You are on page 1of 79

KARBOHIDRAT

Sejarah Karbohidrat
Pada awalnya gula tebu ditemukan di papua new Guinea , kemudian menyebar ke India, asia dan cina pada tahun 510 Sebelum Masehi. Ketika orang-orang Arab menguasai Persia pada tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang tumbuh dan kemudian mempelajari cara pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut mereka mendirikan pengolahan-pengolahan gula di berbagai daratan lain yang mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol. Gula dikenal oleh orang-orang barat Eropa sebagai hasil dari Perang Salib pada abad ke-11. Para prajurit yang pulang menceritakan keberadaan rempah baru yang enak ini. Gula pertama diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099. Abad-abad berikutnya merupakan periode ekspansi besar-besaran perdagangan barat Eropa dengan dunia timur, termasuk di dalamnya adalah impor gula.

Sejarah Karbohidrat
Dalam salah satu perjalanannya Columbus membawa tanaman tebu untuk ditanam di kawasan Karibia dan mendirikan sebuah industri gula, Selanjutnya tanaman tebu dibudidayakan di berbagai perkebunan besar di kawasan-kawasan lain di dunia (India, Indonesia, Filipina dan kawasan Pasifik) untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan lokal. Gula bit pertama kali diketahui sebagai sumber gula pada tahun 1747 dan baru pada tahun 1880 gula bit menggantikan gula tebu sebagai sumber utama gula di benua Eropa. Masuknya gula bit ke Inggris tertunda sampai dengan Perang dunia Pertama ketika impor gula Britain terancam. Sebelumnya Britain mengimpor gula tebu dari jajahannya di kawasan tropis.

DEFINISI KARBOHIDRAT
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (bahasa Yunani skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).

Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida). Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa.

Klasifikasi karbohidrat
1. Karbohidrat sederhana
Monosakarida Disakarida Gula alkohol Oligosakarida

2. Karbohidrat komplek

Monosakarida Karena senyawa ini tidak mengalami hidrolisis, maka monosakarida dikenal pula sebagai bentuk yang paling sederhana
Glukosa (dekstrosa /gula anggur) glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel dan merupakan sumber energi. Fruktosa (levulosa / gula buah) Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis. Galaktosa tidak terdapat bebas karena sebagai hasil pencernaan laktosa. Manosa Pentosa

Disakarida (C12H22O11 ) Senyawa ini terdiri dari dua monosakarida. Karena pengaruh asam senyawa ini dapat mengalami hidrolisis menjadi bentuk bentuk monosakarida penyusunnya
Sukrosa Sukrosa mengandung satu molekul glukosa (dekstrosa) dan satu molekul fruktosa (levulosa). merupakan gula yang digunakan sehari-hari dan digunakan untuk masak. Sukrosa terdapat pula dalam buah-buahan masak, dan getah pohon serta tersebar luas di alam. Maltosa Maltosa ditemukan dalam biji yang sedang tumbuh dan mengandung dua molekul glikosa. Gula tersebut manisnya kurang lebih sepertiga manisnya sukrosa. Laktosa Laktosa adalah gula susu dan hanya terdapat dalam susu (atau hasil-hasil dari susu). Zat tersebut terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Trehalosa Terdiri atas dua mol glukosa

Gula Alkohol Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintesis..

Sorbitol Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa Manitol dan Dulsitol alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Inositol alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.

oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida

Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati. Pati merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia

Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda, yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua polisakarida ini tergantung dari jenis pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung amilopektin sekitar 75 80% dan amilum sekitar 20-25%. Komponen amilum merupakan polisakarida rantai lurus tak bercabang terdiri dari molekul DGlukopiranosa yang berikatan (1 4) glikosida. Struktur rantai lurus ini membentuk untaian heliks

PATI

Amilopektin merupakan polimer yang tersusun atas monomoer D-glukopiranosa yang berikatan (1 4) glikosida dan juga mengandung ikatan silang (16) glikosida. Adanya ikatan silang ini menyebabkan molekul amilopektin bercabang- cabang,

Proses Pemecahan pati


Proses pemecahan polisakarida (pati) maupun disakarida menjadimonosakarida (gula sederhana) seperti glukosa, galaktosa, dan fruktosa terjadi di sepanjang saluran pencernaan dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Ketika makanan dikunyah, makanan akan bercampur dengan saliva yang mengandung enzim ptialin. Enzim ini menghidrolisis pati menjadi maltosa dan glukosa.

