You are on page 1of 12

Kandungan

Metronidazole
Indikasi

Uretritis & vaginitis, amubiasis, infeksi anaerob (terutama pasca bedah). Giardiasis
Kontra Indikasi

Hamil trimester pertama


Efek Samping

Rasa tdk enak pd mulut, lidah berbulu halus, ggn sal cerna. Angioedema. Anoreksia, nyeri ulu hati, keiang, neuropati periter, ruam kulit, pruritus, leukopenia ringan. Jarang, anafilaksis
Perhatian

Hati-hati pd pasien dg peny SSP&ggn funsi hati. Hamil, laktasi. Bila diberikan jangka panjang perlu dilakukan tes hematologi.
Dosis

Tab/Tab fortelSusp Amublasis Dws 750 mg 3 x/hr selama 5-10 hr. Anak 35-50 mg/kgBB/hr,dalamdosisterbagiselamal0hr. Trikomonlasis Dws 2 g dosis tunggal alau 500 mg terbagi dim 2 dosis atau 250 mg 3x/hr selama 7 hr. Anak15 mg/kgBB/hrselama 7-10 hr. Giardissis Dws 250-500 mg 3 x/hr selama 5-7 hr atau 2 g dosis tunggal selama 3 hr. Anak 5 mg/kgBB 3 x/hr selama 5-7 hr. Infeksi krn bakteri anaerob Dws 7.5 mg/kgBB 4 x/hr, maks: 4g/hr selama 10 hr. Supp Dws 1 g supp 3 x/hr. Anak 7.5 mg/kgBB 3 x/hr.
Interaksi

Alkohol dpt menyebabkan reaksi spt disulfiram. Mempotensiasi efek antikoagulan pd antikoagulan oral pd tipe warfarin&kumarin. Cimetidin dpt memperpanjang bersihan plasma metronidazol.
Kemasan

Tab 250mg x 10 x 10. Susp 125mg/5ml x 60ml. Susp 0.5g x 10. 1g x 10. Tab forte500mg x 10 x 10.

METRONIDAZOLE Infus Komposisi Tiap 100 ml mengandung Metronidazole 500 mg. Farmakologi Metronidazole aktif melawan bakteri udara, bakteri anaerob, bakteri fragilis dan bakteri yang sensitive terhadap metronidazol seperti fusobakteria, Eubakteria, Clostridia. Indikasi

Mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman kuman anaerob. Mencegah infeksi sesudah pembedahan (post operative infection) yang disebabkan oleh kuman anaerob. Kontra Indikasi Pada kehamilan trisemester I, jika tidak pemakaian metronidazol dipertimbangkan pada dosis rendah dalam waktu sependek mungkin. Pada kehamilan trisemester II dan III memungkinkan jika diberi terapi metronidazol. Selama periode laktasi, merawat, pemberian metronidazol bisa diteruskan. Perawatan dengan metronidazole Fresenius tidak boleh melebihi 10 hari. Pada kondisi extraordinary diperlukan terapi dengan durasi yang diperpanjang. Terapi dapat diulangi sejarang mungkin dan jika hanya kondisi telah setabil. Pada hipersensitif terhadap derivat nitroimidazole sebaik, pada granulocitopenia, pemakaian metronidazole Fresenius harus dengan hati hati. Pada meningitis, metronidazole terutama sekali dengan mudah mencapai cairan cerebrospinal dan dapat menuju neuropathi peripheral. Efek Samping Gangguan gastrointestinal (nausea, vomiting, eructatim, penekanan perut). Urin berwarna hitam (hasil metabolic metronidazole) tidak berbahaya. Reaksi anaphylaxis, gatal gatal, erupsi cutaneus. Vertigo, somnolence, sakit kepal, ataxia dilaporkan dalam beberapa alasan. Pada pemberian jangka panjang bisa menyebabkan neuropathy peripheral.

