You are on page 1of 13

DAFTAR ISI

halaman Kata Pengantar Pendahuluan Definisi Etiologi Epidemiologi Pemeriksaan Anamnesis, Fisik, Penunjang Diagnosis Kerja dan Diagnosis Banding Patogenesis Terapi / Penatalaksanaan Pencegahan Prognosis Kesimpulan Daftar Pustaka ` 2 3 3 3 3 4-5 6-7 7-10 10-11 11 12 12 13
| MAKALAH MANDIRI

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas PBL (Problem Based Learning) Blok 15: Skin & Integument yang di berikan oleh Dosen pengajar. Dalam makalah ini penulis membahas tentang penyakit di bagian kulit lipat paha yang dialami oleh seorang pasien. Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada dr. Fendra dan teman-teman sekalian yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

| MAKALAH MANDIRI

PENDAHULUAN Eritrasma adalah salah satu penyakit bakteri yang selama lebih dari 100 tahun lamanya dianggap sebagai penyakit jamur. Burchard melukiskan penyakit ini sebagai penyakit kulit yang disebabkan oleh Actinomyecetes, Nocardia minitussima berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan sediaan langsung dengan ditemukan susunan struktur semacam hifa halus pada 1859. Baru pada tahun 1962 Sarkini dkk. Menemukan Corynebacterium sebagai etiologi berdasarkan penelitian pada biakan. Penyakit ini bersifat universal, namun lebih banyak terlihat di daerah tropik.

Genus Candida terdiri atas 150 spesies yang berbeda, namun hanya beberapa spesies yang bias menyebabkan infeksi pada menusia, terutama C. Albicans. Spesies lain yang bersifat pathogen pada manusia adalah C. tropicalis, C. glabrata, C. krusei, C. parapsilosis, C. dubliniensis, and C. lusitaniae.

RUMUSAN MASALAH Wanita obesitas merasa gatal dan perih di sekitar lipat paha sejak 3 bulan terakhir disertai dengan keputihan.

DEFINISI

Kandidiasis adalah penyakit infeksi jamur, yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida. Penyakit ini juga dikenal dengan nama moniliasis.Penyakit ini dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
| MAKALAH MANDIRI

ETIOLOGI

Penyebab utama terjadinya kandidiasis adalah penyakit jamur yang menyerang kulit, kuku, selaput lender, dan alat dalam yang disebabkan oleh berbagai spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans. Penyebab endokarditis kandidiasis adalah Candidia parapsilosis dan penyebab kandidiasis septikemia adalah Candidiasis tropicalis.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Infeksi superfisialis pada umumnya disebabkan oleh C. Albicans, sedangkan infeksi sistemik lebih bervariasi, kurang lebih 50% disebabkan oleh Candida non C. Albicans. Candida ini ditemukan sebagai

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

saprofit di saluran cerna dan saluran nafas bagian atas. Keadaan ini menjadikannya sumber infeksi sistemik pada pasien dengan faktor resiko. Infeksi sistemik juga sering terjadi akibat infeksi nosokomial terutama pada penderita yang dirawat di rumah sakit.

PEMERIKSAAN

Rekam medis-status pasien terdiri dari : Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium / Rontgen) Diagnosis Kerja Diagnosis Banding Penatalaksanaan Prognosis

1) Anamnesa auto anamnesia Data identitas pasien secara lengkap Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Menanyakan riwayat penyakit sebelumnya jika ada.
| MAKALAH MANDIRI

Keluhan penyakit yang dialami : Nyeri/perih Bengkak Daerah gatal-gatal yang dirasakan Waktu gatal-gatal dirasakan : malam/siang/waktu berkeringat Pada pasien wanita ditanyakan jika ada tanda khas keputihan yaitu, ada gumpalangumpalan berwarna putih kekuningan seperti susu basi. Riwayat Penyakit Keluarga Ditanyakan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala penyakit yang sama seperti gatal-gatal di daerah lipat paha Riwayat Pribadi Penyakit lain yang sedang dialami seperti diabetes mellitus, hipertensi

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

Riwayat Sosial Ekonomi Faktor lingkungan Pekerjaan : berhubungan dengan air

allo anamnesia

Pada dasarnya sama dengan auto anamnesis, bedanya adalah pada penceritanya adalah orang lain dan bukannya si pasien. Seringkali pada anak-anak kecil / bayi atau orang tua yang sudah mulai pikun (demensia) atau penderita yang tidak sadar / sakit jiwa.

2) Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan Palpasi inspeksi dilakukan pada kulit bagian lipat paha dengan memerhatikan jika ada tanda lesi berupa bercak berbatas tegas pada kulit. diperhatikan pada sekitar lesi tersebut jika terdapat vesikel-vesikel dan pustul-pustul yang mengelilinginya. Jika wanita dilihat pada vaginanya kalau ada tanda-tanda flour albus/keputihan.

3) Pemeriksaan Penunjang

i)

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan mikroskopik Kerokan kulit atau usapan mukokutan ditambahkan dengan larutan KOH 10% Larutan KOH 10% akan melisis sel kulit lalu meninggalkan sel Candida yang masih intak/ sempurna. Pemeriksaan biakan kultur Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud. Agar dapat ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) bagi mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37C. Setelah 24 jam, koloni akan terlihat tumbuh berupa yeast like colony. Indentifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

| MAKALAH MANDIRI

DIAGNOSIS Working Diagnosis (Diagnosis Kerja)

Pasien ini menderita penyakit kandidosis kutis dan vulvovaginitis. Differential Diagnosis (Diagnosis Banding) Eritrasma merupakan penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh

Corynebacterium minitussismum. adanya lesi sebesar miliar sampai plakat, berupa eritema dan skuama halus kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklat-coklatan terutama di daerah ketiak dan lipat paha. lesi tidak menimbul dan tidak terlihat vesikulasi skuama kering yang menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak eritrasma tidak menimbulkan keluhan subyektif, kecuali bila terjadi ekzematisasi oleh karena penderita berkeringat banyak atau terjadi maserasi pada kulit. pada pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berflouresensi merah membara (coral red). Dermatitis Kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menmpel pada kulit.
| MAKALAH MANDIRI

terdapat dua macam dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik. (i) o o o o o Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. terjadi disebabkan oleh bahan yang bersifat iritan seperti bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel kulit bermula dari membran lemak sampai dengan mitokondria dan komponen inti akibat dari iritan secara kimiawi atau fisis. Terdiri atas dua kategori mayor, yaitu dermatitis kontak iritan akut dan dermatitis kontak iritan kumulatif. Pada dermatitis kontak iritan akut, terjadi disebabkan oleh iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat dan asam hidroklorid atau basa kuat seperti natrium hidroksida dan kalium hidroksida.

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

o o o o o

Luka bakar oleh bahan kimia juga termasuk dalam golongan ini. Seringkali terjadi karena kecelakaan dan reaksi akan segera timbul. Kulit akan terasa terbakar, pedih, panas, Terlihat kelainan kulit berupa eritema edema, bula, dan kemungkinan terjadi nekrosis. Pinggir kulit berbatas tegas dan umumnya asimetris. Pada dermatitis kontak iritan kumulatif, terlihat gambaran kalsik berupa kulit kering, eritema, skuama, penebalan kulit (hiperkeratosis), likenifikasi, difus dan retak seperti luka iris (fisur) pada kontak yang terus menerus.

(ii) o o

Dermatitis kontak alergik hanya mengenai orang yang mempunyai kulit yang sangat peka (hipersensitivitas). terjadi disebabkan oleh kontak dengan bahan kimia sederhana dengan berat molekul rendah, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dan dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis di bawahnya. o o penderita umumnya mengeluh gatal. pada penderita akut, dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel/bula. Vesikel yang pecah menimbulkan erosi dan eksudat (basah). o o o predileksi dermatitis kontak akut : kelopak mata, penis, skrotum pada penderita kronis, terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan juga fisur dan batas tidak jelas. predileksi umum dermatitis kontak alergik : tangan, lengan, wajah, telinga, leher, badan, genitalia, paha dan tungkai bawah.
| MAKALAH MANDIRI

PATOGENESIS PENYAKIT KANDIDOSIS Candida sering merupakan flora normal dalam tubuh oral dan tractus gastrointestinalis. Infeksi Candida dapat terjadi, apabila ada factor predisposisi baik endogen maupun eksogen. Faktor endogen : 1) Perubahan fisiologik Kehamilan, terjadi perubahan pH dalam vagina. Obesitas, karena banyak keringat Debilitas Iatrogenik Endokrinopati : gangguan gula darah kulit Penyakit kronik : tuberculosis, SLE dengan keadaan umum yang buruk.

