You are on page 1of 47

I.

Nama Umur

IDENTITAS PASIEN. : An. DCW : 16 bulan. : Laki- laki. : Cawang III RT1/ RW6 Makassar, Jakarta. : Islam. : 22 Februari 2011. : Rumah Bersalin Cipinang Besar Jakarta Selatan.

Jenis kelamin Alamat rumah Agama Tanggal lahir Tempat Lahir

Orang Tua/ Wali Ayah Nama Agama Alamat Pekerjaan Penghasilan : Tn. I : Islam. : Idem. : Buruh. : 1,350 000. Ibu Nama Agama Alamat Pekerjaan Penghasilan : Ny. AR : Islam : Idem. : Ibu rumahtangga. :-

II.

ANAMNESIS. (autoanamnesis dilakukan di lantai 5 timur RSUD Budi Asih)

Keluhan utama: Sulit makan sejak 18 hari SMRS. 1

Keluhan Tambahan: Demam. Riwayat penyakit sekarang. Pasien dibawa ibunya datang ke RSUD Budi Asih karena sulit makan sejak 18 hari SMRS. Dari kecil, pasien makannya sedikit dan 18 hari kebelakangan nafsu makan pasien makin menurun. Berat badan pasien dirasakan berkurang namun tidak ditimbang oleh ibu pasien. Pasien makan bubur hanya beberapa senduk makan dan minum susu lebih sering dari biasanya. Pasien minum susu 3 hingga 5 kali sebanyak 120 ml dengan susunya berjumlah 4 takaran. Menurut ibu pasien, nafsu makan pasien berkurang sejak pasien demam 18 hari ini. Demam dirasakan hangat dengan perabaan tangan. Demam dirasakan turun naik, naik terutama pada sore hari. Demam tidak disertai dengan keringat pada waktu malam dan tidak disertai kejang. Selain itu pasien juga turut batuk dengan dahak tetapi dahak pasien tidak dapat dikeluarkan, dan tidak ada darah. Pasien turut pilek encer bewarna putih kekuningan. Pasien tidak mengalami masalah pada BAB, namun menurut ibu pasien, pasien sering mencret dengan frekuensi kurang lebih 2 bulan sekali. Pasien juga tidak mengalami masalah BAK, pasien tidak menangis saat BAK tetapi kemaluan pasien seperti bengkok ke bawah tiap kali pasien buang air kecil, kelainan itu menurut ibunya sejak dari lahir. Menurut ibu pasien juga selama 18 hari pasien sakit, pasien terlihat rewel, lemas dan kurang bermain. Ibu pasien menolak adanya keringat malam, kejang, mual, muntah, dan keluarnya cairan dari telinga pasien.

Riwayat penyakit dahulu: PENYAKIT Alergi Cacingan UMUR X X PENYAKIT Difteria Diare UMUR X PENYAKIT Jantung UMUR X X

Sering, lebih 5 Ginjal kali setahun.

Demam berdarah

Kejang

1 kali,sewaktu umur 6 bulan

Darah

Demam tifoid Otitis

X X

Kecelakaan Morbili

Paru

X X

1 kali, usia 1 Tuberkulosis tahun.

Parotitis

Operasi

Lainnya

Riwayat penyakit keluarga. Ibu pasien menolak adanya keluarga yang mengalami sakit seperti pasien. Batuk lama, diabetes mellitus, darah tinggi, dan sakit jantung. Riwayat kehamilan dan kelahiran: KEHAMILAN Morbiditas kehamilan. Saat hamil ibu pasien tidak memiliki darah tinggi, kencing manis. Perawatan antenatal. Rutin kontrol ke bidan tiap bulan sekali, waktu kandungan usia 9 bulan, kontrol 2 minggu sekali. KELAHIRAN Tempat Kelahiran. Penolong Persalinan. Cara Bersalin. Rumah bersalin. Bidan. Spontan/ normal. Penyulit kelahiran: tidak ada. Masa Gestasi Keadaan Bayi. Cukup bulan (aterm) Berat lahir: 2600 gram. Panjang lahir:50cm Lingkar kepala: tidak tahu. Langsung menangis: iya. Pucat (-) biru (-) kuning (-) kejang (-) Nilai APGAR: tidak tahu.

Kelainan bawaan: tidak ada. Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik. Riwayat perkembangan. Pertumbuhan gigi pertama Psikomotor Tengkurap Duduk Berdiri Berjalan Berbicara Membaca dan menulis : 6 bulan. : 9 bulan. : 10 bulan. :: Perkataan yang biasa dibicarakan mama :: 12 bulan.

