You are on page 1of 12

BAB III MEDIA

3.1. Tujuan Percobaan - Mengetahui teknik-teknik pembuatan media. - Mengetahui jenis-jenis media yang dibuat. 3.2. Tinjauan Pustaka Media adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain. Apabila dilihat susunan senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lainnya. [1] Macam-Macam Media Pertumbuhan, yaitu: 1. Medium berdasarkan sifat fisik, yaitu: Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar. 2. Medium berdasarkan komposisi atau susunan kimianya, yaitu: Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract. 3. Medium berdasarkan tujuannya yaitu: Media untuk isolasi Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media diperkaya Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya

membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain. Media untuk peremajaan kultur Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba.

Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni. [2] Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan. Sedangkan medium yang banyak digunakan ialah kaldu cair dan kaldu agar. Jika diperlukan medium padat, maka ditambah agar-agar. Medium ini disebut medium baku. Dan jika tidak ada kaldu bubuk, bahan tersebut dapat diganti dengan rebusan daging. Suatu penemuan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar. Setelah medium itu disterilkan dan kemudian dibiarkan mendingin, maka kita perolehkah medium padat. Gelatin juga dapat dipakai sebagai bahan pengental, tetapi orang lebih suka menggunakan agar-agar. Agar-agar baru mencair pada suhu 95oC, sedangkan gelatin sudah mencair pada suhu 23oC. Agar-agar ialah sekedar zat pengental, dan bukan makanan bagi bakteri. Gelatin sebaliknya dapat diencerkan oleh enzim-enzim bakteri. Gelatin diperoleh dari rebusan tulang-tulang, jadi, gelatin itu zat serupa perekat. [3] Syarat-syarat mikroba yang digunakan dalam pembuatan media, yaitu: 1. Murni Dalam proses-proses tertentu harus menggunakan biakan murni yang telah diketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap murni dalam proses maka kondisi lingkungan harus dijaga tetap steril.

2. Unggul Pada kondisi tertentu, mikroba harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar. Sifat unggul yang ada harus dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan dengan kondisi proses yang diharapkan. 3. Stabil Pada kondisi yang diberikan, mikroba harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak mengalami perubahan karena mutasi atau lingkungan. 4. Bukan patogen Mikrobia yang digunakan adalah bukan patogen bagi manusia maupun hewan, kecuali untuk produksi bahan kimia tertentu. Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga, agar tidak menimbulkan akibat samping pada lingkungan. [4] Syarat-syarat media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba harus memiliki: a. Kadar ion hidrogen (pH) Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, Rhizobia, dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina ventriculi. b. Buffer Untuk menumbuhkan mikroba pada media memerlukan pH yang konstan, terutama pada mikroba yang dapat menghasilkan asam. Misalnya

Enterobacteriaceae dan beberapa Pseudomonadaceae. Oleh karenanya ke dalam medium diberi tambahan buffer untuk menjaga agar pH nya konstan. Buffer merupakan campuran garam mono, maupun senyawa-senyawa organik amfoter. Sebagai contoh adalah buffer fosfat anorganik dapat mempertahankan pH diatas 7,2. [1]

3.3. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - Autoklaf - batang pengaduk - Beakerglass - botol aquadest - corong kaca - kaca arloji - kertas pH - kertas saring - kompor listrik - mortar dan stampler - neraca digital - pipet tetes - saringan - Thermometer 3.4. Prosedur Percobaan A. Kaldu Nutrisi - Menimbang NaCl sebanyak 5 gram - Menimbang daging sebanyak 30 gram, lalu ditumbuk hingga halus - Mencampur NaCl dan daging kemudian melarutkan dalam Aquadest sebanyak 600 ml dalam Beakerglass - Memanaskan sampai mendidih kemudian disaring - Menurunkan suhu sampai 50 C - Mengatur pH media sampai 7 - Menutup Beakerglaas dengan plastik kemudian mensterilkan kedalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 C - Menunggu media sampai agak dingin kemudian menyimpan kedalam lemari es. B. Bahan-bahan yang digunakan: - agar-agar - Aquadest - daging - indikator BTB (C27H28Br2O5S) - kecambah - Laktosa (C11H22O11) - Natrium Klorida (NaCl) - Sukrosa (C12H22O11)