Makanan berada didalam mulut dalam waktu yang relatif singkat, sehingga hanya 3-5%pati yang telah terhidrolisis pada saat makanan ditelan, kerja ptialin akan dihambat oleh asam yang dikeluarkan oleh lambung karena ptialin merupakan enzirn yang tidak aktif saat pH medium turun di bawah 4. Di lambung, sekitar 30-40% pati dihidrolisis menjadi maltosa.

Di duodenum (usus dua belas jari), makanan bercampur dengan getah pankreas yang mengandung c-amilase, Enzim ini memiliki fungsi yang sama dengan enzim ptialin. Selanjutnya disakarida (laktosa,sukrosa, dan maltosa) dan polimer glukosa akan dipecah menjadi monosakarida oleh empat enzim yaitu laktase, sukrase, maltase, dan dekstrinase Laktosa dipecah menjadi satu molekul glukosa dan galaktosa. Sukrosa dipecah menjadi satu molekul glukosa dan sat umolekul fruktosa. Maltosa dan polimer glukosa akan dipecah menjadi molekul-molekul glukosa.

Pati resisten
Pati resisten adalah pati yang tidak tercerna dalam usus halus tapi terfermentasi pada usus besar oleh mikroflora Pati resisten adalah senyawa yang unik, karena walaupun termasuk dalam kategori pati, namun dianalisa sebagai serat pangan. Serat pangan yang selama ini dikenal akan efek fisiologisnya tidak mampu dikonsumsi, hal ini dibuktikan di mana jumlah yang direkomendasikan sekitar 20-35 g/hari, namun jumlah serat pangan yang dikonsumsi hanya berkisar antara 12-17 g/hari

sifat pati resisten yang tidak tercerna dalam usus halus dapat dimanfaatkan sebagai substrat untuk pertumbuhan probiotik. Mikroorganisme probiotik yang memanfaatkan pati resisten sebagai substratnya adalah Bifidobacterium. Selain itu, mengkonsumsi makanan yang mengandung pati resisten dapat mengontrol kenaikan gula darah akibat pelepasan glukosanya yang lambat sehingga dapat menurunkan respon insulin tubuh dan menormalkan kembali gula darahnya. Metabolisme pati resisten membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari, waktu yang lama ini dapat menurunkan respon insulin sehingga dapat menurunkan kecepatan gula darah yang mengakibatkan kebutuhan energi turun dan menunda rasa lapar

pati resisten diimplikasikan sebagai prebiotik. Prebiotik sebagai bahan makanan yang tidak dapat tercerna dan memberi efek menguntungkan dengan mendorong pertumbuhan dan aktivitas dari satu atau sejumlah koloni bakteri yang dapat meningkatkan kesehatan kolon

Diet serat
Definisi: semua tanaman polisakarida dan lignin yang resisten terhadap hidrolisis oleh enzim pencernaan Serat , baik yang larut maupun tidak dapat larut difermentasikan oleh bakteri dlm colon Diet serat tinggi dapat menurunkan insiden ca colon mekanisme (belum pasti):
Mempercepat pergerakan colon Mengurangi absorpsi zat kimia Penyerapan agent karsinogenik oleh serat

Fungsi Gula
Secara klasik, terdapat 4 sensasi rasa: manis, asam, asin dan pahit dengan segala kombinasinya. Konsep modern menyatakan bahwa manis bukan merupakan suatu kesatuan kualitas rasa namun merupakan kualitas rasa manis yang berbeda dari pemanis yang berbeda Standar rasa manis yang umumnya digunakan adalah sukrosa (dengan manis 100%)

Berdasarkan standar tersebut, berikut kadar manis pemanis lainnya:


Glukosa : 61-70 Fruktosa (manis buah) : 130 - 180 Maltosa (manis syrup) : 43 - 50 Laktosa : 15 40

Pendapat lama menyatakan bahwa manis identik dengan sumber energi Selain itu, kini, gula (terutama sukrosa) digunakan secara luas dalam produksi makanan untuk memberi rasa, tekstur, penampilan, pengawet dan fermentasi (roti dan minuman alkohol) Gula yang tersembunyi ini mengakibatkan penilaian asupan sukrosa menjadi sulit

Masuknya Glukosa ke dalam sel


Sumber utama energi metabolik pada hampir sebagian besar sel mamalia adalah oksidasi Dglukosa Membran sel tersebut,yang kaya lipid, relatif impermeable terhadap molekul polar hidrofilik seperti glukosa

Diperlukan proses transport khusus untuk memungkinkan masuk dan keluarnya glukosa dari sel

