You are on page 1of 23

Laporan Kasus

Oleh : Andriano Arie Wibowo (0708120302) Pembimbing : Dr. Juwanto, SpPD-KKV

Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada orang dewasa. Di Amerika Serikat diperkirakan 8.000.000 pasien dengan diare akut berobat ke dokter dan lebih dari 250.000 pasien dengan diare akut dirawat di Rumah Sakit setiap tahunnya (1,5% merupakan pasien dewasa). Frekuensi kejadian diare di Indonesia adalah 2.812 pasien

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.

Infeksi Intoksikasi makanan Imunodefisiensi. Terapi obat, antibiotik, kemoterapi, antacid dll. Tindakan tertentu seperti gastektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.

Infeksi Non-Invasi

misalnya : V. Cholera, ETEC, C. perfringens, dll Diare enterotoksin yang bersifat tidak merusak mukosa. toksin terikat pada mukosa usus halus peningkatan siklik AMP dalam sel sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium dan kalium diare sekretorik (watery diarrhea)

Infeksi Invasif

misalnya: Enteroinvasive E. coli (EIEC), Salmonella spp.,


Diare kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi diare dapat bercampur dengan lendir dan darah.

Shigella spp., dll

Anamnesis, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan penunjang.

1. Berat Jenis Plasma: pada dehidrasi BJ plasma meningkat 2. Pengukuran Central Venous Pressure (CVP) 3. Cara objektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. 4. Skor Maurice king

Rehidrasi Diet Obat anti diare Obat anti mikroba

BJ plasma dengan rumus:


BJ plasma 1,025 Kebutuhan cairan = ----------------------------- x Berat Badan x 4 ml 0,001

Metode pierce berdasarkan klinis:


Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x BB (kg) Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x BB (kg) Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10% x BB (kg)

Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis a.l.


skor Kebutuhan cairan = ------------ x 10 % x kgBB x 1 liter 15

Pemberian cairan :
2 jam pertama (tahap rehidrasi inisial) jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam rehidrasi optimal Satu jam berikutnya/jam ke-3 (tahap kedua) kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial Jam berikutnya kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible Water Loss (IWL).

A, wanita, 54 tahun, datang kerumah sakit pada 21 agustus 2011 dengan keluhan mencret selama 2 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi lebih dari 10 kali, tidak berdarah, demam, muntah dan nyeri epigastrium. Pasien juga mengatakan sebelum ada keluhan mencret dia sering merasa haus, banyak BAK dan kebiasaan makan yang banyak terutama makan makanan pedas.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan mata agak cekung, mukosa mulut kering, akral dingin, bising usus meningkat, turgor kulit menurun dan penilaian derajat dehidrasi berdasarkan skor daldiono 4. Dari pemeriksaan penunjang ditemukan kadar leukosit 13.800/mm3 (leukositosis), haemoglobin, trombosit dan hematokrit dalam batas normal, pemeriksaan elektrolit didapatkan natrium 130 mmol/L (hiponatremi), kalsium 0,83 mmol/L (hipokalemi), kalium dalam batas normal dan gula darah sewaktu 259 mg/dl.

Diagnosa pada pasien ini adalah Diare akut e.c. suspek infeksi non invasive pathogen + dehidrasi sedang + suspek diabetes melitus dengan anjuran pemeriksaan feses rutin dan gula darah puasa.

Terapi yang diberikan IVFD Ringer Laktat 1,7 L dihabiskan selama 2 jam dan maintenance 20 tetes per menit, loperamide 2x2mg ondencanteron 2x4mg dan injeksi ranitidin 2x1. Pada tanggal 23 agustus 2011, dehidrasi terkoreksi, hasil pemeriksaan gula darah puasa 141 mg/dl (diabetes melitus), keluhan muntah dan diare tidak ada namun pasien masih mengeluhkan nyeri perut. Terapi obat anti diare dihentikan, asupan cairan diganti peroral, injeksi ranitidin 2x1 dan metformin 500mg 2x1. Pada tanggal 24 agustus 2011 keluhan pasien sudah tidak ada dan pasien dipulangkan.

Berdasarkan anamnesis, pasien mengeluhkan mencret sejak 2 hari SMRS lebih dari 10 kali diare akut.
Dari pemeriksaan penunjang leukositosis. Feses yang encer watery diarrhea ciri khas non invasive pathogen.

Pada bakteri enterovasif dapat juga bermanifestasi sebagai suatu diare sekretorik.
Pemeriksaan tinja untuk mengetahui patogen penyebab diare ditemukan sel-sel eritrosit dan leukosit pada diare yang disebabkan bakteri enterovasif.

Komplikasi utama pada diare akut kehilangan cairan dan kelainan elektrolit dehidrasi syok hipovolemik.
Pada pasien turgor kulit menurun, mata agak cekung, dan mukosa mulut kering berdasarkan skor Maurice King dehidrasi sedang

pengobatan pada pasien ini :


Pengobatan diare pada pasien ini adalah dengan penanganan dehidrasi melalui rehidrasi oral dengan oralit dan banyak minum, ataupun parenteral dengan infus cairan. Rehidrasi pada pasien ini menggunakan metode Daldiono berdasarkan skor klinis : 4

Klinis Rasa haus/muntah Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg Tekanan darah sistolik <60 Frekuensi nadi >120 x/mnt Kesadaran apatis Kesadaran somnolen, sopor atau koma Frekuensi napas >30 x/mnt Facies cholerica Vox cholerica Turgor kulit menurun Washer womens hand Ekstremitas dingin Sianosis

Hasil pemeriksaan
+ +

Skor 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2

+ + + + + + -

Umur 50 60 tahun
Umur >60 tahun

-1
-2

Penghitungan kebutuhan cairan pada pasien ini menggunakan rumus:

Sehingga didapatkan kebutuhan cairan 1,7 L dihabiskan dalam waktu 2 jam RL dan maintenance dengan 20 tetes per menit.

Terapi simtomatis gejala diarenya dengan obat anti diare, preparat yang paling disukai adalah loperamid karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil. Pada pasien ini juga ditemukan penyakit diabetes melitus yang sebelumnya belum diketahui oleh pasien tersebut. pemeriksaan gula darah sewaktu 259 mg/dl dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan gula darah puasa pasien yang besar dari 126 mg/dl.

Terimakasih...

You might also like