You are on page 1of 1

Cara penegakkan diagnosis

1. Anamnesis Anamnesis yang diperlukan adalah menanyai: a. Keluhan b. Onset keluhan c. Keluhan tambahan d. Kronologis UKK e. Riwayat obat f. RPD : pengobatan dan penyakit yang pernah diderita g. RPK : keluhan yang sama pada anggota keluarga h. RP exposure : kebiasaan, pekerjaan, 2. Inspeksi Inspeksi perlu dinilai eflorosensinya dengan sekaligus dapat menganamnesis tambahan. Inspeksi perlu memperhatikan : a. Lokalisasi b. Warna c. Bentuk d. Ukuran e. Penyebaran f. Batas g. Eflorosensi khusus 3. Palpasi Palpasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak peradangan akut meliputi rubor, dolor, kalor, fungsiolase, dan tumor, ada atau tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional ataupun generalisata. 4. Diagnosis dan diagnosis banding Setelah anamnesis dan px fisik telah dilakukan dapat dilakukan pemberian diagnosis dan diagnosis banding. 5. Pemeriksaan khusus atau konsultasi ke bagian lain Konsultasi dapat dilakukan kepada spesialis penyakit dalam. Untuk pemeriksaan khusus atau pembantu yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan bakteriologik, mikologik, histopatologik, darah, urin, dan imunologik (antara lain serologik, tes tempel, imunoflorosensi) 6. Diagnosis pasti Dari semua yang dapat dilakukan diharapkan adanya diagnosis pasti yang telah ditegakkan.

You might also like