You are on page 1of 31

h. Tipe Keluarga Keluarga Tn.

S termasuk tipe keluarga inti (nuclear family) karena di dalam satu rumah terdapat ayah, ibu dan anak. i. Suku Bangsa Bahasa yang digunakan keluarga Tn. S adalah bahasa Jawa, karena keluarga Tn. S berasal dari Jawa, dalam keluarga tidak ada pantangan makanan apapun. j. Agama Keluarga Tn. S beragama Islam semua, Tn. S dan Ny. S dalam melakukan ibadah sering, tapi anaknya dalam melakukan ibadah jarang ataupun terkadang-kadang, kalaupun melakukan ibadah, itupun secara sendiri-sendiri. k. Status Sosial Ekonomi Keluarga Tn. S adalah seorang buruh sablonan. Jadi Tn. S bekerja apabila ada panggilan untuk membuat sablonan. Rata-rata penghasilan Tn. S perbulan kira-kira Rp. 900.000,- itu pun tak menentu. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Ny. S membantu dengan bekerja sebagai buruh. Anak pertama Ny. A sudah ikut suaminya, Anak kedua Sdr. I lulusan SMP dan sekarang menganggur. Sementara anak ketiga An. S masih berumur 2,5 tahun, jika ditinggal kerja Tn. S dan Ny. S, An. S di jaga kakaknya Sdr. I. Dilihat dari penghasilan keluarga setiap bulannya, keluarga tersebut mempunyai status sosial ekonomi kurang. l. Aktivitas Rekreasi Keluarga Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga sambil nonton TV. Aktivitas Rekreasi di luar rumah jarang dilakukan. 2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahapan perkembangan keluarga saat ini Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tugas perkembangan pada keluarga Tn. S yang dapat terpenuhi tugasnya adalah: 1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar 2) Mempertahankan keintiman pasangan 3) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat 4) Menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga b. Tugas Tahapan Perkembangan yang Belum Terpenuhi 1. Menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga Anak kedua Tn. S yaitu Sdr. I adalah lulusan SMP dan tidak melanjutkan sekolah dan belum mendapat pekerjaan. Setiap hari hanya menjaga adek nya An. S dirumah sampai kedua orang tuanya pulang dari kerja. c. Riwayat Keluarga Inti Tn. S mengatakan kurang lebih sudah satu tahun mengalami batukbatuk, Tn. S mengatakan pernah di rawat di RSUD kota Semarang selama 3 minggu dan di diagnosa TB paru, sebelumnya Tn. S memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas dan juga BP4, diberi pengobatan selama 6 bulan tapi tanpa hasil. Setelah 6 bulan Tn. S memutuskan untuk tidak berobat lagi karena merasa pengobatanya siasia. Sampai sekarang Tn. S masih sering batuk-batuk, cepat lelah saat bekerja, sering sesak nafas saat kelelahan. d. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Tn. S mengatakan ayahnya mempunyai penyakit serupa batuk-batuk dan jantung, tetapi tidak pernah diobati. Sekarang ayah Tn. S sudah meninggal dunia. Dari anggota keluarga lain tidak ada yang mengalami penyakit seperti TB, DM, Hipertensi dll. 3. Pengkajian Lingkungan a. Karakteristik Rumah Keluarga mengatakan rumah yang didiami saat ini adalah rumah milik pribadi, luas tanah (9 mtr x 12 mtr), jenis bangunan permanen, atap bangunan menggunakan kenteng, lantai dari plester masih sedikit tanah dibagian belakang rumah (dapur), terdiri dari tiga kamar tidur, ruang televisi, dapur, dan kamar mandi, dan di belakang rumah terdapat gudang. Kondisi di dalam rumah cukup rapi, tidak banyak baju yang tercenterel dan sinar matahari bisa masuk meski sedikit, sehingga kondisi di dalam rumah agak gelap. Sumber air berasal dari sumur pam, sampah dibuang di kali sebelah rumah. 1. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Keluarga Tn.S bertempat tinggal di kelurahan sambiroto, warga memilki kebiasaan berkumpul setiap sore sampai malam. Pelayan kesehatan terdekat adalah puskesmas yang jaraknya tidak terlalu jauh. 2. Mobilitas geografis keluarga Keluarga mengatakan sudah bertempat dirumah tersebut sejak 23 tahun lalu, sebelumnya Tn. S ikut ayahnya, sebelum mempunyai anak. 3. Perkumpulan Keluarga dan interaksi dengan Masyarakat Tn. S. Mengatakan hubungan dengan tetangga baik, setiap hari setelah pulang kerja Tn. S ngobrol dengan tetangga, anaknya Sdr. I sering ikut kegiatan Futsal yang diadakan anak remaja setempat. 4. Sistem pendukung keluarga Dalam keluarga Tn. S. Apabila tedapat permasalahan selalu di musawarahkan dengan Ny. S. Dalam mendukung kesehatan, keluarga memiliki fasilitas untuk menunjang kesehatan keluarga yaitu berupa Jamkesmas, namun fasilitas kesehtan yang ada di rumah sangat kurang misalnya : tidak tersedianya PPPK pribadi, tempat tidur yang kurang nyaman, sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik. 4. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga Dalam keluarga Tn. S. mengatakan biasa berkomunikasi dengan bahasa jawa dan jarang menggunakan bahasa indonesia, dapat berkomunikasi dengan baik tidak ada hambatan dalam berkomunikasi. b. Struktur kekuatan keluarga Dalam mengontrol perilaku anak-anaknya saat ini adalah Tn. S. dengan memberikan nasehat bila anak-anaknya berperilaku kurang baik. yang berperan mengambil keputusan dalam setiap masalah adalah Tn. S dan Ny. S. c. Struktur peran (formal dan informal) 1. Tn. S. Peran formal : buruh sablon. Peran non formal : Sebagai kepala keluarga, dan suami. 2. Ny. S. Peran formal : Ny. S. buruh Peran non formal : Sebagai ibu rumah tangga dan istri. 3. Sdr. I.
2

Peran formal : sering ikut dalam perkumpulan desa. Peran non formal : Sebagai anak kedua 4. An. S. Peran formal : masih berumur 2,5 tahun. Peran non formal : sebagai anak ke-3. Tn.S selaku kepala keluarga mengatakan telah memenuhi peranya sebagai kepala keluarga begitu juga Ny.S mengatakan telah memenuhi peranya sebagai istri, Ny.S mengatakan dirinyalah yang paling berperan dalam proses perkembangan baik fisik maupun perilaku anak-anaknya karena lebih dekat dengan anak-anak. d. Nilai dan norma keluarga Dalam keluarga Tn.S. mempunyai suatu peraturan yang ditanamkan kepada anak-anaknya yaitu tidak bertengkar dengan anggota keluarga dan dalam menyelesaikan masalah harus dengan musyawarah. Konflik peran jarang terjadi baik kedua orang tua maupun anak-anaknya 5. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga. b. Fungsi Sosial Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku social yang baik. Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat. c. Fungsi Perawatan Kesehatan a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Keluarga menyatakan bahwa saat ini Ny. S menderita TB Paru, dan keluarga tidak tahu tentang nutrisi dan diit pada penderita TB Paru, dan kurang pengetahuan tentang aturan tindakan dan pencegahan TB Paru. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat Keluarga Tn. S mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibelikan obat di apotik terlebih dahulu, jika tidak ada perubahan kondisi dari anggota keluarga yang lain untuk bersabar pula serta menyerahkan semua kepada Allah SWT. 6. Stres dan Koping Keluarga a. Stresor jangka pendek dan panjang Jangka pendek yang dirasakan oleh keluarga Tn. S adalah bila anak ketiga yaitu An. S ditinggal bekerja kedua orang tua, hanya kakaknya yang menjaganya. Jangka panjang adalah bila seandainya Sdr. I sudah mendapat pekerjaan, maka tidak ada yang menjaga An. S. b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor Keluarga Tn. A memberikan respon stressor yang ada dengan berdiskusi dengan istrinya terutama keadaan keluarga yang berhubungan dengan pertumbuhan anak-anaknya. c. Strategi koping yang digunakan Dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya Tn. S memusyawarahkannya untuk mengambil suatu keputusan. d. Strategi adaptasi disungsional Sebelum sakit Tn. S suka minum alkohol, keluar malam dan marah marah.