Kesan: terdapat keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan pasien (delayed motorik) Riwayat makanan. Umur (bulan) 0-2 2-4 4-6 6-8 10-12 ASI/ PASI + (ASI 2 hari) PASI PASI PASI PASI Buah/ biskuit + + Bubur susu + + Nasi tim + +

Umur diatas 1 tahun. Jenis Makanan Nasi/ pengganti Sayur Daging Telur Ikan Tahu Tempe Susu (merk/ takaran) Lain-lain Analisa status gizi: Jumlah kebutuhan kalori per hari= BB ideal x kebutuhan energi = 10.2 x 100 kkal =1020kkal/hari (60% KH, 20%protein,20%lemak) = 612kkal KH, 204kkal protein, 204 kkal lemak. Jumlah kalori pasien per hari= 1 porsi (150g) 1. Bubur nasi wortel 150g= 187.5kkal. 2. 3 potong tempe ukuran sedang (3x25g)= 149.3 kkal 3. Susu bendera 5kali perhari 120ml/kali. = 5x120ml (30ml/takar) * 1 takar susu= 4.67g ~ 5g =5 x (4x5)=100g =464kkal. Frekuensi dan Jumlah 3 kali sehari, 1 mangkuk kecil/kali. 3 kali sehari dicampur. 1 kali seminggu, 1 potong/kali. Jarang . Tidak pernah. 3 kali sehari, 1 potong/kali. 3 kali sehari, 1 potong/kali. Susu bendera, 5x120ml (1 takar=30ml) -

Kesimpulan jumlah kalori pasien/hari= (187.5+ 149.3 + 464)kkal = 751.5 kkal. Jumlah karbohidrat, protein dan lemak dalam porsi/ hari= (90.6 (48%), 40.5 (22%), 26.4 (36%)) Kesan: tidak baik kualitas dan kuantitasnya. Riwayat Imunisasi. Vaksin BCG DPT/ PT POLIO CAMPAK HEPATITIS B Dasar (umur) 2 bulan 2 bulan 0,2 bulan 9 bulan 0 bulan 1 bulan 6 bulan 4 bulan 4 bulan 6 bulan 6 bulan Ulangan (umur)

Kesan: imunisasi dasar untuk anak lengkap mengikut IDAI. Riwayat keluarga (corak reproduksi). No Tanggal lahir Jenis Kelamin 1. 2. 6 Mei 2008 22 Februari 2011 Perempuan Laki-laki Hidup Lahir mati Abortus Mati (sebab) Keterangan Kesehatan

Riwayat keluarga ibu pasien: Kedua orang tua pasien tidak mengalami masalah seperti pasien. Anggota lain yang serumah: Tidak ada anggota keluarga yang mengalami masalah yang sama seperti pasien. Kesan: riwayat keluarga baik.

Perumahan: Kedua orang tua termasuk pasien menumpang di rumah kakek pasien di mana kawasan , perumahan padat. Rumah 1 lantai dengan jumlaah kamar 2 terbuat dari batu bata. Jumlah jendela 1, dengan pencahayaan yang tidak adekuat. Kesan: keadaan lingkungan kurang baik. Riwayat pernikahan: Ayah Nama Perkahwinan ke Umur saat menikah Pendidikan terakhir Agama Suku bangsa Keadaan kesehatan Kosanguinitas Penyakit, bila ada Tn I Pertama 28 tahun SMA Islam Betawi Baik Ibu Ny. AR Pertama 26 tahun. SMK Islam. Betawi Baik. -

III.

PEMERIKSAAN FISIK. (Dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012, di lantai 5 timur)

Keadaan umum Kesadaran

: tampak sakit sedang. : compos mentis.

Data antoprometri Berat badan : 6.5 kg (berat badan tertinggi 6.8 kg, usia 9 bulan)

Tinggi badan

: 75.5 cm

Lingkar kepala : 41cm Lingkar dada : 39cm

Lingkar lengan atas : 12.5cm

Status Gizi BB/U TB/U BB/TB Skor Z Kesan gizi : (6.5/ 11.2) x 100% = 58% : (75.5/ 80) x 100% = 94% : (6.5/ 10.2) x 100% = 63.3 % : (6.5- 10.1) / (10.1-9.1) = -3.6 SD : Gizi buruk.

