You are on page 1of 8

Palu, 2 Juli 2012

HAKIKAT MENCINTAI
melupakan untuk mencintai

Syair Jalan Kehidupanku


Banyak orang yang tidak mengerti akan cinta, terutama aku sendiri. Aku tidak tahu apa itu cinta dan bagaimana sebenarnya cinta itu. Yang aku lakukan selama ini hanyalah sebuah alasan mencintai seseorang yang sama sekali tidak pernah menganggapku ada untuk mencintai dia. Tetapi justru karena itulah aku bisa mengartikan cinta itu, paling tidak aku mengartikannya untuk kehidupanku sendiri. Intisari atau dasar atau Hakikat Cinta yang aku miliki adalah MELUPAKAN UNTUK MENCINTAI . Bagaimanakah cara untuk mencintai seseorang seperti begitu? Adakah jalan yang mesti aku dapatkan agar tujuanku dapat tercapai? Tentunya semua orang yang mencintai punya keinginan besar untuk membahagiakan orang yang di cintainya, tidak perduli seberapa berat pengorbanan yang mesti dia bayar, tidak perduli seberapa sakit yang mesti di tanggung dan tidak perduli semua itu pada akhirnya berakhir dengan sia-sia. Berlinang air mata hatiku Tentang syair pelita matiku Dimana jiwa asal riwayatku Merana kecewa sesal akhiratku

Jiwaku tumbuh bersama godaaan Mengembun hilang bersama kenyataan Dimana surga tempat menanti Diakhirat kelak diakui berarti Berlinang air mata hatiku, jalan cinta yang aku lalui bahkan kehidupan ini selalu membuatku menangis dalam hati. Hati ini memang luas, mampu menyimpan seluruh dunia padahal dia hanyalah secuil daging kecil yang berdenyut sambil memompah darah keseluruh tubuh. Tetapi bagaimanapun luasnya hati, jika dia sakit maka semuanya pasti rusak. Tetapi lagi hatiku selalu saja besikeras untuk bertahan tetap bisa berusaha untuk mengapai apa yang dia inginkan saat itu, Melupakan Untuk Mencintai. Tidak ada jalan untuk mencintai dia selain dari itu, walaupun derita harus di tanggung, kecewa harus dicicipi, memandikan sakit setiap saat, dan mungkin kesia-siaan harus di terima dikala semuanya tidak menuai hasil sedikitpun.