Brand:: Product Code:: Komposisi: Indikasi: Dosis: Kontra Indikasi: Perhatian: Efek Samping: Interaksi Obat: Kemasan:

Kalbe Farma G Metronidazole infeksi yang disebabkan bakteri anaerob. Amubiasis, giardiasis. Dewasa: 500mg tiap 8jam. Anak: 7.5mg/kgBB tiap 8jam hipersensitiitas. Hamil trisemester pertama gangguan hati, laktasi mual, muntah, gangguan daya pengecapan, lidah berbulu, gangguan gigi, ruam kulit penggunaan bersama alkohol dpt menyebabkan reaksi yang menyerupai disulfiram. Antikoagulan kumarin Larutan Infus 500 mg/100 ml x 1

Metronidazol
Deskripsi - Nama & Struktur Kimia 1-(2-Hydroxyethyl)-2-methyl-5- nitroimidazole; 1-(-Ethylol)-2-methyl-5-nitro-3: azapyrrole; Sinonim : Metronidazol hydrochloride; 2-Methyl-5-nitroimidazole-1-ethanol ; C6H9N3O3, Sinonim : C12H12N2O2S Dalam perdagangan metronidazol terdapat dalam bentuk basa dan garam hidroklorida. Sebagai basa berupa serbuk kristal berwarna putih hingga kuning pucat. Sedikit larut dalam air dan dalam alkohol, dan mempunyai pKa 2,6. Injeksi metronidazol jernih, tidak : berwarna, larutan isotonik dengan pH 4,5 7, dengan osmolarity 297-314 mOsm/L dan mengandung natrium fosfat, asam sitrat dan natrium klorida. Metronidazol hidroklorida sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol, dalam perdagangan berupa serbuk berwarna putih. : -

- Sifat Fisikokimia

- Keterangan

Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi Nama Dagang - Corsagyl - Fortagyl - Metrolet - Tismazol - Elyzol - Gravazol - Metronidazole Fresenius - Trichodazol - Fladex - Mebazid - Nidazole - Trogyl - Flagyl - Metrofusin - Promuba - Metronidazol (Generik)

Indikasi Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , lihat pada bagian dosis, infeksi protozoa, eradikasi Helicobacter pylori; infeksi kulit. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal 800 mg kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam selama 3 hari, kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun 125 mg, 1 5 tahun 250 mg, 5 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis dewasa; selama 3 hari, pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam. Ulser pada lengan : peroral 400 mg setiap 8 jam selama 7 hari Bacterial vaginosis : peroral 400 500 mg dua kali sehari selama 5 7 hari atau 2 gram sebagai dosis tunggal. Inflamasi pelviks : peroral 400 mg dua kali sehari selama 14 hari Acute ulcerative gingivitis : peroral 200-250 mg setiap 8 jam selama 3 hari; anak-anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 hari; 3 7 tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 10 tahun 100 mg setiap 8 jam. Infeksi oral akut : peroral 200 mg setiap 8 jam selama 3 7 hari ; anak-anak 1-3 tahun 50 mg setiap 8 jam selama 3 7 hari, 3 7 tahun 100 mg setiap 12 jam; 7 10 tahun 100 mg setiap 8 jam Farmakologi Absorbsi : Oral : diabsorbsi dengan baik; topikal : konsentrasi yang dicapai secara sistemik setelah penggunaan 1 g secara topikal 10 kali lebih kecil dari pada penggunaan dengan 250 mg peroral. Distribusi : ke saliva, empedu, cairan mani, air susu, tulang, hati dan abses hati , paru-paru dan sekresi vagina; menembus plasenta dan sawar darah otak (blood- brain barrier) Ikatan protein : < 20% Metabolisme : Hepatik (30%-60%)

