You are on page 1of 18

DAMPAK INFRASTRUKTUR TERHADAP PERMINTAAN PARIWISATA CURUK BENOWO

Disusun oleh : Atika Dzulkijiana Martha Caesaratih 12020110110009 12020110110011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata pada dasarnya , mampu menjadi peran dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini terkait dengan potensi keragaman nuansa alam dan budaya yang kita miliki. Hal tersebut menjadi upaya untuk mengoptimalkan industri pariwisata serta dalam rangka peningkatan pembangunan berkelanjutan. Perkembangan kunjungan wisatawan asing di Indonesia selama periode 1990 1996 rata-rata tumbuh sebesar 17,7%. Pada tahun 1990 mencapai 2,178 juta wisatawan asing dengan perolehan devisa US$ 2,105 milyar, sedangkan pada tahun 1996 meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 5,19 juta wisatawan asing dengan perolehan devisa yang meningkat tiga kali lipat yakni sebesar US$ 6,307 milyar. Namun seiring dengan krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sektor pariwisata mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan arus kunjungan wisatawan juga diikuti oleh melemahnya kegiatan pariwisata. Tahun 1999 adanya perbaikan kinerja pariwisata Indonesia dengan pertumbuhan yang kembali positip walaupun masih relatif kecil yaitu 2,6% dengan 4,73 juta kunjungan wisatawan asing dengan perolehan devisa sebesar US$ 4,71 milyar. Gunn (1988) mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang harus dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand side) dan sisi pasokan (supply side), lebih lanjut Gunn mengemukakan bahwa keberhasilan dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah sangat tergantung kepada kemampuan perencana dalam

mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara berimbang ke dalam sebuah rencana pengembangan pariwisata. Untuk mencapai keberhasilan target pariwisata suatu daerah maka diperlukan ada usaha-usaha yang dilakukan dengan mengatur sistem pariwisata yang memadai berupa promosi dan infrastruktur serta pengembangan potensi-potensi pariwisata. Pariwisata juga akan memberikan dampak sosial bagi masyarakat. Dampak sosial tersebut diharapkan memberikan output yang baik/positif. Untuk memperoleh dampak

yang baik tersebut, pariwisata salah satunya harus mampu menjadi perangkat dalam peningkatan suatu kesejahteraan. Peningkatan kesejahteraan pun akan tercipta melalui mekanisme untuk membangun dan mengembangkan pariwisata sebagai basis sumber pendapatan masyarakat. Namun dalam pengembangan pariwisata tidak bisa memisahkan aspek satu dengan aspek yang lainnya, karena karakteristik dari dunia pariwisata adalah adanya saling keterkaitan beberapa aspek agar suatu pariwisata maju. dipisahkan dengan masalah pergerakan manusia. Pesatnya pertumbuhan pariwisata telah menarik perhatian sejumlah besar daerah provinsi maupun kabupaten di indonesia yang mencoba untuk menangkap porsi yang lebih besar dari kegiatan ekonomi ini.mereka berlomba lomba membangun infrastruktur transportasi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah wisatawan. Perjalanan wisata sebagai bentuk kegiatan pariwisata tersebut tentu membutuhkan sarana dan prasarana infrastruktur. Infrastruktur meliputi akses jalan atau transportasi yang lancar, akomodasi, atraksi atau obyek wisata, kebersihan dan kesehatan, dan lain-lain. Ketersediaan infrastruktur akan memudahkan pengunjung untuk menuju lokasi wisata. Jika sarana dan prasarana infratruktur buruk maka akan berdampak pada sedikitnya jumlah pengunjung ke suatu lokasi wisata, dan apabila sarana dan prasarana infrastruktur baik akan meningkatkan jumlah pengunjung ke suatu lokasi wisata. Oleh karena itu, dalam karya tulis ini kita akan membahas masalah pengembangan pariwisata di Indonesia dengan sistem dan infrastruktur transportasi sebagai komponen pengembangannya. Kegiatan pariwisata juga tidak dapat