Tentang syair pelita matiku, dialah syair yang melantunkan cahaya kematian dalam kehidupanku. Dialah madu yang sangat beracun untuk aku cicipi tetapi aku tahu madu itu manis, makanya dia tetap menjadi yang terbaik dalam kehidupan walaupun dilain sisi dia adalah racun yang menyairkan cahaya kematianku. Cinta memang buta, itulah yang aku rasakan selama mengenal dia, aku tidak perduli dengan apapun, aku tidak perduli dengan kata teman-teman kepada, yang jelas aku cinta dan aku tetap ada dalam mencintai walaupun balasan kepada cintaku sungguh menyakitkan sekali. Dimana jiwa asal riwayatku, aku hanyalah seorang yang tidak punya apa-apa sudah berani mencintai Bidadari seperti dia. Aku ini siapa? Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah orang yang di tumbuhi oleh cacat yang sama sekali jijik untuk di pandang, dan aku merasakan hal itu sama dia. Aku tidak sama dengan orang-orang yang ada dalam kehidupanku, aku begitu rendah dan tidak sederajad dengan mereka semua. Teman-temanku berada jauh diatasku, mereka semua hebat, bisa begini dan bisa begitu. Tetapi aku apa? Aku hanya bisa melihat kehidupan di balik jendela kamarku saja, semua itu karena cacat ini, semua itu karena kekuarangan ini dan semua itu karena aku tidak sama sekali tidak ada dalam kehidupan siapapun kecuali kedua orang tua dan kedua saudariku. Aku berasal dari cacat, tumbuh dengan kekurangan dan hidup dengan hinaan. Itulah yang aku rasakan selama ini, baik dalam mengenal dia maupun dalam pergaulanku dengan orang-orang yang menyebut dirinya entah sebagai teman, sahabat, kawan maupun lawan. Aku tidak di butuhkan, aku hanyalah batu kecil nan kotor di tengah jalanan yang sama sekali tidak pernah dianggap hadir dalam kehidupan teman-temanku bahkan dalam kehidupan orang yang sangat aku cintai dalam kehidupan ini. Aku hanyalah sebuah hayalan yang berusaha menjadi kenyataan tetapi selamanya tidak pernah menjadi nyata, hayalan tetaplah hayalan tidak pernah bisa menjadi nyata. Itulah aku, Mfar Abdurrahim. Merana kecewa sesal akhiratku, masa depan yang semestinya harus dapat aku jadikan kebahagiaan tetapi malah seperti ini. Semuanya seperti siksaan yang tidak pernah berakhir. Melupakan untuk mencintainya sudah membuat masa depanku saat ini hancur berantakan. Andai aku tidak pernah bertemu dengan dia pasti semua ini tidak pernah terjadi tetapi disisi lain aku sama sekali tidak menyesali akan semua ini, yang terjadi biarlah terjadi karena semuanya sudah menjadi jalan takdirku. Yang aku sesali adalah kepergiannya dariku, sungguh itu adalah keputusan yang sangat menyakitkan sekali, terlebih dia mengatakan kalau aku benar-benar mencintai dia, aku harus melupakannya. Itu semua yang membuatku menjadi begini, berubah menjadi manusia yang sama sekali tidak seperti dulu, masa depanku bisa dikatakan hampir hancur karena semua pengorbanan ini. Apakah dia mengetahuinya? Jiwaku tumbuh bersama godaan, aku hanyalah manusia biasa yang setiap saat bisa berubah seiring berjalannya waktu. Pengorbanan ini memang sugguh berat untuk aku jalani. Kadang ada yang mengetuk pintu hati, menyalamiku dengan sebuah cinta. Dengan sedikit bimbang akupun tergoda dan memandangnya dari dalam hatiku. Siapakah dia? Apakah dia yang selama ini pergi telah kembali? Ah, ternyata tidak! Melainkah orang lain yang berusaha mengetuk pintu hatiku dan ingin mengisi singgasana yang telah lama kosong. Setiap kali aku menemui hal yang seperti itu, aku berfikir dalam hati, bisakah aku jatuh cinta

lagi kepada seseorang selain orang yang selama ini aku cintai? Aku harus bisa mencintai dia seperti apa yang dia inginkan dariku yaitu melupakan dia. Mengembun hilang bersama kenyataan, walau bagaiamanapun kencangnya godaan yang aku rasakan tetapi semua itu sia-sia belaka. Hatiku sudah tertutup rapat untuk Bidadari lain karena kunci hatiku ada sama orang yang selama ini aku cintai. Terselip dalam kata-katanya saat dia pergi dariku, dia memegang kunci hatiku dalam kata-katanya, sebuah janji yang selama ini aku pegang erat dalam hati dan aku simpan dengan rapi dalam ingatanku. Hal itulah yang membuat semua orang yang pernah berusaha untuk mengetuk pintu hatiku pergi dengan kecewa padaku, aku tidak perduli dengan mereka karena mereka hanyalah sebuah godaan yang mesti aku hindari. Sekalipun Bidadari tersebut 1000% mirip dengan Bidadari yang aku cintai tetapi mereka berdua orang yang berbeda, tetap saja dia tidak bisa membuka hati ini karena sekalipun dia mirip 1000%, satu yang tidak dia miliki yaitu kunci untuk membuka hatiku karena kuncinya berada di tangan orang yang selama ini aku tunggu dalam usahaku untuk mencintainya dengan cara melupakan dia. Dimana surga tempat menanti, aku akui masa depanku saat ini yang telah menjadi alur kehidupan yang mesti aku jalani sudah hancur berantakan. Walaupun begitu adanya, tetapi satu hal yang mesti aku percayai yaitu adanya surga untuk kebahagiaan, walaupun aku duluan yang pergi atau di kehidupan yang baru nanti aku belum di takdirkan hidup sesurga dengan dia, aku pasti memohon kepada Tuhan untuk di takdirkan sesurga dengan dia. Jika permohonan itu belum di terima, aku berusaha memohon dua kali, namun bia belum diterima maka aku lebih berusaha lagi untuk memohon tiga kali, jika belum di terima lagi maka aku berusaha lebih keras lagi untuk memohon empat kali, sepuluh kali, seratus kali, seribu kali sampai seterusnya; sampai aku dapat meraih Tangan Allah Azza Wa Jalla dan mengambil izin-Nya untuk hidup bersamanya di surga yang sama. Diakhirat kelak diakui berarti, sekalipun selama hidup didunia ini aku selalu menjadi orang yang hidup dalam kekuarangan dan cacat yang tumbuh dalam diriku. Aku yakin, dengan usaha keras di kehidupan yang abadi kelak semua kerendahan hidup di dunia di balas dengan kemuliaan hidup di akhirat. Hal ini juga aku percayai dalam kehidupan yang akan datang (belum diakhirat), jika hidup ini sudah bercerai dengan nyawa, semua alur kehidupanku akan di belajari oleh orang banyak, kehidupanku di ceritakan oleh seorang Ibu kepada anakya. Paling tidak itu hanya ada dalam sebuah lingkarang yang sangat kecil sekali maka keinginanku sudah tergenapi.

