You are on page 1of 19

A.

Reagensia
1.Larutan Pb-asetat Buat larutan Pb-asetat jenuh dan netralkan dengan NaOH. Untuk menghilangkan kelebihan Pb yang digunakan dalam penjernihan, tambahkan ke dalam fitrat K atau Na-oksalat anhidrat secukupnya. 2. Larutan Cuso4 Larutan 34,69 g .5 O dalam aquades dan kemudian encerkan menjadi 500 ml, saring menggunakan kertas saring atau glass wool. 3. Larutan tartrat alkalis Larutkan 173 g KNa-tartrat.4 O (garam Rochelle) dan 50 g NaOH dalam larutan aquades dan encerkan sampai 500 ml. Diamkan selama 2 hari dan akhirnya disaring dengan saringan asbes (lihat lampiran 4). 4. Penyaring asbes Asbes di rendam dalam larutan HCL (1+3) selama 2-3 hari. Cuci sampai bebas asam, dan di rendam lagi dalam larutan NnaOH 10%, selama 2-3 hari kemudian di rendam lagi dalam larutan tartrat alkalis (lampiran 3) selam beberapa jam. Cucilah asbes sampai bebas alkali, dan di rendam lagi dalam larutan (1+3) selama beberapa jam; cucilah sampai bebas asam. Pulp asbes yang di peroleh dipindahkan ke dalam kurs Gooch setebal inchi dan siramlah dengan aquades sehingga di peroleh lapisan asbes yang berfungsi sebagai penyaring. 5. Larutan pati 10 g Pati yang dapat larut di campur dengan 10 mg Hl dan 30 ml aquades, ditambahkan pada 1 liter aquades yang sedang mendidih. 6. Reagensia Soxhlet Campurlah larutan dan larutan tartrat alkalis (lihat lampiran 2 dan 3) dalam perbandingan yang sama. Buatlah campuran ini pada hari di gunakan. 7. Larutan gula invert standard 1% Larutkan 9,5 g sakarosa murni dengan aquades dan tambahkan 5 ml HCI dan encerkan sampai kurang lebih 100 ml. Simpan selama beberapa hari pada suhu ruangan (3 hari pada suhu 20-25 derajat Celcius); kemudian encerkan sampai 1 liter. Bila akan digunakan, netralkan terlebih dahulu dengan larutan N NaOH dan encerkan sampai kadar yang dikehendaki. 8. Larutan HCI 6,76% Ambil kurang lebih 18 ml HCI pekat (36,5-38,0%), encerkan dengan aquades sampai 100 ml. 9. Larutan indicator phenolphthalein 1% 1 g phenolphthalein dalam 100 ml alcohol (etil alcohol) 70%.

10. Larutan HCI a. Untuk membuat 10 liter larutan HCI dalam berbagai normalitas dapat di lihat pada daftar di bawah.
Normalitas 0,01 0,02 0,05 0,10 0,50 1,00 ml HCI pekat dilarutkan menjadi 10 lt 8,9 ml 17,8 ml 44,5 ml 89,0 ml 445,0 ml 890,0 ml

b. Standardisasi Larutan 0,1 N HCI Buatlah larutan HCI dari larutan HCI pekat dengan mengukur volume tertentu HCI pekat dan mengencerkannya dengan aquades . Timbang dengan teliti kira-kira 300 mg tri-hydroxymethil-aminomethane (THAM, BM 121, 14) dalam Erlenmayer. Buatlah tiga kali ulangan. Larutkan dalam 25 ml aquades dan tambahkan indicator p-sulfo-Omethoxy-benzene-azo-dimethyl-l-naphtylamine. Titrasilah dengan larutan HCI yang akan distandardisasi, sampai warna berubah dari coklat menjadi merah pucat. Hitunglah normalitas HCI dari tiga kali ulangan :

N HCI = (g THAM)/ (0,12114 ml HCL)


c. Standardisasi larutan 0,1 N HCI - Ukurlah dengan gelas ukur, 36,6 ml HCI pekat dan encerkan dalam labu ukur 4 liter dengan aquades. - Titrasilah 50 ml larutan HCI ini dengan larutan NaOH yang telah distandardisasi (0,1N) menggunakan indicator phenolphatalein 0,1%, sampai terbentuk warna merah muda. Normalitas larutan HCI :
N HCI = (ml NaOH x NnaOH)/( ml HCl

- Simpan larutan HCI dalam botol tertutup. 11. larutan

Larutkan 375 g

.7

dengan 2125 ml aquades.