Tanda vital Frekuensi Nadi Tekanan Darah Frekuensi Napas Suhu Tubuh Status Generalis Kepala Rambut Mata Telinga : mikrosefali, muka seperti orang tua. : warna hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut. : konjungtiva anemis (-/-) skela ikterik (-/-), bercak bitot (-/-), cekung (+/+) : normotia, serumen (+/+), secret (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), membran timpani intak (-/-) Hidung Bibir Mulut Lidah Tonsil : deforrmitas (-), secret (+/+). : pucat (-), kering (-), sianosis (-). : candidiasis oral (-), oral hygiene baik, karies gigi (-) : normoglossia, coated tounge (-) :T1- T1, tenang, hiperemis (-) 8 : 132kali permenit, cepat, isi cukup, sama kanan dan kiri. :: 36 kali permenit :38.4C

Tenggorokan Leher Thoraks

: faring hiperemis (-) : kelenjar tiroid dan kelenjar limfe tidak teraba membesar : Bentuk Pergerakan Pernapasan : iga tambang (+) sedikit, retaksi iga (-) : simetris pada saat statis dan dinamis. : abdominotorakal. : ictus cordis terlihat pada sela iga 4 dari medial garis midklavikularis kiri. Palpasi : teraba iktus kordis pada sela iga ke 4 dari medial garis midklavikularis kiri, thrill (-). Perkusi Auskultasi : sulit ditentukan : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tiada murmur dan gallop. : simetris pada saat statis dan dinamis. : vocal fremitus tidak dapat ditentukan. : sonor di kedua lapangan paru. : suara napas bronkovesikuler, ronkhi (-/-) wheezing (-/-). : perut cekung : supel, tiada nyeri tekan dan nyeri lepas, hepar dan lien tidak teraba membesar, ballottement (-) kiri dan kanan. Perkusi Auskultasi : rata- rata bunyi timpani, shifting dullness (-), undulasi (-). : bising usus (+) 2 dalam 1 menit.

Jantung

: Inspeksi

Paru

:Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Abdomen

:Inspeksi Palpasi

Ekstremitas

: akral hangat, tonus otot (normotonus), sendi (aktif), kekuatan (+5), oedema (-), petechiae (-)

Genitalia

: chordee penile, sedikit baggy pants.

IV.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM. JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

Hematologic lengkap

Darah lengkap: Lekosit Eritrosit Haemoglobin Hematokrit Trombosit LED 14.5 4.2 9.9 30 250 25 Ribu/uL Juta/ uL g/ dL % Ribu/uL mm/jam 6-17 3.6- 5.2 10.7-13.1 35-43 217-497 0-10

Hitung jenis: Basofil Eosinofil Netrofil batang Netrofil segmen Limfosit Monosit 2 1 0 57 31 9 % % % % % % 0-1 1-5 0-8 17-60 20-70 1-11

Kimia klinik: Mekanisme karbohidrat: Glukosa darah sewaktu Elektrolit: Natrium Kalium Klorida 141 4.4 108 mmol/L mmol/L mmol/L 135-155 3.6-5.5 98-109 97 mg/dl 33-111

10

Imunoserologi: Anti HIV Screening/ rapid test Non reaktif Non- reaktif

V.

RESUME. Anak D, laki- laki, datang ke RSUD Budi Asih bersama ibunya dengan keluhan sulit makan sejak 18 hari SMRS. berat badan pasien berkurang. Tiap kali makan hanya habis beberapa senduk. Menurut ibu pasien sehari pasien makan porsi sebanyk 3 kali dengan komposisi didalamnya bubur nasi dicampur sayur dan ditambah tahu atau tempe. Pasien juga minum susu bendera sebanyak 5 kali perhari dengan jumlah 120ml per kali. Pasien turut demam 18 hari SMRS disertai batuk pilek. BAB normal kali ini namun pasien sering diare kurang lebih 2 bulan sekali. BAK normal tetapi penis pasien melengkung ke bawah tiap kali BAK. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dengan berat badan 6.5kg dan panjang badan 75.5 cm. selain itu didapatkan muka seperti orang tua, iga agak tambang, baggy pants. Menurut kriteria WHO-NCHS mengikut BB/TB pasien termasuk dalam gizi buruk. Setelah dilakukan analisa gizi menurut nutrisurvey didapatkan jumlah kalori yang dikonsumsi anak ini 751.5 kkal, sedangkan kebutuhan energy anak ini adalah 1020 kkal. Didapatkan takikardia pada pasien, takipnoe, dan febris. Selain itu pasien turut mengalami chordee penile. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia ringan (9.9 g/dl) dan LED yang meningkat (25mm/jam).

11

VI.

DIAGNOSIS BANDING. 1. Malnutrisi tipe marasmus-kwashiorkor. 2. Anemia e.c penyakit kronik. 3. Suspek TB paru.

VII.

DIAGNOSIS KERJA. 1. Malnutrisi tipe marasmus. 2. Anemia mikrositik hipokrom e.c malnutrisi. 3. Suspek TB paru 4. Chordee penile.

VIII.

ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Tes mantoux. 2. Foto rontgen lateral kanan. 3. Pemeriksaan urin lengkap. 4. Pemeriksaan TIBC dan total iron serum. 5. Konsul gizi. 6. Konsul bedah.

IX.