Jalan Cintaku
Semua orang punya jalan masing-masing, aku pun punya jalan sendiri, baik itu jalan menuju cita-citaku maupun jalan menuju cintaku. Yang pasti dan yang jelas, jalan yang aku lalui sunggu susah dan punya banyak hal tidak menyenangkan untuk dirasakan. Pertanyaan, mengapa aku tidak memilih untuk berajalan dijalan yang lain? semua itu dikarenakan jalan ini adalah jalan yang aku buat sendiri, aku tidak mau meninggalkannya, sudah terlalu lama

aku hidup dalam jalan ini, mau tidak mau, ini adalah harga mati, aku harus menyelesaikan jalan ini sampai batas kemampuanku, sampai pada akhirnya aku sudah tidak mampu dan berakhir di jalanku sendiri. Aku tidak pernah berkeinginan untuk berakhir dijalan yang lain, entah itu akhir yang bahagia ataupun akhir yang penuh dengan kesia-siaan. Sama halnya, aku adalah seorang Muslim, walaupun aku akui aku bukanlah Muslim yang taat kepada ajaran agamaku. Dan ada seorang non Muslim, katakanlah itu seorang Kristen. Dia berkata kepadaku, mengapa aku masih tetap ada di jalan seorang Muslim padahal ada jalan yang lebih mudah yaitu Jalan Kristen, cukup percaya Yesus sebagai Anak Allah dan Mati untuk menebus dosa seluruh manusia maka selamat. Daripada di jalan orangorang Muslim yang masih menjadi tanda tanya apakah dia selamat atau tidak. Maka dengan serta merta aku berkata kepadanya kalau semua ini adalah memang jalan hidupku, aku terlahir dan mengawali/memulai jalan ini dengan sebuah adzan di telinga kananku yang dimulai dengan memuji kebesaran Allah Azza Wa Jalla sebanyak 4x, syahadat pertama mengesakan Allah Azza Wa Jalla sebanyak 2x, mengakui Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam sebanyak 2x, menyuruhku shalat sebanyak 2x, menyuruhku untuk meraih kemenangan sebanyak 2x, kemudian kembali memuji kebesaran Allah Azza Wa Jallan sebanyak 2x dan terakhir kembali mengesakan Allah Azza Wa Jalla sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah sebanyak 1x. Kemudian di telinga kiriku dimulai dengan sebuah iqamat yang dimulai dengan memuji kebesaran Allah Azza Wa Jalla sebanyak 2x, syahadat pertama sebanyak 1x, syahadat kedua sebanyak 1x, menyusuhku shalat sebanyak 1x, menyuruhku untuk meraih kemanangan sebanyak 1x, menyuruhku untuk mulai bangun untuk berjalan dalam Islam sebanyak 2x, kemudian kembali memuji kebesaran Allah Azza Wa Jalla sebanyak 2x dan yang terakhir sebagai kesempurnaan keIslamanku adalah meniadakah semua hal dialam semesta ini selain Allah Azza Wa Jalla sebagai Dzat yang patut disembah sebanyak 1x. Maka dengan itu aku memulai semuanya, berjalan dalam sebuah jalan aku percayai di ujung jalan ini ada sebuah cahaya yang menyimpan indahnya syurga. Jika dengan begitu sempurnanya aku memulai jalan Keislamanku, bagaimana mungkin aku berpindah untuk meninggalkan jalan ini? sungguh aku tidak bisa meninggalkan jalan ini karena dimulai dengan kesempurnaan maka jalanku menjadi kuat walaupun harus ada kesulitan-kesulitan yang begitu berat yang mesti di lalui, hatiku tidak goyah untuk bejalan di jalan yang lain. Aku ingin berakhir di jalan ini, jalan yang aku buat sendiri, jalan yang dengan susah payah aku bangun dengan kesusahaan, kepayahan, air mata, kecewa dan lain sebagianya. Aku hanya ingin dia mau TAHU kalau aku sangat mencintai dia dan aku hanya ingin dia mau MENGERTI kalau semua pengorbanan ini sebagai ketulusan cintaku kepadanya. Caraku mencintai dia adalah dengan berkorban Perasaan dan Waktu walau aku tahu, aku sangat terluka melakukannya. Dan caraku memanjakan dia adalah dengan mengorbankan cita dan cintaku walau aku tahu, semua itu membuatku menangis. Kebahagiaannya adalah senyumku walaupun sebenarnya aku menagis dan tak rela melihat dia bahagia dengan orang lain. Tetapi aku selalu mencoba dan selalu berusaha keras untuk mencoba agar bisa menerima semua kenyataan pahit tersebut, walau aku tahu dan mengerti serta dengan sedar-sadarnya, aku tidak pernah bisa menerimanya. Tetapi inilah CINTA yang