12. Larutan Chloramine-T Larutkan 7,00 g Chloramine-T menjadi 1 liter dengan aquades. Larutan ini harus di buat segera sebelum dipakai.

13. larutan 0,1 N

Untuk menyiapkan larutan 0,1 N timbanglah . 25 g .5 , pindahkan ke dalam labu ukur 1 liter dan tambahkan 0,3 g dan encerkan dengan aquades sampai tanda. Larutan ini di simpan tertutup untuk distandisasi dan dipakai.
-

Timbanglah 140-150 kalium yodat ( , BM = 214,016, berat ekivalen 35,67) dan pindahkan ke dalam labu erlenmayer 300 ml. larutkan dengan aquades secukupnya. Tambahkan kurang lebih 2 g KI (padat atau sebagai larutan 10-20%). Buatlah tiga kali ulangan. Tambahkan 10 ml 2 N HCI. Peringtan : titrasi harus segera di jalankan setelah penambahan HCI ini. Titrasilah larutan yodat ini dengan larutan (dalam buret) yang akan distandardisasi sampai warna berubah dari merah bata menjadi kuning pucat. Kemudian tambahkan 1-2 ml larutan pati dan lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. Hitunglah normalitas larutan ulangan. dari hasil rata-rata tiga kali

= (( g

,)/ 0,03567 x ml

14. Larutan NaOH500 g NaOH + 500 ml semua. O + 125 g .5 O, gojog sampai larut

15. Larutan indicator metil merah/metilen biru 100 mg metil merah + 30 mg metilen biru dilarutkan dalam 60 ml alcohol 95%. Encerkan menjadi 100 ml dengan aquades yang telah dididihkan. 16. a. Larutan NaOH

Siapkan alkali (1:1) dengan menambahkan aquades pada NaOH pellet, di aduk-aduk hinggaNaOH larut. Dibiarkan 1 hari hingga semua karbonat mengendap. Tabel di bawah ini dapat di pakai untuk membuat berbagai macam normalitas NaOH sebanyak 10 liter.

Normalitas 0,01 0,05 0,10 0,50 1,00 0,60

ml alkali 1:1 di encerkan menjadi 10 lt 5,4 27,0 54,0 270,0 540,0 324,0

Oleh karena NaOH pellet sangat higroskopis sehingga kondisinya yang stabil sukar dipertahankan, maka lebih mudah menyiapkan larutan NaOh dari larutan NaOH jenuh. Larutan jenuh NaOH mempunyai berat jenis 1,53 dan mengandung 50,1% NaOH. Untuk mengukur larutan jenuh NaOH gunakanlah gelas ukur, dan jangan sekali-kali menyedot larutan tersebut melalui pipet dengan mulut.

b. Standardisasi larutan 0,1 N NaOH - Ditimbang dengan teliti lebih kurang 0,5 g kalium-phthalat (BM 204,2) yang telah dipanaskan pada temperature 110 derajat celcius selama 4 jam, dan dimasukkan ke dalam erlenmayer 250 ml. di buat tiga kali ulangan. - Kristal phthalate dilarutkan ke dalam 25 ml aquades dan dipanaskan perlahan-lahan sampai semua terlarut. Ditambahkan 2-3 tetes indicator phenolphthalein dan di titrasi dengan larutan NaOH yang akan distandardisasi sampai warna jambu timbul. Perhitungan N NaOH dari hasil rata-rata 3 kali ulangan:

N larutan NaOH =
- Larutan NaOH harus disimapan dalam botol tertutup (lebih baik kalau

dilengkapi dengan alat penyaring

).

17. larutan indicator rosanilin-HCl Dilarutkan 0,01 g Kristal Rosanilin-HCL ( 95% sampai 100 ml. 18. Larutan cat Amido-black Dilarutkan 0,6165 g amido-black dalam 0,3 M asam asetat menjadi 1 liter. Larutan ini tidak stabil, maka harus disiapkan setiap kali akan di pakai. .HCI) dalam etanhol

19. Bromothymol Blue (BTB) BTB sebanyak 1 g dilarutkan dalam 75 ml ethyl alcohol 50%, dan ditambah NaOH 0,1 N sampai warna biru cerah. Kemudian di encerkan dengan ethyl alcohol 50% sampai volume 100 ml. 20. Larutan KOH 0,1 N KOH sebanyak 6,5 g dilarutkan dalam aquades hingga 1 liter. Standardisasi larutan KOH seperti standardisasi larutan NaOH (lihat lampiran 16).

