You are on page 1of 1

HUBUNGAN SEJARAH SASTRA, TEORI SASTRA DAN KRITIK SASTRA

Hubungan Sejarah Sastra dan Teori Sastra Perkembangan sejarah sastra banyak memerlukan bahan pengetahuan tentang teori sastra. Pembicaraan tentang angkatan, misalnya tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang gaya bahasa, aliran, genre sastra, latar belakang cerita, tema, dsb. Hal-hal yang disebutkan terakhir ini merupakan unsur-unsur yang terdapat didalam karya sastra dan dibicarakan di dalam teori sastra. Sebaliknya teori sastra pun memerlukan bahan hasil pengkajian sejarah sastra. Pembicaraan tentang gaya bahasa atau aliran-aliran, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sastra secara keseluruhan. Suatu pengertian, konsep prinsip, katagoro, dan kriteria dalam kritik sastra besar kemungkinan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam sejarah sastra. Sebagai contoh, pengertian (definisi) puisi. Definisi lama ternya banyak yang tidak sesuai kenyataan puisi dengan sekarang, karena sejarah telah membuktikan bahwa puisi atau cipta sastra pada umumnya terus mengalami perubahan dan perkembangan. C. Hubungan Sejarah Sastra dan Kritik Sastra Dalam kerjanya pengkajian sejarah sastra tidak dapat dilepaskan dari pengkajian kritik sastra. Dalam kenyataannya sejarah sastra tidak terhitung berapa jumlah karya sastra yang pernah dipublikasikan. Pengkajian sejarah sastra tidak mingkin memuat semua cipta sastra yang pernah terbit, tetapi dibatasi pada karya-karya tertentu saja. Untuk memilih dan menentukan cipta sastra yang akan dijadikan objek kajian, diperlukan pengkajian kritik sastra. Di sini tugas kritik sastra adalah menilai bobot kesastraan suatu cipta sastra, dan selanjutnya karya tersebut ditempatkan dalam kerangka sejarah sastra. Sebaliknya kritik sastra pun memerlukan hasil pengkajian sejarah sastra. Dengan bantuan sejarah sastra, maka kritik atau suatu cipta sastra tidak mungkin dari konteks sejarah terciptanya suatu karya tertentu. Hubungan Kritik dan Teori Sastra Hubungan kedua cabang ilmu sastra ini sangat jelas. Usaha kritik sastra tidak akan berhasil tanpa dilandasi oleh dasar-dasar pengetahuan tentang teori sastra. Jika seseorang akan mengadakan suatu telaah (kritik) terhadap novel, terlabih dahulu ia harus memiliki dasar pegetahuan tentang apa yang disebut novel dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya, seperti tema, latar, perwatakan, dll. Dapat dikatakan bahwa teori sastra merupakan modal bagi pelaksanaan kritik sastra. Sebaliknya teori sastra pun memerlukan bantuan kritik sastra. Bahkan sebenarnya kritik sastra merupakan pangkal teori sastra. Teori harus disusun berdasarkan karya sastra konkret. Teori tanpa data merupakan teori yang kosong (in vacua).

You might also like