B. Nutrisi Agar - Menimbang daging sebanyak 30 gram ,lalu menumbuk hingga halus - Mencampur daging agar (1 bungkus) kemuian melarutkan dalam Aquadest 600 ml dalam Beakerglass - Memanaskan sampai mendidih kemudian menyaring - Menurunkan suhu sampai 50 C - Mengatur pH media sampai 7 - Menutup Beakerglass dengan plastik kemudian mensterilkan kedalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 C - Menunggu media sampai agak dingin kemudian menyimpan kedalam lemari es. C. Toge Agar - Menimbang sukrosa sebanyak 60 gram - Menimbang toge sebanyak 100 gram lalu menumbuk kasar-kasar - Mencampur toge, sukrosa dan agaragar 1 bungkus kemudian melarutkan dalam Aquadest sebanayak 600 ml dalam Beakerglass - Memanaskan sampai mendidih kemudian menyaring - Menurunkan suhu sampai 50 C - Mengatur pH media sampai 7 - Menutup Beakerglass dengan plastik kemudian mensterilkan kedalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu 121oC - Menunggu media sampai agak dingin kemudian menyimpan kedalam lemari es. D. KFL - Menimbang laktosa sebanyak 5 gram - Menimbang daging sebanyak 30 gram, lalu menumbuk hingga halus - Mencampur daging dan laktosa kemudian melarutkan dalam Aquadest sebanyak 600 ml dalam Beakerglass - Memanaskan sampai mendidih kemudian menyaring - Menambah indikator BTB sebanyak 1 tetes dan menghomogenkannya - Menurunkan suhu sampai 50 C

- Mengatur pH media sampai 7 - Menutup Beakerglass dengan plastik kemudian mensterilkan kedalam Autoklaf selama 20 menit pada suhu 121 C - Menunggu media sampai agak dingin kemudian menyimpan kedalam lemari es.

3.5. Data Pengamatan Tabel 3.5.1. Data Pengamatan Media No. 1. Media Kaldu Nutrisi Bahan - daging - aquadest - NaCl Bau Setelah dicampur Warna : cokelat bening : daging Setelah dipanaskan Warna Bau Setelah disaring : jernih kekuningan : daging Setelah disterilisasi Warna Bau : kuning jernih : daging lebih menyengat Keadaan : cair

: coklat muda Warna : daging Bau

Keadaan : cair gumpalan daging berwana putih

Keadaan : cair

Keadaan : cair dan terdapat gumpalan daging

2.

Nutrisi Agar

- agar - daging - aquadest

Warna

: cokelat muda

Warna

: cokelat muda agak bening

Warna Bau

: cokelat muda : agar daging

Warna

: cokelat muda jernih

Bau

: agar Bau

Keadaan : cair agak mengental

Bau

: daging

Keadaan : cair dan terdapat gumpalan daging

: agar daging

Keadaan : cair sedikit mengental

Keadaan : sedikit mengental, terdapat gumpalan daging

3.

Toge Agar

- toge - agar - aquadest

Warna Bau

: keruh : toge

Warna

: hijau

Warna

: cokelat kehijauan : toge

Warna Bau

: hijau kecoklatan : toge lebih menyengat

kecokelatan Bau Bau : toge

Keadaan : cair dan terdapat sedikit busa

Keadaan : cair

Keadaan : cair dan terdapat busa Warna : cokelat muda Bau : daging Warna Bau : jernih kebiruan : daging

Keadaan : cair

4.

