You are on page 1of 5

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur

propinsi Banten dengan titik kordinat 10638-10647 Bujur Timur dan 061330 06 2230 Lintang Selatan, secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan dengan luas wilayah 147.19 km2 atau 14.79 Ha. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan: Sebelah utara berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang. Sebelah timur berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui kali Angke Pesanggarahan dan sungai Cisadane sebagai batas administratif kota disebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta di sebelah utara dan selatan memberi peluang sebagai wilayah penyangga dan penghubung antara provinsi DKI Jakarta dengan provinsi Banten dan provinsi Jawa Barat. Topografi Kota Tangerang Selstan merupakan dataran rendah memiliki topografi relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3% dengan ketinggian wilayah diantara 0-25 m dpl. Untuk kemiringan wilayah secara garis besar terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu:\ 1. Kemiringan diantara 0-3% meliputi kecamatan Ciputat Timur, kecamatan Pamulang, kecamatan Serpong, kecamatan Serpong Utara. 2. Kemiringan 3-8% meliputi kecamatan Pondok Aren dan kecamatan Setu. Keadaan Iklim dan Curah Hujan Berdasarkan penelitian stasiun geografi klas I Tangernag tahun 2009, temperatur (suhu) udara, kelembaban udara, volumen dan intensitas cahaya matahari, curah hujan rata-rata dan kecepatan angin. Temperatur udara berkisar 23.74 32.660C dengan temperatur maksimum di bulan September 34.500C dan temperatur minimum di bulan Februari sebesar 22.900C. Rata-rata kelembaban udara 79% dan intensitas matahari sebesar 53.8%. Curah hujan tertinggi bulan

42

Januari 359 mm dengan rata-rata curah hujan setahub 166.7mm. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun 5.3 km/jam dengan intesitas sinar matahari 35.8 km/jam. Penduduk Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, hasil sementara jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan 1.303.569 jiwa dengan jumlah pria 658.701 dan wanita 644.868 jiwa. Sebaran penduduk tertinggi di kecamatan Pondok Aren sebesar 23.56%, kecamatan Pamulang 22.13%, kecamatan Ciputat 15.03% sedangkan kecamatan lainnya dibawah 15%. Kecamatan Setu dan kecamatan Serpong Utara merupakan 2 (dua) kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit sebesar 64.985 jiwa dan 126.291 jiwa sedangkan kecamatan Pondok Aren memiliki penduduk terbanyaj sebesar 307.154 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata Kota Tangerang Selatan sebesar 8.146 jiwa per km2, kecamatan Ciputat Timur mempunyai kepadatan tertinggi sebesar 11.165 jiwa per km2 sedangkan kecamatan Setu mempunyai kepadatan terendah sebesar 4.163 jiwa per km2. Gambaran umum kependudukan Kota Tangerang Selatan disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Kependudukan Kota Tangerang Selatan
Kecamatan Setu Serpong Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Serpong Utara Jumlah Jumlah Penduduk (Jiwa) 64.985 137.398 288.511 195.900 183.330 307.154 126.291 1.303.569 Luas Wilayah (km2) 15.61 24.87 27.66 18.54 16.42 28.83 18.85 147.19 Kepadatan (Jiwa) 4.163 5.525 10.431 10.566 11.165 10.654 6.700 8.146

Sumber: BPS, Kota Tangerang Selatan, 2010

Kepadatan penduduk tinggi di Kota Tangerang Selatan disebabkan peningkatan jumlah dari waktu ke waktu selain peningkatan secara alami dan faktor daya tarik wilayah yang berdampak migrasi penduduk Kota DKI Jakarta. Wilayah Tangerang Selatan yang berbatasan langsung dengan provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah limpahan penduduk kota Jakarta.

43

Penggunaan Lahan Informasi penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan dihasilkan dari intepretasi citra penutupan lahan. Data diklasifikasi berdasarkan kelas penggunaan lahan kemudian diverifikasi survey lapang. Data citra diperoleh dari citra satelit Geo Eye tahun 2010, peta penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan di sajikan Gambar 8.

Gambar 8 Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang Selatan 2010 Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan terbesar untuk perumahan sebesar 9.941 Ha atau 67.54%, kebun campuran/sawah sebesar 2.794 Ha atau 18.99% dan tanah terbuka sebesar 0.89 Ha atau sebesar 5.5%. Penggunaan lahan lain dibawah 5% kawasan industri, pasir/galian serta situ/danau.

Gambaran Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah otonom pemekaran dari wilayah Kabupaten Tangerang. Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), kebijakan makro untuk wilayah Kota Tangerang Selatan masih mengacu pada wilayah induknya yaitu Kabupaten Tangerang.

44

Arahan pengembangan Kota Tangerang Selatan dalam PP No. 26 Tahun 2008, yaitu : Kota Tangerang Selatan merupakan bagian dari kawasan perkotaan pendukung bagi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) metropolitan Jabodetabek, dan termasuk dalam program tahapan pengembangan I (prioritas), yaitu Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional. Adapun arahan fungsi kotanya sebagai PKN adalah jenis pelayanan berupa jasa pemerintahan, keuangan, perdagangan dan industri dengan strategi pengembangan berupa : Mempertahankan fungsi Jabodetabek sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya dan bahkan untuk seluruh wilayah nasional, dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi Internasional. Mendorong keterpaduan penataan kota antara Kota Jakarta sebagai kota inti dan kota-kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sebagai kota satelit. Memantapkan pembagian peran dan fungsi kota Tangerang dan Bekasi sebagai pusat pengembangan kegiatan industri, perdagangan dan permukiman, serta Bogor, Depok dan selatan Jakarta sebagai pusat permukiman, pendidikan, dan kegiatan pariwisata serta kegiatan perkotaan lainnya yang terkendali. Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif tidak terkendali (Urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau dengan membatasi fisik kota inti dan kota satelit disekitarnya. Memantapkan peran dan fungsi permukiman baru skala besar seperti Bumi Serpong Damai, Karawaci, Cikarang, dan Bintaro sebagai kantong-kantong permukiman yang mendukung ekonomi Jakarta melalui pengembangan prasarana transportasi yang terpadu. Meningkatkan aksesibilitas antara kota inti Jakarta dengan kota-kota satelitnya melalui penataan pembangunan fisik dan peningkatan kapasitas pelayanan transportasi di sepanjang koridor Jakarta- Tangerang, Jakarta-Bekasi, JakartaBogor, Jakarta Depok. keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah

45

Menyiapkan rencana strategis sarana prasarana wilayah untuk keterpaduan program antar kota inti dan kota-kota satelit serta permukiman skala besar di pinggiran Jakarta.

Mengembangkan sistem transportasi massal yang sinergis dengan pusat-pusat permukiman dan pengembangan kegiatan usaha. Meningkatkan spesialisasi pelayanan jasa keuangan, teknologi sistem informasi, pendidikan, pengangkutan, dan kebudayaan. Meningkatkan kapasitas pengendalian banjir melalui pengembangan sistem drainase regional. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih) yang memenuhi standar Internasional. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang mendukung terjaganya minat investasi pasar Memantapkan aksesibilitas Metropolitan Jabotabek ke kota-kota PKN lainnya di Pulau Jawa dan wilayah nasional lainnya, melalui peningkatan kualitas sistem jaringan transporatsi darat dan udara, pemantapan outer ringroad

You might also like