Professional Documents
Culture Documents
Page 2
Pengurusan Jenazah
Setiap makhluk hidup yang bernyawa terutama manusia akan mengalami kematian dan kematian tersebut tidak dapat kita pastikan, karena semua hal tersebut sudah diatur dan sudah menjadi ketentuan Allah SWT. Seperti terdapat pada firman-Nya yang terkandung dalam surah Ali Imran ayat 185 yang artinya berbunyi, Semua yang bernyawa pasti mati, sesungguhnya pahalamu disempurnakan pada hari Kiamat.
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Pendahuluan
Ayat Pendukung
Artinya
Pengurusan Jenazah
Bagi seorang muslim, manusia merupakan makhluk yang dimuliakan Allah SWT sehingga pada saat meninggal, kita harus tetap menghormatinya dengan cara mengurusi jenazahnya. Mengurus Jenazah, seperti memandikan, mengkafankan, menshalatkan, dan menguburkan.
Hukumnya : fardu kifayah. Maksudnya, hukumnya wajib bagi sebagian manusia tetapi jika tidak ada yang mengurusnya sama sekali maka semuanya akan berdosa.
Hukum
Tindakkan-Tindakkan
1. Pada saat hampir menuju sakaratul maut, hadapkan tubuh orang tersebut ke arah kiblat. Riwayat Hakim dan Baehaqi Dari Abu Qatadah, bahwasanya Nabi SAW. Ketika sampai di Madinah, beliau menanyakan seseorang yang bernama Al Barra Marur. Jawab yang hadir, ia sudah meninggal dan mewasiatkan sepertiga hartanya kepada engkau dan mewasiatkan pula supaya ia dihadapkan ke kiblat apabila ia sudah sakit parah. Kata Rasulullah SAW, betul pendapatnya. 2. Dituntun (dibantu) membaca kalimat tauhid. La ilaaha illallah
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Sebelum Meninggal
Tindakkan-Tindakkan
1. Apabila telah nyata meninggal, pada saat suhu tubuhnya masih hangat segera : a. pejamkan matanya, b. tutup mulutnya, c. lipat tangannya di atas dadanya, serta d. luruskan kakinya. 2. Setelah itu, tutup seluruh tubuhnya dengan kain. 3. Segera kabarkan keluarga yang terkena musibah, dengan sikap yang sopan dan memberikan nasehat tentang ketabahan. 4. Bagi anggota keluarga diperkenankan mencium almarhum. 5. Bagi anggota keluarganya yang mampu, segeralah melunasi hutang almarhum. 6. Segera melakukan pengurusan jenazah.
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Meninggal Dunia
Pengurusan Jenazah
Memandikan
Tahap-Tahap
Mengkafani
Pengurusan Jenazah
Menshalatkan
Menguburkan
Memandikan
Orang yang memandikan jenazah akan diampuni dosanya 40 kali, berdasarkan sabda Rasulullah SAW : Barang siapa yang memandikan orang Islam, lalu ia menyembunyikannya (ikhlas, tidak membuka aurat / aibnya) niscaya Allah mengampuni dosa orang itu 40 kali. (H.R. Hakim)
Ganjaran
Syarat-syarat Jenazah yang wajib dimandikan, yaitu : 1. Orang Islam, 2. Didapati tubuhnya walaupun sebagian, 3. Tidak mati Syahid.
Ketentuan
Memandikan
Cara Memandikan Jenazah, yaitu : 1. Siapkan tempat yang tinggi (balai atau ranjang), lalu dibawa ketempat yang tertutup dan tidak banyak orang yang lewat. 2. Siapkan air secukupnya, disunahkan di dalam air dimasukkan daun bidara atau sesuatu yang dapat menghilangkan daki, lalu sebagian air lagi dicampurkan dengan kapur barus (digunakan pada saat penyiraman terakhir). 3. Bersihkan Jenazah dari Najis, lalu basuh tubuhnya dari sebelah kanan kemudian sebelah kiri sebanyak 1x namun disunahkan sebanyak 3x, 5x, atau lebih. Pada basuhan terakhi, menggunakan air yang sudah dicampur kapur barus. 4. Diwudhukan.
