Professional Documents
Culture Documents
DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik KAPASITOR
(No. Dokumen : 4-22/HARLUR-PST/2009)
PT PLN (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN 12160
DAFTAR ISI
1.PENDAHULUAN..............................................................................................................3 1.1 Pengertian....................................................................................................................3 1.2 Fungsi .........................................................................................................................4 1.3 Jenis Kapasitor............................................................................................................4 1.3.1 Jenis Kapasitor yang Digunakan Pada Sistem Tenaga Listrik............................4 1.3.2 Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Fuse....................................................6 1.3.3 Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Koneksi..............................................7 1.3.4 Pengaturan Proses Switching...............................................................................9 1.4 Bagian-Bagian Kapasitor dan Fungsinya...................................................................9 1.4.1 Bushing.................................................................................................................9 1.4.2 Fuse (cut out), .....................................................................................................9 1.4.3 Unit kapasitor, .....................................................................................................9 1.4.4 Dielectric (isolator), .............................................................................................9 1.4.5 Mechanical structure, ...........................................................................................9 1.4.6 Grounding, .........................................................................................................10 1.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).............................................................10 1.5.1 Mendefinisikan Sistem (peralatan) dan Fungsinya............................................10 1.5.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem........................................10 1.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem...............................................10 1.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem.......................................................10 1.5.5 FMEA Kapasitor.................................................................................................10 2.PEDOMAN PEMELIHARAAN......................................................................................11 2.1 In Service Inspection................................................................................................11 2.2 In Service Measurement...........................................................................................11 2.3 Shutdown Testing/Measurement..............................................................................12 2.4 Shutdown Treatment.................................................................................................13 3.EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN DAN REKOMENDASI................................15 3.1 In Service Inspection................................................................................................15 3.2 In Service Measurement...........................................................................................15 3.3 Shutdown Measurement...........................................................................................16 4.TABEL URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN......................................................18 DAFTAR ISTILAH.............................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19 LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................20 FMEA Kapasitor ...........................................................................................................20 Formulir In Service Inspection .....................................................................................20
Bank kapasitor (capacitor banks) adalah peralatan yang digunakan untuk memperbaiki kualitas pasokan energi listrik antara lain memperbaiki mutu tegangan di sisi beban, memperbaiki faktor daya (cos ) dan mengurangi rugi-rugi transmisi. Kekurangan dari pemakaian bank kapasitor adalah menimbulkan harmonisa pada proses switching dan memerlukan desain khusus PMT atau switching controller. Penjelasan seputar istilah-istilah terkait bagian-bagian kapasitor dapat dijelaskan pada gambar-1 sebagai berikut :
Bank kapasitor
Unit kapasitor
Elemen kapasitor
a. Elemen kapasitor Elemen kapasitor merupakan bagian terkecil dari kapasitor yang berupa belitan aluminium foil dan plastic film. b. Unit kapasitor Sebuah unit kapasitor terdiri dari elemen-elemen kapasitor yang dihubungkan dalam suatu matriks secara seri dan parallel (gambar-2). Unit kapasitor rata-rata terdiri dari 40 elemen-elemen. Elemen-elemen kapasitor dihubungkan secara seri untuk membangun tegangan dan dihubungkan secara paralel untuk membangun daya (VAR) pada unit kapasitor. Unit kapasitor dilengkapi dengan resistor yang berfungsi sebagai elemen pelepasan muatan kapasitor (discharge device). Rating tegangan unit kapasitor bervariasi dari 240 V sampai 25 kV dan rating kapasitas dari 2,5 kVAR sampai 1 MVAR. Pada IEEE std 18-1992 dan std 1036-1992 dinyatakan bahwa :
PT PLN (Persero) KAPASITOR Unit kapasitor harus mampu beroperasi terus menerus pada rating 110% Vrms dan tegangan puncak tidak melebihi 1,2 2 Vrms serta harus mampu dilalui arus sebesar 135% Inominal. Pada rating tegangan dan frekuensi, daya reaktif harus berkisar antara 100% sampai 115% rating daya reaktif.
c. Bank kapasitor Unit-unit kapasitor terpasang dalam rak baja galvanis untuk membentuk suatu bank kapasitor dari unit-unit kapasitor fasa tunggal. Jumlah unit-unit kapasitor pada sebuah bank ditentukan oleh tegangan dan daya yang dibutuhkan. Untuk daya dan tegangan yang lebih tinggi, unit-unit kapasitor dihubungkan secara seri maupun paralel. 1.2 Fungsi
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor daya jaringan, mengurangi rugi-rugi (losses) jaringan, menetralkan/meniadakan jatuh tegangan dan memperbaiki stabilitas tegangan. 1.3 Jenis Kapasitor
1.3.1
penyadap.
a. Kapasitor daya yang terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu kapasitor shunt, seri dan
PT PLN (Persero) KAPASITOR Kapasitor shunt (gambar-3) digunakan untuk kompensasi beban induktif dan untuk pengaturan tegangan ujung transmisi. Aplikasi kapasitor shunt akan memperbaiki faktor daya jaringan, mengurangi rugi-rugi (losses) jaringan, menetralkan/meniadakan jatuh tegangan dan memperbaiki stabilitas tegangan sehingga dengan kata lain suatu kapasitor shunt akan menaikkan angka efisiensi pada jaringan dengan memperbaiki faktor daya. Kapasitor seri digunakan pada transmisi daya yang sangat panjang untuk mengkompensasi reaktansi induktif transmisi.