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Data Umum Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 08 Rw 8 kelurahan sambiroto kecamatan tembalang. Keluarga ini merupakan keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dimana Tn A, usia 68 tahun sebagai kepala keluarga, Ny N, usia 58 tahun sebagai istri, dan Tn. S 35 tahun sebagai anak pertama, Tn. M, usia 33 tahun sebagai anak ke dua, Tn. S, usia 29 tahun sebagai anak ke tiga, dan Ny. S 25 tahun sebagai anak ke empat. Dari pengkajian didapatkan data subyektif adalah Silsilah keluarga antara lain Tn. A dan Ny. N menikah dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan, anak pertama, anak ke dua dan anak ke empat telah menikah dan telah memiliki keturunan sehingga Tn. A memiliki 3 cucu dari anak pertama dan kedua, sedangkan anak yang ke tiga belum menikah. Ketiga anak Tn. A yang telah menikah mereka tidak tinggal satu rumah dengan Tn. A karena telah memiliki rumah masing-masing, kecuali anak ketiga karena belum menikah maka masih tinggal dalam satu rumah dengan Tn. A. Tipe Keluarga Tn. A termasuk keluarga inti yang terdiri dari 1 kepala keluarga 1 istri dan 1 orang anak. Seluruh anggota keluarga berasal dari suku Jawa, Indonesia. Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan. Status Ekonomi Keluarga Ny. N berjualan nasi, Sedangkan Tn. A ikut membantu berjualan. Penghasilan yang didapat setiap bulannya rata-rata Rp1.000.000 rupiah dan dibantu sama anaknya. Keluarga tersebut termasuk kedalam sosial ekonomi menengah. Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi bersama ke tempat hiburan, setiap hari klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan hiburan dengan menonton TV bersama dan berkumpul bersama anggota keluarga. 2. Riwayat tahap perkembangan keluarga Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Ny N mempunyai 4 orang anak. Anak pertama 48 tahun anak laki-laki, anak kedua 33 tahun laki-laki, anak ketiga 29 tahun laki-laki, dan anak ke empat 25tahun perempuan. Ny N sudah memiliki 3 orang cucu. Dengan tahap perkembangan keluarga dewasa tengah. Tahap perkembangan yang belum tercapai Ny N sampai saat ini telah memenuhi tugas perkembangan yaitu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak pertama, anak kedua, dan keempat sudah menikah. Tugas yang belum terpenuhi yaitu anak ke tiga yang belum menikah. Riwayat keluarga inti Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, riwayat kesehatan masing-masing keluarga adalah: Ny N menderita penyakit rematik, pernah di rawat selama 7 hari di RSUD kota semarang sebanyak 1x karena operasi limfoma. Namun sekarang ini klien mengeluh sering nyeri pegal-pegal pada kakinya terutama saat sendi digerakkan, klien sudah sakit seperti ini selama 3 tahun, Sudah periksa ke dokter dan obat diminum rutin namun tidak sembuh juga. Biasanya kalau nyeri muncul klien mengompres kakinya dengan air hangat dan terkadang mengolesi dengan obat gosok. Tn. A. Saat ini tidak dalam pengobatan Karena dalam keadaan sehat, namun Tn. A Pernah dirawat selama 10 hari di RSUD kota semarang karena operasi prostat. Tn. S. tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat. Riwayat keluarga penyakit sebelumnya Dari keluarga Tn. A ada riwayat penyakit rematik yaitu Ny N sendiri. 3. Pengkajian lingkungan Pengkajian Lingkungan Tn. A ditemukan Karakteristik Rumah antara lain Tipe rumah permanen dengan jumlah ruang 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur, kamar mandi dan WC jadi satu, pencahayaan rumah dan ventilasi memenuhi syarat rumah sehat, lantai rumah sudah keramik, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal, peletakkan perabotan rumah tangga
4

tertata kurang rapi. Sumber air yang digunakan dan air untuk minum menggunakan air sumur, kebiasaan keluarga dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah yaitu membersihkan lingkungan rumah, membuang sampah dengan dikumpulkan dan dibakar, mengepel lantai rumah. Karakteristik Keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan terhadap segala masalah, terutama masalah kesehatan adalah Ny N. Dengan tidak mengesampingkan pendapat dari anggota keluarga lain. Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Ny. N diperiksakan ke pelayanan kesehatan. Apabila klien merasakan pusing atau pegal-pegal pada sendinya klien lebih memilih untuk membeli obat yang ada diwarung atau kadang klien mengurut kakinya sendiri. Keluarga tidak juga mendukung Ny N untuk dibawa kepelayanan kesehatan. Dalam memenuhi 5 tugas perkembangan keluarga Ny N belum mampu melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Keluarga belum mampu mengambil keputusan dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan Ny N Hal ini dilihat dari kurangnya motivasi keluarga dalam mengambil keputusan dalam pemanfatan pelayanan kesehatan lebih lanjut. Mobilitas Geografis Keluarga Ny N mempunyai berbagai macam aktivitas dalam kehidupan seharihari. Ny N penjual nasi dari pagi sampai sore di temani suaminya Tn A. setelah itu klien pergi ke mushola selebihnya klien hanya beristirahat dirumah atau terkadang jalan-jalan sendiri disekitar rumah, Tn S setiap harinya bekerja sebagai pegawai swasta. Pola makan Ny N yang mederita reumatik sebanyak 3x dalam sehari dengan komposisi makanannya sesuai dengan kebiasaan makanan keluarga tanpa memperhatikan sayuran dan segala macam makanan yang tidak dianjurkan pada penderita reumatik seperti sayuran hijau. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Semua keluarga sering berkumpul bersama terutama malam hari setelah semua aktivitas selesai dilakukan. Sistem Pendukung Keluarga Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, antar anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga saling membantu satu sama lain. Keluarga klien mempunyai fasilitas kesehatan, meliputi sarana MCK, sumber air bersih, sedangkan dukungan sosial psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik. 4. Struktur keluarga Struktur Keluarga Pola Komuikasi keluarga menggunakan Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Komunikasi antar keluarga lebih sering pada malam hari karena anggota keluarga yang bekerja sudah pulang. Struktur Kekuatan Keluarga klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku dengan baik, sopan santun, tata krama, cara menjaga hubungan baik dengan orang, cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat di sekitar, cara berumah tangga yang baik dan mendidik anak, kekuatan masih tetap berada pada Tn A suami klien Struktur Peran ( Formal dan Infomal) dalam keluarga Tn A. Tn A Peran formal Aktif sebagai anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal Peran Informal Menjadi kepala keluarga, ayah, mertua dan kakek. Ny N Peran Formal Sebagai ibu rumah tangga Peran Informal Sebagai istri dari Tn. A, mertua, dan nenek dari cucunya. Tn S Peran Formal Sebagai karyawan swasta. Peran Informal Sebagai anak. Nilai dan Norma keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga selalu menjaga kebersihan dan memperhatikan kecukupan gizi dalam keluarga. 5. Fungsi keluarga Fungsi Keluarga Fungsi Afektif Keluarga saling memberikan perhatian dan kasih sayang, Tn A selalu mendukung apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun, diterapkan demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga. Fungsi Sosial Keluarga Tn A mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi social pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam
5