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Tata Cara
Memandikan
Ada beberapa syarat pada saat memandikan, yaitu : 1. Pada saat memandikan jenazah, hendaknya aurat tetap ditutup. 2. Jika jenazahnya lelaki, hendaknya dimandikan oleh lelaki pula kecuali isteri atau mahramnya. 3. Jika jenazahnya wanita, hendaknya dimandikan oleh wanita pula kecuali suami atau mahramnya. 4. Jika jenazahnya masih anak-anak / dibawah umur, boleh dimandikan lelaki atau wanita. 5. Orang yang memandikan jenazah harus mengetahui tata cara memandikan jenazah dan harus amanah. 6. Orang yang paling berhak memandikan jenazah, yaitu orang yang terdekat dengan jenazah dan ia mengetahui tata cara dan amanah, jika tidak maka hak itu pindah ke keluarga jauh yang mengetahui tata cara dan amanah.
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Hendaknya
Mengkafani
Mengkafani yaitu membungkus jenazah dengan kain putih (kain kafan). Kain kafan yang diperlukan untuk mengkafani jenazah yaitu sekurangkurangnya selapis kain yang dapat menutupi seluruh tubuh. Ketentuan Penggunaan Kain Kafan, yaitu : 1. Tiga lapis kain putih untuk laki-laki, 2. Lima lapis kain putih untuk wanita. Cara Memakaikan Kain Kafan, yaitu : 1. Untuk jenazah lelaki, hamparkan kain kafan dan berikan heharuman lalu letakkan jenazah diatasnya dengan posisi tangan diatas dadanya. 2. Untuk jenazah wanita, pakaikanlah kain basahan, baju, tutup kepala, kerudung, dan kain yang menutup tubuhnya.
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Pengertian
Mengkafani
3. Setelah itu berilah heharuman seperti kapur barus dan lain-lain, kemudian dibungkus. 4. Khusus bagi orang yang meninggal sedang dalam ihram atau umrah, tidak boleh diberi heharuman dan tutup kepala.
Cara Memakai
Kain Kafan
Menshalatkan
Rukun Shalat Jenazah : 1. Niat, 2. Takbir empat kali, 3. Membaca surat al-fatihah, 4. Membaca shalawat nabi, 5. Membaca doa, 6. Berdiri jika mampu, 7. Mengucap salam.
Menshalatkan
Shalat jenazah, dilakukan dengan empat kali takbir : Membaca surat Al-Fatihah. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
DEPKOMINFO Pendidikan Fisika 2
Menshalatkan
.Salam
Menguburkan
Disunnahkan jenazah dibawa oleh 4 orang laki-laki, pejalan kaki berada di depan & belakangnya, yang berkenderaan berada di belakangnnya. Jika pemakaman jauh atau ada kesulitan, tidak mengapa dibawa kendaraan (mobil). Jenazah muslim dimakamkan di pemakaman kaum muslimin, laki-laki atau perempuan, besar atau kecil. Dan tdk boleh dimakamkan di dalam masjid & tidak boleh pula di pemakaman kaum musyrikin.
Menguburkan
Dua atau tiga orang dari keluarga rerdekat jenazah dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari sebelumnya, masuk ke dalam liang kubur dengan berdiri untuk menerima jenazah Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala, sambil membaca:
Menguburkan
Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain di atas liang kuburnya Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari kakinya sehingga menempel ke tanah, serta memasang bantalan (gelu; Jawa) tidak ada tuntunan dari Nabi saw Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi rongga secukupnya
Menguburkan
Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu jengkal Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu atau bambu pada arah kepala saja tanpa diberi identitas apapun Bagi pengiring jenazah dan yang menyaksikan penguburannya seyogyanya menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai digali hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan
Menguburkan
Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi ienazah dan mendoakannya sambil berdiri.