Permasalahan Provinsi jawa tengah berusaha untuk memaksimalkan potensi alam daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata,terutama memaksimalkan tempat-tempat wisata yang kurang dikembangkan ataupun yang sama sekali belum dimanfatakan potensinya.salah satu tempat yang belum dikembangkan potensinya adalah Curug Benowo di desa kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Salah satu tantangan yang utama dalam studi dampak infrastruktur transportasi adalah

perbaikan infrastruktur untuk mendukung potensi tempat pariwisata seperti kamar mandi ,jalan menuju tempat wisata ,fasilitas pendukung ,dll . pengelolaan tempat wisata yang kurang efektif . keamanan yang kurang pada tempat wisata . tempat wisata yang sulit untuk di kunjungi karena jauh dari jalan utama .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pariwisata Menurut Undang Undang pariwisata No. 9 tahun 1990 mengenai kepariwisataan Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata. dengan merujuk pada pengertian yang terkandung pada UU No.9 Bab 1 Pasal 1 tersebut, maka pariwisata sendiri adalah sebuah kata kerja aktif dimana unsur unsur didalamnya terdiri dari : 1. Kegiatan perjalanan, maksudnya adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan perseorangan ataupun perkelompok. Kegiatan tersebut adalah mendatangi suatu tempat yang dituju atau tempat wisata. 2. Dilakukan dengan sukarela maksudnya adalah tidak ada paksaan untuk wisatawan yang datang ke tempat wisata. 3. Bersifat sementara maksudnya wisatawan yang datang hanya untuk berkunjung tanpa menjadi penduduk daerah tersebut. Kalaupun menetap hanya beberapa hari atau satu minggu saja. 4. Perjalanan dilakukan dengan tujuan untuk menikmati objek. pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi : a. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Saya setuju dengan pendapat ini, namun ada beberapa di tambah yakni menyangkut waktu yang dibutuhkan dan tujuan pariwisata itu sandiri berdasarkan IUTO waktu yang ditetapkan untuk kegiatan yang bisa disebut pariwisata setidaknya adalah 24 jam, dan tujuammya adalah untuk mengisi waktu senggang, bisnis, keluarga, perutusan, dan pertemuan-pertemuan.

Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre Menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara. Saya setuju dengan pendapat ini, karena pada dasarnya pariwisata itu motif kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan olahraga. Selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama.

Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Menurut saya walaupun Definisi yang dikemukakan oleh Prof Salah Wahab kalimatnya terkesan berbelit-belit namun isinya sudah mengacu pada pengertian

pariwisata itu sendiri. Karena memang pariwisata itu dilakukan secara sadar dalam mendapatkan pelayanan berbeda dari biasanya baik diluar negeri maupun didalam negeri guna mencari kepuasan.

B. Pengertian Wisatawan Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954) Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alas an yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selamalamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang dating berdasarakan motivasi Mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuan-pertemuan. Sedangkan ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di Negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.

C. Pengertian Kepariwisataan. Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata. Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat sapta pesona pariwisata, yaitu : 1. AMAN Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari : a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan,

penodongan, penipuan dan lain sebagainya. b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya.

c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atau olah raga. d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat dan lain sebagainya. Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk milik (barang) wisatawan.

2. TERTIB Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya : a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada waktunya. b. Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau membeli sesuatu yang diperlukan. c. Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapih. d. Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat. e. Informasi yang benar dan tidak membingungkan.

3. BERSIH Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti : a. Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat umum, seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain sebagainya.

b. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat. c. Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih seperti sendok, piring, tempat tidur, alat olah raga dan lain sebagainya. d. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau tidak sedap dan lain sebagainya

4. SEJUK Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah kita semua : a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijaun yang telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah. b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori agar masyarakat setempat melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara kebersihan, menanam berbagai tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan penanaman poho/tanaman rindang di sepanjang jalan di lingkungan masing-masing di halaman sekolah dan lain sebagainya. c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan. d. Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan tempat lainnya dengan aneka tanaman penghias atau penyejuk. e. Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat membuat lingkungan hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.

5. INDAH Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.

Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia. Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati oleh umat manusia.

6. RAMAH TAMAH Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.

7. KENANGAN Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan dengan antara lain : a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat dan ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya bangunan serta dekorasinya. b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari, seni suara dan berbagai macam upacara.

c. Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu daya tarik yang kuat dan dapat dijadikan jati diri (identitas daerah). d. Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu tempat atau daerah atau Negara.