T eliminasi : neonatus : 25-75 jam ; yang lain : 6-8 jam, terjadi perpanjangan pada kerusakan hepar; gagal ginjal terminal : 21 jam Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: segera : 1-2 jam Ekskresi : urin (20% hingga 40% dalam bentuk obat yang tidak berubah): feses (6% hingga 15%) Stabilitas Penyimpanan Injeksi metronidazol harus disimpan pada 15C hingga 30C dan dilindungi dari cahaya. Produk dapat disimpan dalam refrigerator namun akan terbentuk kristal, kristal dapat dilarutkan kembali dengan menghangatkannya pada suhu kamar. Paparan cahaya dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan warna produk menjadi gelap. Namun demikian paparan cahaya yang normal pada ruangan dalam jangka pendek tidak mempengaruhi stabilitas metronidazol. Paparan sinar matahari langsung harus dihindari. Larutan standar : 500 mg/ 100 ml NS. Stabilitas campuran parenteral pada suhu kamar (25C): stabilitas pada produk yang terbungkus : 30 hari Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau komponen yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama didapatkan efek karsinogenik pada tikus) Efek Samping Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran pencernaan; rash ;mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin berwarna gelap, erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis; juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form seizure dan leukopenia. Interaksi - Dengan Obat Lain : Efek Cytochrome P450 : menghambat CYP2C8/9 (lemah), 3A4 (moderate) Meningkatkan efek/toksisitas : Etanol dapat menyebabkan reaksi seperti disulfiram. Warfarin dan metronidazol dapat meningkatkan bleeding time (PT) yang menyebabkan perdarahan. Simetidin dapat meningkatkan kadar metronidazol. Metronidazol dapat menghambat metabolisme cisaprid, menyebabkan potensial aritmia; hindari penggunaan secara bersamaan. Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas lithium. Metronidazol dapat meningkatkan efek/toksisitas benzodiazepin tertentu, calcium channel blocker, siklosporin, turunan ergot, HMG-Coa reduktase inhibitor tertentu, mirtazapine, nateglinid, nefazodon, sildenafil ( dan PDE-5 inhibitor yang lain), takrolimus, venlafaxine, dan substrat CYP3A4 yang lain. Menurunkan efek: fenobabital, fenobarbital (inducer enzim yang lain), dapat menurunkan efek dan waktu paro metronidazol - Dengan Makanan : Konsentrasi puncak serum antibiotik diturunkan dan terjadi delay (terlambat), tetapi jumlah total obat yang diabsorbsi tidak dipengaruhi.

Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat pada dosis tinggi. Faktor risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus); dikontraindikasikan terhadap pengobatan trichomoniasis pada trimester pertama, kecuali jika pengobatan alternatif tidak adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain, gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan pada ibu hamil lebih banyak daripada potensial risiko terhadap janinnya. - Terhadap Ibu Menyusui : Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates of concern) - Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada bayi berumur 28 hingga 40 minggu, waktu paro eliminasi 10,9 22,5 jam. - Terhadap Hasil Laboratorium : Interaksi dengan tes laboratorium : dapat mempengaruhi uji AST, ALT, Trigliserida, glukosa dan LDH Parameter Monitoring

Bentuk Sediaan Tablet, Cairan Infus, Suppositoria, Sirup Peringatan Reaksi disulfiram-like terjadi bila diberikan bersama alkohol, kerusakan hati dan encefalopati hepatik; kehamilan; menyusui; dihindari pada porfiia; monitoring hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinik pada pengobatan yang melebihi 10 hari. Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Informasi Pasien Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker . Bacalah dengan seksama informasi mengenai penggunaan obat ini dan ulangi membaca setiap kali anda menerima resep lagi. Gunakan obat ini sesuai dengan yang telah diresepkan. Jangan menggunakan obat ini untuk trichomoniasis selama tiga bulan pertama kehamilan. Gunakan obat pada lambung kosong.Obat dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna (GI upset); jika hal ini terjadi gunakan bersama makanan. Bentuk sediaan lepas lambat harus digunakan pada saat lambung kosong ( 1 jam atau 2 jam setelah makan) Produsen merekomendasikan untuk menghindari penggunaan etanol selama pengobatan dengan obat ini dan setelah tiga hari terapi selesai. Gunakan obat hingga habis. Obat yang tidak digunakan sampai habis menyebabkan pemusnahan bakteri tidak sempurna dan infeksi dapat kambuh lagi. Hubungi dokter bila terjadi kejang atau mati rasa pada tangan dan kaki. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan. Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini. Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Ini termasuk sediaan herbal atau suplemen makanan yang lain. Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Hubungi dokter atau apoteker jika anda merasa menggunakan obat terlalu banyak. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan. Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain. Mekanisme Aksi Setelah berdifusi kedalam organisma, berinteraksi dengan DNA menyebabkan hilangnya struktur helix DNA dan kerusakan untaian DNA. Hal ini lebih jauh menyebabkan hambatan pada syntesa protein dan kematian sel organisma. (Drug Information Handbook) Monitoring Penggunaan Obat Daftar Pustaka BNF 50 AHFS Drug Information 2005 MIMS Indonesia 2006/2007 Fact & Comparisons 2003 Drug Information Handbook