21. Reagen yodium-bromida (larutan hanus) - Yudium Kristal sebanyak 13,615 g ditambah 825 ml asam asetat glacial, kemudian dipanaskan dan di aduk. Setelah didinginkan dipipet 25 ml larutan ini dan diencerkan sampai 200 ml, selanjutnya ditritasi dengan 0,1 N misalnya memerlukan A ml. - Bromin sebanyak 3 ml di pipet dan dimasukkan ke dalam 200 ml asam asetat glacial, dicampur dengan baik. Dipipet 5 ml kemudian di encerkan sampai 150 ml dengan air di tambah 10 ml KI 15%, dan ditrasi dengan 0,1 N misal memerlukanB ml. Perhitungan : Jumblah larutan bromine yang ditambahkan pada 800 ml larutan yodium sebagai berikut :

Ml larutan bromine yang digunakan = 800 X Setelah larutan yodium di campur dengan larutan bromine kemudian diencerkan sampai 1 liter dengan asam asetat.

22. Larutan molibdat Diambil sebanyak 65 g ( )6 . O murni; 225 g ; 15 ml OH pekat dan 600 ml aquades. Ke semua bahan di atas di campur dan di aduk sambil dipanaskan sampai larut semua. Kemudian di saring (tanpa dicuci), dan setelah dingin diencerkan dengan aquades sampai 1 liter. 23. Kertas Pb-asetat - Kertas di saring dicelupkan ke dalam larutan Pb-asetat jenuh. - setelah dikeringkan kemudian dipotong berukuran 1 X 5 cm. - Bila kertas ini dikenakan gas 24. a. Larutan 0,1 N KMn S akan berwarna hitam.

- Ditimbang KMn aquades

sebanyak 3,2 g, kemudian dilarutkan dalam 1 liter

- Didihkan selama 10-15 menit untuk mengusir semua oksigen yang terlarut, kemudian disimpan selama 1 malam. - Kemudian di saring dengan asbes dan diencerkan sampai 1 liter dengan aquades, penyimapanan dalam botol berwarna gelap. - Setiap kali akan dipakai perlu distandardisasi. 24. b. Larutan permanganate - kalium permangant sebanyak 3 g dilarutjan dalam 15 ml asam phosphate 85%, kemudian ditambah aquades sampai 100 ml. 24. c. Standardisasi KMn - di timbang 0,3 g murni yang telah dikeringkan pada suhu 105 derajat, dimasukkan ke dalam 250 ml (1:19) yang telah didihkan selama 10 menit. - Setelah larut semua kemudian dititrasi dengan larutan KMn yang akan distandardisasi sampai warna yang timbul Nampak akan hilang (lebih kurang dibutuhkan 34 ml larutan KMn ). - Dipanaskan lagi sampai hamper mendidih, lalu totrasi diteruskan perlahan-lahan sampai timbul warna jambon yang dapat bertahan selama 30 detik. - Untuk lebih teliti dilakukan titrasi blanko (250 ml asam sulfat 1:19 tanpa penambahan Na-oksalat) dengan cara yang sama. Biasanya kebutuhan larutan KMn adalah jumblah KMn pada titrasi pertama dikurangi dengan titrasi blanko. Normalitas KMn =