Carrier protein (terletak di membran plasma sel) mengikat glukosa membawa glukosa melalui barier lipid membran lalu melepaskan hexosa ke dalam sitoplasma sel atau cairan tubuh Terdapat 2 jenis :
Transporter glukosa fasilitatif
Carrier protein tersebut membawa glukosa dari konsentrasi tinggi ke rendah disebut difusi fasilitatif, energinya berasal dari perbedaan konsentrasi tersebut

Kotransporter glukosa Na+


memungkinkan perpindahan glukosa melawan perbedaan konsentrasi transport aktif

kerjasama antara dua jenis transporter glukosa tersebut, bersama dengan hormon yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat

memungkinkan kontrol konsentrasi glukosa dalam plasma dan menjaga kesinambungan penyediaan sumber energi sel

Transporter glukosa fasilitatif-difusi


Terdapat 5 transporter hexosa , GLUT 1 5, dimana penamaan berdasarkan:
Urutan penemuan Protein dengan struktur molekul yang sama

Mueckler menggambarkan model GLUT 1 di membran plasma sebagai berikut:


Memiliki 3 molekul utama:
12 -helices dengan ujung protein N dan C terletak disisi sitoplasma membran sel Domain intraseluler 65 asam amino hidrofilik (antara M6 dan M7) Segmen 33 asam amino ekstraseluler (antara M1 dan M2)

GLUT 1 (Carrier eritrhoid-otak)


Merupakan transporter glukosa pada sel darah merah Terdiri atas 492 residu asam amino Gen yang mengekspresikannya terdapat pada kromosom 1 Tersebar luas pula pada berbagai jaringan seperti jantung, ginjal, sel lemak, fibroblas, plasenta dan otak (merupakan bagian dari blood brain barrier), namun sangat sedikit pada otot dan hepar

GLUT 1
proses transportasi d-glukosa dalam sel merah asimetris, karena afinitas (Km) penyerapannya sekitar 1-2 mmol/L, sedangkan untuk pengeluaran glukosa sekitar 20-30 mmol/L

Asimetris ini tampak menjadi allosterical diatur oleh ATP. Asimetris ini menjadikan transporter efektif ketika glukosa ekstrasel rendah dan kebutuhan intrasel tinggi

GLUT 2(Transporter glukosa pada Hepar)


55% asam amino pada GLUT2 memiliki urutan yang sama dengan GLUT1 dan memperlihatkan pengaturan topologi membran sel yang sama dengan GLUT1. Terdiri atas 524 asam amino Diekspresikan pada hepar (membran sinusoid), ginjal (sel tubulus), usus halus (enterosit) dan pancreas (sel yang mensekresikan insulin)

GLUT 2
Memiliki afinitas yang rendah terhadap glukosa dan menunjukkan transport yang simetris

Berguna untuk pengeluaran glukosa secara cepat setelah glukoneogenesis GLUT 2 selain glukosa, dapat mentransport galaktosa, mannosa dan fruktosa Transport fruktosa hanya dapat dilakukan oleh GLUT 2 dan GLUT 5

GLUT 3(Transporter glukosa padaotak)


Terdiri atas 496 residu asam amino Menunjukkan 64% kesamaan dengan GLUT 1 dan 52% dengan GLUT 2 GLUT 3 mRNA terdapat pada semua jaringan, namun diekspresikan terbanyak pada otak (pada neuron), ginjal dan plasenta. Dapat ditemukan pula pada fibroblas,otot polos dan spermatozoa Afinitas terhadap transport glukosa relatif rendah (10 mmol/L)

GLUT 4(Transporter glukosa insulin-responsif)

Terdiri atas 509 residu asam amino dengan kesamaan dengan GLUT 1(65%), GLUT 2 (54%), GLUT 3 (58%) Merupakan transporter utama pada jaringan yang sensitif terhadap insulin, lemak coklat dan putih, otot lurik dan otot jantung

Stimulasi insulin mempercepat transport glukosa karena terjadi translokasi terhadap membran menyatu lalu melepaskan molekul

GLUT 4
Proses tsb menyebabkan:
meningkatnya kemampuan memindahkan glukosa dari ekstrasel ke intrasel, meningkatkan Vmaks (Kecepatan maksimal) penyerapan glukosa

Oleh karena itu, GLUT 4 merupakan komponen penting dalam homeostasis glukosa Perannya dalam penyakit diabetes telah banyak diteliti

GLUT 5 (Transporter fruktosa)


