You are on page 1of 66

General Anastesi

Nadia Saccharisa Rizki Agustina Aisyah Putri Alinda Permatasari

160110090080 160110090081 160110090082 160110090083

Macam macam obat anestesi umum

Macam macam obat anestesi umum

Halotan, enfluran, isofluran

thiopental, diazepam, dan midazolam, ketamin, dan propofol.

Thipentone
Bentuk serbuk yang dilarutkan dalam air Metabolisme cepat di hepar & ekskresi di ginjal pulih sadar cepat SSP sedasi, hipnosis, depresi nafas CVS depresi pusat vasomotor & kontraktilitas mioklard, vasodilatasi Komplikasi Umum : depresi nafas, hipotensi, vertigo, disorientasi, anafilaksis Lokal : nyeri, nekrosis, trombosis

KEUNTUNGAN Induksi mudah dan cepat Delirium << Pulih sadar cepat Iritasi mukosa nafas <<

KERUGIAN Depresi pernafasan Depresi kardiovaskular Bukan analgetik Relaksasi otot perut kurang Cenderung spasme laring

INDIKASI
Induksi anestesi umum Operasi/tindakan singkat Sedasi pada analgesia regional Mengatasi kejang

KONTRAINDIKASI
ABSOLUT Status asmatikus, porfiria RELATIF Syok Anemia, uremia, disfungsi hepar Dispnea berat, asma Miastenia gravis Alergi

KETAMINE
SSP analgesia kuat, hipnotik kurang, disorientasi Pulih sadar sulit ditentukan, mimpi tidak enak, halusinasi, gaduh gelisah, tidak terkendali Pernafasan depresi <<, dilatasi bronkus (sehingga baik untuk asma)

INDIKASI Prosedur yang sulit mengendalikan jalan nafas Tindakan orthopedi Pasien resiko tinggi Asma bronkial

KONTRAINDIKASI Hipertensi 160/100 mmHg Riwayat CVD Gagal jantung

Diazepam
Tranquilizer (penenang) Dosis rendah sedasi Dosis tinggi hipnotik SSP kesadaran << Otot pelemas ringan CVS minimal hipotensi Pernafasan depresi ringan

INDIKASI

premedikasi Induksi anestesi Sedasi anestesi intravena Sedasi anestesi regional Menghilangkan halusinasi karena ketamin Menghilangkan kejang

Halotan
Hipnotik dalam pemeliharaan anestesia umum Mempunyai efek analgetik ringan dan relaksasi otot ringan Pada bayi induksi bersamasama dengan N2O secara inhalasi

KEUNTUNGAN Induksi cepat dan lancar Pemulihannya relatif cepat Tidak iritatif terhadap mukosa jalan nafas

KERUGIAN Analgesia dan relaksasinya << sehingga harus dikombinasikan dengan obat lain Hepatotoksik Menggigil pasca anestesi

ENFLURAN
Obat inhalasi yang termasuk turunan eter Induksi lebih cepat > halotan Pemeliharaan anestesi umum

KEUNTUNGAN Induksi cepat dan lancar Pemulihan > halotan Tidak menimbulkan menggigil pasca anestesi

KERUGIAN Bisa menimbulkan hipotensi Efek analgesik & relaksasinya <<

Macam-macam teknik anestesi umum

Trias anestesi

hipnotik

Efek analgesia

Efek relaksasi otot

Teknik anestesi umum

Inhalasi

intravena

Sistem terbuka

Sistem tertutup

Teknik pemberian obat inhalasi

insuflasi

Obat tunggal

Suntikan berulang

Cara pemberian anestesi intravena

Diteteskan lewat infus

AMERICAN SOCIETY OF ANESTHESIOLOGISTS

I
Individu sehat dan normal

II
Pasien dengan penyakit sistemik ringan hingga menengah

III
Pasien dengan penyakit sistemik berat dan aktivitas terbatas namun tidak lumpuh