Fladex Infus Metronidazol infus IV 5 mg/ml Komposisi : Tiap botol (100 ml) mengandung: Metronidazol 500 mg Farmakologi FLADEX infus IV bekerja sebagai bakterisid, amubisid dan trikomonasid. Mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti. Metronidazol tidak terionisasi pada pH fisiologik dan siap diambil oleh organisme atau sel anaerob. Pada organisme atau sel yang sensitif, metronidazol mengalami proses reduksi oleh protein transpor elektron potensial-redoks-rendah (contohnya nitroreduktase seperti ferredoxin) sehingga produk polar yang telah kehilangan gugus nitro menjadi tidak dikenal. Produk reduksi inilah yang tampaknya bertanggung jawab atas efek sitotoksik dan antimikroba metronidazol, yang meliputi gangguan pada DNA dan inhibisi sintesis asam nukleat. Metronidazol sama efektifnya terhadap sel yang sedang membelah maupun yang tidak. Metronidazol secara in vitro melawan berbagai spesies bakteri anaerob, terutama Bacteroides fragilis dan spesies Bacteroides lainnya, juga spesies lain seperti Fusobacteria, Eubacteria, Clostridia dan Streptococcianaerob. Metronidazol mempunyai spektrum yang luas dan aktif melawan mikroorganisme patogen, seperti Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli dan organisme penyebab gingivitis ulceratif akut. Metronidazol tidak aktif melawan bakteri aerob dan anaerob fakultatif. Farmakokinetik Absorpsi Setelah pemberian infus IV selama 1 jam dengan dosis 15 mg/kgBB kemudian diikuti dengan pemberian infus IV metronidazol Hcl selama 1 jam dengan dosis 7,5 mg/kgBB setiap 6 jam pada orang dewasa sehat, konsentrasi puncak metronidazol dalam plasma rata-rata 26 g/ml dan konsentrasi yang mantap dalam plasma rata-rata 18 g/ml. Dalam satu studi crossover pada orang dewasa, daerah bawah kurva (AUCs = area under the concentration - time curves) tidak ada perbedaan secara signifikan pada pemberian dosis metronidazol tablet 500 mg dengan dosis infus IV tunggal 500 mg metronidazol HCl yang diberikan selama 20 menit. Distribusi Metronidazol didistribusikan secara luas ke dalam jaringan dan cairan tubuh termasuk tulang, empedu, air liur, cairan pleural, cairan peritoneal, cairan vagina, cairan seminal, cairan serebrospinal (CSF = cerebrospinal fluid), dan abses hati dan otak. Distribusi pada pemberian oral maupun pemberian infus IV adalah sama. Konsentrasi metronidazol dalam cairan serebrospinal dilaporkan sebanyak 43% dari konsentrasi metronidazol dalam plasma, pada pasien dengan uninflamed meninges serta sebanding atau lebih