Terdiri atas 501 residu asam amino dengan kesamaan dengan GLUT 1(42%), GLUT 2 (40%), GLUT 3 (39%) dan GLUT 4 (42%) Diekspresikan pada jejunum Namun ditemukan pula (dlm jumlah sedikit) pada ginjal, otot skelet, adiposa, cel mikroglial dan blood brain barrier Lebih banyak berperan untuk transportasi fruktosa Ditemukan dalam kadar yang tinggi pada spermatozoa matang, dimana telah diketahui memerlukan fruktosa sebagai sumber energinya

Transporter lain
GLUT 6
urutan pada sebagian GLUT 6 memiliki 80% kesamaan dengan GLUT 3 pada otak manusia Namun, terdapat beberapa stop kodon serta terjadi pergeseran frame sehingga tidak dapat menyandikan protein transporter glukosa yang berfungsi Terdapat pada lengan panjang kromosom 5

GLUT 7
Memiliki kesamaan dengan GLUT 2 (65%) Merupakan transporter internal atau intraseluler Kemungkinan berperan dalam ditemukannya kompleks Glukosa-6-phosphatase dalam retikulum endoplasma hepatosit

metabolik
Konsentrasi glukosa dalam darah pada dewasa: Normal 3.9 5.8 mmol/L (70-105 mg/100mL). Ketika makan ( KH) 6.5-7.2 mmol/L (115-130 mg/100mL) tinggi sementara waktu. Puasa 3.3-3.9 mmol/L ( 60-70 mg/ 100mL). Otak membutuhkan suplai glukosa terus-menerus. Otak bisa beradaptasi pada kondisi level lebih rendah bahkan menggunakan badan keton dari pemecahan lemak apabila adaptasi berlangsung sangat lambat. Hal ini menjadi sangat penting selama terjadi kelaparan, disaat otak manusia dewasa menggunakan kira-kira 140g/hari glukosa , dan hanya 130g/hari yang bisa diperoleh dari sumber-sumber non KH. Injeksi suatu hormon (ex:insulin) dalam upaya menurunkan level glukosa darah secara cepat bisa mengarah ke tidaksadaran diri bahkan kematian apabila penggunaan tidak tepat.

Glukosa memasuki darah (kira2 6 g) berasal dari sejumlah sumber. Pada kondisi normal sesudah absorpsi pada manusia, gambaran plasma darah rata-rata 8 -10 g/ jam. Darah diganti setiap 2 jam. Pada level glukosa normal, hati adalah produsen glukosa. Makanan yang mengandung KH akhirnya akan dihidrolisa menjadi glukosa, galaktosa dan fruktosa dan ditranportasikan oleh darah ke hati dan ginjal. Level glukosa yang tinggi menuju hati menurunkan produksi glukosa oleh hati. Pada tikus uptake dan output sama yaitu 8.3 mmol/ L. Glukosa yang memasuki darah selama makan ditangani oleh hati dan jaringan tepi. Langkah pertama adalah fosforilasi. Dalam jaringan fosforilasi oleh enzim heksokinase, suatu enzim yang berperan terhadap feedback inhibisi oleh produk, glukosa 6 fosfat. Enzim hati glukokinase tidak begitu berpengaruh, mempunyai afinitas lebih rendah terhadap glukosa dan bisa meningkatkan aktivitasnya melebihi rentang glukosa normal dalam darah. Baik galaktosa dan fruktosa dapat diubah menjadi glukosa oleh selsel hati.

Siklus Cori
Glukosa bisa dibuat dalam hati dan ginjal dari 2 komponen kelompok yang berbeda yang berlangsung secara glukoneogenesis. Kelompok ke-1 yaitu asam amino, khususnya selama kondisi kelaparan dan propionate, diubah menjadi glukosa tanpa melalui recycle. Kelompok ke-2 yaitu dibentuk dari glukosa selama metabolisme parsial diberbagai jaringan Baik otot maupun sel2 darah merah mengoksidasi glukosa menjadi laktat yang memasuki hati disintesis kembali menjadi glukosa. Glukosa yang baru dibentuk ini kembali ke sirkulasi jaringan , proses ini dikenal sebagai Cori atau siklus asam laktik Siklus Cori diperkirakan 40% dari normal glukosa plasma yang diperbaharui.

Dalam jaringan lemak, sel2 hidrolisa lemak (acylglycerols) dan membentuk gliserol yang tidak bisa dimetabolisme oleh sel2 adipocyte. Gliserol berdifusi dari sel2 masuk darah dan ditransportasikan ke hati dan ginjal, kemudian kembali diubah menjadi glukosa. Akhirnya glukosa juga dilepaskan ke darah melalui proses glycogenolysis dari cadangan glycogen yang besar dalam hati.

