sumur, namun berhasil dicegah oleh suaminya yang kebetulan melihat. Selain itu pasien juga sering keluyuran sendiri,berbicara dan cekikikan sendiri, dan buang air besar sembarangan. Pasien juga sering memarahi dan menampar suaminya tanpa sebab yang jelas. Pasien akhirnya dibawa ke dokter spesialis saraf di rumah sakit Pondok Gede oleh suami pasien (Februari 2003, usia pasien 22 tahun). Pasien tidak dirawat inap dan berobat jalan selama satu tahun, setelah itu keluhan pasien berkurang. Tiba tiba dua tahun yang lalu (April 2010, usia pasien 29 tahun) pasien kembali marah marah tanpa sebab dan tidak bisa mengenali suami dan anaknya, selain itu pasien juga semakin sering keluyuran dan BAB dan BAK sembarangan. Dan akhirnya satu tahun kemudian pasien bercerai dari suaminya dan kembali lagi ke kampung (Agustus 2011 ,usia pasien 30 tahun) .

Grafik Perjalanan Penyakit Pasien

2. Riwayat Gangguan Medis Lainnya Pasien tidak pernah mengalami cedera kepala, kejang, diabetes melitus, asma, penyakit jantung dan penyakit paru. Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif Pasien dan keluarga menyatakan bahwa pasien tidak pernah menggunakan ganja merokok, meminum alkohol dan obat obatan psikoaktif lainnya. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Prenatal dan perinatal Pasien adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara,dan merupakan anak perempuan pertama. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya dirawat maupun operasi. Pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh paraji di dekat rumah. Sejak lahir pasien diberikan ASI sampai dengan usia dua tahun.

2. Masa kanak awal (0-3 tahun)

Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal dalam keadaan normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya. Pasien tidak pernah terlambat dalam tumbuh kembangnya dibandingkan dengan anak-anak yang lain. 3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Menurut keluarga, Pasien menjalani pendidikan Sekolah Dasar kelas 1 di Madrasah di daerah kampung pasien, pasien mendapat prestasi yang cukup menggembirakan yaitu selalu mendapat 3 besar dalam setiap caturwulan. Pasien mempunyai banyak teman dan rajin mengikuti pengajian di kampung pasien. 4. Masa Kanak Akhir dan Remaja Menurut keluarga, pasien adalah anak yang ceria dan mempunyai banyak teman. Ia juga sangat suka bersih bersih dan berdandan. Pasien selalu menjadi juara kelas saat di Tsanawiyah dan beberapa kali khatam al quran. 5. Masa-masa Dewasa Riwayat Pendidikan Pasien sekolah sampai selesai Madrasah Tsanawiyah. Selama menjalani pendidikannya, pasien selalu mendapatkan nilai yang bagus dalam bidang akademiknya . Riwayat Pekerjaan Semenjak tamat dari Tsanawiyah pasien tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, pasien baru 2 kali bekerja. Yang pertama bekerja sebagai pembantu rumah tangga di bogor dan yang kedua juga sebagai pembantu rumah tangga di daerah bekasi . Riwayat Pernikahan/Berpacaran/ Berpasangan/Psikoseksual Sepengetahuan keluarganya, pasien pernah beberapa kali berpacaran. Namun akhirnya pasien menikah dengan pacar pertamanya saat usia 18 tahun (tahun 1998), pasien lalu bercerai saat sudah menikah selama dua tahun, yaitu saat tiga bulan setelah bayinya meninggal. Enam bulan kemudian pasien menikah lagi dengan saudara jauhnya yang tinggal satu kampung, namun pernikahan itu hanya berlangsung selama satu minggu karena tiba tiba pasien ingin bercerai. Tiga bulan kemudian (Februari 2001) pasien pergi bekerja