Semua tindakan dapat dilakukan

Dapat membutuhkan tindakan control stress dan bantuan lainnya

Bantuan tindakan, kontrol stress, dan konsultasi medis terlebih dahulu

IV
Pasien dengan penyakit sistemik berat, aktivitas terbatas, dan keadaan mengancam jiwa

V
Pasien yang tidak memiliki harapan hidup selama 24 jam dengan atau tanpa prosedur operasi

VI
Pasien mati batang otak dan organ tubuhnya akan di donorkan

Kontraindikasi terhadap perawatan gigi. Hanya dilakukan untuk kasus emergency

Hanya dilakukan tindakan paliatif

SEDASI INHALASI

Indikasi Dental Anxiety Pasien dengan refleks muntah tinggi Prosedur yang menyebabkan traumatik Pasien dengan kelainan perdarahan Pasien dengan sel menyerupai bulan sabit Mental handicap Physycal handicap Asma Epilepsi Hamil Kelainan jantung Kelainan kejiwaan

Kontraindikasi Penderita Flu Pembesaran tonsil dan kelenjar adenoid Kelainan paru-paru serius Pasien yang sedang mengalami terapi kejiwaan Multiple sklerosis Myastema gravis

Tahap-tahap analgesia (Guedel, 1953)


Analgesia
Mulai kehilangan kesadaran, fungsi psychomotor, depresi intelegensi, dan disorientasi Dapat mentoleransi prosedur bedah minor

Excitement

Pernafasan mulai tidak beraturan Muntah karena reflex laring Pada tahap ini diharapkan dilalui sesegera mungkin

Surgical analgesia

Pada periode ini pasien bernafas teratur hingga dapat henti nafas Pasien dapat menahan stimulus rasa sakit dan tindakan bedah

Paralisis pernafasan

Ditandai dengan paralisis diafragma, apnoe, dan kematian. Tidak digunakan di dalam prosedur klinik

Moderate sedation and analgesia (525% N2O dan 95-75% O2)


Pasien sadar, rileks, reaksi terhadap rangsang berkurang, berkurangnya gerakan spontan

Detak jantung, tekanan darah, dan pernafasan normal


Tidak ada refleks faring dan laring, mulut dapat dipertahankan untuk tetap terbuka (pasien masih dapat berkomunikasi dengan dokter)

Pasien lebih rileks, hilang rasa takut. Ada sedikit gejala parastesia. Mulai tidak mempedulikan lingkungan sekitar

Dissociation sedation and analgesia (20-55% N2O, 80-45% O2)


Pasien tetap sadar namun lebih mengantuk, rileks, gerak refleks lebih minimal Berkurangnya reaksi dari rasa sakit Denyut Jantung, tekanan darah, dan laju pernafasan normal Kontak verbal masih dapat dilakukan walaupun untuk respon pertanyaan dan perintah sedikit lambat ditanggapi. Pasien merasakan parastesia ringan, yang biasa dirasakan pada jari tangan dan kaki, dapat juga mengenai bibir dan lidah sensitifitas indra lainnya juga berkurang. Timbul rasa melayang. Mulai lupa ingatan. Ada beberapa pasien yang mengalami nausea

Pembukaan mulut masih dapat dipertahankan oleh paisen

Total analgesia

(50-70% N2O dan 50-30% O2)


Hilang kesadaran, refleks muntah dan refleks laring berkurang Kontak verbal hilang Pasien tidak dapat mempertahankan pembukaan mulut

Sedasi fisik, hilang rasa sensitif terhadap sakit Euforia, amnesia, mual

Teknik Pemberian Sedasi Inhalasi


Periksa unit yang akan digunakan Nasal Hood harus fit dengan hidung pasien Hubungkan nasal hood dengan selang, buka katup ekspirasi Beri 100% oksigen pada pasien yg telah siap di dental chair

Pantau keadaan pasien hingga berada pada keadaan yang diharapkan

Mulai kombinasikan N2O dengan menaikan perlahan- jarak 1 menit

Biarkan bernafas selama 15-20 menit

Alirkan oksigen 3lt/mnt 7 lt/mnt

Apabila perawatan selesai dilakukan kembalikan kesadaran pasien 100% oksigen selama 2 menit