besar dari konsentrasi metronidazol dalam plasma pada pasien denganinflamed meninges. Metronidazol juga didistribusi ke dalam eritrosit. Ada data yang menduga bahwa volume distribusi metronidazol menurun pada pasien geriatrik dibandingkan pasien usia muda, hal ini mungkin merupakan akibat dari menurunnya ambilan metronidazol oleh eritrosit pada pasien geriatrik. Metronidazol terikat kurang dari 20% pada protein plasma. Metronidazol melewati plasenta, didistribusikan ke dalam ASI dengan konsentrasi yang sama dengan konsentrasi metronidazol dalam plasma. Eliminasi: Waktu paruh dalam plasma dari metronidazol dilaporkan 6-8 jam pada orang dewasa dengan fungsi ginjal dan hepar normal. Suatu studi dengan menggunakan metronidazol HCl yang dilabel, waktu paruh dari metronidazol bentuk utuh rata-rata 7,7 jam dan waktu paruh dari radioaktivitas total rata-rata 11,9 jam. Waktu paruh metronidazol dalam plasma tidak dipengaruhi oleh perubahan fungsi ginjal, akan tetapi waktu paruh dapat lebih panjang pada pasien gangguan fungsi hepar. Studi pada orang dewasa dengan penyakit hepar alkoholik dan gangguan fungsi hepar memperlihatkan bahwa waktu paruh rata-rata 18,3 jam (kisaran: 10,3-29,5 jam). Sekitar 30-60% dari dosis metronidazol oral atau infus IV dimetabolisme di hati dengan cara hidroksilasi, oksidasi rantai samping, dan konjugasi glukuronida. Metabolit utama, 2-hidroksi metronidazol, memiliki aktivitas antibakteri dan antiprotozoa. Indikasi:

Infeksi yang disebabkan oleh kuman anaerob dan kuman lainnya yang sensitif terhadap metronidazol. Pencegahan infeksi anaerob sebelum dan sesudah operasi. Pada pasien yang dikontraindikasikan atau tidak mungkin menerima pengobatan secara oral.

Kontraindikasi

Pasien yang hipersensitif terhadap obat atau derivat nitroimidazol lainnya. Akan tetapi, desensitisasi dengan sangat berhati-hati telah diusahakan pada beberapa pasien yang hipersensitif yang sangat memerlukan terapi metronidazol. Kehamilan trimester I:

Obat yang dapat digunakan selama kehamilan sebaiknya hanya yang memang sangat dibutuhkan. Para ahli mengkontraindikasikan penggunaan metronidazol pada trimester pertama kehamilan. Dosis dan cara pemberian: Cara pemberian: Metronidazol diberikan secara infus IV kontinu atau intermiten. Selama pemberian metronidazol sedapat mungkin jangan dicampur dengan obat lain dan infus IV lainnya sebaiknya dihentikan.

Metronidazol infus diberikan secara intravena dengan kecepatan 5 ml/menit. Dosis Dewasa: Infeksi bakteri anaerob: Untuk terapi infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri anaerob, metronidazol atau metronidazol HCl diberikan secara infus IV pada awalnya dan diganti dengan metronidazol oral saat kondisi pasien telah memungkinkan. Infus IV biasanya diberikan dalam waktu lebih dari 1 jam. Untuk dewasa diberikan dosis awal infus IV 15 mg/kgBB diikuti dengan dosis pemeliharaan 7,5 mg/kgBB setiap 6 jam. Dosis maksimum untuk dewasa: 4 g/hari (oral/infus IV). Terapi selama 7 hari biasanya memuaskan bagi kebanyakan pasien tetapi, tergantung pada pemeriksaan klinik dan bakteriologik, dokter dapat memutuskan untuk memperpanjang masa terapi. Tetapi harus digantikan secepat mungkin dengan terapi oral. Profilaksis: Profilaksis pra dan pasca operatif: Dosis dewasa 15 mg/kgBB dengan infus IV selama 30-60 menit, pemberiannya telah selesai 1 jam sebelum operasi dan, jika perlu, 7,5 mg/kgBB dengan infus IV selama 30-60 menit pada 6 dan 12 jam setelah dosis awal. Dosis awal praoperatif harus selesai diinfuskan sekitar 1 jam sebelum dilakukan operasi untuk memastikan sudah memadainya konsentrasi metronidazol dalam serum dan jaringan pada saat operasi. Penggunaan metronidazol untuk profilaksis harus dibatasi pada hari dilakukannya operasi dan tidak boleh dilanjutkan selama lebih dari 12 jam setelah operasi. Sebagai alternatif, untuk profilaksis perioperatif pada operasi kolorektal, 500 mg - 1 g metronidazol diberikan melalui infus IV 1 jam sebelum operasi dan dosis 500 mg diberikan lewat infus IV 8 dan 16 jam sesudah operasi. Efek samping: Pada saluran cerna: Nausea, vomiting, abdominal discomfort, rasa logam pada lidah, dan diare biasanya dilaporkan pada pemakaian metronidazol secara infus IV. Pada sistem saraf: Neuropati perifer, yang ditandai dengan kesemutan (numbness), tingling(sensasi seperti tertusuk), atau paresthesia apabila serangannya ekstrim, dan serangan kejang jarang dilaporkan pada pemakaian metronidazol oral ataupun infus IV. Neuropati perifer biasanya reversibel jika metronidazol dihentikan, tetapi dapat juga tetap ada pada pasien yang menerima terapi yang lama atau lebih tinggi dari dosis yang direkomendasikan. Efek hematologi:

Lekopenia dan trombositopenia ringan dan sementara pernah dilaporkan, namun jarang. Aplasia sumsum tulang pernah dilaporkan pada sedikitnya 1 pasien. Efek genitourinaria: Urin berwarna gelap atau coklat kemerahan pada pemakaian metronidazol oral atau infus IV karena adanya pigmen larut air yang merupakan hasil metabolisme obat. Reaksi sensitivitas: erythematous rash dan pruritus pada pasien yang menggunakan metronidazol secara infus IV. Tromboflebitis dapat diminimalkan atau dihindari dengan cara menghindari penggunaan jangka lama dari kateter infus IV yang indwelling. Rasa nyeri atau infeksi saluran pernapasan bagian atas dilaporkan pada 1% dari pasien yang menerima terapi kombinasi dengan tetrasiklin Hcl, metronidazol dan bismut subsalisilat (pada umumnya dengan terapi supresi asam) pada uji klinik. Hipertensi, infark miokard, dan artritis rematoid dilaporkan pada kurang dari 1% dari jumlah pasien yang mendapatkan terapi kombinasi seperti di atas.

Peringatan dan perhatian:

Bila terjadi gejala abnormal pada saraf selama pemakaian metronidazol oral atau infus IV, maka terapi harus dihentikan segera.

Hati-hati penggunaan pada pasien dengan penyakit pada susunan saraf pusat.

Hati-hati penggunaan metronidazol pada pasien yang mengidap atau pernah mengalami diskrasia darah. Jumlah lekosit total dan diferensial harus diketahui sebelum dan sesudah terapi metronidazol, terutama jika terapi metronidazol diberikan secara berulang-ulang (bukan dosis tunggal). Hindari penggunaan metronidazol bersamaan dengan minuman beralkohol atau pada pasien alkoholik. Penggunaan metronidazol peroral atau infus IV dapat menyebabkan kandidiasis oral, vaginal atau intestinal. Hati-hati penggunaan metronidazol pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat. Dosis sebaiknya dikurangi dan konsentrasi metronidazol harus dimonitor. Hati-hati pada penggunaan infus metronidazol bersama-sama dengan kortikosteroid dan pada pasien yang cenderung mengalami edema. Anak-anak:

Penggunaan pada anak-anak untuk beberapa indikasi belum teruji keamanannya (lihat indikasi, dosis dan cara pemberian).

Lanjut usia:

Karena pasien lanjut usia lebih sering mengalami penurunan fungsi hati, maka penyesuaian dosis pada pasien lanjut usia perlu diperhatikan.

Mutagenisitas dan karsinogenisitas:

Metronidazol menunjukkan aktivitas mutagenik pada beberapa studiin vitro. Akan tetapi, pada studistudi in vivo gagal menunjukkan efek-efek mutagenik.