PENATALAKSANAAN. 1. Non medikamentosa: Energy: 100 kcal/kgBB ideal (100x 10.2= 1020 kcal) Makanan cair FF2= 8x100cc =800kkal.

2. Medikamentosa. Vitamin A 1x 200 000 IU

12

As. Folat 1x1mg Paracetamol 70mg (>38C)

X.

PROGNOSIS. Ad vitam: Ad bonam. Ad functionam : dubia ad bonam. Ad sanationam: dubia ad bonam.

XI.

FOLLOW- UP. Perawatan hari pertama (20 Juni 2012). Subjektif Demam (+) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Objektif KU: TSS/CM BB: 6.6kg Nadi: 132 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 32 kali permenit. Suhu : 38.7C Kepala: mikrosefali Mata: cekung (+/+) Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: bibir agak kering (+/+). Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) Analisis -gizi buruk -observasi febris hari ke 20. -batuk pilek ec ISPA. -anemia mikrositik hipokrom. -chordee penile Planning Paracetamol 1x70mg Vitamin A 1x200000IU As. Folat 1x 1mg MC FF2 8x 100ml Ulang UL

13

wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur (-), gallop (-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+)

Urin: 600g. Minum:720ml.

Perawatan hari kedua (21 Juni 2012). Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Objektif KU: TSS/CM BB: 6.5kg Nadi: 132 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 30 kali permenit. Suhu : 37.4C Kepala: mikrosefali -anemia Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg hari ke 21. -batuk pilek ec ISPA 4x250mg Ambroxol 3mg 3x 1bks Analisis -gizi buruk -observasi febris Planning Pasang venflon Ampisilin i.v

Mata: CA (-/-),cekung mikrositik (+/+) Hidung: secret (+/+) hipokrom.

14

Telinga: secret (-/-) Mulut: bibir agak kering (+/+). Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur (-) gallop (-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+)

-chordee penile

MC FF2 8x 120ml Ulang Mantoux test (hasil baca 24/6/12)

Minum: 930cc Urin: 760cc BAB: 100g

Perawatan hari ketiga (22 Juni 2012). Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Objektif KU: TSS/CM BB: 6.5kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk Planning Pasang venflon Ampisilin i.v 4x250mg Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x

15

Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+) Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: bibir agak kering (-). Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur (-) gallop (-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+)

200000IU As. Folat 1x 1mg MC FF2 8x120ml Ulang UL

Minum: 560cc campur: 200g BAK: 480g

Hasil lab 21/6/12: Urinalisa Nitrit +ve Darah 1+ Esterase lekosit 3+

16

Sedimen urin Lekosit 60-70/LPB Eritrosit 2- 3/LPB.

Perawatan hari keempat, (23 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. Pilek (+) BAB dan BAK normal.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.5kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.3C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+) Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: bibir agak kering (-). Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan

Analisis -gizi buruk -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -anemia mikrositik hipokrom -Chordee penile

Planning Venflon Ampisilin i.v 4x250mg Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg MC FF2 6x150ml Bubur saring 1x porsi. Konsul gizi.

17

2 regular, murmur (-) gallop (-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+)

Minum: 900cc BAB,BAK: 400g BAK: 100g

Hasil lab (22/6/12) Kejernihan: agak keruh. Nitrit ve Darah ve Esterase lekosit ve Sedimen urin Lekosit: 1-2/LPB Eritrosit 0-1/LPB

18

Perawatan hari kelima, (24 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.5kg Nadi: 128 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.5C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-) SI(-/-) Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur (-) gallop (-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri

Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Planning Venflon Ampisilin i.v 4x250mg Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg MC FF2 6x150ml Bubur saring 1x porsi. Konsul gizi.

19

tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+)

Minum: 900cc BAB,BAK: 400g BAK: 100g

Perawatan hari keenam (25 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Muntah 1kali Nafsu makan bertambah Intake makanan cukup baik BB dirasakan bertambah.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.7kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn. Leher: KGB ttm

Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Planning Venflon Ampisilin i.v 4x250mg Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg MC FF2 3x150ml Bubur breda 5x porsi.

20

Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur (-) gallop (-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:790ml BAK:300ml Campur:440g Hasil MT= negative (0 mm).

Perawatan hari ketujuh (26 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.7kg

Analisis -chordee penile -observasi febris

Planning Venflon Ampisilin i.v

21

tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Muntah (-) Mencret 2 kali (+) Nafsu makan bertambah. Makanan habis.

Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 32 kali permenit. Suhu : 35.7C Kepala: mikrosefali Mata:CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur (-) gallop (). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm.

hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

4x250mg Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x porsi.

22

Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:740ml BAK: 250g BAB: 120ml Campur:220g

Perawatan hari kelapan (27 Juni 2012)

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. Muntah (-) Makan habis, nafsu makan baik. BAB dan BAK normal.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.7kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.4C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn. Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri.