lingkungan sekitar misalnya jika ada kerja bakti setiap minggu dan dalam acara perkumpulan dengan masyarakat sekitar. Fungsi Perawatan Keluarga kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan Saat pengkajian Ny N mengatakan kaki terasa pegal pegal dan linu, pada tangan sebelah kanan terkadang masih nyeri karena ada bekas operasi limfoma. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat Ny N bila merasa badannya sakit beli obat warung tapi kalau belum sembuh baru dibawa ke pelayanan kesehatan di periksa oleh dokter dan mendapatkan obat untuk mengurangi keluhan yang dirasakan Ny N. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga berusaha merawat dan mengobati sakit Ny. N dengan mengantarkan berobat ke puskesmas. Keluarga tidak tahu tentang pengobatan dan akibat lanjut dari rematik Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat, Keluarga kurang tau bagainama cara memodifikasi lingkungan yang sehat dan bagaimana memelihara lingkukungan agar reumatik yang dialami Ny N tidak bertambah buruk. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan masyarakat Keluarga sudah mengetahui fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas, dokter, rumah sakit, dan keluarga sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut. Tetapi keluarga belum memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal. Fungsi Reproduksi keluarga Tn A jumlah anak yang dimiliki ada 4 orang anak yaitu 3 laki-laki, 1 perempuan. Jumlah cucu 3 orang perempuan. Saat ini Ny. N sudah mengalami menopause. Fungsi Ekonomi keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari pendapatan Ny N dan anaknya Tn S. Ny N di keluarga adalah sebagai pengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 6. Stress dan koping keluarga Stress dan Koping Keluarga Tn A, Streesor jangka panjang dan pendek Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana keluarga bisa meningkatkan kesehatan Ny N agar tidak sakitsakitan lagi, selain itu juga pemikiran tertuju pada anak ketiga karena Ny N menginginkan anak ketiganya segera menikah dan mendapatkan pasangan hidup yang baik. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, Keluarga berupaya mengatasi masalah berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga yang mencoba memeriksakan Ny N ke pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk anak ketiga Ny N berusaha menabung untuk pernikahannya. Strategi koping yang digunakan adalah bila ada masalah dalam keluarga dapat diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Strategi adaptasi disfungsional adalah Saat pengkajian pada keluarga Ny N ditemukan koping yang tidak adaptif. Hal ini terbukti dengan ungkapan Ny N bahwa pengobatan alternative lebih aman dibandingkan dengan pengobatan medis. 7. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik keluarga Tn A sebagai berikut : Tn A TD 120/80 mmHg, RR 24 x/mnt N 84 x/mnt. Rambut hitam bersih, Konjung tiva tidak anemis, Sclera tidak ikterik Simetris, hidung tidak ada polip. Mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies, gigi masih utuh. Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran menurun. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada whezzing. Abdomen tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik, Bawah : rentang gerak kaki masih baik, terkadang kesemutan, Ny N TD 180/100mmHg, RR 22 x/mnt, N 76x/mnt, data laboratorium asam urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl, rambut beruban, bersih, Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada polip. mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies.
6

Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran masih baik. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Abdomen Tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. ekstremitas Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik. Bawah : rentang gerak kaki masih baik, terkadang rasanya nyeri, pegal-pegal, linu Tn S TD 130/80 mmHg, RR 22 x/mnt, N 80x/mnt. Rambut hitam, bersih. Konjung tiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada polip. Mulut Bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi masih utuh. Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran masih baik. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Abdomen Tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik. Bawah : rentang gerak kaki masih baik 8. Harapan keluarga Harapan Keluarga Tn A agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang membutuhkan dan juga bisa meningkatkan derajat kesehatan keluarga. B. ANALISA DATA Sesuai data diatas dapat dibuat Analisa Data sebagai berikut : Data Subyektif didapatkan pada tanggal 23 Juni 2010 keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit rematik, Ny N mengatakan bahwa penyakit rematik tidak membahayakan. Ny N mengeluh kaki pegal-pegal dan terasa linu, tangan dan kaki kesemutan. Keluarga tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala nyeri akibat peradangan. Keluarga tidak tahu akibat lanjut dari nyeri yang tidak segera diatasi. Keluarga mengatakan Ny. N sudah merasa sakit seperti ini 3 tahun. Keluarga mengatakan jika nyeri Ny. N muncul cara perawatannya dengan diberi balsam dan di kompres dengan air hangat. Keluarga tidak tahu cara perawatan dan modifikasi lingkungan keluarga hanya membawa Ny. N ke puskesmas jika sakit. Keluarga mengatakan Ny. N setiap harinya berjualan di warung dari pagi sampai sore. Dan data obyektif sebagai berikut. Ny. N memijat-mijat daerah kakinya, Ny N menunjuk skala nyeri 5, tangan kanan ada bekas luka operasi limfoma dan sampe sekarang terkadang masih terasanyeri.TD :180/100 mmHgNadi : 76 x/mntRR : 22 x/mntBB : 69 kg TB : 158 cm. Usia: 58 tahun, hasil dari laboratorium asam urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl. Dengan etiologi nyeri yang didapatkan dari masalah ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita rematik. Analisa data yang kedua adalah dengan data subyektif sebagai berikut, Keluarga mengatakan tidak tahu adanya resiko jatuh dari penyakit rematik, Keluarga mengatakan Ny N sering pergi jalan-jalan sendirian. Data obyektif Penataan rumah tidak rapi, lantai kamar mandi terbuat dari keramik yang sifatnya licin. Ny N tampak menahan sakit pada saat berjalan. Terlihat perubahan pada cara berjalan klien. Dengan etiologi resiko injuri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita rematik. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Setelah dilakukan analisa maka didapatkan diagnosa yang pertama nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Ny N yang menderita nyeri sendi. Dan diagnosa kedua adalah resiko injuri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita rematik. D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. A KHUSUSNYA NY. N Pada diagnosa pertama, nyeri pada Ny N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita nyeri sendi. Tujuan umum
7

adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit nyeri berkurang pada Ny. N. Tujuan khusus yang pertama adalah Keluarga mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta penyebab dari nyeri peradangan dengan kriteria respon verbal yang memiliki standar Nyeri adalah suatu reaksi normal tubuh akibat suatu proses dalam tubuh, penyebab nyeri adalah peradangan pada sendi-sendi bagian tubuh yang terjadi pada usia lanjut. Tanda dan gejala nyeri peradangan kemerahan, panas, nyeri, bengkak, kaku pada sendi. Sehingga intervensi yang tepat dilakukan adalah gali pengetahuan keluarga tentang pengertian nyeri, gali pengetahuan tentang penyebab nyeri. Tujuan khusus yang kedua Keluarga mengetahui akibat lanjut dari nyeri peradangan dan mengambil keputusan yang tepat mengenai masalah nyeri peradangan dengan kriteria verbal afektif yang memiliki standar apabila bagian yang nyeri tidak segera diatasi maka nyeri akan memberat, kaku, semakin membengkak, sulit untuk melakukan aktivitas. Relaksasi adalah upaya untuk menurunkan sensasi nyeri. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari nyeri yang tidak segera diatasi, beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat nyeri yang tidak segera diatasi, beri kesempatan keluarga untuk bertanya, motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat, berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu melakukan perawatan pada Ny. N yang mengalami nyeri dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar Perawatan nyeri peradangan istirahat yang cukup tingkatkan relaksasi, kompres dengan air hangat pada bagian yang sakit rendam panas atau dingin, hindari aktivitas yang menambah nyeri, berikan obat tradisioanal yaitu jahe yang diparut dan dicampur dengan minyak kayu putih dan baby oil oles atau gosok pada bagian yang nyeri. Sehingga intervensi yang tepat adalah Ajarkan tentang relaksasi nafas dalam pengalihan aktifitas, misal nonton TV. Instruksikan keluarga untuk mempraktekan salah satu tehnik yang telah diajarkan. Tujuan khusus yang keempat adalah keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang berkaitan dengan perawatan nyeri peradangan dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar modifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri cipatakan lingkungan yang aman dan nyama, penataan perabotan rumah tertata rapi, mengurangi resiko tersandung dan menambah nyeri, penerangan yang cukup, hindari mengangkat benda yang berat, jangan mandi malam dengan air yang dingin. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang cara modifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.berikan penjelasan pada keluarga tentang cara modifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.beri kesempatan keluarga untuk bertanya.motifasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara modifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.berikan reinvorcement positif atas usaha keluarga. Tujuan khusus yang ke lima adalah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menunjang perawatan pada keluarga dengan nyeri peradangan dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar fasilitasi layananan kesehatan yang dapat dimanfaatkan adalah puskesmas tempat untuk konsultasi masalah kesehatan, pengobatan, dokter praktek tempat untuk berobat, rumah sakit tempat untuk perawatan, pengobatan dan konsultasi masalah kesehatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.diskusikan dengan kaleuarga untuk membawa anggota keluarganya yang sakit ke puskesmas.motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas berikan reinvorcement positif atas usaha keluarga. Diagnosa kedua resiko injuri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
8

dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita nyeri sendi. Tujuan umum adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah nyeri sendi dan memodifikasi lingkungan sehingga injuri tidak terjadi. Tujuan khusus Mengenal masalahnyeri sendi, Menyebutkan penyebab jatuh dengan kriteria respon verbal yang memiliki stndar Penyebab jatuh antara lain lantai licin, pencahayaan kurang, penataan perabotan kurang rapi, sehingga intervensi yang tepat adalah diskusikan dengan keluarga tentang penyebab jatuh pada penderita nyeri sendi dengan lembar balik, beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, memotivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan, beri reinforcemenpositif atas jawaban yang benar. Tujuan khusus yang kedua Mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, Menyebutkan akibat jatuh pada penderita rematik dengan kriteria hasil respon verbal yang memiliki standar cara-cara pencegahan jatuh yaitu berpegangan saat ke kamar mandi,menggunakan alat bantu jalan, hindari langsung berdiri setelah tidur, penerangan yang cukup. Sehingga intervensi yang tepat adalah Kaji pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan jatuh, Diskusikan dengan keluarga tentang cara pencegahan jatuh, Berikan kesempatan keluarg untuk bertanya, Motivasi keluarga untuk mengulangi hal-hal yang telah disampaikan, Berikan reinforcement positif. Tujuan khusus yang ketiga Memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan penderita nyeri sendi yang mempunyai resiko injuri, Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi dengan kriteria respon verbal yang memiliki standar cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi penerangan cukup, ada penerangan dalam kamar mandi, jaga agar lantai tidak licin, merapikan perabotan rumah. Sehingga intervensi yang sesuai adalah Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, Tanyakan kembali hal-hal yang telah disampaikan, Berikan reinforcemenpositif atas jawaban yang benar. Tujuan khusus yang keempat adalah Memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan mampu menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan dengan kriteria respon psikomotor yang memiliki standar fasilitas layanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan seperti puskesmas, rumah sakit, dokter praktek. Sehingga intervensi yang sesuai adalah kaji pengetahuan keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan, diskusikan dengan keluarga untuk membawa anggota keluarganya yang sakit kepuskesmas, motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas. berikan reinforcement positif atasusaha keluarga. E. IMPEMENTASI dan EVALUASI. Implementasi telah dilakukan pada tanggal 25 juni 2010 berupa pendidikan kesehatan selama 3x30 menit, keluarga Tn A khususnya Ny N dapat menjelaskan tentang penyakit rematik dengan menyebutkan bahwa penyakit rematik adalah peradangan pada sendi. Implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang rematik kepada keluarga Tn. A dimana menjelaskan pengertian rematik, tanda dan gejala rematik, komplikasi rematik, serta cara perawatan pada pasien dengan rematik, salah satunya adalah dengan mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional yaitu jahe yang di tumbuk kemudian dioleskan pada daerah tubuh yang nyeri sehingga mendapatkan sensai hangat dan nyeri dapat berkurang, selain obat tradisional mendemonstrasikan juga cara pengompresan hangat pada daerah yang nyeri dimana dengan kompres hangat maka akan memperlancar peredaran darah (terjadi Vasodilatasi) sehingga nyeri dapat berkurang, pada resiko injuri implementasi yang dilakukan adalah dengan memberikan pengertian
9

kepada keluarga bahwa nyeri yang dirasakan oleh Ny. N dapat mengakibatkan kecelakaan padanya Ny. N didalam rumah dikarenakan Ny. N mengalami gangguan pada saat berjalan akibat menahan rasa nyeri, hal ini dapat diperparah apabila keadaan rumah tidak mendukung Ny. N dalam beraktifitas sehari-hari yaitu pencahayaan rumah yang kurang, kondisi lantai yang licin terutama pada kamar mandi, serta penataan perabotan rumah yang berantakan sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan jatuh pada Ny. N. setelah diberikan pengetahuan kepada keluarga tentang resiko injuri yang dapat terjadi keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah agar resiko injuri tidak terjadi. Dari implementasi yang telah dilakukan didapat evaluasi yaitu berdasarkan data subyektif keluarga Tn A mengatakan kalau dia sudah tahu tentang penyakit rematik baik pengertian, penyebab, komplikasi, cara merawat, tanda dan gejala. Keluarga Tn A juga sudah tahu tentang jenis dan manfaat pelayanan kesehatan, sedangkan berdasarkan data obyektif keluarga Tn A terlihat antusias sekali dalam mendengarkan penjelasan mahasiswa tentang penyakit rematik. Dari diagnosa yang kedua dapat dievaluasikan yaitu berdasarkan data subyektif keluarga mengatakan sudah mengetahui cara menghindari resiko kecelakaan didalam rumah, keluarga dapat mengambil keputusan untuk menata ruangan yang aman bagi Ny N, keluarga dapat merawat Ny N dengan mengawasi kegiatan Ny N, keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita nyeri sendi.