Penggunaan metronidazol secara oral memberi efek karsinogen pada mencit dan tikus, tapi studi yang sama pada marmut(hamsters) hasilnya negatif (tidak ada tanda-tanda karsinogen). Untuk pemakaian dalam waktu lama, studi terkontrol dibutuhkan untuk mengevaluasi efek karsinogen dan mutagenik dari metronidazol pada makhluk hidup. Kehamilan, fertilitas dan laktasi:

Penggunaan metronidazol untuk wanita hamil masih belum teruji keamanannya, gunakan hanya jika benar-benar diperlukan. (Lihat kontraindikasi). Studi reproduksi pada mencit dengan menggunakan metronidazol 6 kali lebih besar dari dosis dewasa, tidak memperlihatkan adanya gangguan fertilitas. Hentikan pemberian ASI sampai 24 jam setelah pemberian metronidazol. Interaksi obat: Antikoagulan kumarin: Metronidazol oral atau infus IV memperkuat efek antikoagulan oral sehingga memperpanjang waktu protrombin. Karena itu pemakaian metronidazol bersama antikoagulan sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Jika metronidazol digunakan pada pasien yang menerima antikoagulan oral, waktu protrombin harus dimonitor dan dosis antikoagulan harus disesuaikan dengan dosis metronidazol. Alkohol: Metronidazol dapat menghambat alkohol dehidrogenase dan enzim oksidator alkohol lainnya. Reaksi-reaksi seperti muka kemerahan, sakit kepala, mual, muntah, kejang abdominal dan berkeringat telah ditemukan pada sejumlah pasien yang mengkonsumsi alkohol saat menerima metronidazol oral ataupun infus IV. Sebaiknya hindari konsumsi alkohol selama pemakaian metronidazol atau paling tidak 1 hari (atau 3 hari dengan tablet extended release atau kapsul metronidazol) setelah terapi metronidazol selesai. Disulfiram: Pemakaian disulfiram dengan metronidazol dapat menyebabkan psikosis akut dan konfusi pada beberapa pasien. Karena itu, kedua obat jangan digunakan bersamaan sampai 2 minggu setelah pemakaian disulfiram berakhir. Fenobarbital:

Penggunaan metronidazol bersamaan dengan fenobarbital menurunkan waktu paruh metronidazol dalam serum. Ini dapat disebabkan oleh peningkatan metabolisme dari antiinfeksi. Konsentrasi serum metronidazol menurun dan konsentrasi serum 2-hidroksi0metil metronidazol meningkat pada pasien yang menerima fenobarbital. Lithium: Dimulainya terapi metronidazol jangka pendek pada pasien yang distabilkan menggunakan lithium dengan dosis relatif tinggi dilaporkan meningkatkan konsentrasi lithium dalam serum, menyebabkan tanda-tanda toksisitas pada beberapa pasien. Pada beberapa kasus, gejala kerusakan renal (sebagai contoh, peningkatan tetap pada konsentrasi kreatinin serum yang persisten, hipernatremia, urin yang mengalami dilusi secara abnormal). Terfenadin dan astemizol: Metronidazol dapat berinteraksi dengan astemizol dan terfenadin menyebabkan peningkatan efek samping jantung yang serius. Obat-obat lain: Neutropenia sementara dilaporkan pada 12 pasien yang menggunakan metronidazol oral atau infus IV bersama dengan fluorourasil IV dan sedikitnya 1 pasien yang menggunakan metronidazol bersama azatioprin. Walaupun disarankan agar pasien yang menerima metronidazol dengan fluorourasil atau azatioprin dapat berisiko lebih besar terkena neutropenia dibanding bila obat-obatan tersebut digunakan secara tunggal, ini tidak secara jelas dibuktikan dan dibutuhkan studi lebih lanjut.

Kemasan dan nomor registrasi: Kotak, botol @ 100 ml, DKL0305032749A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER SIMPAN DI TEMPAT KERING PADA SUHU ANTARA 25-30oc, TERLINDUNG DARI CAHAYA.

You might also like