25. Larutan 0,1 Ag a. Ditimbang dengan seksama 16,989 g Ag Murni yang telah dikeringkan pada suhu 120 derajat Celcius, dilarutkan dalam aquades sampai tepat 1 liter. b. Standardisasi larutan 0,1 N Ag Berat molekul atau berat equivalen Ag adalah 169,89 maka 8,5 g Ag yang dilarutkan menjadi 500 ml dengan aquades akan didapatkan larutan lebih kurang 0,1 N. Larutan ini disimpan dalam botol yang berwarna dan ditutup rapat. Peringatan : untuk menjaga kebersihan laboratorium jagalah jangan sampai menumpahkan Ag (baik Kristal maupun larutan) karena akan menimbulkan noda yang sukar dihilangkan. Apabila tumapah,

cucilah dengan segera dengan air dan lap. Alat-alat gelas yang telah dipakai harus segera dimasukkan ke dalam air pencuci.\
- Ditimbang lebih kurang 200 mg KCI (BM 74,55) dan dipindahkan ke

dalam erlenmayer. Dibuat 3 kali ulangan. Kristal tersebut dilarutkan dengan 20 ml aquades, ditambah 2-3 tetes larutan jenuh (perhatian : K-kromat dapat menyebabkan sakit pada kulit) dan dititrasi dengan larutan Ag yang akan distandardisasi sampai warna merah-jambu-oranye (warna dari Ag ).

- Perhitungan : N dihitung berdasar hasil rata-rata 3 kali ulangan.

N.Ag

c. Untuk larutan Ag sampai 1 liter.

0,02 N, dilarutkan 3,4 Ag

dalam aquades

26. Larutan indicator ferri - Ditimbang 3,5 g ferri ammonia alum, dilarutkan dengan 10 ml aquades lalu di tambah 2 ml larutan 6 N . Atau 10 g ferri-nitart murni dilarutkan dalam aquades, ditambah 1 ml (1:4) dan di encerkan sampai 100 ml dengan aquades. 27. Larutan Asam nitrat encer Diambil 100 ml asam nitrat ditambah dengan 25 ml aquades, kemudian didihkan sampai larutan menjadi tidak berwarna. 28. Larutan 0,1 N thiosianat - Ditimbang dengan seksama 9,7174 g KCNS, dilarutkan dengan aquades sampai volume pepat 1 liter. - Untuk standardisasi di ambil 40 ml larutan 0,1 N Ag di encerkan sampai 150 ml dengan aquades, ditambahkan 5 ml asam nitrt (1:4) dan 5 ml indicator ferri. - Titrasi dengan larutan K-thiosianat yang akan distandardisasi sampai timbul warna merah.

Normalitas larutan thiosianat = 29. larutan Mg-nitrat Dilarutkan 150 g magnesium oksida dalam asam nitrat (1:1) secukupnya (hindari penggunaan asam yang berlebihan). Ditambah sedikit Mg-oksida, dipanaskan sampai mendidih selama 2 menit dan di saring kemudian di encerkan menjadi 1 liter.

30. Larutan Magnesia-mixture. Dilarutkan 55 g Mg . 6 O dan 140 g CI dalam 500 ml aquades. Ke dalamnya ditambah 130,5 ml OH pekat, dicampurbaik-baik dan di encerkan sampai 1 liter, selanjutnya di saring.

31. Larutan Ba(OH)2 jenuh Dilarutkan 49 g Ba(OH)2 dalam 1 liter aquades, dipanaskan sambil diaduk sehingga larut semua. Setelah didinginkan kemudian disimpan. 32. Larutan alcohol pencuci (penentuan K) Sebanyak 1 ml 20% dan 2,8 mg dilarutkan dalam 100 ml alcohol 97%, kemudian disimpan pada suhu dingin sebelum di pakai. 33. larutan yodium 0,01 N. Sebanyak 2-2,5 g KI dan 1,269 g liter. 34. Reagen -asam asetat. , dilarutkan dalam aquades sampai 1

Sebanyak 15 g asam meta-phosphat ( glasial) dilarutkan dalam 40 ml asam asetat dan 200 ml aquades dengan digojog kuat-kuat. Kemudian diencerkan sampai 500 ml dan disaring dengan kertas saring. Penyimpanan dalam botol gelap tertutup. Kalau disimpan dalam refrigerator dapat tahan 7-10 hari. 35. Larutan standard 2,6 D Dilarutkan 50 mg 2,6 dichloroindophenol dalam 50 ml aquades yang telah ditambah 42 mg . Setelah larut semua diencerkan menjadi 200 ml dengan aquades. Setelah disaring dengan kain saring kemudian disimpan dalam botol gelap tertutup dalam refrigerator. Pengujian larutan 2,6 D adalah sebagai berikut : Ke dalam 10 ml larutan 2,6 D ditambahkan 10 ml larutan asam astat yang mengandung 5 mg asam askorbat (berlebihan). Kalau larutan tidak berwarna, larutan 2,6 D masih baik. Kalau berwarna merah atau coklat, larutan sudah rusak dan harus di buang. Kemungkinan Kristal 2,6 D (kering) yang sudah rusak dan harus diganti yang baru. 36. Larutan ferri-khlorida 1 N. Sebanyak 9 g . O dilarutkan dalam aquades sampai 100 ml.