7. Tipe Keluarga Nuclear Family (keluarga inti) karena dalam satu rumah terdiri dari bapak ibu dan anak. 8. Budaya / Suku Bangsa a. Suku Bangsa Keluarga TN. W berasal dari suku Jawa.dan merupakan penduduk asli di wilayah Kelurahan Candiroto Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal b. Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan Keluarga Tn.W adalah bahasa Jawa

c. Pantangan Dalam keluarga tidak ada pantangan apapun yang berkaitan dengan masalah kesehatan, menurut ajaran agama yang keluarga anut, ada jenis makanan pantangan yaitu daging anjing, babi, dan kodok. Keluarga juga tidak ada yang alergi terhadap jenis makanan tertentu. d. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan Keluarga Tn. W adalah penduduk Jawa asli, dan tidak ada adat istiadat yang berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan didalam keluarganya Kesimpulan : 9. Agama
10

a. Kegiatan Keagamaan Rutin di Rumah Semua anggota keluarga beragama Islam, keluarga melakukan sholat 5 waktu dan kadang berjamaah di rumah ataupun di mushola.. Keluraga Tn.W mengatakan bahwa penyakit yang di derita istrinya merupakan cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa dan saya menerimanya dengan sabar dan saya selalu berdoa kepadanya sehabis melakukan sholat untuk meminta kesembuhan terhadap penyakit istrinya. b. Kegiatan Keagamaan Rutin di Masyarakat Keluarga Tn.W ikut dalam kegiatan tahlilan bersama masyarakat sekitar. Kesimpulan : 10. Status Sosial Ekonomi Keluarga a. Pekerjaan Anggota Keluarga Tn W. sebagai Petani, sedangkan Ny S, Pedagang dipasar sedangkan An.M,R masih duduk dibangku sekolah rata rata penghasilan Tn. W adalah tidak tetap perbulannya. Sehingga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan hidup sehari - harinya. Penghasilan perbulannya kurang lebih Rp. 800.000 b. Tabungan / Asuransi Keluarga Tn. W tidak memiliki tabungan di Bank ataupun asuransi. Dan keluarga mengatakan jaminan untuk kesehatan keluarga Ny. S memiliki dana seperti dari arisan RT Kesimpulan : 11. Aktifitas rekreasi keluarga a. Rekreasi yang digunakan di dalam rumah Keluarga mengatakan biasa mengisi waktu luang dirumah dengan menonton TV dan mengobrol bersama anak serta mengobrol dengan tetangga sekitar tempat tinggalnya. b. Rekreasi yang dilakukan di Luar Rumah Keluarga Ny.S mengatakan jarang sekali bepergian ke tempat hiburan. Sehari harinya hanya pergi bekerja dan kemudian istirahat di rumah. Kesimpulan : B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 12. Tahapan Perkembangan Keluarga saat ini Keluarga Tn. W sekarang pada tahap keluarga dengan anak Dewasa, keluarga Tn.W belum memenuhi tugas perkembangan keluarga dalam hal memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar, keluarga Tn.W masih tetap mempertahankan keintiman pasangan, Tn.W. sudah membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat, penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah sudah dilakukan. 13. Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga merasa sudah terpenuhi, hanya saja keluarga merasa perlu mempertahankan apa yang sudah ada untuk pengalaman keluarga melangkah ke proses berikutnya. Ny. S

14. Riwayat Keluarga Inti


11

a.

Riwayat Penyakit Dahulu Didalam keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti darah tinggi.DM, dll b. Riwayat Penyakit Sekarang Dalam 1 bulan terakhir ini didalam keluarga hanya menderita penyakit ringan saja seperti batuk dan pilek setelah diperiksakan kepelayanan kesehatan dapat sembuh. Sedangkan pada saat pengkajian pada keluarga Ny.S semua anggota keluarga Ny.S sehat sehat saja, tetapi Ny S mengeluh Pada sendi-sendi terasa nyeri dan kaku pada tulang. Kesimpulan : Ny.S mempunyai masalah kesehatan (Rematik) 15. Riwayat Keluarga Sebelumnya Dari keluarga Tn. W dan Ny. S tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti Dm, hipertensi, dll Kesimpulan : di keluarga Tn. W dan Ny. S tidak ada riwayat penyakit ketrurunan. C. LINGKUNGAN 16. Karakteristik Rumah a. Status Rumah Status rumah merupakan rumah dengan status kepemilikan rumah sendiri. b. Perincian Denah Rumah Jenis bangunan non permanen, berukuran 9 X 6 m2, yang terdiri dari : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur dan ada kamar mandi. Lantai : Lantai terbuat dari Ubin . : Ruang tamu terletak di depan rumah keadaanbersih, peletakan perabotan rumah tangga teratur. Ruang tamu memiliki jendela, namun tidak pernah untuk dibuka. : Kamar mandi ada 1 yang berada di dalam rumah dan sebelahnya ada dapur untuk memasak : Masing- masing kamar tidur ada jendela, dan untuk pencahayaanya tampak kurang : keluarga Tn W biasanya jika mandi dan BAB didalam rumahnya. Denah Rumah : 9M

amu

Mandi Tidur

c.

Keadaan Rumah Keadaan rumah tampak bersih , dan lantainya terbuat dari ubin. ventilasi rumah kurang karena tidak biasa masuk sampai kamar dan juga kondisi ventilasinya Kecil .. d. Kebiasaan Keluarga Dalam Perawatan Rumah Dalam perawatan rumah keluarga mengatakan melakukannya sendiri. Menyapu rumah dilakukan setiap pagi dan sore oleh anak - anaknya. Dan jika ubin terlihat berdebu di pel oleh Ny. S e. Sistem Pembuangan Sampah Keluarga biasanya mengelola sampah di tempatkan dilahan kosong yang ada di belakang rumah lalu dibakar. Tetapi pada saat musim hujan sekarang ini sampah tidak bisa dibakar dan dibiarkan menumpuk. f. Sistem Drainage Air

12

Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga dan selokan tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah, selokannya terbuka dan lancar. Dan bermuara ke sungai g. Penggunaan Jamban Keluarga memiliki kamar mandi untuk MCK sehingga untuk BABnya keluarga Ny.S biasanya dibelakang dalam rumah. h. Kondisi Air Sumber air yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sumur tanah. Sedangkan untuk air minum biasanya keluarga Ny.S menggunakan air Pam yang ada ditempatnya. i. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang Berkaitan Dengan Lingkungan. Keluarga mengatakan tidak mengetahui terhadap masalah lingkungan yang terpenting didalam keluarga saya sehat sehat semua dan tidak ada yang menderita penyakit. Kesimpulan : Tidak tahu terhadap masalah kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan yaitu ispa, diare, DBD 17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rw a. Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar Selama ini tetangga tetangganya mempunyai kebiasaan mengikuti arisan RT, PKK dan Tahlilan, apabila ada salah satu tetangganya yang sakit mereka saling menjenguk dan apabila ada tetangga yang punya kerja atau hajat mereka saling bantu membantu. Keluarga mengatakan bahwa dilingkungannya tidak ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan. b. Pola pergaulan keluarga Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis, tampak keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya. An. M dan An. R sering berkumpul dengan tetanggnya yang ada dusamping rumah. c. Persepsi Keluarga terhadap komunitas Keluarga merasa nyaman hidup ditengah tengah masyarakat karena keluarga merasa mereka saling bantu membantu dan tidak merugikan dalam berbagai hal. d. Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan Komunitas Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan ditengah masyarakat secara khusus saat ini rhematik dan tekanan darah tinggi karena mayoritas penduduk RT 15 adalah lansia. Kesimpulan : 18. Mobilitas Geografis Keluarga a. Alat Transportasi di Daerah Alat transportasi yang ada di daerah adalah angkutan kota namun untuk masuk sampai rumahnya biasanya jalan kaki, atau nak sepeda

b. Alat Transportasi yang Biasa digunakan Oleh Keluarga Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan sepeda ontel sebagai sarana transportasi keluarga khususnya Ny. S. Sepeda ini digunakan untuk Berangkat berjualan ke pasar. Kesimpulan : 19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat a. Peran Serta Keluarga Dalam Perkumpulan di Masyarakat

13

Keluarga Ny.s hanya sebagai warga biasa di lingkungannya dan tidak mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus RT, namun ikut serta dalam kegiatan warga di wilayah kampungnya yaitu seperti tahlilan yang diadakan setiap Minggu sehabis dhuhur. Sedangkan Tn.W Megikuti kegiatan tahlilan selapan sekali. b. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat Perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaatnya selain berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi yang lebih erat, serta dapat digunakan sebagai forum dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungannya. Kesimpulan :20. Sistim pendukung keluarga Ny. S mengatakan kalo ada keluarga yang sakit biasanya berobat ke puskesmas. D. STRUKTUR KELUARGA 21. Pola Komunikasi Keluarga Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan atau tanggapan hal ini dapat terlihat saat perawat berkunjung. Komunikasi yang digunakan di dalam keluarga adalah komunikasi dua arah.