Hormon
Level glukosa dalam darah diatur oleh hormon dan mekanisme metabolik. Hormon yang mengantur level glukosa adalah;
1. 2. 3. 4. 5. 6. Insulin Glucagon Epinephrin (adrenalin) HormonTiroid Glukokortikoid Growth hormon

Insulin
Diabetes mellitus dibedakan atas 2 tipe, yaitu: tipe 1 Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
tipe 2 Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Berperan utama dalam pengaturan gula darah. Disekresi oleh sel2 pulau Langerhans( pancreas manusia). Produksi setiap hari 40-50 unit, 15-20% disimpan dalam kelenjar. Level glukosa darah mengontrol lepasnya insuli :
Level glukosa darah tinggi (hiperglikemia) sekresi insulin. Level glukosa darah rendah (hipoglikemia) hambat sekresi insulin.

Apabila pancreas tidak sanggup menghasilkan insulin atau produksi sedikit kondisi ini dikenal dengan diabetes mellitus (penyakit ke-3 terbanyak di barat).

IDDM (tipe 1)
Mempunyai penyakit autoimmun terhadap sel2 . Tidak bisa membuat insulin Membutuhkan terapi suntik insulin setiap hari. Umumnya mengenai anak-anak dan dewasa muda Penyakit menetap bila 80% sel2 rusak.

NIDDM (tipe 2)
Mengenai dewasa matang. Sekresi hormon dan respon metabolik terhadap resisten insulin tepi menurun.

penyebab turun masih didentifikasi, ada perdebatan tentang peranan GLUT 4 dalam sensitivitasnta, yaitu :
1. Tidak ada perubahan dalam GLUT 4 mRNA atau protein. 2. Terdapat berubahan kecil (18%) berkurang. Resitensi insulin mungkin menyebabkan kerusakan dalam translokasi GLUT 4 terhadap membran otot.

Mekanisme sekresi insulin


Mekanisme regulasi sekresi insulin oleh level glukosa eksternal telah dipelajari menggunakan patch clamp technique untukmengontrol chanel ion dalam membran sel . Potensial membran istirahat sel dipelihara dengan adanya enzim NA+K ATP ase dan ATP sensitif K+ channel ( K+ ATP channels). Padakondisi normal channel ini terbuka tetapi menutup mengikuti metabolisme glukosa ketika ada kesamaan yang meningkat dalam perbandingan ATP: ADP. Ini mendepolarisasi membran sel dan membuka gerbang channel Ca2+. Konsentrasi Ca2- bebas intraseluler yang meningkat mengaktifkan sekresi insulin melalui exocytosis, penyatuan insulin yang mengandung granula dengan membran plasma dan melepaskan kandungannya.

Sejumlah obat-obatan (sulfonylureas) seperti tolbutamide dan glibenclamide menyebabkan sekresi insulin dengan menghambat channel K ATP sel digunakan untuk terapi NIDDM. Bagian dari level glukagon tinggi dalam darah, berbagai komponen meningkatkan sekresi insulin, yaitu :Asam amino, asam lemak bebas, badan keton dan hormon glukagon dan sekretin. Hormon plasenta, yaitu lactogen, estrogen dan progesteron semuanya meningkat kan sekresi hormon insulin. Level insulin lebih tinggi pada wanita hamil daripada tidak hamil. Hormon lain spt: epinephrin dan norepinephrin (noradrealin) menghambat sekresi insulin.

Mekanisme inhibisi adalah penting karena melindungi sel2 dari over responding dan yang melemahkan. Kontrol lokal oleh autocrine, paracrine dan neurocrine adalah terlibat dalam inhibisi sekresi insulin; termasuk peptide pancreastatin, neuropeptideY( NPY), somatostatin, calcitonin gene related peptide (CGRP), galanin dan amylin (islet amyloid polypeptide / IAPP).

Insulin bertindak merendahkan level glukosa darah dengan memfasilitasi masuknya ke dalam jaringan yang sensitif terhadap insulin dan hati. Insulin melakukannya dengan menaikkan level transporter2 dalam jaringan seperti otot. Pada hati insulin merangsang penyimpanan glukosa sebagai glikogen atau mempertinggi metabolismenya melalui jalur glikolitik. Glukosa masuk sel2 hati tidak dimediasi oleh berubahnya fungsi transporter glukosa, meskipun kenyataannya hepatocytes mempunyai transporter2 ini berada dalam membran sinusoid.

