You are on page 1of 3

Tugas Bahasa Indonesia

1. Judul acara:
Indonesia Lawyers Club

2. Tema
Di balik batalnya bbm naik

3. Waktu
3 April 2012, Selasa, Jam 07.00

4. Presenter
Karni Ilyas

5. Narasumber
a. Muhammad Harun (Juru Bicara Pertamina) b. Bambang Susantono (Wamen Perhubungan) c. Yusril Ihza Mahendra ( Pakar Hukum Tata Negara) d. Amir Syamsuddin (Menkunham RI) e. Gede Pasek Suardika ( Ketua DPP Partai Demokrat) f. Fuad Bawazier (Mantan Menku) g. Kwik Kian Gie (Menko ekonomi 1999-2000) h. Widjojono Partowidagdo (Wamen esdm) i. Sahibul Iman (Sekretaris Fraksi pks) j. Ahmad Muzani ( wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR RI) k. Sarifudin Suding (Wakil Ketua Fraksi Hanura DPR RI) l. Airlangga Hartarto (Politisi Partai Golkar) m. Sujiwo Tejo (Budayawan)

6. Pembahasan Dalam hal kenaikan BBM pemerintah sebenarnya masih bisa mencari jalan keluar selain menaikkan harga BBM. Misalnya saja melakukan penghematan anggaran perjalanan dinas pejabat, melakukan efisiensi BPH Migas dan Pertamina, meningkatkan produksi (lifting) minyak dalam negeri, renegoisasi kontrak dengan perusahaan tambang asing yang mengelola Minyak di perut bumi, lalu moratorium atau penghentian sementara pembayaran utang luar negeri yang selama ini membebani APBN dengan nilai mencapai ratusan triliun( yg kabarnya hasil utang itu banyak yg di korupsi), pemberantasan korupsi serta efisiensi belanja pemerintah,dan yang paling ekstrim adalah Nasionalisasi perusahaan tambang. Indonesia merupkan Produsen minyak, berappun harga minyak dunia naik Indonesia tak akan rugi karena biaya produksi minyak jauh lebih rendah dari Harga bensin yang Rp.4500,.

Minyak yang ada di perut Bumi Indonesia adalah milik rakyat Indonesia, Rakyat berhak membeli dengan harga yang wajar.dan itu sesuai dengan UUD 1945. minyak itu adalah milik bersama rakyat Indonesia. Bukan milik perusahaan minyak atau pemerintah Indonesia. Jadi tak pantas dijual dengan harga Internasional. Menurut mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie, Indonesia memproduksi sendiri minyaknya sebesar 907 ribu barel/hari. Bahkan mungkin lebih jika tidak dikadali perusahaan minyak asing yang mengelola 90% minyak kita. Sementara kebutuhan BBM Subsidi itu hanya 740 ribu bph. Jadi Pemerintah masih untung . Mau harga minyak dunia naik sampai US$ 200/brl pun sebetulnya biaya produksi minyak di Indonesia tidak akan berubah. Paling hanya US$ 15/brl. Pemerintah layak dicurigai begitu ngotot menaikan harga BBM, padahal masih banyak opsi lain yang bisa di lakukan agar APBN sehat kalau saja pemerintah mau sedikit kreatif dan tidak ingin mudahnya saja. 7. Pendapat:
Pembahasan mengenai pembatalan kenaikan BBM sangatlah memusingkan masyarakat Indonsesia. Banyak sekali pihak pro-kontra yang saling menyerang dengan argumen masingmasing.Menurut saya harga BBM memang harus dinaikkan dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu sekaligus menyeimbangkan harga barang karena harga sembako lebih dahulu naik dari pada BBM. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: 1. Harga minyak mentah dunia naik Sebab yang pertama ini sangatlah jelas, yaitu harga minyak mentah di dunia saat ini mengalami kenaikan. Kenaikan harga minyak di dunia harus diseimbangkan dengan kenaikan harga BBM karena harga minyak mentah berkisar Rp 5600, apabila diolah seharusnya harga minyak kita Rp 11.000 untuk mendapat keuntungan. 2. Global Warming Sebagai seorang pelajar IPA saya ingin membahas sedikit hubungan BBM dengan lingkungan. Apabila BBM naik, kita dapat beralih ke bahan bakar yang ramah lingkungan bukan? Karena lingkungan sekitar sudah mengalami penurunan dalam kualitasnya. Ini disebabkan oleh global warming. Negara kita masih saja terpaku dengan minyak, oleh karena itu diperlukannya gerakan perubahan. Apabila dibandingkan dengan negara lain, negara lain sudah beralih ke bahan bakar lain, banyak sekali masyarakat Indonesia yang mengatakan bahwa tidak ingin menjadi negara tertinggal. Mengapa kita tidak memanfaatkan bahan bakar lain yang ramah lingkungan seperti biosolar ataupun membuat bahan bakar sendiri. 3. BBM subsidi Saat ini BBM di subsidi dengan harga murah, tapi siapakah yang memakainya? ya kita semua, yang mempunyai mobil, motor. Semestinya kita harusnya berasa karena memakain uang negara padahal kita belum bisa memberi apa-apa ke negara? Selain itu kendaraan pribadi dipakai juga untuk jalanjalan, main, dan sebagainya, padahal bis dan angkutan umum banyak sekali yang menanti kita buat numpang. Alasan mengapa kemacetan selalu terjadi dimana-mana adalah karena bensin murah, jadi banayak sekali orang yang membawa kendaraan pribadi.