menjadi pembantu rumah tangga di bekasi dan berpacaran dengan supir pribadi salah satu tetangga majikannya selama tiga bulan, sampai akhirnya memutuskan menikah. Pasien akhirnya berhenti bekerja dan tinggal bersama suami dan mertuanya di rumah kontrakan di bekasi . Satu tahun kemudian (Mei 2002) pasien melahirkan anak kedua yang berjenis kelamin laki laki. Satu tahun yang lalu (Agustus 2011), pasien bercerai dengan suaminya yang ke tiga dan pulang ke kampung. Riwayat Agama Pasien merupakan pemeluk agama Islam. Orang tua sering memberikan pelajaran tambahan khusus tentang agama. Menurut keluarga, pasien sering mengikuti pengajian yang biasanya dilakukan di mesjid, dan pasien juga sudah beberapa kali khatam Al Quran. Menurut keluarganya pasien juga taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Aktivitas Sosial Menurut keluarga, Pasien termasuk seseorang yang ceria dan banyak teman. Pasien suka berdandan dan sering bergaul dengan teman temannya. Pasien juga sering dan aktif mengikuti kegiatan di sekitar rumahnya. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum.. E. Situasi kehidupan sekarang Pasien merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara sekaligus anakperempuan yang pertama. Semenjak masih kecil pasien tinggal di Kp Sawah sawaluyu Nanggung bersama ayah, ibu, dan kakak dan adik adiknya, Sebelum sakit pasien adalah anak yang ceria dan banyak teman, temannya sering datang untuk bermain dengan pasien. Setelah menikah pasien tinggal bersama suaminya dan orang tua dari suaminya . Pasien menjadi jarang keluar rumah karena sering dilarang oleh suami pasien. Saat ini pasien merasa betah tinggal di rumah sakit dan senang karena banyak teman yang baik . Meskipun ia berkata bahwa semenjak di RS PMI (Pasien berkata bahwa saat ini pasien berada di RS PMI) ia tidak suntuk lagi, ia ingin sekali pulang ke rumah bertemu dengan keluarganya serta melakukan aktivitas seperti biasanya

F. Riwayat Keluarga Menurut keluarga pasien, nenek dari Ayah pasien juga sempat mengalami gangguan jiwa. Hal tersebut diketahui saat ibu dan ayah pasien pernah ke rumah nenek kandungnya. Genogram Keluarga

G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan Pasien tidak menyadari bahwa pasien sakit jiwa, dan saat ini dirawat karena sakit muntaber. H. Impian, Fantasi, dan Nilai-Nilai Pasien adalah anak yang pintar menurut keluarga pasien. Saat ini pasien ingin segera sembuh dan pulang lagi kerumahnya. Pasien ingin segera kembali berkumpul dengan keluarganya dan menjalankan aktivitas seperti biasa. Pasien tidak memiliki impian impian tertentu yang ingin dicapai. III. Pemeriksaan Status Mental Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 29 Agustus 2012 : A. Deskripsi Umum 1. Penampilan

Pasien seorang perempuan berpenampilan sesuai usia, berbadan kecil, serta berkulit kuning langsat. Mengenakan baju daster warna krem dan dan ia tidak menggunakan alas kaki. Pasien tampak merawat diri. 2. Kesadaran Pasien kompos mentis. Namun pasien tidak dapat mengenal tempat. Pasien masih dapat mengenal orang dan waktu. 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor Selama pemeriksaan pasien tampak diam serta sedikit bicara. 4. Pembicaraan Pasien bersikap pasif, lebih cenderung diam dan hanya menjawab apa yang ditanyakan saja. Intonasi dan volume sedang, artikulasi jelas, intensitas suara sedang, dan perbendaharaan kata cukup. 5. Sikap terhadap pemeriksa Pasien menunjukkan sikap yang kooperatif. B. Mood dan Afek Mood Afek Keserasian : hipothym : terbatas :Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan (appropriate) `Gangguan Persepsi Pasien menyangkal pernah memiliki riwayat halusinasi auditorik, halusinasi lihat, ataupun halusinasi taktil, namun pada anamnesis tanggal 30 Agustus 2012 pasien pernah mengakui bahwa suka mendengar bisikan bisikan seperti orang sedang bermain atau mengobrol, dan melihat bayangan hitam yang sering mengikuti pasien. C. Pikiran Proses dan Bentuk Pikir : Koheren, miskin ide Isi Pikir D. Kesadaran dan Kognisi : terdapat riwayat waham dikendalikan

