You are on page 1of 2

Perbedaan Sistem Produksi Ford dan Toyota Ford dan Toyota sekarang terkenal sebagai raja-raja perusahaan otomotif

dunia. Perusahaan Ford sendiri didirikan oleh Henry Ford di Amerika di awal abad ke 20. Terdengar bagaimana keberhasilan model T yang selalu berwarna hitam amat menarik perhatian dan sangat laku dipasaran pada masanya. Ford menemukan cara bagaimana dapat membuat produk sebanyak mungkin dengan sumber daya yang memang melimpah di Amerika. Sehingga tercetuslah sistem produksi massal yang pertama pada saat itu. Sistem produksi massal itu sendiri terarah pada menghasilkan banyak produk dengan waktu singkat , membuat aliran produksi tidak terputus sepanjang proses, namun dengan varietas yang rendah. Sehingga dalam perkembangannya mengikuti perkembangan perekonomian dunia yang naik turun terutama saat perang dunia, terjadi penumpukan barang-barang di gudang dan timbullah pemborosan yang juga merupakan cost bagi perusahaan tersebut. Di belahan dunia lain yaitu Toyota yang merupakan sebuah perusahaan otomotif di Jepang, berusaha untuk mengembangkan perusahaannya, salah satunya dengan mempelajari sistem produksi yang diterapkan oleh Ford.

Ford aliran proses yang tidak terputus sepanjang proses, menstandarisasikan proses, dan menghilangkan pemborosan. Ford menghasilkan jutaan Model T berwarna hitam dan kemudian Model A dengan menggunakan metode produksi batch yang penuh dengan proses pemborosan, yang membentuk tumpukan persediaan barang dalam proses di sepanjang supply chain. Toyota memandang hal itu sebagai kekurangan yang melekat dalam sistem produksi massal Ford. Namun, perusahaan Toyota bertekad menggunakan ide orisinil Ford mengenai aliran material yang tidak terputus, untuk mengembangkan sistem one-piece-flow yang secara fleksibel dan efisien dapat diubah sesuai permintaan pelanggan. JIT Pull-system inilah yang menjadi dasar dari Just-In-Time (JIT). JIT merupakan serangkaian prinsip, alat, dan teknik yang memungkinkan perusahaan memproduksi dan mengirim produk dalam kuantitas kecil, dengan lead time yang singkat, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik. Secara ringkas, dapat dikatakan JIT menyediakan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam jumlah yang tepat. Kaizen mengajarkan keterampilan kepada setiap orang untuk bekerja secara efektif dalam kelompok-kelompok kecil, memecahkan masalah, mendokumentasikan dan meningkatkan proses, mengumpulkan dan menganalisis data, dan memanajemeni diri sendiri dalam sebuah kelompok. Kaizen mendorong pengambilan keputusan (atau penyampaian usulan) sampai ke tingkat pekerja, dan menuntut pembahasan secara terbuka dan konsensus dalam kelompok sebelum mengimplementasikan keputusan. dalam sistem bisnis pada umumnya, memenuhi dan melampaui tuntutan pelanggan merupakan tugas setiap orang dalam sebuah organisasi. REFERENCE : http://kopirasaduren.wordpress.com/2010/01/24/toyota-production-system-sebagai-nenekmoyang-lean-production/

You might also like