Terdapat spesialisasi fungsi dalam hati dalam hal disposisi GLUTs 1 dan 2. GLUT 2 mempunyai ekspresi lebih tinggi dalam periportal hepatocytes dari pada dalam perivenous hepatocytes. Pada daerah perivenous GLUT 1 juga ada di membran sinusoidal hepatocytes yang membentuk barisan mengelilingi terminal venula hepatik. Periportal hepatocytes lebih glukoneogenik dari sel2 perivenous lebih glikolitik.

Diduga bahwa GLUT 2 mentransportasikan fruktosa, sedangkan GLUT 5 sebagai transporter fruktose tidak terekspres dalam hati. Namun demikian GLUT 1 dalam perivenous sel2 hati bertujuan efisiensi fungsi jalur glikolitik. Selain insulin berpengaruh utama pada homeostasis glukosa, insulin juga mempengaruhi banyak fungsi sel lainnya

Table 3.5 Influence of Glucose via Insulin


Positive Effects
Glucose uptake Amino acid uptake Acetyl-CoAFatty acid Glucoseglycogen

Negative Effects
Pyruvate glucose Apoptosis Gene expression

Protein synthesis DNA-synthesis


Na+K+ pump Gene expression

Glukagon
Disekresi oleh sel2 islet Langerhans dalam pancreas. Stimulus utama untuk sekresinya adalah hypoglikemia (low blood glucose level). Glucagon bertindak pada sel hepatik menyebabkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase untuk memecah glikogen. Selain itu jg meninggikan proses glukoneogenesis ( pembentukan glukosa) dari asam amino dan laktat. Kerja hormon glukagon opposite dengan kerja hormon insulin.

Menggunakan reseptor mRNA glukagon spesifik pada jaringan tikus, reseptor glukagon mRNA teramati pada hati, jaringan adiposa, dan pancreas, namun juga pada jantung, ginjal, limpa, tymus dan stmach. Level rendah ditemukan pada kelenjar adrenal, usus halus, tiroid dan otot rangka. Tidak ditemukan pada testes, lung, usus besar atau otak

Epinephrine
Disekresikan oleh sel kromafin medula adrenal. Sering disebut hormon fight or flight karena menegangkan, ex: fear, excitement, hypoglikemia, dan blood loss, menyebabkan produksi epinephrin meningkat. Bertindak pada hati dan otot untuk proses glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase melepaskan glukosa untuk metabolisme otot.

Thyroid
Pada manusia, level glukosa darah saat puasa tinggi pada pasien hypertiroid dan rendah pada hypotiroid pasien. Hormon tiroid menaikkan kerja epinephrin dalam meningkatkan proses glikolisis dan glukoneogenesis dan potensial dalam kerja insulin pada sintesa glikogen dan pemanfaatab glukosa. Mempunyai kerja biphasic pada hewan; pada dosis rendah meninggikan sintesa glikogen, sedangkan pada dosis tinggi meningkatkan proses glikogenolisis.

Glukokortikoid
Glukokortikoid ( 11-oxysteroid) disekresikan oleh kortek adrenal. Meningkatkan proses glikoneogenesis dan menghambat pemanfaatan glukosa dalam jaringan ekstrahepatik. Kerja berlawanan dengan insulin. Meningkatkan proses glukoneogenesis diaktivasi oleh glukokortikoid melibatkan: peningkatan katabolisme protein dalam jaringan, meninggikan uptake asam amino oleh hati, dan meningkatkan aktivitas transamin dan enzim2 lain yang terlibat dengan proses glukoneogenesis hepatik.

Growth Hormon
Disekresi oleh kelenjar pituitary anterior. Sekresi meningkat pada kondisi hypoglikemia. Mempunyai efek secara langsung maupun tidak langsung pada penurunan uptake glukosa pada jaringan tertentu seperti jaringan otot. Sebagian dari efek ini menyebabkan liberasi asam lemak dari jaringan adiposa kemudian menghambat metabolisme glukosa. Jika growth hormon menurun secara kronis, menyebabkan kondisi hyperglikemia yang persisten yang merangsang sekresi insulin. Sel2 akhirnya akan melemah dan diabetes terjadi.

Transport Hexose Transepithelial usus dan ginjal


Na+ Glucose Contransporters (SGLTs)

Usus dan ginjal adalah dua organ utama yang mempunyai epitelial dengan fungsi spesifik dari vectorially transferring hexose menyilang sel2 nya masuk aliran darah. Pada usus transporter enterocytes yang mature menangkap hexose dari lumen setelah memecah polisakarida menjadi simpel hexoses, yaitu D-glukosa, D-galaktosa, dan Dfruktosa. Pada ginjal, sel2 tubulus proksimal menangkap glukosa dari glomerulus filtrat untuk mengembalikan nya ke darah. Transporter glukosa ini berlokasi pada tepi membran sel epithelial.

