You are on page 1of 4

Daya pemaksaan

Jenis kekuasaan didasarkan pada gagasan pemaksaan. Gagasan utama di balik konsep ini adalah bahwa seseorang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang dia / dia tidak keinginan untuk melakukannya. Tujuan utama dari pemaksaan adalah kepatuhan. Menurut Changingminds.org "demonstrasi bahaya yang sering digunakan untuk menggambarkan apa yang akan terjadi jika kepatuhan tidak diperoleh". Kekuatan paksaan telah terbukti berhubungan dengan perilaku hukuman yang mungkin di luar harapan normal satu peran. (Hinkin & Schriesheim 1989) Namun pemaksaan juga telah dikaitkan secara positif dengan perilaku umumnya hukuman dan negatif terkait dengan perilaku imbalan kontingen (Gioia & Sims 1983) ini sumber kekuatan. Sering dapat menyebabkan masalah dan dalam banyak keadaan melibatkan penyalahgunaan. Mindtools.com menyatakan bahwa "kekuasaan koersif dapat menyebabkan perilaku yang tidak sehat dan ketidakpuasan di tempat kerja". Pemimpin jenis ini bergantung pada penggunaan ancaman dalam gaya kepemimpinan mereka. Seringkali ancaman melibatkan mengatakan seseorang akan dipecat atau diturunkan.

[ sunting ] Daya Reward


Tipe kedua melibatkan kekuasaan memiliki kemampuan untuk mengelola hal-hal lain / dia keinginan atau untuk menghapus atau mengurangi hal yang dia / dia tidak inginkan. (Prancis & Raven 1959) Untuk supervisor dalam pengaturan organisasi, itu adalah kemampuan untuk menyajikan dirasakan bawahan dengan hasil yang dinilai dalam cara yang positif. (Hinkin & Schriesheim 1989) Jenis kekuasaan didasarkan pada gagasan bahwa kita sebagai masyarakat lebih rentan untuk melakukan hal-hal dan melakukannya dengan baik ketika kita mendapatkan sesuatu dari itu. Teoretikus pertukaran sosial serta teori Ketergantungan Powerterus fokus pada gagasan kekuasaan imbalan. (Molm 1988) Bentuk yang paling populer adalah menawarkan kenaikan gaji, promosi, dan hanya pujian. Masalah dengan ini menurut Mindtools.com adalah bahwa "ketika Anda menggunakan sampai imbalan yang tersedia, atau imbalan tidak memiliki cukup dirasakan nilai kepada orang lain, melemahkan kekuatan Anda (Salah satu frustrasi dengan menggunakan imbalan adalah bahwa mereka sering perlu. lebih besar setiap kali jika mereka memiliki dampak motivasi yang sama. Bahkan kemudian, jika imbalan yang diberikan seringkali, orang dapat menjadi puas dengan hadiah itu, sedemikian rupa sehingga kehilangan efektivitasnya.) "

[ sunting ] Daya Sah


Ini kekuasaan yang berarti kemampuan untuk mengelola perasaan lain tertentu dari kewajiban atau gagasan tanggung jawab (Hinkin & Schriesheim, 1989). "Menghargai dan bawahan Menghukum umumnya dipandang sebagai bagian yang sah dari peran kepemimpinan formal atau ditunjuk dan posisi yang paling manajerial dalam organisasi bekerja membawa bersama mereka, beberapa derajat penghargaan dan hukuman yang diharapkan" (Bass, 1990). Orang-orang tradisional mematuhi orang dengan kekuatan ini hanya berdasarkan posisi mereka atau judul daripada orang khusus sebagai pemimpin. Oleh karena itu jenis kekuasaan dengan mudah dapat hilang dan pemimpin tidak memiliki posisi atau judul lagi. Kekuatan ini karena itu tidak cukup kuat untuk membentuk hanya satu yang mempengaruhi / membujuk orang lain.

[ sunting ] Daya Referensi

Kekuatan memegang kemampuan untuk mengelola perasaan lain penerimaan pribadi atau persetujuan pribadi. (Hinkin & Schriesheim 1989) Jenis daya yang cukup kuat bahwa kekuatan-pemegang sering mendongak sebagai model peran. (Raven, 1988) daya ini sering dipandang sebagai kekaguman, atau pesona. Tanggung jawab yang terlibat adalah berat dan satu dapat dengan mudah kehilangan kekuatan ini, tetapi ketika dikombinasikan dengan bentuk-bentuk kekuasaan itu bisa sangat berguna. Selebriti seringkali memiliki jenis kekuasaan dalam masyarakat di sisi lain mereka juga sering kehilangan dengan cepat dalam beberapa keadaan. Kekuasaan rujukan umumnya terlihat pada tokoh-tokoh politik dan militer.

[ sunting ] Daya Ahli


Kemampuan untuk mengelola yang lain pengetahuan, informasi atau keahlian (Prancis & Raven 1959) Contoh:. Dokter, pengacara. Kekuatan ini membuat seseorang mampu menggabungkan kekuatan imbalan dengan cara yang benar. Sebagai konsekuensi dari kekuatan ahli atau pengetahuan, seorang pemimpin mampu meyakinkan bawahannya untuk percaya padanya.
Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin. Pendekatan Studi Kepemimpinan Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok ( organisasi ) apapun yang ia masuki. Pendekatan yang ketiga bersandar pada pandangan situasi ( situasionar perspective ) pandangan ini berasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervareasi menurut situasi tugas yang harus diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin. Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu.

Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciriciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi. Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1) membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.

Perilaku Pemimpin 1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar. 2. Gaya-gaya Kepemimpinan Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

MACAM - MACAM GAYA KEPEMIMPINAN

1.1 Gaya kepemimpinan Otoriter Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.

1.2 Gaya kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Pada kepemimpinandemokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi 1.3 Gaya kepemimpinan Bebas Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.Gaya kepemimpinan demokratis kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja. Sementara itu, kepemimpinan kendali bebas cocok untuk angggota yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Namun dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.

You might also like