Lepas nasal hood, matikan mesin, tabung ditutup kembali

Teknik Sedasi Intravena

Intravenous Sedation Technique Using the Cubital Fossa


Before patient enter surgery, prepare disposable tray containing : - 5 ml syringe - Butterfly needle - Green needle gauge 21 - Isopropyl alcohol swab - Ampoule of intravenous sedation drug - torniquet

Patients arm is supported by the dental surgery assistant. One hand palced over the wrist and the other under the arm above elbow.

The lateral vein of the arms is cleaned using the isopropyl swab. Assistant support not necessary if an armboard is used

the skin overlying the vein is gently streched to help immobilize the vein and prevent its movement away from the needle penetration.

EVE signs
Patient touch tip of his nose with forefinger After slow titration of sedation drug : responds slowly or inaccurately : EVE sign positive

Prior to the administration of the drug of sedation, the patient is asked to touch the tip of his nose with forefinger

Drug sedation is slowly titrated.

Asked again to touch the tip of nose. Patient enable to comply : EVE sign positive indicating that the point of minimal adequate sedation has been reached

Conservation treatment can be carried out once EVE sign postive has been obtained

The patient here underwent tooth extraction as well as concervative treatment

The patient is given a few minute to recover before being taken to recovery room

Intravenous Sedation Technique Using the Dorsum of the Hand


Procedure initially same as for the cubital fossa technique

Tourniquet is applied and the hand to be used is lowered below arm level.

An ear-lobe cintact is used for monitoring the patient

The area for venepuncture cleaned with isopropyl alcohol swab.

Keeping the overlying skin taut, venepuncture is then carried out. The venepuncture is made where two veins have joined to make larger, clearer and more accessible vein

Correct potitioning of the needle within the lumen of the vein

The butterfly needle is inserted and the wings of the butterfly opened and secured by dental surgery assistant with strip

Sedation drug administered slowly Patint has eyes open and appears relaxed as the dental procedure is carried out

At the end of procedure, cotton wool roll is places over the venepuncture site and held in position by surgical tape

KERUGIAN SEDASI INTRAVENA

Diperlukannya venipuncture

Komplikasi venipuncture dapat terjadi

Memerlukan monitoring yang lebih intensif

Recovery tidak sempurna dibutuhkan pengawalan

Kebanyakan IV agen tidak dapat dikembalikkan

KERUGIAN SEDASI INHALASI

Biaya awal untuk peralatan = tinggi

Biaya lanjutan untuk gas yang dipakai = tinggi

Equipment yang dibutuhkan, membutuhkan space ruangan lebih Semua yang menggunakan N2O-O2 harus mendapatkan training

N2O bukanlah potent agent

Suatu tingkatan kerjasama dibutuhkan oleh pasien

KEUNTUNGAN SEDASI INTRAVENA

Onset of action paling cepat

Mungkin untuk melakukan Titrasi

Sangat efektif

Recovery lebih lambat dibandingkan teknik lainnya

Patent Vein salah satu faktor keamanan

Nausea dan vomiting jarang terjadi

Memungkinkan kontrol sekresi saliva

Gag reflex berkurang

Gangguan motorik berkurang

Adanya kemampuan untuk melakukan IV dalam kondisi darurat

KEUNTUNGAN SEDASI INHALASI

Onset of action cepat

Mempunyai rentang waktu peak clinical action yang memungkinkan titrasi

Administrator obat dapat menaikan/menurunkan kedalaman sedasi

Flexible duration of action

Recovery cepat

Mungkin untuk melakukan titrasi

Pasien dapat keluar dari ruangan sendiri

Injeksi tidak diperlukan

Inhalasi sedasi dengan N2O-O2 = aman

Obat yang digunakan dalam teknik ini tidak mempunyai adverse effect

Inhalasi sedasi N2OO2 dapat digunakan sebagai pengganti lokal anestesia

You might also like