1. Taraf Kesadaran 2. Orientasi Waktu Tempat Orang 3. Daya Ingat Segera

: Compos mentis : Baik, pasien mengetahui saat dianamnesis jam berapa. : tidak baik, pasien mengatakan bahwa ia berada di RS PMI : Baik, pasien dapat mengenali perawat dan dokter yang ada di rumah sakit

: Baik, pasien dapat menyebutkan 3 nama benda yang disebutkan pemeriksa. : Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3 kata tersebut setelah membicarakan beberapa hal. : tidak baik, pasien tidak dapat menceritakan gejala-gejala yang dirasakan beberapa minggu terakhir. : Baik, pasien dapat menceritakan sekolahnya dimana.

Jangka Pendek Jangka menengah Jangka Panjang 4. Konsentrasi

Kurang baik, pasien tidak dapat menjawab soal pengurangan (100-7= 93, dst) maupun mengeja terbalik kata W-A-H-Y-U. 5. Perhatian : Pasien perhatian penuh kepada pewawancara. 6. Kemampuan membaca dan menulis Kurang baik, pasien tidak dapat membaca tulisan yang ditunjuk pemeriksa dan tidak dapat menuliskan sebuah kalimat. 7. Pikiran abstrak Baik, pasien dapat mengetahui persamaan jeruk dan apel adalah buah. 8. Kemampuan visuospasial Baik, pasien mampu menggambarkan 2 bangunan berbentuk segi tiga dan persegi panjang. 9. Intelegensia dan informasi Intelegensia kurang baik, pasien tidak mengetahui presiden pertama RI 10. Kemampuan menolong diri Baik, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri. E. Pengendalian Impuls

Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya selama wawancara. F. Daya nilai dan tilikan 1. Daya nilai sosial : Baik, pasien bersikap sopan selama wawancara. Pasien juga menyadari bahwa mencelakai orang tua merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. 2. Uji Daya nilai : Baik, pasien mengatakan bahwa meminta maaf pada orang tua adalah wajar dan seharusnya begitu. 3. Penilaian realita : Terganggu , pasien sempat menyangkal adanya halusinasi auditorik, lihat, taktil, dan waham. 4. Tilikan : Tilikan 2 yaitu pasien tahu pasien menyadari sekaligus menyangkal bahwa dirinya sedang sakit. G. Taraf dapat dipercaya Secara keseluruhan pasien tidak dapat dipercaya. III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi napas Frekuensi nadi Suhu Kulit Kepala Rambut Mata THT Gigi dan mulut : Baik : Kompos mentis : 120/80 mmHg : 20x/menit : 80x/menit, teratur, kuat : 36,5 0C :kuning langsat, kesan normal : Tidak ada deformitas : Tidak mudah tercabut : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik : Telinga ditemukan serumen, hidung tidak ditemukan deviasi septum, tenggorok tidak ada kelainan. : Tidak ada karies gigi, lidah tenang, faring tidak hiperemis

A. Status Internus (Pemeriksaan tanggal 30 Agustus 2012)

Leher Jantung Paru Abdomen Ekstremitas B. Status Neurologis 1. GCS

: Pembesaran KGB (-) : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-) : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/: datar, lemas, bising usus normal : Akral hangat, perifer cukup, edema (-)

: 15 (E4,V5,M6) : (-) : Bulat, isokhor, reflex cahaya langsung-tak langsung +/+ : (-) : Kekuatan , tonus baik, rigiditas (-), spasme (-) (-), hipotoni (-), eutrofi, gangguan keseimbangan dan koordinasi