paling TULUS dariku untuk dia, seorang Bidadari yang aku temui di taman sekolah SMP Negeri 3 Dolo Bulubete, 11 Juli 2005 (7 tahun yang lalu).

Sebagai Manusia biasa


Sekuat apapun aku bertahan berjalan seperti ini tetap saja aku hanyalah manusia biasa yang punya batas kemampuan melakukan semua yang dia inginkan. Memang melakukan semua ini (Melupakan Untuk Mencintai) merupakan sebuah pekerjaan yang paling sulit untuk aku lakukan, kesulitannya lebih rumit daripada harus menulis tugas akhir disebuat perguruan tinggi. Itulah yang aku rasakan tetapi sekalipun aku selalu jatuh, aku masih tetap berdiri dan melanjutkan apa yang sudah menjadi ketetapan dalam hatiku ini. Sadar ataupun tidak, aku sudah banyak menyia-nyiakan waktuku untuk melakukan semua ini. Disini aku sudah bersusah payah dan mati-matian melakukan apa yang dia minta selama kurang lebih 4 tahun setelah kepergiannya namun disana dia sedikitpun tidak pernah terlintas dalam fikirannya untuk memikirkan aku. Aku tahu semua ini salah dan hanya mendatangkan kerugian besar untukku tetapi karena cinta sudah membutakanku aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Aku pun sebenarnya sudah tidak tahan dengan semua keinginanku sendiri tetapi semua ini berjalan begitu saja. Biarlah aku disini sendiri asalkan dia disana bahagia, biarlah aku sendiri disini menunggu dalam penantian yang sangat mustahil menjadi nyata disaat disana dia sudah menjadi milik orang lain. Biarlah aku disini sendiri menahan rasa sakit disaat disana dia ditumbuhi oleh cinta dan kasih sayang dari orang lain. Aku selalu berfikir apakah aku pantas mengatakan diriku mencintai dia kalau satu permintaannya tidak bisa aku penuhi? Aku harus bisa melupakan dia agar cintaku kekal dalam kelupaan itu, tidak perduli sekalipun setelah itu aku berakhir dengan tanda tanya, mungkin dengan kebahagiaan ataukah dengan kesenggaraan. Aku rela menanggung semua kerinduan ini, sekalipun aku tidak berhak merindukan dia. Tetapi sekali lagi aku hanyalah seorang anak manusia biasa yang tidak dapat mengelak dari rasa rindu dari orang yang sangat aku cintai, khususnya dalam tulisanku ini adalah dia. Biarlah semua ketidak sukaannya padaku aku tanggung, semua kecewanya padaku aku tanggung, semua hal yang tidak baik darinya untukku aku tanggung. Aku ikhlas LILLAHI TAALA insya Allah aku bisa menerima semuanya walaupun secara bertahapa. Selama ini saat bertemu dengan dia walaupun hanya sesekali dan secara singkat, aku tidak tahu harus bersikap seperti apa, apa ekspresi yang mesti aku keluarkan. Apakah aku bahagia, marah, kecewa, senang atau yang lainnya, aku tidak tahu. Kalau dibilang bahagia aku iakan karena akhirnya kerinduan ini sudah terbalaskan setelah melihatnya lagi walaupun seperti angin berlalu saja tetapi kalau sudah bertatapan, rindu sudah terbalaskan. Dibilang marah pun ia, karena dialah orang yang selama ini membuatku seperti begini, aku hanyalah manusia biasa yang seenaknya dia meminta diluar batasku tetapi demi kecintaanku padanya dan demi membuktikan ketulusan perasaanku padanya, semua hal ini aku lakukan untuk dia.