Pola pikir yang perlu ditanamkan juga nih dalam diri kita adalah bahwa subsidi itu ditujukan untuk rakyat kecil. Jadi orang yang kaya tapi masih memakai bahan bakar bersubsidi sama saja mengambil hak rakyat kecil. Inilah pendapat yang saya utarakan mengenai mengapa bbm harus naik. Sebenarnya saya lebih menyarankan agar harga BBM tidak naik sebagai opini. Jujur saya paling tidak suka menulis segala sesuatu mengenai politik dikarenakan parpol dan pemerintahan hanya berisikan masalah korupsi dan membodohi rakyat. Saya sendiri memiliki beberapa opini menanggapi akan masalah tersebut setelah menonton ILC. 1. Indonesia adalah negara kaya raya. Kekayaan alam berlimpah dimana-mana. Semestinya pemerintah mampu membayar subsidi BBM. Kenyataannya pemerintah tidak mampu membayarnya karena uang untuk kesejateraan rakyat dikorup oleh pejabat-pejabat negara. 2. Banyak anggaran yang tidak masuk akal seperti studi banding, renovasi toilet, pengadaan laptop, pengadaan mobil baru dan lain sebagainya. Dari anggota pemerintahan paling atas sampai pemerintah daerah sering melakukan tindakan tak masuk akal. Kalau hal ini bisa dihemat ataupun dikurangi, dananya bisa dialihkan untuk subsidi BBM bukkan? Manakah yang lebih penting studi banding atau kesejahteraan rakyat? Atau mana yang lebih penting membuat toilet 2 miliar dengan membuat rakyat bisa makan nasi? 3. Alasan yang saya dengar di ILC (oleh pak WaMen), bahwa kenaikan BBM ditujukan untuk kesejahteraan rakyat meniru negara lain (padahal situasi politik dan rakyatnya berbeda). Logikanya, kalau itu dapat membuat rakyat makin sejahtera, naikkan saja setinggi-tingginya harga BBM. 4. BLT tidak menyelesaikan masalah. Bukankah kenaikkan BBM selalu diikuti dengan kenaikkan harga-harga barang dan bahan pangan? Apakah BLT senilai 150ribu/bulan itu mampu mengatasi semua kenaikan tersebut? Bagi orang menengah ke atas dan kaya, kenaikan BBM tak jadi masalah karena mereka rata-rata bekerja sebagai seorang pengusaha yang punya bisnis sendiri. Kalau BBM naik, harga jualpun harus dinaikkan. Akibatnya, rakyat miskin makin miskin. 150ribu tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan yang belum bisa dihitung seberapa banyaknya. 5. Kalaupun benar dapat membantu, BLT hanya dirasakan rakyat miskin. Sedangkan rakyat yang dianggap kaya juga punya hak dan kewajiban yang sama. Kalau BBM tidak naik, semua rakyat akan menikmatinya. 6. Menuntaskan kasus yang lebih penting, seperti korupsi. Sudah bukan rahasia lagi kalau koruptor sangat merugikan negara terutama rakyat. Apabila koruptor ditindak dengan benar, uang negara dikembalikan, untuk subsidi BBM pasti akan sangat mampu. 7. BLT tak membuat rakyat menjadi mandiri, tapi semakin bergantung pada bantuan pemerintah. Daripada memberikan uang tunai yang dari segi bisnis tidak mendidik, semestinya berikan lapangan kerja yang lebih baik. Menurut saya masyarakat yang mandiri akan membuat negara menjadi lebih makmur.

You might also like