Analisis -chordee penile

Planning Venflon

-observasi febris Ambroxol 3mg 3x hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x) Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 1x200mg (29.8mg/kgBB/x) MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x1porsi.

23

Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:600ml BAK: 600g

Perawatan hari kesembilan (28 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Nafsu makan bertambah.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.6kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 37.2C Kepala: mikrosefali

Analisis -chordee penile

Planning Venflon

-observasi febris Ambroxol 3mg 3x hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x)

24

Makanan habis.

Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn. Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:500ml BAK: 710g

Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 1x200mg (29.8mg/kgBB/x) MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x1porsi.

Perawatan hari kesepuluh (29 Juni 2012). 25

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Nafsu makan bertambah. Makanan habis.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.7kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali Mata:CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn. Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri

Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Planning Venflon Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x) Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 2x90mg (29.8mg/kgBB/x) Curliv syrup 1x1cth MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x1porsi.

26

tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:500ml BAK: 1200g

Perawatan hari kesebelas (30 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Makan habis.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.6kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri.

Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Planning Venflon NGT Ambroxol 3mg 3x 1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x) Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 2x90mg (29.8mg/kgBB/x) Curliv syrup 1x1cth MC FF2 4x125ml

27

Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:375ml BAK: 800g

Bubur breda 4x1porsi.

Perawatan hari kedua belas (1 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikeluarkan. BAB dan BAK normal. Makan habis.

Objektif KU: TSS/CM BB: 6.8kg Nadi: 120 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali

Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Planning Venflon NGT

Ambroxol 3mg CTM 0.65mg Terbutalin 0.3mg 3x1bks Vitamin A 1x


28

Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn. Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:375ml BAK: 800g

200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x) Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 2x90mg (29.8mg/kgBB/x) Curliv syrup 1x1cth MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x1porsi.

Perawatan hari ketiga belas (2 Juni 2012).

Subjektif

Objektif

Analisis

Planning

29

Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikelurkan. BAB dan BAK normal. Makan habis.

KU: TSS/CM BB: 6.9kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 3 kali permenit. Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: dbn. Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri. Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan

-chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Venflon NGT Ambroxol 3mg CTM 0.65mg Terbutalin 0.3mg 3x1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x) Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 2x90mg (29.8mg/kgBB/x) Curliv syrup 1x1cth MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x1porsi.

30

lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:750ml BAK: 900g

Perawatan hari keempat belas (3 Juni 2012).

Subjektif Demam (-) Batuk berdahak tidak dapat dikelurkan. BAB dan BAK normal. Makan habis.

Objektif KU: TSS/CM BB: 7.0kg Nadi: 112 kali per menit, isi cukup. Pernafasan: 28 kali permenit. Suhu : 36.7C Kepala: mikrosefali Mata: CA (-/-), cekung (+/+). Hidung: secret (+/+) Telinga: secret (-/-) Mulut: bibir agak kering (+/+). Leher: KGB ttm Toraks: gerak dada simetris kanan kiri.

Analisis -chordee penile -observasi febris hari ke 22. -batuk pilek ec ISPA -gizi buruk

Planning Venflon NGT Ambroxol 3mg CTM 0.65mg Terbutalin 0.3mg 3x1bks Vitamin A 1x 200000IU As. Folat 1x 1mg INH 1x 50mg (7.4mg/kgBB/x) Rif 1x 75mg (11.2mg/kgBB/x) PZA 2x90mg (29.8mg/kgBB/x) Curliv syrup 1x1cth
31

Suara nafas vesikuler,ronkhi (-) wheezing (-) BJ 1 dan 2 regular, murmur(-) gallop(-). Abdomen: supel, datar, bising usus 2 kali per menit, nyeri tekan (-), hepar dan lien ttm. Ekstremitas: akral hangat (+) Minum:750ml BAK: 900g

MC FF2 4x125ml Bubur breda 4x1porsi. Edukasi ortu. Pasien boleh pulang Control poli anak.

32

XII.

TINJAUAN PUSTAKA.

1. MALNUTRISI

Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause). Kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit merupakan penyebab langsung malnutrisi yang paling penting. Penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh. Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Di Indonesia, angka kebutuhan energi untuk kelompok umur 0-6 bulan adalah 550 kkal/hari, kelompok umur 7-12 bulan 650 kkal/hari, kelompok umur 1-3 tahun 1000 kkal/hari, dan kelompok umur 4-6 tahun 1550 kkal/hari. Pemberian makanan tambahan sebagai pendamping ASI dimulai saat anak berusia 6 bulan dengan tetap memberikan ASI. Pemberian makanan tambahan ASI dinaikkan bertahap dari segi jumlah, frekuensi pemberian, dan jenis dan konsistensi makanan yang diberikan. Untuk anak yang mendapatkan ASI, rata-rata makanan tambahan yang harus diberikan 2-3 kali/hari untuk usia 6-8 bulan, 3-4 kali/hari untuk usia 9-11 bulan dan 4-5 kali/hari usia 12-24 bulan. Jika densitas dalam makanan rendah atau anak tidak lagi mendapatkan ASI mungkin diperlukan frekuensi makan yang lebih sering. Variasi makanan diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrien. Daging, ayam, ikan atau telur harus diberikan setiap hari atau sesering
33

