Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah Popok bayi pada saat sekarang telah mengalami perkembangan. Sekarang telah tersedia disposable diapers yang lebih praktis penggunaannya. Pada bayi baru lahir sudah mulai menggunakan disposable diapers dan jenis ini lebih cendrung diminati oleh ibu-ibu dibandingkan popok kain. Disposable diapers merupakan produk sekali pakai yang mempunyai lapisan berpori yang dapat menyerap urin dan menampung feses (Anonim, 2011). Disamping penggunaannya yang praktis, diketahui adanya kemungkinan bahaya dari penggunaan disposable diapers.
*) Sari proposal ini akan diseminarkan di Fakultas Farmasi Universitas Andalas, pada : Hari/Tanggal : Rabu/ 1 Februari 2012 Jam : 11.00 WIB Tempat : Ruang Seminar Fakultas Farmasi Pembimbing : 1. Prof.Dr.rer.nat. Adek Zamrud Adnan. Ms. Apt 2. Regina Andayani, S.Si, MSi, Apt
Pada
proses
pembuatan
disposable
diapers
dilakukan
penambahan
formaldehida untuk menekan kontaminasi mikroorganisme dan sebagai anti-wetting agent (Setiawan, Indra 2010). Dalam pembuatan disposable diapers diperlukan bahan baku rayon. Untuk mendapatkan bahan baku rayon ini umumnya dilakukan proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian. Dalam proses pemutihan ini menggunakan gas klorin sehingga dihasilkan dioksin sebagai produk sampingan (Syaila, 2011). Formaldehida merupakan suatu senyawa organik berupa gas yang dikenal dengan nama aldehida (Windholz, 1976), sedangkan dalam wujud cair dinamakan formalin. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV formalin merupakan larutan formaldehida lebih kurang 38,5% (anonim, 1995). Formaldehida dapat menyebabkan terjadinya dermatitis kontak alergika (radang kulit akibat kontak dengan bahan yang merangsang reaksi alergi pada kulit) pada kulit yang sensitif. Uap formaldehida dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, saluran pernafasan (Health and Safety Executive, 1981). Bahaya jangka pendek formaldehida akan menimbulkan perubahan warna pada kulit, seperti kulit menjadi merah, dan ada rasa terbakar, sedangkan bahaya jangka panjang dapat menyebabkan kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit (Agus, 2009). Batas aman kadar formaldehid yang diperbolehkan untuk pemakaian topikal pada sampel shampoo dan sabun mandi maksimal 0,2 % atau 2000 ppm (Fahruddin, 2007).
Dioksin adalah salah satu dari ratusan senyawa kimia beracun yang larut dalam lemak dan sangat stabil di lingkungan. Nama kimianya adalah 2,3,7,8 tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD) dengan rumus molekul C12H4O2Cl4.
(Sweetman, C. Sean, 2007). Badan pengawas lingkungan Amerika Serikat, United States Environtmental Protecting Agency (USEPA), menyatakan bahwa 2,3,7,8tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD) memiliki efek karsinogenik pada manusia (Starr, 2001). Environtmental Protecting Agency (EPA) menetapkan ambang batas dioksin yang diizinkan di dalam tubuh manusia adalah 0,006 pg/kg berat badan atau kira-kira 0,4 pg pada orang dewasa normal. Dosis yang dapat dipakai sebagai acuan adalah ADI (Acceptable Daily Intake) dari WHO yaitu 1-10 pg/kg/hari Menurut WHO (The World Health Organization) dioksin dapat
menimbulkan reaksi kulit, gangguan sistem imun, sistem reproduksi dan sistem endokrin. Paparan jangka pendek dioksin kadar tinggi pada manusia dapat mengakibatkan lesi kulit, penggelapan warna kulit, dan gangguan fungsi hati, sedangkan paparan jangka panjang menyebabkan terganggunya, perkembangan sistem saraf, sistem endokrin dan fungsi reproduksi dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya bayi menjadi melemah karena sistem kekebalannya menurun (Corriher, Thomas 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis formaldehida dari beberapa popok bayi (disposable diapers) dengan metode spektrofotometri visibel dan analisis dioksin dengan metode kromatografi gas-spektrometri massa.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat senyawa formaldehida dan dioksin pada disposable diapers? 2. Apakah formaldehida pada disposable diapers dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer visibel? 3. Apakah dioksin pada disposable diapers dapat diidentifikasi dengan menggunakan metoda Kromatografi Gas-Spektrometri Massa?
1.3.
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui adanya senyawa formaldehida dan dioksin pada disposable diapers 2. Untuk mengetahui apakah formaldehida pada disposable diapers dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer visibel 3. Untuk mengetahui apakah dioksin pada disposable diapers dapat diidentifikasi dengan menggunakan metoda Kromatografi Gas-
Spektrometri Massa
Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Mendapatkan informasi mengenai kadar formaldehida dan dioksin pada berbagai merek disposable diapers 2. Mengetahui tingkat keamanan dari suatu merek disposable diapers sebagai alat kesehatan.