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

2) Umur : orang tua dan bayi le bih mudah terkena infeksi karena status imunologik yang tidak sempurna 3) Imunologik : penyakit genetik Faktor eksogen : Iklim, panas dan kelembapan Kebersihan kulit Kebiasaan merendam kaki dalam air yang lama menyebabkan timbulnya maserasi dan kemasukan jamur Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanoposititis.

Klasifikasi Kandidosis Berdasarkan tempat yang terkena CONANT dkk (1971), membagikan sebagai berikut : Kandidosis selaput lendir 1) Kandidiasis oral (thrush) 2) Perlche 3) Vulvovaginitis 4) Balanitis atau balanoposititis 5) Kandidiasis mukokutan kronik 6) Kandidiasis bronkopulmonar dan paru Kandidosis kutis 1) Lokalisata : (a) daerah intertriginosa (b) daerah perianal 2) Generalisata 3) Paronikia dan onikomikosis 4) Kandidiasis kutis granulomatosa Kandidosis sistemik 1) Endokarditis 2) Meningitis 3) Pielonefritis 4) Septikemia

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

| MAKALAH MANDIRI

Reaksi id. (kandidid)

Manifestasi Klinik Kandidosis kutis a) Kandidosis intertriginosa lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilicus lesi pada penyakit yang akut berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil bula yang pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. pada sela jari tangan sering mengenai antara jari ketiga dan keempat, pada sela jari kaki antara jari keempat dan kelima, adanya keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas seperti terbakar.

b) Kandidosis perianal lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah timbul pruritus (gatal) ani

c) Kandidosis kutis generalisata lesi terdapat pada glabrous skin (bagian kulit yang tidak berbulu) terdapat juga di lipat payudara, integluteal, dan umbilicus sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia lesi berupa ekzemoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul penyakit ini sering mengenai pada bayi
| MAKALAH MANDIRI

Kandidosis selaput lendir a) Vulvovaginitis biasanya sering terdapat pada penderita diabetes melitus karena kadar gula darah dan urin yang tinggi pada wanita hamil akibat penimbunan glikogen dalam epitel vagina. keluhan utama terasa gatal atau iritasi pada vagina dan vulva dan bisa disertai pengeluaran sekret dari vagina.

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

pada kondisi berat, terdapat rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan dispaneuria. Terdapat edema pada labia menorah dan ulkus-ulkus yag dangkal pada labia menorah dan sekitar introitus vaginal. sering disertai denga kelainan yang khas, yaitu bercak-bercak putih kekuningan. flour albus (keputihan) pada kandidosis vaginalis berwarna kekuningan dengan tanda khas gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu basi berwarna putih kekuningan yang berasal dari massa yang terlepas dari dinding vulva atau vagina. Gumpalan ini terdiri atas bahan nekrotik, sel-sel epitel, dan jamur. iritasinya berat, tetapi sekretnya sedikit. vulva tampak kemerahan dan bengkak kulit kasar dan pecah-pecah dinding vagina biasanya tertutup oleh bahan seperti keju yang berwarna putih, tapi bisa juga tampak normal.

b) Balanitis atau balanopositis infeksi kontak seksual dengan wanita yang menderita vulvovaginitis lesi berupa erosi, pustula dengan dinding tipis terdapat pada glands penis dan koronarius glandis

PENATALAKSANAAN Medikamentosa
| MAKALAH MANDIRI

Topikal (i) Larutan ungu gentian 0,5-1 % untuk selaput lender, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari (ii) Nistatin : krim, salep, emulsi o menghambat pertumbuhan jamur dan ragi tetapi aktif terhadap bakteri, protozoa, dan virus. (iii) Amfoterisin B o sedikit sekali diserap di saluran cerna o suntikan dimulai dengan dosis 1,5 mg/hari dan ditingkatkan secara bertahap sampai dosis 0,4-0,6mg/kgBB/hari. o Obat ini didistribusi luas ke seluruh jaringan.