mungkin. Demikian pula buah dan sayuran, sebaiknya diberikan setiap hari. Kegagalan untuk menyediakan asupan makanan sesuai angka kebutuhan ini secara terus-menerus akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Cara pemberian makanan yang salah dapat dapat disebabkan karena ibu tidak memiliki pengetahuan yang cukup, misalnya mengenai pemberian ASI eksklusif maupun cara pemberian makanan pendamping ASI. Ibu seharusnya mendapatkan informasi yang lengkap dan obyektif mengenai cara pemberian makanan yang bebas dari pengaruh komersial. Mereka perlu mengetahui masa pemberian ASI yang dianjurkan; waktu dimulainya pemberian makanan tambahan; jenis makanan apa yang harus diberikan, berapa banyak dan berapa sering makanan diberikan, dan bagaimana cara memberikan makanan dengan aman. Kematian akibat penyakit dapat disebabkan salah satu atau kombinasi dari berbagai penyebab lain seperti rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan, kurangnya suplai air bersih dan fasilitas sanitasi, kurangnya kebersihan makanan serta pengasuhan anak yang tidak memadai. Pengasuhan anak yang tidak memadai sendiri dapat dikarenakan ibu bekerja sehingga ibu juga memiliki lebih sedikit waktu untuk memberi makan anaknya. Penyebab tidak langsung yang dapat menyebabkan malnutrisi adalah kurangnya ketahanan pangan keluarga, kualitas perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan serta sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu diperhatikan pengaruh produksi bahan makanan keluarga terhadap beban kerja ibu dan distribusi makanan untuk anggota keluarga. Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan, produksi serta persiapan makanan untuk dikonsumsi serta kebersihan. Pelayanan kesehatan bukan hanya harus tersedia, namun juga harus dapat diakses dengan mudah oleh ibu dan anak. Status pendidikan dan ekonomi perempuan yang rendah menyebabkan kurangnya kemampuan
34

untuk memperbaiki status gizi keluarga. Adapun penyebab dasar berupa kondisi sosial, politik dan ekonomi negara. Malnutrisi, yang dapat berupa gizi kurang atau gizi buruk, dapat bermanifestasi bukan hanya di tingkat individual namun juga di tingkat rumah tangga, masyarakat, nasional dan internasional sehingga upaya untuk mengatasinya perlu dilaksanakan secara berkesinambungan di berbagai tingkatan dengan melibatkan berbagai sector. 2. KURANG ENERGI PROTEIN (KEP). Kurang energy protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari- hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). KEP merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Pada KEP ditemukan berbagai keadaan patologis, tergantung pada berat ringannya kelainan, berdasarkan lama dan jumlah kekurangan energy protein, kurang energy protein diklasifikasikan menjadi KEP derajat ringan (gizi sedang) KEP derajat sedang (gizi kurang), KEP derajat berat (gizi buruk). Pada gizi buruk, ditemukan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor, marasmus- kwashiorkor, dan kwashiorkor.

35

3. ETIOLOGI KEP.

4.

PATOFISIOLOGI KEP. KEP adalah manifestasi dari kurang asupan protein dan energy, dalam makanaan sehari-

hari yang tidak memenuhi angka kebutuhan gizi dan biasanya juga disertai adanya kekurangan dari nutrisi lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP adalah disebabkan kekurangan nutrisi yang pada umumnya didasari oleh masalah sosioekonomi, pendidikan, serta rendahnya pengetahuan di bidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi seperti di atas disebabkan adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis, ataupon kelainan pencernaan dan metabolic yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat.
36

5. KLASIFIKASI Penentuan prevalensi KEP diperlukan klasifikasi menurut derajat beratnya KEP. Tingkat KEP I dan KEP II disebut tingkat KEP ringan dan sedang dan KEP III disebut KEP berat. KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya. Maksud utama penggolongan ini adalah untuk keperluan perawatan dan pengobatan. Untuk menentukan klasifikasi diperlukan batasan-batasan yang disebut dengan ambang batas. Batasan ini di setiap negara relatif berbeda, hal ini tergantung dari kesepakatan para ahli gizi di negara tersebut, berdasarkan hasil penelitian empiris dan keadaan klinis.2 Klasifikasi KEP menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI Tahun 1999 dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu Overweight, normal, KEP I(ringan), KEP II (sedang) dan KEP III (berat). Baku rujukan yang digunakan adalah WHO-NCHS, dengan indeks berat badan menurut umur.2