37. Sebanyak 5 g asam oksalat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat (1:1). 38. Reagen Schiffs Sebanyak 0,2 g bubuk Fuchsin ditambah 120 ml aquades dan dipanaskan sampai larut semua. Setelah didinginkanditambah perlahan-lahan larutan Natrium bisulfit (sodium pirosulfit, sampai larutan tidak berwarna. 39. Merkuri-nitrat. Sebanyak 1-2 g HgO yang baru saja di cuci dengan aquades dilarutkan dalam , kemudian ditambah larutan NaOH (konsentrasi tak penting) sehingga endapan yang terjadi tidak larut lagi. Selanjutnya ditambah aquades sampai volume 15 ml. Beningnya didekantasi dan dapat digunakan. 40. Larutan pencuci Sebanyak 15 g Natrium atau kalium dikromat dilarutkan dalam 500 ml asam sulfat pekat. 41. Larutan indigo karmin Sebanyak 6 g Na-indigotindisulfonat dilarutkan kedalam 500 ml aquades dan dipanaskan. Setelah dingin ditambahkan 50 ml asam sulfat dan ditambah aquades sampai 1 liter, dan disaring. 42. Larutan gelatin Sebanyak 25 g gelatin dicampur dengan 500 ml larutan garam Nakhlorida jenuh, dipanaskan sampai gelatin larut semua. Setelah dingin ditambah larutan garam jenuh sampai volume 1 lietr. 43. Larutan garam-asam Sebanyak 975 ml larutan NaCL jenuh ditambah dengan 25 ml asam sulfat pekat.

10 %

44. Larutan HCL methanol Uap HCI bebas air dialirkan kedalam methanol murni bebas air sampai mencapai kadar 10% (berat/volume) HCI uap dalam methanol atau sekitar konsentrasi HCI 3 N. Reagen harus segera di pakai kecuali kalau disimpan dalam ampul yang kedap udara dapat disimpan bebrapa hari dalam suhu dingin.

45. Larutan diazomethane Dipersiapkan dari bahan N-metil-N nitrozo Guanidin (MNNG), dapt diperoleh dari Aldrich Chemical Company, Inc. Milwankee, Wiscousin 53233, USA) dengan peralatan seperti pada gambar dibawah ini. 46. Bubur Alumunium hidroksida (AL(OH)3, tawas). Larutan tawas dalam ar (1:20), masukkan ke dalam ammonia 10% (1 bagian tawas : 1,1 bagian ammonia 10%). Endapan yang diperoleh dibiarkan mengendap, cairan yang terdapat diatasnya dituang. Endapan ditambah air, diaduk,dibiarkan, kemudian cairab dibiarkan lagi. Pekerjaan ini diulang kembali sampai cairanya tidak bereaksi bais. Endapannya disimpan sebagai pasta. 47. Timbal aseta setengah basis (Pb.asetat) 3 bagian Pb asetat dan 1 bagian PbO yang telah dipijarkan dicairkan diatas penangas air dan diaduk sampai PbO nya hamper seluruh larut. Massanya dilarutkan dalam 10 bagian air dan di saring. 48. Larutan Luff school. 25 g .5 sejauh mungkin bebas besi, dilarutkan dalam 100 ml air, 50 g asam sitrat dilarutkan dalam 50 ml air dan 388 g soda murni ( .10 ) dilarutkan dalam 300-400 ml air mendidih. Larutan asam sitratnya dituangkan dalam larutansoda sambil digojog hati-hati , selanjutnya ditambahkan larutan , sesudah dingin ditambah iar sampai 1 lietr. Bila terjadi kekeruhan, didiamkan kemudian disaring. 49. Reagensia nelson Reagensia nelson A: larutkan 12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle, 10 g natrium bikarbonat dan 100 g natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml air suling. Encerkan sampai 500 ml. Reagensia nelson B : larutkan 7,5 g .5 dalam 50 ml air suling dan tambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Reagensia Nelson dibuat denga cara mencampur 25 bagian areagensia nelson A da 1 bagian Reagensia nelson B. Pencampuran dikerjakan pada setiap hari akan digunakan. 50. Larutan Arsenomolybdat Larutkan 25 g Ammonium molybdat dalam 450 ml air suling dan tambah 25 ml asam sulfat pekat. Larutkan pada tempat yang lain 3 g HA .7 dalam 25 ml air suling, kemudian tuanglah larutan ini ke dalam larutan yang pertama. Simpan dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Reagensia ini baru bisa digunakan setelah masa inkubasi tersebut, reagensia ini berwarna kuning. 51. Larutan 25% kalium-khlorida 25 g KCL larutkan 2% asam asetat dan encerkan menjadi 100 ml.

