You are on page 1of 13

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA

Oleh : ALBASIT BHEKTI FIRMANSYAH OFF : C NIM : 100141404744

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

A. Identifikasi masalah

Limbah rumah tinggi adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industry rumah tangga dan kotoran manusia atau hewan. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam limbah rumah tangga tersebut terdapat bahan kimia yang sulit dihilangkan dan berbahaya. Bahkan bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab berbagai penyakit. Sekitar tujuh puluh persen limbah cair yang dibuang ke sungai-sungai di Indonesia berasal dari limbah rumah tangga. Baru sekitar satu persen wilayah di Indonesia yang memiliki instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) terpadu untuk limbah rumah tangga. Sisanya, hingga saat ini, masih membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai. Hal itu terungkap dalam Seminar Nasional Teknik Kimia "Green Technology for Better life", di Gedung Sasana Krida Universitas Jenderal Ahmad Yani (Un-jani) Cimahi, Rabu (2/6). Hadir sebagai salah seorang pembicara kunci adalah Kepala Bidang Aneka Industri Kementerian lingkungan Hidup (KLH) Wirjono Koesmoedjihar-jo. Dia mengatakan, selama ini, industri selalu dituduh sebagai penghasil limbah cair terbesar. Padahal, justru limbah dari rumah tanggalah yang paling banyak dibuang ke sungai. Perbandingannya mencapai 30:70. Menurut Wirjono, produksi limbah rumah tangga berbanding lurus dengan konsumsi air setiap rumah tangga dalam sehari. Semakin banyak air yang digunakan oleh sebuah rumah tangga, maka semakin besar pula limbah rumah tangga yang dihasilkannya. Masalahnya sekarang, IPAL terpadu untuk limbah domestik belum populer di Indonesia. Padahal, IPAL ini penting untuk mengelola limbah terlebih dahulu sesuai dengan baku mutu yang ditentukan, baru kemudian disalurkan ke sungai. Wirjono memperkirakan, di Indonesia baru satu persen wilayah yang membuang limbah domestiknya ke IPAL terpadu, sebelum membuangnya ke sungai. Sebagian masyarakat tidak membuat IPAL terpadu karena kesulitan keuangan, sedangkan sisanya hanya karena terkungkung pola hidup tidak sehat. Saat ini, masih ada rumah mewah yang tidak memiliki sep-tic tank dan pemiliknya memilih untuk langsung membuang limbah domestiknya ke sungai.

Pendidikan orang dewasa di perlukan dalam menanggulangi berbagai masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga. Masyarakat yang menjadi produsen limbah harus diarahkan atau dibimbing untuk memanfaatkan limbah yang mereka buat agar mempunyai nilai lebih yang berguna untuk diri mereka sendiri.

B. Fokus Kegiatan
Kegiatan difokuskan pada perubahan pandangan masyarakat mengenai bahaya limbah rumah tangga dan pengolahan limbah rumah tangga. Perubahan Paradigma Sampah

Selama ini program-program pengelolaan sampah lebih terfokus pada bagaimana mengolah sampah. Tidak ada yang salah, tetapi program tersebut melupakan pada hal penting lainya. Hal penting tersebut adalah mengenai orang yang menghasilkan sampah tersebut karena apabila masalah mengenai orangnya tersebut terselesaikan, maka masalahmasalah mengenai sampah tersebut juga bisa diselesaikan. Masyarakat memiliki karakter dan prilaku yang buruk tentang sampah. Masyarakat kita terkenal dengan sikapnya yang sering buang sampah sembarangan. Karakter ini tidak mengenal status ataupun tingkat pendidikan.

Pengolahan Limbah rumah tangga

Konsep 3R : reuse, reduce, dan recycle adalah cara yang diterapkan untuk pengolahan sampah. Ada beberapa teknologi yang digunakan dalam mengolah sampah:

Pembuatan pupuk teknologi yang paling sederhana adalah mengolah sampah organic menjadi kompos dan pupuk organic. Teknologi ini mudah dilaksanakan baik ditingkat kecil maupun besar. Cara pengolahanya adalah sebagai berikut :

Pertama, siapkan 2 jenis tempat sampah, yakni tempat sampah organik (penampung limbah sayur, buah, sisa makanan, jeroan ikan dan kulit udang) dan tempat sampah nonorganik (penampung limbah kertas, tetrapak, amplop surat, bungkus roti, plastik).