Glukosa transporter ini mentranspor glukosa menyeberang sel membran yang mempunyai hexose dan ikatan Na+ pada sisinya, oleh karenanya dinamakan Na+glukosa cotransporter.

Penyimpanan Glukosa
Glikogen Glukosa disimpan dalam hati & otot (hewan& manusia) polimer bercabang glikogen Terdiri dari 10-18 rantai panjang residu -Dglucopyranose (ikatan glukosida (1 4)) dan percabangan dengan ikatan glukosida (16)

Konsentrasi glikogen dalam hepar 6 %, sedangkan dalam otot 1 % (massa otot > hepar glikogen otot 3 4 x dari hepar) Glikogen otot kontraksi Glikogen hepar penyimpanan, transfer, kontrol glukosa darah Glikogen liver hanya cukup untuk cadangan puasa selama 12-18 jam.

Pembentukan & pemecahan glikogen

Setelah terbentuk 11 glukose residu, branching enzyme (amylo (14) (16) transglucosidase), memindahkan rantai 14 dari glukosa residu ke rantai samping membentuk rantai cabang 16 Rantai glikogen terus memanjang pada point 14 dan 16 menyebabkan bertambahnya reaktif side pada molekul yang akan mempercepat terjadi glikogenesis dan glikogenolisis

Glikogenolisis: Pemecahan glikogen glukosa perlu 3 enzim: phosphorylase aktif pada ikatan 14 (14) (14) glucan transferase yang memindahkan trisaccharide unit dari point 14 ke point 14 lain sehingga point 16 terekspos memungkinkan debranching enzyme (amylo(16) glucosidase) bekerja memotong point 16 Pemotongan cabang selanjutnya oleh enzim phosphorylase

Di hati dan ginjal, enzim spesifik glucose 6phosphatase yang berfungsi mendesfosforilasi glukosa sehingga dapat berdifusi dari sel ke aliran darah Enzim yang mengontrol metabolisme glikogen diregulasi oleh proses fosforilasi dan defosforilasi dan dipengaruhi hormon insulin dan glukagon

Gangguan penyimpanan glikogen


Genetik (gangguan enzimatik & transpor) jumlah, lokasi, struktur yang abnormal Tipe:
I. II. III. IV. V. VI. Defisiensi glucose-6-phosphatase Defisiensi asam -glukoside Defisiensi amylo 1,6-glikosidase Defisiensi branching enzym Defisiensi muscle phosphorylase Defisiensi liver phosphorylase / phosphorylase B kinase VII. Defisiensi muscle fructokinase

Tipe I, III, VI hepar tidak dapat mengubah glikogen menjadi glukosa pembesaran hepar, hipoglikemia, hipoinsulinemia, hiperglukagonemia, hiperlipidemia, retardasi pertumbuhan Tipe V, VII (juga II dan subgrup VI) penyediaan glukosa terganggu kontraksi otot terganggu gejala memberat pada saat remaja

Karbohidrat & Atlet


Karbohidrat (tenaga utama) otot (300g), hepar (90g), cairan tubuh (30 g) ATP dalam otot menghasilkan tenaga besar dalam beberapa detik, dapat diresintesis secara anaerob untuk tambahan 5-8 dengan menggunakan phosphate yang berasal dari creatinin phosphate (cth: sprinter 100 m, tenis, hockey, sepak bola, senam & angkat beban) Pemakaian tenaga maximum > 30 pemecahan glikogen otot pembentukan glukosa & asam laktat Durasi waktu dan intensitas latihan menentukan jenis energi yang dipakai.
Waktu istirahat/ aktivitas ringan: 60% energi dari free fatty acid, trigliserida dalam otot Aktivitas sedang: lipid & karbohidrat dalam jumlah sama Aktivitas penggunaan karbohidrat