2. Kaku kuduk 3. Pupil 4. Kesan parase nervus kranialis 5. Motorik

6. Sensorik 7. Reflex fisiologis 8. Gejala ekstrapiramidal 9. Gaya berjalan dan postur tubuh 10. Stabilitas postur tubuh 11. Tremor di kedua tangan IV. Pemeriksaan Penunjang Hb Ht Trombosit Leukosit SGOT SGPT Ureum Creatinin V. : 13,6 g/dL : 39 % : 247.000 : 6.360 : 22 U/L : 10 U/L : 13,0 mg/dL : 0,79 mg/dL

: gangguan sensibilitas (-) : Normal : (-) : Normal : Normal : (-)

Ikhtisar Penemuan Bermakna

Pasien seorang perempuan berpenampilan sesuai usia, berbadan kecil, serta berkulit kuning langsat. Mengenakan baju daster warna krem dan dan ia tidak menggunakan alas kaki. Pasien tampak merawat diri. Selama pemeriksaan pasien tampak cenderung diam dan pasif, namun kooperatif. Terkadang terdapat miskin ide, pasien hanya menjawab sebisanya. Pasien berbicara dengan intonasi dan volume sedang, artikulasi jelas, intensitas suara sedang dengan perbendaharaan kata cukup. Terdapat keserasian antara emosi dan isi pembicaraan. Pasien mengakui memiliki riwayat halusinasi dan waham. Sejak tahun 2002 pasien mulai menunjukkan gejala mengamuk, keluyuran, BAB sembarangan,dan berbicara sendiri. Setelah pasien bercerai dari suami ke tiganya dan pulang kerumah orang tuanya pasien mulai semakin menujukkan gejala gejala seperti marah marah, melempari orang yang lewat depan rumahnya dengan batu, mengurung diri di kamar, tidak mau makan,minum, dan mandi. Jarang tidur, berbicara dan cekikikan sendiri, BAB dan BAK sembarangan, mencoret coret dinding dan menempel nempelkan potongan kertas kitab kuning. Pada pemeriksaan diagnostik lebih lanjut didapatkan tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36,5 C. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Tidak didapati retardasi mental dan gangguan neurologis. VI. FORMULASI DIAGNOSIS Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi) dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa. 1. Diagnosis Aksis I Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan ganja. Oleh karena itu, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan. Terdapat gangguan mood berupa mengurung diri dikamar pada Agustus 2011 dan terdapat juga gangguan berupa marah-marah, Pasien menyangkal adanya halusinasi namun akhirnya pasien mengakui terdapat suara suara dan bayangan hitam yang mengikuti pasien dan juga terdapat keluhan bahwa pasien sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri dirumahnya. Pasien juga memiliki riwayat BAB dan BAK sembarangan di dalam rumah, sehingga disimpulkan mengalami gangguan RTA (Reality Testing Ability). Menurut PPDGJ III pasien memenuhi pedoman diagnostic F20.1 Skizofrenia Hebefrenik yaitu onset usia dewasa muda (15-25 tahun), kecenderungan untuk menyendiri, pasien juga memiliki kriteria diagnostic seperti perilaku tidak bertanggung jawab (BAB dan BAK sembarangan), afek pasien yang dangkal, sering disertai dengan cekikikan (giggling), dan memenuhi criteria dalam 3 bulan adanya keluhan yang menetap. F20.0 Skizofrenia Paranoid dapat dipikirkan namun tidak cukup memenuhi criteria diagnostic PPDGJ III yaitu waham dan halusinasi pada pasien ini tidak menonjol. F25.x Gangguan Skizoafektif namun tidak memenuhi criteria peningkatan afek mania ataupun afek depresif. Oleh jarena itu F20.1 Skizofrenia Hebefrenik dapat ditegakkan. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada namun biasanya tidak menonjol. 2. Diagnosis Aksis II Menurut keluarga pasien termasuk seseorang yang ceria dan mempunyai banyak teman, aktif dalam kegiatan di sekitar rumah dan senang berdandan menunjukkan ciri kepribadian histrionik. 3. Diagnosis aksis III

Belum dapat ditentukan

4. 5.