52. Reagen Lowry B Campurkan 100 ml larutan 2% dalam larutan NaOH 0,1 N dengqan 1 ml 5 1% dan 1,0 ml natrium-kalium-tartrat 2%. Harus disiapkan baru (jangan disimpan). 53. Reagen Lowry A Merupakn larutan asam phosphor-tungstic-phospho-molybdic. Stok yang ada dipasaran perlu diencerkan dengan air (1:1).

B. Larutan Buffer
(Colowick dan Kaplan, 1995. Dawson et al, 1969)

Larutan buffer yang berikut terutama disiapkan untuk penyelidikan enzimologis dan histokimiawi. pH yang diperoleh berkisar lebih kurang 0,05 pH pada 23 derajat celcius dan 0,12 pH pada 37 derajat celcius.

1. Buffer HCL-KCL Larutan A : 0,2 M KCL (14,9 g dalam 1000 ml). Larutan B : 0,2 M HCL. 50 ml Larutan A + x ml larutan B, encerkan sampai 200 ml.
x 97,0 78,0 64,5 51,0 41,5 33,3 pH 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 x 20,6 16,6 13,2 10,6 8,4 6,7 pH 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2

2. Buffer Glycine-HCL Larutan A : 0,2 M larutan Glycine (15,01 g dalam 1000 ml) Larutan B : 0,2 M HCL. 50 ml larutan A + x ml larutan B, encerkan sampai 200 ml.

x 5,0 6,4 8,2 11,4

pH 3,6 3,4 3,2 3,0

x 16,8 24,2 32,2 44,0

pH 2,8 2,6 2,4 2,2

3. Buffer K-phthalat-HCL Larutan A : 0,2 M larutan K-phthalat (40,84 g dalam 1000 ml) Larutan B : 0,2 M HCL 50 ml Larutan A + x ml larutan B, encerkan sampai 200 ml.
x 46,7 39,6 33,0 26,4 20,3 pH 2,2 2,4 2,6 2,8 3,0 x 14,7 9,9 6,0 2,63 pH 3,2 3,4 3,6 3,8

4. Buffer sitrat Larutan A : 0,1 M larutan asam sitrat (21,01 g dalam 1000 ml) Larutan B : 0,1 M larutan Na-sitrat (29,41 g ml) O dalam 1000

X ml larutan A + y ml larutan B, encerkan sampai 100 ml.


x 46, 5 43, 7 40, 0 37, 0 35, 0 33, 0 31, 5 y pH x y pH

3,5 6,3 10,0 13,0 15,0 17,0 18,5

3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2

23,0 20,5 18,0 16,0 13,7 11,8 9,5

27,0 29,5 32,0 34,0 36,3 38,2 41,5

4,8 5,0 5,2 5,4 5,6 5,8 6,0

28, 0 25, 5

22,0 24,5

4,4 4,6

7,2

42,8

6,2

5. Buffer asetat Larutan A : 0,2 M larutan Asam Asetat (11,55 ml dalam 1000 ml) Larutan B : 0,2 M larutan Na-Asetat (16,4 g Na.3 O Dalam 1000 ml). X ml larutan A + y ml larutan B, encerkan sampai 100 ml.
x 46,3 44,0 41,0 36,8 30,5 25,5 y 3,7 6,0 9,0 13,2 19,5 24,5 pH 3,6 3,8 4,09 4,2 4,4 4,6 x 20,0 14,8 10,5 8,8 4,8 y 30,0 35,2 39,5 41,2 45,2 pH 4,8 5,0 5,2 5,4 5,6