10

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

o Dapat menembus sawar uri, sebagian kecil menembus LCS, humor vitreous,dan cairan amnion. (iv) Golongan azol : - Mikonazol 2% berupa krim atau bedak per hari selama 3 hari - Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal - Klotrimazol 200 mg/ hari selama 3 hari - Tiokonazol - Bufonazol - Isokonazol - Siklopirokolamin 1% larutan, krim - Antimikotik lain yang berspektrum luas Sistemik (i) Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus. (ii) Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik.

Non-Medikamentosa (i) Kebersihan vagina pada wanita dan penis pada laki-laki (preputium pada yang tidak bersunat) haruslah dijaga selalu dengan mencucinya menggunakan air dan sabun dan mengeringkan menggunakan handuk yang bersih. (ii) Menghindari dari melakukan aktivitas yang bisa mengeluarkan banyak keringat.

(i) (ii) (iii)

Mengurangkan pengambilan makanan yang berlemak. Mandi atau membersihkan diri dengan sabun antiseptic dan air yang bersih. Wanita yang mengambil pil KB sebaiknya menghentikan pemakaian untuk beberapa bulan selama pengobatan vulvovaginitis.

(iv)

Penggunaan tisu basah atau produk panty liner harus betul-betul steril hindari memakai tisu atau produk pany liner yang sudah terkontaminasi.

(v) (iii)

Menghindari kontak seksual dengan wanita yang menderita vulvovaginitis. Tidak memakai pakaian yang ketat dan yang terbuat dari nilon krena tidak menyerap keringat.
Tidak memakai antibiotik terutama golongan spektrum luas seperti tetrasiklin, ampisilin, dan sefalosporin oral dan obat kortikostreoid untuk jangka waktu yang lama.

(iv)

11

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

| MAKALAH MANDIRI

PENCEGAHAN

PROGNOSIS

Pada penderita kandidiasis superfisialis yang imunokompeten, prognosisnya cukup baik, sedangkan pada penderita HIV/AIDS, penggunaan obat antiretroviral menurunkan angka KOF secara bermakna. Untuk kandidiasis sistemik, diagnosis dini dan pemberian dosis antifungal yang sesuai memberikan prognosis cukup baik, kecuali pada keadaan penyakit yang sudah lanjut.

KESIMPULAN

Kandidosis dapat menginfeksi semua golongan tidak mengira

muda atau tua. Sekiranya faktor

predisposisi tidak ditanggungulang dengan baik, maka dapat menyebabkan prognosis penyakit tersebut menjadi jelek.

12

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

| MAKALAH MANDIRI

DAFTAR PUSTAKA

1. Kandidosis dikutip dari buku Prof. Dr. dr. Adhi Djuanda et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi V cetakan V, 2010 : h106-109. 2. Working diagnosis dan Differential diagnosis dikutip dari buku Aru W. Sudoyo et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Interna Publishing, Edisi V Jilid III, 2009 ; h129 136, 334-335 3. Pemeriksaan Fisik dikutip dari buku Delp & manning, Major Diagnosis Fisik, Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Edisi 9 Cetakan VI 1996 4. Pemeriksaan Laboratorium dikutip dari buku Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Edisi 6 Cetakan I 2008 5. Patogenesis dan Manifestasi Klinis Penyakit Kandidosis dikutip dari buku Prof. Dr. dr. Adhi Djuanda et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi V cetakan V, 2010 : 106-109. 6. Penatalaksanaan Penyakit Kandidosis dikutip dari buku Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi 5, 2007; h 571-584

13

Blok 15 : SKIN & INTEGUMEN

| MAKALAH MANDIRI

You might also like