22. Struktur Kekuatan Keluarga Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah bersama, setiap anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat menyampaikan idenya jika ada masalah yang dirasakan. 23. Struktur Peran Dalam keluarga, Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga Sekaligus Pedagang dipasar, sedangkan An M, An R, berperan sebagai anak. Didalam keluarga Tn. W Sebagai petani 24. Nilai dan Norma Budaya Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana Ny. S Dan Tn. W bertindak sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anggota keluarganya, Ny. S juga mengatakan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tata tertib dilingkungannnya seperti kegiatan Tahlilan dan PKK RT. Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya yang bertentangan dengan kesehatan. Kesimpulan : E. FUNGSI KELUARGA 25. Fungsi Afektif Ny. S sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Ny. S Berusaha mendidik anaknya agar selalu menghormati orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga dan teman sebaya serta berusaha menanamkan kedisiplinan pada anaknya. Kesimpulan : 14

26. Fungsi Sosial Keluarga Ny. S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan membiarkan anaknya bermain dengan teman sebayanya di kampung rumahnya serta selalu menyapa orang yang ditemuinya dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung ke rumah keluarga Ny. S para tetangga juga ikut menyambut dengan baik. Kesimpulan : 27. Fungsi Perawatan kesehatan Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya a. Mengenal Masalah Saat dikaji Ny. S mengatakan bahwa sebelumnya saya mengetahui bahwa saya terkena Rematik dan, tetapi keluaga Ny. S tidak mengetahui tentang Rematik dan bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena rematik. Kesimpulan : keluarga tidak mengenal masaah rematik b. Mengambil Keputusan Keluarga Ny. S mengatakan tidak pernah mengontrolkan Ny. S hanya minum obat rematik yang beli diwarung itupun jika sendi-sendinya terasa nyeri. Kesimpulan : Keluarga tidak mampu mengambil keputusan dalam mengatasi Rematik c. Merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Ny. S mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena rematik. Kesimpulan : Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit rematik d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Ny. S mengatakan tidak ada jendela dimasing masing kamar tidurnya. Keluarga Ny. S mengatakan cahaya matahari tidak bisa sampai masuk sampai kamar. Pada saat pengkajian Jendela ruang tamu dan lantai agak kotor, ventilasi dikamar dan ruang tamu kurang, ruangan hanya menggunakan penerangan listrik tapi redup. Tampak tumpukan barang-barang yang tidak teratur diruang tamu ( Gabah hasil panen) sebelah kamar belakang dan di dapur, lantai rumah masih terbuat dari tanah. Kesimpulan : keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan yang terkait resiko terjadinya penyakit yaitu ispa, diare, DBD e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu dokter atau pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas. Kesimpulan : 28. Fungsi Reproduksi Keluarga Ny. S sudah memiliki 3 anak, dimana 1 anaknya sudah bekerja keluar negeri sedangkan 2 anaknya lagi masih sekolah. Kesimpulan : 29. Fungsi Ekonomi Keluarga Ny. S mengatakan penghasilan suami dan Ny.s dirasa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehariharinya dan belum termasuk biaya kesehatan yang ringan sehingga

15

jika ada anggota keluarga yang sakit dan biaya kesehatan kurang maka Ny. S Merasa dalam membiayai anggota keluarga yang sakit. Kesimpulan : Masalah ekonomi pada Ny. S 30. Fungsi pendidikan Ny. S mengatakan tingkat pendidikan saya hanya sampai pada SD, Sama dengan suami saya. Saya berharap nantinya anak saya bisa sampai melanjutkan ke Perguruan tinggi. 31. Fungsi religus Ny. S mengatakan semua anggota keluarga beragama islam, saya mengetahui banyak tentang agama dari keluarga dan masyarakat, saya selalu mengikuti acara kegiatan keagamaan seperti mauludan, tahlilan, dan pengajian-pegajian. 32. Fungsi sosialisasi Ny. S mengatakan Saya dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan acara tahlilan, mauludan PKK, dan kegiatan Rt nan. 33. Fungsi rekreasi. Keluarga menggunakan fungsi rekreasi dengan berkumpul bersama keluarga pada malam hari dan diisi dengan menonton Tv.

F. STRESS DAN KOPING INDIVIDU 34. Stressor Jangka Pendek Ny. S mengatakan merasa khawatir dengan masalah lingkungannya, karena akhir akhir ini dikampungnya masih banyak yang terkena demam berdarah. Dan ditambah dengan sering terjadi banjir Kesimpulan : Ny. S mengalami cemas terhadap Kesehatan keluarga 35. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa berat maka mereka akan memecahkannya secara bersama-sama dengan jalan musyawarah keluarga sampai ketemu jalan pemecahannya dengan tidak saling memaksakan dan menyakiti yang lain. Kesimpulan : 36. Strategi Koping Yang digunakan Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau konsultasi dengan orang yang lebih tahu Kesimpulan : 37. Strategi adaptasi disfungsional Bila keluarga sedang mengalami masalah kesehatan mereka cenderung megesampingkan sebelum masalah tersebut parah.

16

G. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Tn.W fisik Tekanan Darah Nadi Suhu RR 140/ 90 MmHg 89 x /menit 36,5 C 24 x /menit

Ny. S

An.M

An. R

130/80 MmHg 84 x/ menit 36,8C 22 x /menit

120/70 Mm Hg 82 x/ menit 36 C 24 x /menit

110/70 MmHg 89 x /menit 36 C 23 x /menit

Rambut

putih, agak kotor, tidak hitam bersih tidak mudah hitam bersih tidak mudah hitam bersih tidak mudah mudah dicabut. dicabut dicabut dicabut

Mata

sklera

tidak

ikterik, sklera

tidak

ikterik, sklera

tidak

ikterik, sklera

tidak

ikterik,

konjungtiva tidak anemeis

konjungtiva tidak anemeis

konjungtiva tidak anemis

konjungtiva tidak anemeis

Hidung

Polip tidak ada, septum Polip tidak ada, septum Polip tidak ada, septum Polip tidak ada, septum deiasi deiasi tidak ada, sekret deiasi tidak ada, sekret deiasi tidak ada, sekret tidak ada, sekret tidak ada tidak ada tidak tidak ada

Telinga

Pendengaran

agak Pendengaran baik, sekret Pendengaran baik, sekret Pendengaran baik, sekret tidak tidak ada tidak ada ada

berkurang, sekret tidak ada Mukosa bibir lembab,

17

Mulut

sianosis tidak ada

Mukosa

bibir

lembab, Mukosa

bibir

lembab, Mukosa bibir lembab, sianosis tidak ada

sianosis tidak ada pemakai gigi palsu tidak Gigi ada , bersih

sianosis tidak ada

Tidak ada gigi berlubang, Tidak ada gigi berlubang, Tidak ada gigi berlubang, bersih bersih bersih