Diagnosis aksis IV Masalah perceraian Diagnosis Aksis V

Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 20 bahaya mencederai diri/orang lain. Disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri. Skala GAF pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai 40 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi. VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis V VII. : (F20.1) Skizofrenia Hebefrenik : Ciri kepribadian histrionik :: GAF current = 40 , GAF HLPY= 20

Aksis IV : masalah perceraian

DAFTAR MASALAH a. Organobiologis : Tidak ditemukan kelainan b. Psikologi : Marah-marah,melempari orang, BAB dan BAK sembarangan. c. Psikososial dan lingkungan :

VIII. RENCANA TERAPI 1. Farmakologi Haloperidol Risperidone Trihexyphenidyl Non Farmakologi samping obat 2. Psikoterapi : Psikoterapi dilakukan bersamaan dengan pemberian psikofarmaka, dilakukan terhadap pasien dan keluarga. Terhadap Pasien

: 3 x 5 mg : 2 x 2 mg : 3 x 2 mg : Tirah baring, pengawasan minum obat dan efek

Chlorpromazin: 1 x 100 mg

Pasien diberikan kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya atau permasalahan yang sedang dihadapinya, sehingga pasien lebih merasa tenang.

Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus minum obat secara teratur, serta memiliki semangat untuk sembuh. Juga memberikan dukungan atas hal-hal positif yang dilakukan pasien.

Memberikan psikoterapi Reedukatif yaitu memberikan edukasi dan informasi tentang penyakit yang dideritanya, yaitu gejala-gejala, dampakdampak, faktor-faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan. Selain itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter.

Terapi Kerajinan agar pasien dapat mencari uang setelah keluar dari rumah sakit. Di RS Marzoeki Mahdi Bogor terdapat ruang rehabilitasi yaitu untuk meningkatkan kemampuan pasien untuk mencari kegiatan yang cocok untuknya yang dapat dijadikan pekerjaan setelah keluar dari Rumah Sakit.

Terhadap Keluarga Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang diderita pasien, gejala-gejala, dampak-dampak faktor-faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan.

Menjelaskan bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter. Mengajak anggota keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam penatalaksanaan pasien. Membuatkan agenda kegiatan yang bermanfaat untuk pasien. Bahkan lebih baik lagi jika kegiatan itu bisa mendatangkan keuntungan bagi finansial pasien.

IX. PROGNOSIS Hal-hal yang mendukung prognosis :

1. Keluarga mendukung atas kesembuhan pasien 2. Kondisi pasien masih baik dan kemampuan merawat diri sendiri masih baik 3. Adanya jaminan dalam pembiayaan pasien yang bersifat terus menerus (JAMKESDA) Hal-hal yang memperburuk prognosis : 1. Onset pada usia muda 2. Tidak memiliki aktivitas/pekerjaan 3. Terdapat faktor herediter Prognosis Quo ad vitam Quo ad funtionam Quo ad sanactionam : dubia ad malam : malam : malam

DAFTAR PUSTAKA

Departemen 1993.

Kesehatan

RI

Direktorat

Jendral

Pelayanan

Medik.

Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Depkes RI:

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadocks Synopsis of Psikiatry: Behavioral Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. USA: Lippincott, Williams and Wilkins: 2007. Kusumawardhani, AAAA, Husain AB, Adikusuma A, Damping CE, Brilliantina DM, Lubis DB,et al. Buku Ajar Psikiatri.Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2010. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi ketiga. 2001

LAMPIRAN Genogram keluarga

Grafik perjalanan penyakit pasien

Denah rumah pasien

You might also like