D. Infrastruktur dalam Pariwisata Tersedianya sarana infrastruktur yang memadai seperti : sarana angkutan (laut, darat dan udara), jalan raya, jembatan dan pos serta telekomunikasi yang baik, maka arus wisatawan ke daerah-daerah tujuan wisata dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini akan mempengaruhi kecenderungan arus wisatawan tersebut menjadi stabil dan menuju pada peningkatan. Dampak positif lain yang dapat dicapai adalah terbukanya daerah-daerah wisata yang terisolir serta mobilitas penduduk ikut meningkat.

BAB III METODE PENELITIA Hipotesa Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah, maupun tujuan dalam penelitian ini maka dapat diajukan beberapa hipotesa, yaitu: 1. Obyek wisata alam di Kabupaten Semarang Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait dan metode survei dengan penelitian yang menitikberatkan pada survei instansional yang didukung dengan observasi lapangan untuk mengetahui potensi internal dan eksternal, penekan analisisnya menggunakan data sekunder, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Semarang. Adapun hal yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah : 1. Daerah penelitian ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan. 2. Daerah penelitian ini memiliki kondisi Topografi yang bergunung, alami dan atraktif yang menarik dan berhawa sejuk. 3. Kedudukan obyek wisata alam dan kemajuan pembangunan pariwisata di Kabupaten Semarang akan dapat berfungsi sebagai pendorong bagi pembangunan wilayah di Kabupaten Semarang.

b. Teknik pengumpulan data

Jika pengumpulan data sekunder dirasa masih kurang dan belum mencukupi maka dilakukan pengumpulan data primer dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan melakukan observasi untuk mendukung atau melengkapi data yang ada. Seperti sarana dan prasarana menuju lokasi obyek, fasilitas pendukung obyek dan kondisi obyek. Adapun macam-macam data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

1.

kondisi fisik dan daerah penelitian yang meliputi letak dan luas, batas diperoleh dari Pemerintah Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

2. Infrastruktur, meliputi jaringan listrik, sarana air bersih, transportasi dan komunikasi, pelayanan sosial ekonomi yang diperoleh dari data primer melalui kuesioner pengunjung.

c. Teknik Pengolahan dan Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder dengan teknik skoring. Skoring digunakan untuk menentukan klasifikasi tingkat potensi obyek wisata yang dimulai dengan tahapan: 1. Pemilihan indikator dan variable penelitian indikator dan variable penelitian berdasarkan kriteria penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata yang ada pada RIPPDA Kabupaten Semarang yang dikombinasikan dengan alat ukur sendiri, dan menyesuakain kondisi kepariwisatan daerah. 2. Skoring 3. Klasifikasi masing-masing obyek Klasifikasi dilakukan dengan cara mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan dibagi tiga sehingga akan diperoleh interval. Selanjutnya jumlah klas yang diinginkan yaitu 3 (tiga) klasifikasi tinggi, sedang dan rendah. Pengklasifikasian dilakukan berdasar skor variabel penelitian dan skor masing-masing obyek wisata, yaitu antara lain : K=ab u

Variabel Penelitian dan Skor Potensi Obyek Wisata (Potensi Eksternal) Potensi ekstenal 1. Aksesbilitas Variabel Kriteria tempuh dengan Skor antar 1 ibukota 2 >60 3

a. Waktu tempuh -Waktu terhadap ibu obyek

kota kabupaten

kabupaten menit

antara

- waktu tempuh antar obyek dengan ibukota

kabupaten antara 30-60 menit - waktu tempuh antar obyek dengan ibukota

kabupaten < 30 menit b. Ketersediann - Tidak tersedia angkutan 1 untuk menuju 2 3

angkutan umum untuk umum

menuju lokasi obyek lokasi obyek wisata - Tersedianya angkutan umum menuju lokasi

obyek, tidak reguler - Tersedianya angkutan umum menuju lokasi reguler obyek, bersifat

c. Prasarana menuju - tidak tersedia prasarana 1 obyak wisata sarana jalan menuju lokasi obyek - Tersedia prasarana jalan menuju lokasi obyek, 2 3

kondisi kurang baik - tersedia jalan menuju

lokasi obyek, kondisi baik (aspal) 2. Fasilitas penunjang d. obyek fasilitas ketersediaan - tidak tersedia pemenuhan tersedia 1-2 1 jenis 2 3

kebutuhan fisik/dasar fasilitas dilokasi obyek wisata: 1. makan/minum 2. penginapan 3. bangunan untuk - tersedia lebih dari 2 jenis fasilitas

menikmati obyek e. fasilitas kebutuhan wisatawan obyek: 1. taman terbuka 2. fasilitas seni dan budaya Ketersediaan - tidak tersedia 1

pemenuhan - tersedia hanya 1- 2 jenis 2 sosial fasilitas dilokasi - tersedia lebih dari 2 jenis fasilitas 3