Tidak Leher

ada

pembesaran ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada tiroid, pembesaran tidak ada

kelenjar tiroid, tidak ada Tidak peningkatan JVP

kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada kelenjar peningkatan JVP peningkatan JVP

peningkatan JVP

Inspeksi : Simetris Dada : 1.Paru Palpasi : tidak ada, taktil fremitus Inspeksi : Simetris Palpasi : Inspeksi : Simetris Inspeksi : Simetris

taktil fremitus Palpasi : tidak ada,

taktil fremitus Palpasi : taktil fremitus tidak ada,

Perkusi : sonor Auskultasi tidak ada,

: suara napas tambahan Perkusi : sonor Auskultasi Perkusi : sonor Auskultasi Perkusi : sonor tidak ronkhi) ada (wheezing, : suara napas tambahan : suara napas tambahan tidak ada (wheezing, tidak ronkhi) ada Auskultasi : suara tidak napas ada

(wheezing, tambahan

Inspeksi : Tidak terlihat ronkhi) 2.Jantung iktus cordis

(wheezing, ronkhi)

Inspeksi : Tidak terlihat Inspeksi : Tidak terlihat Inspeksi : Tidak terlihat iktus iktus cordis cordis : ictus cordis di

Palpasi : ictus cordis di iktus cordis midclavikula intercota V Perkusi : redup

Palpasi : ictus cordis di Palpasi : ictus cordis di Palpasi midclavikula intercota V midclavikula intercota V

midclavikula intercota V Perkusi : redup

Auskultasi : S1 dan S2 Perkusi : redup

18

terdengar jelas

Auskultasi : S1 dan S2

Auskultasi

S1

dan

S2

Inspeksi : supel tidak ada terdengar jelas 3.Abdomen bekas luka

terdengar jelas

Inspeksi : supel tidak ada Inspeksi : supel tidak ada Inspeksi : supel tidak ada bekas luka bekas luka

Auskultasi : bising usus 18 bekas luka x / menit

Auskultasi : bising usus 20 Auskultasi : bising usus 18 Auskultasi : bising usus 16 x x / menit /menit

Palpasi : tidak ada nyeri / menit tekan Perkusi : timpani

Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri tekan tekan Perkusi : timpani tekan Perkusi : timpani Perkusi : timpani

Tidak ada keluhan Ektermitas atas Tidak ada keluhan Ektremitas bawah Genetalia Tidak ada keluhan Ada keluhan Kadang Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

terasa nyeri pada sendisendi Ada keluhan kadang terasa Tidak ada keluhan nyeri- nyeri Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Kesimpulan Ny. S megalami rematik karena mengalami nyeri pada sendi-sendinya.

19

B.

ANALISA DATA No. Data 1 Data Subyektif : a. An. M mengatakan Ny. S sering marah- marah ketika sendi-sendi pada kaki terasa nyeri. b. An. M mengatakan kaki Ny. S nyeri bila Ny. S melakuan aktifitas yang sering

Etiologi Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan dalam mengatasi masalah komunikasi yang efektif

Masalah Resiko terjadinya konflik pada keluarga Ny. S

Data Subyektif : Ketidakmampuan keluarga a. An. M mengatakan bahwa Ny.S mengenal masalah rematik sering mengeluh sendi-sendinya terasa sakit. b. Ny. S mengatakan bahwa dirinya tidak tau apakah menderita rematik atau asam urat c. Ny. S berkata Nggak tau Mas, kata tetangga sebelah rumah rematik tapi ada juga yang bilang asam urat, saya bener tidak tau penyakit saya pegel dan nyeri sekali, ya udah saya lakukan yang disarankan oleh para tetangga yaitu tidak minum es, atau air dingin.kalo yang saya rasakan cekot-cekot apalagi saat musim dingin wah jan rasanya sakit banget. Data Obyektif : Pergelangan kaki Ny.S Tampak agak bengkak b. Saat dipalpasi terasa seperti spon. a.

Resiko berulangnya Nyeri pada pergelangan kedua kaki Ny. S

20

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN SKORING 1. Resiko berulangnya nyeri sendi pada pergelangan kedua kaki keluarga Tn. W khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita rematik. Kriteria Skor Pembenaran 1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Ny. S berkata biasanya saya minum jamu Tidak sehat. asam urat bila sakitnya tidak bisa saya tahan. Biasanya saya beli obat di warung, setelah saya minum obat saya merasakan kaki saya lebih enak dan tidak sakit lagi. Saya kira itu biasa saja apalagi saya sering menggunakan kaki saya untuk berdagang ke pasar. 2. Kemungkinan masalah 1/2x 2 = 1 Ny. S berkata, setelah minum jamu atau obat dapat diubah. saya merasakan kaki saya lebih enak dan tidak Sebagian. begitu sakit lagi . Ny. S berkata, Biasanya jika sakit kambuh dan tidak sembuh dibawa ke Puskesmas / Bidan di desanya . Ny. S berkata, biasanya anak saya yang menyuruh periksa ke tenaga medis seperti Bidan / Dokter . 3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Ny. S berkata, kalau mau dicegah berarti dicegah. saya harus berhenti berjualan tapi itu kan bisa Cukup diatasi dengan minum jamu . Ny. S berkata, hal itu kan masalah yang biasa dan sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir . 4. Menonjolnya masalah. 2/2 x 1 = 1 Ny. S berkata, rematik atau sakit apada sendi Ada masalah tetapi segera adalah masalah yang biasa terjadi pada ibu-ibu ditangani apalagi kalau sudah tua, masalah sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir ini .

Total skor

3 2/3

21

2. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif Kriteria Skor Pembenaran 1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Dalam keluarga komunikasi yang digunakan Tidak sehat. tidak terbuka apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan 2. Kemungkinan dapat diubah. Sebagian. masalah 1/2 x 2 = 1 Masalah dapat diatasi sebagian karena yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah, hanyalah dengan membantu suami untuk menyelesaikan masalah pada keluarga

3.

Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Untuk saat ini suami Ny. S bekerja sebagai dicegah. petani dan jarang berada dirumah Cukup

4. Menonjolnya masalah. 2/2 x 1 = 1 Keluarga Ny. S mengatakan perlunya Ada masalah tetapi tidak komunikasi terbuka karena sangat penting perlu ditangani dalam membina hubungan yang harmonis pada keluarga Total skor 3 1/3 III. PRIORITAS MASALAH 1. Nyeri sendi pada pergelangan keluarga Tn. W. Khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita rematik. 2. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif

22

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. D


No Diagnosa Tujuan Umum 1 Nyeri sendi pada pergelangan keluarga Tn. W. Khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita rematik. Setelah Khusus intervensi 1. Setelah 1x30 menit keluarga mampu mengenal masalah Kriteria Evaluasi Kriteria respon verbal Standar Nyeri dan kaku pada a. tulang, otot dan sendi. Intervensi Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian rematik dengan lembar balik atau leaflet b. c. Beri kesempatan keluarga bertanya Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan d. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

1x60 menit tidak terjadi nyeri persendian. ganggguan pada a.