Rasa kecewa atau pun senang aku kesampingkan untuk membuktikan kepadanya kalau aku bisa sekalipun hal itu di luar batasku. Kalaupun selama ini dia belum bisa menerimaku sebagai orang yang mencintainya, biarlah! Itu adalah haknya. Yang jelas dan yang pasti aku sudah berusaha keras untuk melupakan dia seperti apa yang dia inginkan dariku, aku sudah berusaha keras menjauh dari kehidupannya seperti apa yang dia inginkan dariku. Semua telah aku lakukan sekalipun saat ini aku sama sekali belum bisa melupakan dia dari kehidupanku walaupun hanya sedikit. Akibatnya tambah hancurlah semua apa yang aku jalani semua ini, aku sama sekali tidak menyesal, karena inilah jalan cinta yang aku jalani seperti apa sudah aku bilang sebelumnya tadi. Sebagai manusia biasa aku melakukan sesuatu dibatasku untuk mencintai seseorang tetapi satu hal yang sama sekali tidak bisa terjadi padaku. Aku tidak bisa mencintai orang lain selain dia, walaupun ada yang mengetuk pintu hatiku, aku tidak bisa membukanya. Aku katakan sekali lagi kalau aku juga adalah manusia biasa yang punya perasaan sensitif merasakan aura kecantikan dari lawan jenisku tetapi hatiku selalu menentang semua ini. Jangan! Aku masih tetap ingin mencintai perempuan yang pertama kali memperkenalkanku dengan perasaan ini, katanya. Sebagai manusia biasa aku tidak luput dari keluhan atas kesusahan jalan yang aku lalui untuk mencintai seseorang yang telah aku pilih. Aku pun tidak luput dari kelelahan, ingin rasanya beristirahat, tidur yang panjang tanpa harus merasakan apapun dalam kehidupan dunia yang sungguh sulit ini. Aku belum waktunya aku untuk tidur, masih ada banyak hal yang mesti aku buktikan kepadanya jika semua ini demi dia, seseorang yang terbaik dalam hati walaupun membawa bencana yang begitu besar. Walaupun begitu perasaan ini sama sekali tidak tergoyahkan untuk tetap mencintai dia dan berusah Melupakan untuk Mencintai dia, inilah pengertian Hakikat Mencinta yang aku jalani.

Keinginan Suci
Setiap orang pasti mempunyai keinginan suci terhadap orang yang dia cintai dalam kehidupan ini. Sebuah keinginan yang berlabuh pada sebuah janji komitmen hidup dalam berkeluarga. Siapapun itu pasti menginginkan hal yang seperti itu, aku pun mempunyainya, sekalipun itu adalah sebuah keinginan yang sangat mustahil untuk di jadikan kenyataan tetapi jika percaya apapun pasti pula terjadi, Insya Allah. Gadis itu adalah sebuah kesucian yang mesti di jaga dan ketika seorang gadis telah melepas kegadisannya kepada seorang yang telah halal baginya maka seluruh kehormatannya ada pada suaminya dan seluruh kehormatan suami ada pula dalam pada istri. Tetapi dalam pacaran semuanya masih merupakan suatu hal yang terlarang, terlarang melakukan hal ini dan itu tetapi keinginan ada untuk melakukannya walaupun berwarnakan rasa takut dan lain sebagainya. Akan tetapi dua orang kekasih yang bertaqwa kepada Allah Azza Wa Jalla Insya Allah tidak terjebak dalam lubang yang Setan buat tersebut.