KFL

- laktosa - daging - aquadest - BTB

Warna

: cokelat muda

Warna Bau

: jernih kebiruan : daging lebih mnyengat

Bau

: daging

Keadaan : cair

Keadaan : cair

Keadaan: cair

Keadaan : cair

3.6. Pembahasan 1. Kaldu Nutrisi Kaldu Nutrisi termasuk media cair. NaCl (natrium klorida) digunakan sebagai sumber mineral. [7] Aquadest digunakan sebagai pelarut. Karena aquadest mengandung air murni sehingga lebih mudah larut. [7] Sterilisasi dilakukan agar tidak ada mikroba yang tidak diharapkan.[8] Penurunan suhu hingga 50oC dilakukan karena suhu tersebut merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba.[9] Pengaturan pH hingga pH=7, karena pH tersebut merupakan pH optimum pertumbuhan mikroba [9] Daging digunakan sumber protein yang tinggi dengan asam amino, zat nitrogen dan mineral[9] 2. Nutrisi Agar Nutrisi Agar termasuk media semi padat. Daging digunakan sumber protein yang tinggi dengan asam amino, zat nitrogen dan mineral[9] Agar-agar digunakan sebagai bahan pengental. Aquadest digunakan sebagai pelarut. Karena aquadest mengandung air murni sehingga lebih mudah larut. [7] Sterilisasi dilakukan agar tidak ada mikroba yang tidak diharapkan.[2] Penurunan suhu hingga 50oC dilakukan karena suhu tersebut merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba.[8] Pengaturan pH hingga pH=7, karena pH tersebut merupakan pH optimum pertumbuhan mikroba [9] 3. Toge Agar Toge agar termasuk media padat. Agar agar digunakan sebagai bahan pengental. Sukrosa digunakan sebagai sumber C,H dan O. Selain itu sukrosa sering ditambahkan sebagai sumber energi. [6]

Aquadest digunakan sebagai pelarut. Karena aquadest mengandung air murni sehingga lebih mudah larut. [7] Sterilisasi dilakukan agar tidak ada mikroba yang tidak diharapkan.[2] Penurunan suhu hingga 50oC dilakukan karena suhu tersebut merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba.[8] Pengaturan pH hingga pH=7, karena pH tersebut merupakan pH optimum pertumbuhan mikroba [9] 4. KFL KFL (Kaldu Fermentasi Laktosa) merupakan media Cair. Daging digunakan sumber protein yang tinggi dengan asam amino, zat nitrogen dan mineral[9] Laktosa digunakan sebagai sumber energi dan bahan karbohidrat. [7] Indikator BTB digunakan sebagai indikator pertumbuhan bakteri. Range BTB antara 6 - 7,6. [10] Aquadest digunakan sebagai pelarut. Karena aquadest mengandung air murni sehingga lebih mudah larut. [7] Sterilisasi dilakukan agar tidak ada mikroba yang tidak diharapkan.[2] Penurunan suhu hingga 50oC dilakukan karena suhu tersebut merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba.[8] Pengaturan pH hingga pH=7, karena pH tersebut merupakan pH optimum pertumbuhan mikroba [9] 3.7. Kesimpulan - Dalam pembuatan dan penggunaan media, media harus disterilkan terlebih dahulu agar tidak ada mikroba yang tidak kita harapkan. Sterilisasi media menggunakan Autoklaf dengan suhu 121oC selama 20 Menit. - Berdasarkan komposisi atau susunan kimianya, media dibagi menjadi 3 yaitu media padat seperti Toge Agar, media semi padat seperti nutrisi agar, dan media cair seperti kaldu nutrisi dan KFL (Kaldu Fermentasi Laktosa).

DAFTAR PUSTAKA

1.

Sumarsih, Sri. 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar UPN Veteran Yogyakarta

2. 3.

Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, 2008 Dwidjoseputro, Djambatan D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Malang: Penerbit

4. 5. 6. 7. 8.

Hidayat, Nur. Sri Suhartini. Mikrobiologi Industri Anonymouse,http://eshaflora.com/06/12/2011 Anonymouse, http://www.merck-chemicals.com/08/12/2011 Anonymouse, http://www.toyibghozali.com/06/12/2011 Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi, Malang:UMM Press

9.

Anonymouse, http:/www.mycologia.org)

10. Rufiati, Etna. Indikator Universal.2011

You might also like