Kedua, pilih limbah dari tempat sampah organik. Cincang kecil limbah tersebut dengan ukuran 1-2 cm. Sore hari masukan limbah tersebut ke lahan kosong/lubang tanah ukuran 1 x 2 m hingga lubang penuh terisi limbah. Limbah rumah tangga biasanya bersifat basah sehingga sangat berbau. Untuk mengurangi tingkat kebasahannya diberikan satu gaenggam taburan serutan kayu ataupun "deodorant sampuk" (seperti serbuk arang yang kompsosisinya hanya berupa karbon). Yang terpenting adonan kompos itu lembab, Ketika digenggam dan diperas airnya tidak menetes, namun setelah genggaman dibuka tangan kita akan basah. Jadi tidak dalam keadaan benar-benar kering.

Ketiga, kemudian taburkan 1 sendok bakteri yang berbentuk bubuk ke dalam tumpukan limbah rumah tangga tersebut. Tutup lubang tanah tersebut baik dengan plasitk/karung atau penutup lainnya, asalkan masih terdapat sedikit celah udara. Adukan bahan kompos tersebut setiap hari. alhasil pupuk kompos akan matang dalam waktu 7-10 hari. Pemanfaatan untuk bahan bakar.

Sampah-sampah organic khususnya yang banyak mengandung kayu, bisa diolah menjadi arang untuk bahan bkar. Sampah organic juga bisa digunakan untuk bahan baku

penghasil biogas terutama untuk sampah-sampah dari bahan basah. Sampah-sampah dari limbah rumah tangga atau kotoran ternak cukup mudah untuk dibuat biogas. Cara pembuatanya adalah sebagai berikut : Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan.

Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon. Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut: a) Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan

perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester b) Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian

pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh. c) Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi

rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi. d) Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang

terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala. e) Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada

kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal

C. Tujuan Pemanfaatan Limbah rumah tangga - Penghematan sumber daya alam - Penghematan energy - Penhematan lahan TPA - Menciptakan linkungan bersih, sehat dan nyaman. - Menghindari penumpukan sampah - Mencegah berbagai penyakit yang diakibatkan oleh sampah - Memanfaatkan sampah memiliki nilai ekonomis - Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya sampah D. Rancangan Design
1. Perencanaan Kegiatan 1.1 Penggalian Gagasan Penggalian gagasan mencakup seluruh kebutuhan yang mendukung proses kegiatan belajar, penggalian gagasan ini melibatkan warga belajar dan fasilitator. Gagasan yang dimaksud dalam hal ini mengenai : a) Jadwal kegiatan Jadwal kegiatan didiskusikan antara warga belajar dengan fasilitator. Jadwal kegiatan disesuaikan dengan kesanggupan warga belajar dalam menghadiri setiap pertemuan kegiatan belajar. b) Kebutuhan belajar Warga belajar menyampaikan gagasan-gagasanya mengenai bahan belajar yang ingin mereka terima. c) Penentuan sumber Penentuan sumber dalam hal ini mengenai sumber :

Pembiayaan kegiatan Penceramah atau pembimbing

Fasilitas yang digunakan Sarana dan prasarana kegiatan

Penentuan sumber ini mengacu pada kebutuhan belajar warga belajar yang sudah diidentifikasi. 1.2 Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan dalam program pemanfaatan limbah rumah tangga ini adalah seluruh warga masyarakat. Selain itu sasaran juga ditujukan mengenai perubahan prilaku warga belajar setelah menyelesaikan kegiatan pendidikan. Sasaran pendidikan ini disesuaikan dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi warga belajar bersam fasilitator. 1.3 Antisipasi Kemungkinan Hambatan Perlu diadakan langkah-langkah untuk menantisipasi kemungkinan hambatan yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Hambatan ini dapat berupa : Tempat kegiatan pembelajaran kurang memadai Kurangnya peralatan untuk mendukung kegiatan pembelajaran Cuaca yang kurang mendukung Pembimbing berhalangan hadir Dll

Hambatan yang terjadi disusun menurut urutan kegawatanya kemudian di tentukan priorias penanggulanganya dan kemudian baru mencari cara untuk menanggulai hambatan tersebut 2. Pelaksanaan kegiatan 2.1 Penyuluhan program-program belajar yang akan disampaikan Masyarakat akan diberikan pandangan mengenai program-program belajar yang akan mereka terima selama kegiatan pembelajaran. Program-program belajar yang disampaikan tersbut mengenai materi, tutor, jadwal dan tempat yang akan digunakan untuk membantu proses belajar. 2.2 Penataan Ruangan Belajar