Cinta itu begitu suci kepada walaupun pada dasarnya jika dilihat dalam pandangan agama adalah aku sama sekali tidak boleh selalu memikirkan dia karena dia belumlah atau tidak muhrimku. Aku tidak banyak untuk mengatakan hal ini karena aku juga mendapatkan banyak peperangan dalam bathin ketika membahasnya, yang jelas aku ingin dialah gadis yang suatu saat nanti mengikat sebuah janji di hadapan Allah dalam sebuah ikatan yang sangat erat sekali. Pernikahan yang dianggap oleh remaja di zaman sekarang ini hanyalah sebatas hubungan intim saja, paling tidak itu ada dalam lingkungan kehidupanku karena banyak orang yang aku dapatkan berkomentar seperti itu. Tetapi nikah bukan hanya sekedar hubungan intim saja tetapi juga merupakan sebuah ibadah kepada Tuhan, dikatakan dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad Shalallu Alaihi Wasalam bahwasannya pekerjaan yang paling sia-sia adalah bercanda yang tidak menghasilkan apapun tetapi bercandanya dua orang suami-istri merupakah sebuah Ibadah kepada Allah Azza Wa Jalla. Kira-kira begitulah sekenanya apa yang aku ingat dari sabda Beliau. Aku ingin kamu menjadi yang halal untuk aku cintai dan aku pun menjadi halal pula untuk kamu cintai. Aku ingin kamu menjadi penyempurna sebagian agamaku di Sisi Allah dan aku pun menjadi penyempurna sebagian agamamu di Sisi Allah . Izinkan aku menggenggam tanganmu Biarkan aku membawamu kesurga Kan ku perlihatkan kerajaan megah Ku jadikan engaku ratu disana

Dan bila saatnya telah tiba Ku bawakan padamu bulan bercampur madu manis Cicipilah! Dan izinkan aku ikut mencicipinya Berdua kita tiduri sang waktu

Biarkan aku tanggalkan sucimu dan suciku Letakkan mahkota indahmu disamping imanku Hatimu dan tubuhku serta namamu dalam hasratku Biarkan aku menjadi kamu dan kamu menjadi aku

Ketahuilah hai jiwa yang pergi tuk kembali! Engkau selimut tuk tubuhku Aku pun jua selimut untuk nyawamu Karena aku bersinar dan kau cahayanya ( Mfar 28 November 2009 : Mencumbui Cinta) Jika semuanya tidaklah hanya sebatas hayalan belakan, aku pasti selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk orang yang aku cintai tersebut. Seseorang pasti merasa semangat hidupnya ada ketika orang-orang yang sangat berarti ada di dekatnya, terlebih lagi orang tersebut adalah seorang yang sangat di cintainya karena sebuah perasaan suci. Perasaan yang bukan hanya sekedar di katakan dalam lisan maupun dalam tulisan tetapi di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta di bagikan kepada orang yang di cintai tersebut. Saling berbagi berarti saling mencintai dan orang yang saling mencintai seharusnya saling mencintai karena Satu Yang Tidak Ada Duanya yaitu Allah Azza Wa Jalla. Di katakan dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam bersanda bahwasannya jika dua orang yang saling mencintai karena Allah maka siapa diantara keduanya yang paling mencintai Allah maka dialah yang paling mencintai pula kekasihnya itu, kira-kira begitulah sekenanya.

Penutup

Cahayamu, cahaya yang suci lagi mulia. Sucinya cahayamu sesuci para Bidadari yang ada dalam surga dan mulianya cahayamu semulia para Malaikat yang mendiami tiaptiap lapis langit. Maaf seribu maaf jika artikel ini merugikan perasaan orang yang mempunyai komitmen dengan tokoh yang aku singgung disini. Dan untuk kamu (Cahayamu) terucap dalam keikhlasanku meminta maaf jika semua ini mengganggu hidupmu. Salam

. -

You might also like