Cadangan karbohidrat hanya cukup untuk 2 3 jam latihan fisik Cadangan fatigue

Diet & Cadangan Glikogen


Carbohydrate loading peningkatan cadangan glikogen otot dan hepar dengan diet tinggi karbohidrat 3 hari seorang atlet latihan fisik dengan diet rendah karbohidrat diikuti oleh 3 hari istirahat dengan diet tinggi karbohidrat atlet tidak menyukai kedua fase, pada awalnya mereka merasa lelah secara mental dan fisik, pada fase kedua mereka merasa kembung karena glikogen menahan air Pada umumnya atlet makan karbohidrat banyak untuk meningkatkan penyimpanan glikogen untuk latihan beberapa jam tiap harinya Makanan padat tidak dianjurkan sebelum latihan berat solusi : minum glukosa / jus buah manis. Konsumsi fruktosa menyebabkan sedikit peningkatan glukosa darah dan kadar insulin, sehingga kehilangan glikogen otot lebih lambat

Intoleransi Karbohidrat
Intoleransi = Gangguan pencernaan dan absorpsi karbohidrat dan menyebabkan air masuk dalam usus mengaktifkan peristaltik Karbohidrat tidak tercerna di colon akan difermentasikan tekanan osmotik tinggi colon peningkatan influx air diare Penyebab :
Congenital Defisiensi sukrase-maltase (diare setelah menelan makanan yang mengandung sukrosa), alactasia (tidak adanya laktase, diare dari mengkonsumsi susu), malabsorbsi glukosagalaktosa (akibat ingesti glukosa, galaktosa, atau laktosa), dan defisiensi trehalase sangat jarang (intoleransi terhadap trehalosa dalam jamur) Sekunder Penyakit lain (cth : infeksi sal. cerna intoleransi laktosa sementara), gangguan pencernaan disakarida / penyerapan monosakarida

Lactose intolerance
Ketidakmampuan untuk mengubah laktosa menjadi monosakarida yang dapat diabsorpsi oleh usus karena berkurang/ tidak ada enzym laktase di usus kecil. Kandungan laktosa dalam susu (40 g/ lt susu sapi) merupakan sumber energi untuk bayi Mamalia dewasa & kebanyakan orang sesudah penyapihan timbul aktivitas lactase pada bayi (yang diperlukan untuk mencerna laktose ASI) Penurunan laktase pada dewasa sudah terprogam, pemberian diet tinggi laktosa tidak mencegah penurunan laktase Diperlukan lebih banyak sinyal mRNA untuk laktase untuk mengimbangi pengurangan aktivitas laktase di sel - sel usus.

Diagnosis Intoleransi Karbohidrat


Tes toleransi gula: pengukuran kuantitatif pencernaan dan penyerapan karbohidrat. Minum glukosa 75 g dalam 5 menit cek gula darah dalam interval waktu tertentu dan dibandingkan kadar normal Tes nafas hidrogen: Karbohidrat yang tidak diabsorpsi mencapai colon difermentasi oleh bakteri menjadi gas hidrogen diekskresi melalui pernafasan Tes toleransi oral & Glikemik index: Jenis makanan berkabohidrat yang berbeda mempunyai efek berbeda-beda pada blood glucose dan respon hormon sesudah makan. Diet dengan index glikemik rendah bagus untuk penderita diabetes, hiperlipidemia & orang normal

Hubungan gula dan carries gigi


Penyebab Caries : multifaktorial (komposisi makanan dalam diet, plak bakteri,komposisi air ludah, mineral, fluoride,umur & ras) Bakteri penyebab plak: Streptococcus mutans Gula(sukrosa)--- bakteriAsam laktat dan asetatdemineralisasi email,dentin& cementum

Karbohidrat dan kesehatan


Konsumsi sukrosa dan fruktosa pada negara berkembang 25% intake kalori. Fruktosa lebih lipogenik dari glukosa. Diet Sukrosa tinggi (50 kg/tahun/orang) akan mempengaruhi kesehatan manusia (caries, hiperlipidemi, resistensi insulin). Penelitian sekarang menyatakan intake sukrosa tidak menjadi masalah pada orang normal, namun hati hati pada orang hipertrigliseridemia

Glukosa & Fungsi Otak


Glukosa meningkatkan daya ingat Pada penelitian dengan tikus dengan menyuntikan glukosa ke medium septum dan amygdala otak melemahkan efek inhibisi efek morfin terhadap kemampuan tikus. Metabolit glukosa (piruvat) dikatakan dapat membantu mekanisme regulasi fungsi sel otak Glukosa dapat meningkatkan memori dan fungsi kognitif lain pada orang tua, penderita Alzheimer dan sindrom Down.

Daftar Pustaka
Shils ME, et. al., Modern Nutrition in Health & Disease, 9th Ed., Lippincot Williams & Wilkins, 1999: 61-64. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, Harpers Illustrated Biochemistry. 27th Ed, Mc Graw Hill 2006 : 160-162

You might also like