Klasifikasi KEP menurut Depkes RI : Kategori Overweight Normal KEP I KEP II KEP III Status Gizi lebih Gizi Baik Gizi Sedang Gizi Kurang Gizi Buruk BB/U (%Baku WHO-NCHS, 1983) > 120 % Median BB/U 80 % 120 % Median BB/U 70 % 79,9 % Median BB/U 60 % 69,9 % Median BB/U < 60 % Median BB/U

Sumber: Depkes RI(1999:26)

37

Sedangkan klasifikasi kurang Energi Protein menurut standar WHO: Klasifikasi Malnutrisi sedang Edema BB/TB TB/U Tanpa edema -3SD s/d -2 SD atau 80% -3SD s/d -2 SD atau 80% Malnutrisi Berat Dengan edema < -3 SD atau 70% < -3 SD atau 70%

6. PENILAIAN STATUS GIZI ANAK. Penilaian status gizi anak di fasilitas kesehatan tidak didasarkan pada berat badan per umur (BB/U). BB/U biasanya digunakan untuk memantau berat badan anak seterusnya mendeteksi dini anak yang kurang gizi. Pemantauan berat badan anak dilakukan di masyarakat dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS). Anak didiagnosa gizi buruk apabila secara klinis anak tampak kurus dan atau tanpa oedem atau BB/TB <-3SD atau < 70% median. Sedangkan gizi kurang jika BB/TB <-2SD atau <80% median. Klasifikasi. 1. Klasifikasi berdasarkan baku median WHO-NCHS. Klasifikasi Ringan Sedang Berat BB/U 70-80% 60-70% <60% BB/TB 80-90% 70-80% <70%

2. Klasifikasi menurut Gomez (1956).

38

Klasifikasi ini berdasarkan berat badan individu dibandingkan dengan berat badan yang diharapkan pada anak sehat seumur.

Derajat 0 (normal) 1 (ringan) 2 (sedang) 3 (berat)

Berat badan % dari baku 90% 89-75% 74-60% <60%

3. Scoring menurut Mc Laren (1967). Ms Laren mengklasifikasi KEP berat dalam 3 kelompok menurut tipenya. Gejala klinis edema disertai dermatosis, perubahan pada rambut, dan pembesaran hati diberi nilai bersama- sama dengan menurunnnya kadar albumin serum atau total protein serum. Gejala klinis/ laboratorium Edema Dermatosis Edema disertai dermatosis Perubahan pada rambut Hepatomegali Albumin serum/ protein total serum (g %) <1.00 1.00-1.49 1.50-1.99 2.00-2.49 <3.25 3.25-3.99 4.00-4.74 4.75-5.49 7 6 5 4 Angka 3 2 6 1 1

39

2.50-2.99 3.00-3.49 3.50-3.99 >4.00

5.50-6.24 6.25-6.99 7.00-7.74 >7.75

3 2 1 0

*penentuan tipe berdasarkan jumlah angka yang dapat dikumpul tiap penderita 0-3 = marasmus 4-8= kwashiorkor- marasmus 9-15= kwashiorkor 7. MANIFESTASI KLINIS. Manifestasi klinis KEP berbeda-beda tergantung derajat dan lama deplesi protein, energi, dan umur penderita juga tergantung oleh hal lain seperti adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. Pada KEP ringan dan sedang yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.2 KEP ringan dan sedang sering ditemukan pada anakanak dari 9 bulan sampai usia 2 tahun, tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang lebih besar.

40

Berikut tandatanda KEP ringan dan sedang dilihat dari pertumbuhan yang terganggu dapat diketahui melalui : 1. Pertumbuhan linier berkurang atau berhenti, 2. Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, ada kalanya berat badan kadang menurun, 3. Ukuran lingkar lengan atas menurun, 4. Maturasi tulang terlambat, 5. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun, 6. Tebal lipat kulit normal atau mengurang, 7. Anemia ringan, diet yang menyebabkan KEP sering tidak mengandung cukup zat besi dan vitaminvitamin lainnya, 8. Aktivitas dan perhatian mereka berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat, 9. Kelainan kulit maupun rambut jarang ditemukan pada KEP ringan dan sedang,akan tetapi adakalanya dapat ditemukan.2 Pada KEP Berat gejala klinisnya khas sesuai dengan defisiensi zat tersebut. KEP berat ini terdiri dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan keduanya marasmic kwasiokor. Secara klinis terdapat dalam 3 tipe KEP berat yaitu :
41

1. Kwashiorkor, ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia. 2. Marasmus, ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare. 3.Marasmus kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor dan marasmus. 8. PENATALAKSANAAN. Penatalaksanaan dari Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit. 1. Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan penanganan kegawatan): a) Penanganan hipoglikemi b) Penanganan hipotermi c) Penanganan dehidrasi d) Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit e) Pengobatan infeksi f) Pemberian makanan g) Fasilitasi tumbuh kejar (catch up growth) h) Koreksi defisiensi nutrisi mikro i) Melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental j) Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh 2. Pengobatan penyakit penyerta.

