You are on page 1of 3

LAPORAN PRAKTIKUM TOPIK : Manipulasi resin akrilik polimerisasi kimiawi GROUP : 7 No.

Nama Hayu Qommaru Z Amalia Perwitasari Bramita Beta A Yusvina Qoriaturrahma Nyayu Wulan Utami Cindy Noni B PEMBIMBING: Prof. Dr. drg. Widowati, MS Tgl. Praktikum : 07 Desember 2011 No. Mhs. 8671 8677 8683 8689 8691 8695

A. Hasil praktikum
1. Waktu tercapai fase dough 2. Waktu tercapai tahap terminasi

: 1 menit 50 detik : 12 menit 39 detik

Terjadi porusitas dibawah permukaan plat resin akrilik polimerisasi kimiawi.

B. Pembahasan Menurut Annusavice (2003), Porusitas berasal dari pengadukan yang tidak tepat antara komponen bubuk dan cairan. Bila ini terjadi, beberapa bagian massa resin akan mengandung monomer lebih banyak dibandingkan yang lain. Selain itu, porositas disebabkan karena tekanan atau tidak cukupnya bahan dalam rongga kuvet selama polimerisasi. Menurut Combe (1981), porusitas terjadi karena ada udara yang terjebak di dalam monomer yang tidak terlarut dalam polimer pada suhu kamar. Dari hasil praktikum menunjukkan pada plat resin terdapat porusitas yang tersebar di bawah permukaan, dikarenakan saat pengadukan, stellon pot tidak ditutup sehingga kemungkinan terdapat udara yang masuk dan monomer banyak yang menguap. Porusitas juga disebabkan tidak adanya alat pengontrol tekanan saat tahap pengepresan. Fase dough tergantung pada:

- Ukuran partikel dari polimer : semakin kecil partikel maka semakin cepat larut dan terbentuk fase dough - Berat molekul dari polimer: semakin rendah berat molekul maka akan semakin cepat terbentuknya fase dough - Adanya plastizer dapat memperlambat fase dough - Suhu yang rendah dapat memperlambat terjadinya fase dough - Semakin tinggi W/P rasio maka semakin cepat tercapai fase dough (Combe, 1992) Menurut Power (2006), waktu rata-rata yang diperlukan untuk mencapai konsistensi tahap packing adalah 5 menit untuk jenis polimerisasi kimiawi. Waktu yang diperlukan dalam mencapai fase dough saat percobaan adalah 1 menit 50 detik. Waktu tersebut lebih cepat dari teori, dikarenakan w/p ratio yang digunakan lebih besar, yaitu 1:2. Menurut Anusavice (2003), bila komponen bubuk dan cairan diaduk dalam perbandingan yang sesuai yaitu 1:3, memberikan monomer yang cukup untuk membasahi keseluruhan partikel polimer. Selain itu, juga dikarenakan alat yang tidak valid, misalnya pipet tetes. Pada saat praktikum, resin akrilik menghasilkan panas. menurut Anusavice (2003), terjadi reaksi eksotermis pada tahap propagasi, hal ini dikarenakan hanya diperlukan sedikit energi begitu terjadi pertumbuhan, karena secara teoritis reaksi rantai terus berlanjut dengan terbentuknya panas, sampai semua monomer telah diubah menjadi polimer. Van noort(1994), menyebutkan bahwa kenaikan temperatur resin dapat mencapai suhu di atas 1000C. Menurut Anusavice (2003), standar waktu terminasi adalah 30 menit. Waktu terminasi yang didapat saat praktikum adalah 12 menit 39 detik, lebih cepat dari teori karena waktu untuk mencapai fase dough juga lebih cepat.

C. Kesimpulan

Pada resin akrilik polimersasi kimiawi terdapat porusitas di bawah permukaan plat resin. Fase dough dan tahap terminasi lebih cepat dari teori yang ada.

D. Daftar Pustaka Annusavice. Kenneth J. 2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC, page: 183, 201, 209, 213-214 Van Noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Material, 3th ed. St. Louis: Mosby Elsevier Combe, E.G. 1981. Notes on Dental Materials. Singapore: Churchill Livingstone, page 158-159

You might also like