3.Fasilitas pelengkap

f. fasilitas

Ketersediaan - tidak tersedia pelengkap - Tersedia 1-2 fasilitas - Tersedia 3-4 jenis fasilitas

1 2 3

yang terdiri dari: 1. tempat parkir 2. toilet 3. pusat informasi 4.soufenir shop

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Menurut data kuesioner dan pengumpulan data obyek wisata curug Benowo yang diperoleh dari Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, peneliti dapat mengetahui kondisi fisik dan daerah penelitian yang meliputi letak dan luas serata batas.
a. Letak

Obyek wisata curug Benowo terletak di Desa Kalisidi Kecamtan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Luas Desa Kalisidi sekitar 795,5 Ha, yang terdiri dari sawah 1/2 irigasi sebesar 52,5 Ha, sawah tadah hujan sebesar 141,3 Ha, tanah tegalan sebesar 175,7 Ha, pemukiman penduduk sebesar 90 Ha, perkebunan swasta sebesar 310 Ha, dan bengkok dan kas desa sebesar 45,8 Ha.

b. Batas

Batas Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sebelah selatan adalah Gunung Ungaran, sebelah Timur adalah Desa Keji, sebelah Barat adalah Kabupaten Kendal, dan sebelah Utara adalah Kota Semarang.

c. Infrastruktur

Jaringan listrik di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang sudah cukup memadai sampai ke wilayah terpencil. Sarana air bersih di Desa tersebut sudah mencukupi kebutuhan penduduk di Desa Kalisidi. Sementara untuk fasilitas-fasilitas yang ada di obyek wisata curug Benowo belum cukup memadai misalnya, aksesbilitas untuk menuju ke curug benowo sendiri masih berupa jalan setapak dan hutan lebat.

Kendala yang dihadapi oleh Desa Kalisidi diantaranya adalah

1. Belum baiknya infrastruktur jalan dan jembatan 2. Saluran irigasi pertanian belum baik 3. Terbatasnya fasilitas publik 4. Belum adanya jalan usaha tani/ produksi 5. Terbatasnya pendampingan usaha peternakan berbasis masyarakat 6. Kebutuhan permodalan dengan skema bunga ringan 7. Belum terjalinnya kemitraan dengan swasta dan pemerintah

Infrastruktur yang terdapat di wilayah Desa Kalisidi Kecamtan Ungaran Barat Kabupaten Semarang selama ini belum menunjang karena fasilitas yang ada di lokasi obyek wisata curug Benowo belum tersedia seperti ketersediaan angkutan umum, prasarana jalan menuju obyek wisata yang masih belum memadai untuk pengembangan pariwisata di curug Benowo, sementara untuk jalan menuju ke curug benowo hanya ada jalan setapak yang sangat berbahaya ,pengunjung harus berjalan hati-hati untuk dapat menuju curug benowo, karena lokasi yang berbahaya dan memerlukan pengamanan yang ketat. Akses untuk menuju lokasi sangat mengerikan karena jalan sempit dan tidak ada pagar, dikelilingi jurang dan sungai. Jika hujan lebat,maka jalan akan licin dan rawan untuk tertimpa pohon atau terjatuh ke jurang atau sungai. Untuk transportasi juga hanya mengantar sampai ujung desa,dari ujung desa ke lokasi curug tidak ada angkutan umum. Karena dari pemerintah setempat tidak menyediakan angkutan umum untuk ke lokasi obyek wisata. Banyak pengunjung menggunakan kendaraan pribadi diantaranya motor pribadi dan ojek menuju lokasi . Kemudian komunikasi juga sulit karena sinyal tidak menjangkau secara lancar.

You might also like