Rematik, dengan mampu : Menyebutkan rematik pengertian

a. b. Menyebutkan tanda dan gejala rematik Respon verbal - Nyeri sendi - Kaku pada sendi - Bengkak pada sendi b. c. - Ganguuan fung sendi - Otot mengecil d. - Timbul benjolan kecil pada kulit bawah c. Menyebutkan perawatan rematik. bagaimana Respon verbal a. - Kompres hangat untuk Mengurangi nyeri Latihan gerak sendi b. terutama pada pagi hari

Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala rematik dengan lembar balik atau leaflet Beri kesempatan keluarga bertanya Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

Diskusikan dengan keluarga tentang meyebutkan bagaimana perawatan

rematik dengan lembar balik atau leaflet Beri kesempatan keluarga bertanya

23

- Hindari aktivitas dengan hentakan mendadak. c. - Istirahat yang cukup. - Hindari makanan seperti d. jeroan, emping mlinjo, petai. Gunakan alas kaki dengan rendah. tumit yang

tentang hal yang belum jelas Tanyakan kembali tentang hal yang telah didiskusikan Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

Ambil 1 sendok makan madu, 2 sendok teh kopi, 2 ibu jari jahe a. diparut dan 1 butir telur Diskusikan dengan keluarga tentang cara tradisional pengobatan rematik dengan lembar balik atau leaflet Beri kesempatan keluarga bertanya Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan Beri reinforcement atas jawaban yang benar Motivasi keluarga untuk mencoba pengobatan tradisional

d.

Menyebutkan cara pengobatan tradisional rematik.

Respon verbal

ayam kampung. Seduh kopi bubuk dan jahe b. parut, setelah itu saring, c. masukkan kuning telur. madu dan d.

ambil jahe secukupnya kemudia dibakar. e.

Setelah itu cuci bersih dan diparut halus.

Tempelkan pada bagian yang nyeri hingga

24

sembuh. Ambil 4 batang jahe, 2 batang lengkuas dan 2 sendok makan cengkeh kering. Tumbuk halus semua bahan dan

tambahkan 2-3 sendok makan air tajin. Oleskan sebagai obat dan

gosokkan pada bagian yang sakit 3-5 hari

berturut-turut.

Menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala rematik : - Nyeri sendi - Kaku pada sendi - Bengkak pada sendi - Ganguuan fung sendi - Otot mengecil - Timbul benjolan kecil pada kulit bawah a. Memotivasi anggota keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota - Kompres hangat untuk rematik. keluarga yang menderita

25

Hindari 2. Setelah 1x15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk keluarga merawat yang Respon Verbal -

makanan b.

Beri reinforcement positif atas minat

seperti jeroan, emping mlinjo, petai. Gunakan alas kaki dengan rendah. tumit yang

anggota

menderita rematik. a. Menyebutkan tanda dan gejala rematik.

a.

Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan rematik dengan lembar balik

b.

Menyebutkan perawatan rematik.

bagaimana

Respon Verbal

Ambil 1 sendok makan b. madu, 2 sendok teh c. kopi, 2 ibu jari jahe diparut dan 1 butir telur d. ayam kampung. Seduh kopi bubuk dan jahe parut, setelah itu saring, masukkan madu dan

atau leaflet Beri kesempatan keluarga bertanya Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan Beri reinforcement atas jawaban yang benar

c.

Menyebutkan cara pengobatan tradisional rematik.

kuning telur. - ambil jahe secukupnya kemudia dibakar.

Setelah itu cuci bersih dan diparut halus.

Tempelkan pada bagian yang sembuh. nyeri hingga

26

Ambil 4 batang jahe, a. 2 batang lengkuas dan 2 sendok makan cengkeh kering. Tumbuk halus b.

Demonstrasikan dengan keluarga cara pembuatan penderita Beri kesempatan keluarga bertanya Beri kesempatan keluarga Mendemonstrasikan kembali cara obat tradisional bagi

Respon verbal

semua

bahan

dan c.

tambahkan 2-3 sendok d. makan air tajin. Oleskan sebagai obat dan e.

pembuatan obat tradisional Beri reinforcement atas jawaban yang benar

gosokkan pada bagian yang sakit 3-5 hari

berturut-turut.

Komunikasi efektif yaitu

tidak suatu

keadaan dimana pesan yang disampaikan di

persepsikan dianggap ancaman

sudah sebagai

27

Tidak harmonis sering terjadi salah paham

Keluarga akan

mengatakan menggunakan

komunikasi yang tidak efektif

Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30 menit keluarga tidak terjadi konflik. 1. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif menyebutkan komunikasi efektif pengertian

2.

Menyebab antara komunikasi efektif dan tidak efektif

a.

Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian komunikasi tidak efektif dengan mennggunakan lembar balik

3.

Mengidentifikasi keluarga yang mengalami komunikasi yang tidak efektif Respon Verbal

b. c.

Beri kesempatan keluarga bertanya Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

a.

Diskusikan tentang komunikasi yang afektif dan tidak tidak afektif

b.

Beri kesempatan keluarga bertanya

28

c.

Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

Respon verbal

d.

Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar dan usaha keluarga.

a.

Motivasi keluarga untuk mengambil untuk mengambil keputusan dalam

Setelah 2 tindakan

dilakukan b.

penggunaan komunikasi yang efektif Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar dan usaha keluarga.

keperawatan selama 1 x 30

menit tidak terjadi konflik dalam

keluarga sehingga komunikasi menjadi

29

V. Implementasi dan Evaluasi Tgl/Jam No DX 24/3/08 I dan 16.00 II WIB Tujuan khusus
Setelah 1x30 menit

Implementasi

Evaluasi Formatif

a.

b.

Mengkaji pengetahuan S : Keluarga belum tahu tentang hipertensi keluarga mampu pasien difinisi O:mengenal masalah hipertensi hipertensi S : Klien mengatakan hipertensi Menyebutkan Memberikan penyuluhan adalah tekanan darah tinggi kepada keluarga tentang 140/90mmhg pengertian O : Klien dapat menjelaskan secara hipertensi hipertensi sederhana
Menyebutkan tanda dan gejala

24/3/08 17.00 WIB

Menjelaskan tanda dan S : Klien mengatakan kepla sering pusing dan mata berkunanggejala hipertensi c. Menyebutkan kunang O : TD : 200/120 mmHg, tampak penyebab hipertsnsi Memberi kesempatan memegangi kepalanya d. Menyebutkan cara S : Kien bertanya apakh penyakit ku klien untuk bertanya perawatan ini bisa sembuh mas? penderita hipertensi O : Kooperatif
hipertsnsi e. Menyebutkan komplikasi hipertensi

Menjelaskan penyebab hipertensi S : Klien mengatakan penyebab hipertensi usia dan stres. O :Klien dapat menyebutkan penyebab hipertensi

cara S : Klien mengatakan cara pencegahan hipertensi dengan mengurangi perawatan hipertensi stres, dan minum obat tradisional yaitu parutan mentimun dan cikra Menjelaskan komplikasi cikkri O : Keluarga tampak tersenyum ketika hipertensi diberi pujian S : Klien menyebutkan komplikasi hipertensi adalah stroke O : Keluarga dapat mnyebutkan komplikasi hipertensi.

Menjelaskan

30

VI. Evaluasi Somatif Tgl/Jam Diagnosa keperawatan 24/3/08 18.00 WIB

Evaluasi somatif

Gangguan perfusi : klien dan keluarga mengatakan sudah tahu dan S jaringan serebral pada memahami tentang pengertian, penyebab, tanda Tn.S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota dan gejala serta kompliasi yang timbul. keluarga yang Hipertensi. O : keluarga koopertif saat diberi penjelasan dan mampu menyebutkan kembali pengertian, tanda gejala serta komplikasinya. A : masalah teratasi sebagian P : Rencana tindakan selanjutnya, melakukan penkes (mendemonstrasikan obat tradisional)

31

You might also like