42

a) Defisiensi vitamin A Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vit. A dengan dosis : * umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali * umur 6 12 bulan : 100.000 SI/kali * umur 0 5 bulan : 50.000 SI/kali Bila ada ulkus dimata diberikan : Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 710 hari Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali

b) Dermatosis Dermatosis ditandai adanya : hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida. Tatalaksana : a. kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO4 (K-permanganat) 1% selama 10 menit b. beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor) c. usahakan agar daerah perineum tetap kering d. umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral c) Parasit/cacing

43

Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat antihelmintik lain. d) Diare melanjut Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Berikan formula bebas/rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan Giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin, lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri : Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari. e) Tuberkulosis Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali alergi) dan Ro-foto toraks. Bila positip atau sangat mungkin TB, diobati sesuai pedoman pengobatan TB. 3. Kegawatdaruratan. a) Syok (renjatan) Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit membedakan keduanya secara klinis saja.Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan intravena, sedangkan pada sepsis tanpa dehidrasi tidak. Hati-hati terhadap terjadinya overhidrasi. Pedoman pemberian cairan : Berikan larutan Dekstrosa 5% : NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama. Evaluasi setelah 1 jam : Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan) dan status hidrasi syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti,

44

per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus (F-75/pengganti). Bila tidak ada perbaikan klinis anak menderita syok septik. Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti) b) Anemia berat Transfusi darah diperlukan bila : Hb < 4 g/dl Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung Transfusi darah : Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells untuk transfusi dengan jumlah yang sama. Beri furosemid 1 mg/kgBB secara i.v pada saat transfusi dimulai. Perhatikan adanya reaksi transfusi (demam, gatal, Hb-uria, syok). Bila pada anak dengan distres napas setelah transfusi Hb tetap < 4 g/dl atau antara 4-6 g/dl, jangan diulangi pemberian darah.

9. PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT. Bila telah tercapai berat badan BB/TB >-2SD (setara dengan lebih 80%) dapat dianggap anak telah sembuh. Anak mungkin mempunyai berat BB/U rendah karena anak berperawakan pendek. Pola makan dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah. Berikan contoh kepada orang tua:

45

1. Menu dan cara membuat makanan kaya energy dan padat gizi serta frekuensi pemberian makanan yang sering. 2. Terapi bermain yang structural. Sarankan: 1. Melengkapi imunisasi dasar dan / atau ulangan. 2. Mengikuti pemberian program vitamin A.

XIII. KESIMPULAN. Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari- hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Menurut klasifikasi KEP dibagi menjadi marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor. Walaupon kondisi klinis berbeda tetapi tatalaksananya masih sama. Kondisi klinis yang menyertai gizi buruk dapat berupa hipoglikemia, hipotermi, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, infeksi, defisiensi zat gizi mikro. Maka tatalaksana umum gizi buruk berdasarkan ada atau tidaknya kelainan seperti di atas. Diperlukan penanganan khusus pada anak dengan gizi buruk bukan hanya mengobati gejala gizi buruk tetapi harus juga mengetahui factor- factor yang menyertai gizi buruk seperti factor ekonomi keluarga, factor social anak, dan factor kasih saying.

46

XIV. DAFTAR PUSTAKA 1. Kodyat, BA, 1995. Masalah Gizi masyarakat dan program penanggulangannya. Dalam : Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR, ed. Masalah gizi ganda dan tumbuh kembang anak. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI XXXV; 11-12 Agustus 1995; Balai Penerbit FKUI Jakarta, 12-31. 2. Soedarmo P., Sediaoetama, A.D., 1977. Penyakit-penyakit gizi salah (Malnutrition). Dalam : Ilmu gizi : Masalah gizi Indonesia dan perbaikannya. Dian Rakyat Jakarta, 225-248 3. Barness L.A., Curran J.S., 1996. Nutrition. Dalam : Berhman R.E., Kligman R.M., Jenson H.B., eds. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke lima belas. Philadelphia : W.B. Saunders Co, 141-161. 4. World Health Organization, 1983. Measuring in nutritional status : guidelines for assessing the nutritional impact of supplementary feeding programmes for vulnerable groups. Geneva. 5. World Health Organization, 2005. Hospital Care for Children: guidelines for the management of common ilnessess with limited resources.

47

You might also like