Fasilitator menata tempat duduk warga belajar dengan mempertimbangkan hal sebagai berikut : Warga belajar dapat melihat pembimbing dengan jelas Warga belajar dapat melihat warga belajar lainya dengan jelas, agar tatap muka terjadi pada waktu kegiatan diskusi Warga belajar dapat meninggalkan tempat duduknya dengan mudah Warga belajar dapat melihat alat peraga dengan jelas Warga belajar tidak menghadap sumber cahaya yang menyilaukan Pembimbing dapat bergerak bebas dalam menggunakan alat peraga

2.3 Pemberian Materi a. Isi materi Isi materi yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan warga belajar yang telah didiskusikan sebelumnya antara warga belajar dengan fasilitator. b. Tugas pembimbing Penyebar Pengetahuan

Pembimbing menyediakan sebanyak dan seluas mungkin bahan yang membahas masalah dari segala segi. Pembimbing memberi penjelasan sesuai dengan daya tangkap warga belajar. Metode penyampaianya dapat bevariasi. Pelatih Keterampilan

Sebagai pelatih keterampilan, pembimbing menjelaskan lalu memberi contoh, kemudian memberi kesempatan pada warga belajar untuk mengerjakanya. Perancang pengalaman belajar kreatif

Pembimbing membatasi peranya sesedikit mungkin dan member anjuran serta semangat kepada warga belajar untuk belajar secara aktif dan kreatif. Campur tangan pembimbing hanya pada saat warga belajar sungguh-sungguh perlu, dan dirasakan akan membantu kelancaran proses belajar. c. Metode pembelajaran Ada beberapa metode yang digunakan dalam penyampaian materi, yaitu : Ceramah dan Alat Peraga

Pembimbing menggunakan metode ini untuk penyampaian materi yang bersifat luas. Pembimbing diupayakan tidak menyampaikan materi dengan lisan secara terus menerus karena dapat menyebabkan warga belajar menjadi bosan dan materi yang disampaikan tidak terlalu bisa ditangkap oleh warga belajar. Untuk itu pembimbing dianjurkan member kesempatam warga belajar untk bertanya pada waktu tertentu agar warga belajar tidak mengantuk dan diperoleh umpan balik mengenai kejelasan isi ceramah. Akan lebih baik jika pembimbing menggunakan alat-alat peraga yang telah disediakan seefektif mungkin sambil memberikan penjelasanya agar hadirin dapat melihat apa-apa yang diterangkan secara lisan. Ada beberapa alat peraga yang dapat dipergunakan yaitu papan tulis beserta kapur/spidol. Diskusi Berdiskusi merupakan kegiatan alamiah manusia. Suatu kegiatan yang menarik kretif dan mengasyikan. Dalam suatu diskusi, warga belajar berpikir bersama dan mengungkapkan pikiranya, sehingga menimbulkan pengertian pada diri sendiri pada pandangan mengenai masalah diskusi. Bentuk-bentuk diskusi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Diskusi panel Seorang pemimpin bertindak sebagai moderator yang mengatur jalanya diskusi antara beberapa panelis disertai dengan Tanya jawab dapat pula berlangsung dengan para warga belajar. Buzz Groups Warga belajar memecahkan suatu masalah dengan bertukar pikiran dengan mengikutsertakan semua pihak yang bersangkutan. Warga belajar dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 8 orang. Mereka duduk dalam lingkaran masing-masing dan berdiskusi dalam waktu yang telah ditentukan. Dari diskusi tersebut diambil kesimpulan akhir yang merupakan hasil dari pemikiran kelompok-kelompok tadi.