Na atau 27,2 g

6. Buffer phosphate Larutan A : 0,2 M larutan Na-phosphat mono basis ( 27,8 g dalam 100 ml) Larutan B : 0,2 M larutan Na-phosphat di basis (52,68 g O dalam 1000 ml) . X ml larutan A + y ml larutan B, encerkan sampai 200 ml. .12

x 93,5 92,0 90,0 87,7 85,0 81,5 77,5 73,5 68,5

y 6,5 8,0 10,0 12,3 15,0 18,5 22,5 26,5 31,5

pH 5,7 5,8 5,9 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5

x 45,0 39,0 33,0 28,0 23,0 19,0 16,0 13,0 10,5

y 45,0 39,0 33,0 28,0 23,0 19,0 16,0 13,0 10,5

pH 6,9 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7

62,5 56,5 51,0

37,5 43,5 59,0

6,6 6,7 6,8

8,5 7,0 5,3

8,5 7,0 5,3

7,8 7,9 8,0

7. Buffer asam Borat-borax Larutan A : 0,2 M larutan asam borat (12,4 g dalam 1000 ml) Larutan B : 0,05 M larutan Borax (19,05 g dalam 1000 ml; setara dengan 0,2 M Na-Borat) 50 ml lasrutan A + x ml larutan B, encerkan sampai 200 ml.
x 2,0 3,1 4,9 7,3 11,5 17,5 pH 7,6 7,8 8,0 8,2 8,4 8,6 x 22,5 30,0 42,5 59,0 83,0 115,0 pH 8,7 8,8 8,9 9,0 9,1 9,2

8. Buffer Borax-NaOH Larutan A : 0,05 M larutan Borax (19,05 g dalam 1000 ml) Larutna B : 0,2 M larutna NaOH. 50 ml larutan A + x ml B, encerkan sampai 200 ml
x 0,0 7,0 11,0 17,6 23,0 29,0 34,0 38,6 43,0 46,0 pH 9,28 9,35 9,4 9,5 9,6 9,7 9,8 9,8 10,0 10,1

9. Buffer Karbonat-Bikarbonat Larutan A : 0,2 M larutan Na-karbonat anhydrous (21,2 g dalam 1000 ml) Larutan B : 0,2 M larutan Na-bikarbonat (16,8 g dalam 1000 g) X ml larutan A + y ml larutan B, encerkan sampai 200 ml.
x 4,0 7,5 9,5 13,0 16,0 19,5 22,0 25,0 y 46,0 42,5 40,5 37,0 34,0 30,5 28,0 25,0 pH 9,2 9,3 9,4 9,5 9,6 9,7 9,8 9,9 x 27,5 30,0 33,0 35,5 38,5 40,5 42,5 45,0 y 22,5 20,0 17,0 14,5 11,5 9,5 7,5 5,0 pH 10,0 10,1 10,2 10,3 10,4 10,5 10,6 10,7

10. Buffer Universal Larutan A : Asam sitrat (6,008 g) + (3,893) + (1,769)g) + asam Diethylbarbiturat (5,266g) encerkan sampai 1 liter. Larutan B : 0,2 N NaOH 100 ml larutan A + x ml larutan B (harga pH pada 18 derajat velcius tanpa pengenceran)
x 2,0 4,3 6,4 8,3 10,1 11,8 13,7 15,5 17,6 19,9 22,4 2,8 pH 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 x 36,5 38,9 41,2 43,5 46,0 48,3 50,6 52,9 55,8 58,6 61,7 63,7 pH 5,8 6,0 6,2 6,4 6,4 6,8 7,0 7,2 7,4 7,6 7,8 8,0 x 72,7 74,0 75,9 77,6 79,3 80,8 82,0 82,9 83,9 84,9 86,0 87,7 pH 9,0 9,2 9,4 9,6 9,8 10,0 10,2 10,4 10,6 10,8 11,0 11,2

27,1 29,5 31,8 34,2

5,0 5,2 5,4 5,6

65,6 67,5 69,3 71,0

8,2 8,4 8,6 8,8

89,7 92,0 95,0 99,6

11,4 11,6 11,8 12,0

You might also like