Professional Documents
Culture Documents
PHB I & II
How to
Penyusunan Tes
Anggota
Heri Syaifudin
Mudrik Affan Iryana Rendra Yanuar Darvinda
dst
Pedoman
Al Ahzab : 21 teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kata Dasar
Pengertian Tes
Tujuan Tes
Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini
test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu
Valid
Apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara shahih atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Reliabel
Apabila hasil-hasil pengukuran yang digunakan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap obyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama.
Menyusun ...
Obyektif
Ditinjau dari isi atau materi tesnya, tes bersumber dari materi pelajaran yang telah diberikan sesuai kompetensinya. Ditinjau dari segi nilai hasil tesnya, maka pemberian skor dan penentuan nilainya terhindar dari unsur-unsur subyektivitas.
Praktis
Mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar dilakukan dengan mudah, karena ada dua alasan: 1. Bersifat sederhana 2. Lengkap
Macam-macam Tes :
Tes Subyektif
Tes subyektif (subjective test)/tes uraian adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik seperti berikut ini: 1.Berbentuk perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang, 2.Menuntut kepada siswa untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya, 3.Jumlah butir soalnya umumnya terbatas, 4.Diawali dengan kata-kata: "Jelaskan...", "Terangkan..." , "Uraikan...", "Mengapa...", "Bagaimana..." dstnya.
Tes uraian digunakan sebagai salah satu alat pengukur hasil belajar, digunakan apabila pembuat soal (guru) ingin mengetahui daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sudah dijelaskan sebelumnya, dan mengetahui kemampuan siswa dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya.
1.Dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. 2.Mencegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi dikalangan siswa. 3.Penyusun soal dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan siswa dalam memahami materi. 4.Siswa akan terdorong dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasanya sendiri.
1.Kurang dapat mencakup dan mewakili isi dan luasnya materi yang telah diberikan kepada siswa. 2.Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit. 3.Dalam pemberian skor hasil tes uraian, penyusun lebih cenderung bersifat subyektif. 4.Pekerjaan koreksi tidak mudah diserahkan kepada orang lain. 5.Daya ketepatan mengukur (validitas) dan daya reliabilitas umumnya rendah sehingga kurang dapat dijadikan sebagai alat pengukur hasil.
1.Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian, harus dapat diusahakan agar butir-butir soal tersebut dapat mencakup ideide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan. 2.Diusahakan agar susunan kalimat soal dibuat berlainan dengan susunan kalimat yang terdapat dalam materi untuk mencegah perbuatan mencontek. 3.Setelah butir-butir soal tes uraian dibuat, hendaknya segera disusun dan dirumuskan secara tegas, seperti apakah seharusnya jawaban yang dikehendaki oleh siswa sebagai jawaban yang betul.
Kaidah ...
4.Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar pertanyaan atau perintahnya jangan dibuat seragam, melainkan dibuat secara bervariasi. 5.Kalimat soal disusun secara ringkas, padat dan jelas. 6.Hal penting yang tidak boleh dilupakan oleh penyusun adalah pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir-butir soal tersebut.
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar dan jelas! 1.Apakah yang dimaksud dengan Microsoft Access 2.Jelaskan menurut anda pengertian dari Database 3.Jelaskan perbedaan antara primary key dan foreign key 4.Jelaskan pengertian dari : a)Table b)Query c)Form d)Report 5.Jelaskan pengertian dari LAN, MAN, WAN & Internet dalam jaringan komputer!
Tes obyektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu: 1)Tes obyektif True-False Test 2)Tes obyektif Matching Test 3)Tes obyektif Completion Test 4)Tes obyektif Fill in Test 5)Tes obyektif Multiple Choice Item Test (sering digunakan)
1.Koreksi yang cepat dengan jumlah siswa yang banyak. 2.Penyusun akan memiliki kemampuan dan bekal pengalaman yang luas dalam menyusun butir-butir soal tes obyektif. 3)Penyusun memiliki cuku waktu dalam mempersiapkan penyusunan butir-butir soal tes obyektif. 4)Butir-butir soal tes obyektif tidak hanya dipergunakan dalam satu kali tes tetapi dapat dipergunakan lagi. 5)Proses analisa yang mudah. 6)Lebih mudah menyusun tes obyektif daripada subyektif.
1)Tes obyektif bersifat representatif . 2)Penyusun dapat bertindak lebih obyektif dalam mengoreksi lembar jawaban soal dan menentukan bobot skor. 3)Lebih mudah dan lebih cepat mengoreksi ketimbang mengoreksi hasil tes uraian. 4)Tes obyektif dapat dikoreksi oleh pihak lain. 5)Butir-butir soal pada tes obyektif, jauh lebih mudah dianalisis, analisis dari kesukarannya, daya pembedanya, validitas maupun reliabilitasnya.
1)Menyusun butir-butir soal tes obyektif tidak semudah menyusun tes uraian karena jumlah butir-butir soal banyak. 2)Tes obyektif kurang dapat mengukur proses berpikir yang tinggi. 3)Dengan tes obyektif, terbuka kemungkinan bagi siswa untuk bermain spekulasi, tebak terka, adu untung dalam memberikan jawaban soal. 4)Cara memberikan jawaban soal pada tes obyektif, di mana dipergunakan simbol-simbol huruf.
Contoh Soal Pilihan Ganda Perangkat Komputer yang harus ada dalam pengoperasian Komputer adalah ... a. Hardware + Software + Brainware b. Softaware + Banner + hardware c. Software + Brainwere + Windows d. Hardware + Software + Brainwar e. Hardware + Software + DOS Kunci : A
Ana pitakonan?
LOGO
Place, 6/15/12