Praktek lapangan Warga belajar dipandu oleh pembimbing mempraktekan pengetahuanya mengenai

pengolahan limbah rumah tangga. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pembimbing menyiapkan bahan-bahan untuk praktek Pembimbing menjelaskan cara pengolahan limbah rumah tangga Warga belajar mempraktekan cara pengolahan limbah rumah tangga Pembimbing membantu warga belajar yang mengalami kesulitan

2.4 Pemberian Motivasi Setelah pemberian materi, pembimbing memberikan motivasi belajar pada warga belajar dengan menggunakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut : Memuji lebih baik daripada mencela Memenuhi kebutuhan psikologis Motivasi intrinstik lebih efektif daripada motivasi ekstrinsik Keserasian antara motivasi Mampu menjelaskan tujuan pembelajaran Menumbuhkan perilaku yang lebih baik Mampu mempengaruhi lingkungan Bisa diaplikasikan dalam wujud yang nyata

2.5 Evaluasi Dalam pendidikan orang dewasa metode evaluasinya harus mencerminkan kehendak bebas yang sama seperti proses belajarnya sendiri. Dengan lain kata, metode evaluasinya harus datang dari orang yang belajar, bukan dipaksakan dari luar. Dengan kata lain warga belajar harus pula belajar menilai sendiri sukses dan kegagalanya. Dalam evaluasi ini metode evaluasinya harus datang dari warga belajar itu sendiri. Warga belajar merenungkan dan menilai sendiri : Sejauh mana pengetahuan dan informasi yang telah didapat Sejauh mana keberhasilanya menerapkan konsep-konsep baru Sejauh mana keterampilan yang digunakan bermanfaat

Sejauh mana ia mampu mengolah pengalamanya Sejauh mana sikap yang telah berubah Sejauh mana metode pendidikan berhasil Sejauh mana peran pembimbing dalam membantu proses belajarnya.

Evaluasi dilakukan tiap kali pertemuan dengan membagi formulir pertanyaan. Bentuk formulir tersebut seperti berikut :

EVALUASI HARIAN Tanggal.

Harap Anda mengisi sejujurnya. Pernyataan Anda akan membantu meningkatkan mutu pertemuan-pertemuan kita pada hari-hari mendatang.

1. Apa-apa saja yang bermanfaat bagi anda hari ini? ......................... 2. Apa-apa saja yang tidak berguna bagi Anda hari ini? 3. Adakah saran-saran Anda untuk perbaikan? .. 4. Pada umumnya, hari ini dinilai oleh Anda sebagai : Kurang/sedang/baik/baik sekali* (*coret yang tak perlu atau lingkari pilihan Anda) 5. bagaiman penilaian Anda tentang pembimbing-pembimbing hari ini? Tak perlu Anda menulis nama atau tanda tangan Anda

E. Fokus Kegiatan dalam Pola Kehidupan


1. Pembimbingan

Kegiatan yang telah dilakukan diharapkan mampu menciptakan para pemimpin masyarakat yang mampu membimbing masyarakat lainya dalam pengolahan limbah rumah tangga.

2. Perubahan gaya hidup

Setelah kegiatan ini masyarakat diharapkan mampu merubah gaya hidupnya menjadi lebih baik. Masyarakat diharapkan mampu menerapkan gaya hidup sehat dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang pengolahan limbah rumah tangga.

3. Perbaikan ekonomi

Kegiatan dilakukan untuk memperbaiki tingkat ekonomi masyarakat sekitar. Hasilhasil olahan limbah rumah tangga yang masyarakat buat sendiri diharapkan dapat memiliki nilai jual yang berguna untuk peningkatan taraf kehidupan mereka.

F. Efek Kegiatan
Kegiatan ini akan memeberikan efek terhadap pola prilaku masyarakat tentang penangan sampah. Kegiatan ini akan menumbuhkan rasa cinta lingkungan kepada masyarakat sehingga lingkungan di sekitar masyarakat akan lebih asri. Kegiatan ini juga dapat mempererat keharmonisan social masyarakat. Jalinan komunikasi antar individu akan lebih baik yang diakibatkan dari seringnya masyarakat bertemu dan berdiskusi.

G. Penilaian dan Pengukuran Hasil Kegiatan

Kegiatan yang telah dilakukan dinilai dan diukur tingkat keberhasilanya. Penilaian dan pengukuran didasarkan pada bukti-bukti selama kegiatan berlangsung. Standard keberhasilan program adalah apabila 90% dari masyarakat mampu untuk memanfaatkan limbah rumah tangga mereka. Pengelola akan mengumpulkan bebagai bahan yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan, bahan pertimbangan tersebut antara lain : keterampilan yang diperoleh oleh warga belajar hasil evaluasi harian pengakuan dari para pembimbing minat warga belajar terhadap proses kegiatan perubahan prilaku dari warga belajar

You might also like