Kapasitor penyadap digunakan untuk menyadap daya dari jaringan tegangan tinggi untuk keperluan daya yang tidak begitu besar. b. Kapasitor gandeng, yaitu kapasitor yang digunakan untuk pembawa sinyal komunikasi antar gardu induk atau antar pusat pembangkit. c. Kapasitor pembagi tegangan, yaitu kapasitor yang digunakan untuk pengukuran tegangan transmisi dan rel daya.
d. Kapasitor filter yaitu kapasitor yang digunakan untuk konverter, terutama pada
sistem transmisi arus searah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai filter harmonik (gambar-4) yang akan mengurangi kandungan harmonik jaringan, memperbaiki faktor daya dan mengurangi rugi-rugi jaringan. Filter harmonik yang dipasang untuk mengurangi distorsi harmonik pada suatu jaringan memiliki kemampuan sebaik menyediakan daya reaktif yang dibutuhkan untuk kompensasi jaringan.
Unit kapasitor dikelompokkan berdasarkan letak fuse sebagai proteksi unit kapasitor. Letak fuse ini mempengaruhi desain dari rangkaian kapasitor dan juga disain dari proteksi yang diterapkan. a. Fuse eksternal Konstruksi kapasitor dengan eksternal fuse dapat dilihat pada gambar-5 yaitu bahwa setiap unit kapasitor diproteksi oleh fuse pasangan luar. Kerusakan pada elemen kapasitor (hubung singkat) menyebabkan elemen-elemen pada group yang sama yang terhubung paralel dengan elemen yang rusak tersebut terhubung singkat. Group kapasitor lainnya yang terhubung seri akan memiliki tegangan yang lebih tinggi dan arus yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada grup kapasitor seri lainnya. Hal ini berlangsung terus sampai fuse eksternal bekerja.
b. Fuse internal Setiap elemen kapasitor dilengkapi fuse seperti gambar-6, apabila terjadi kegagalan elemen kapasitor maka fuse yang berfungsi sebagai pembatas arus akan memutuskan secara efektif suatu elemen saat terjadi gangguan.Hanya sebagian kecil dari kapasitas total kapasitor yang hilang dan sisanya masih dapat beroperasi sehingga elemen tersebut terisolir dari elemen lainnya yang terhubung paralel dalam group. Umumnya bank kapasitor dengan fuse internal memiliki lebih sedikit unit kapasitor yang terhubung paralel dan lebih banyak group kapasitor yang terhubung seri dibandingkan dengan unit kapasitor yang memiliki fuse eksternal. Unit kapasitor dengan fuse internal umumnya memiliki ukuran yang
PT PLN (Persero) KAPASITOR besar karena diharapkan kerusakan seluruh elemen pada unit kapasitor bisa lebih lama.
1.3.3
Jumlah minimum unit yang terhubung paralel diperhitungkan apabila satu unit kapasitor terisolasi, tidak akan menyebabkan unbalance tegangan pada unit kapasitor lainnya melebihi 110% rating tegangan. Jumlah minimum dari group kapasitor yang terhubung seri apabila satu group tereliminasi (hubung singkat) tidak akan menyebabkan kapasitor lain overvoltage lebih dari 110%. Jumlah maksimum unit kapasitor pada setiap group paralel ditentukan oleh beberapa pertimbangan. Jika unit kapasitor rusak, unit kapasitor lain pada group paralel yang sama masih memiliki sejumlah muatan. Muatan sisa tersebut akan dibuang melalui kapasitor yang rusak dan melalui masing-masing fuse. Kapasitor yang rusak dan fuse harus tahan terhadap arus transient akibat pelepasan muatan tersebut. Pelepasan muatan transient dari paralel kapasitor dalam jumlah besar dapat memecahkan kapasitor yang rusak atau meledakkan fuse, yang dapat menyebabkan kerusakan pada unit terdekat atau kerusakan pada bank kapasitor. Untuk meminimalkan risiko diatas maka harus dibatasi energi maksimum yang tersimpan dalam group paralel kapasitor. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur lebih banyak
PT PLN (Persero) KAPASITOR jumlah kapasitor dengan rating tegangan yang lebih kecil terhubung seri sehingga jumlah unit kapasitor dalam paralel group akan lebih sedikit tetapi mengurangi sensitivitas deteksi unbalance. 3 (tiga) koneksi bank kapasitor yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
Wye tunggal (Y) sebagian besar digunakan unit kapasitor fuse eksternal atau bank kapasitor dengan suatu rating daya yang rendah. Proteksi unbalance diperoleh dengan membandingkan netral bank kapasitor dengan ground.
Wye dobel (YY) merupakan koneksi yang umum untuk kapasitor fuse internal dan sistem transmisi dengan suatu netral yang terisolasi. Proteksi unbalance dibentuk dengan membandingkan arus netral diantara dua koneksi wye. Proteksi unbalance sehingga tidak dipengaruhi oleh variasi tegangan pada feeding system.
Koneksi Bridge (H) merupakan suatu koneksi wye dengan sebuah netral yang terhubung ke ground. Proteksi unbalance secara normal terpasang dalam setiap fasa dengan membandingkan 2 (dua) titik pertengahan dalam fasa. Koneksi ini biasa digunakan untuk sistem tegangan tinggi dengan netral yang terhubung solid ke ground.
Switching kapasitor bank tegangan tinggi dapat menghasilkan arus transient yang signifikan. Metode switching kapasitor yang dikenal saat ini adalah reaktor, preinsertion resistor, pre-insertion induktor dan pengaturan switching (controlled switching). Pada saat pemasukan kapasitor dapat terjadi keadaan hubung singkat apabila kondisi kapasitor kosong muatan yang akan menghasilkan arus yang sangat besar (arus inrush) dan kedip tegangan yang cukup dalam di sistem. Persyaratan pemasukan PMT kapasitor adalah pada saat pemasukan, tegangan sesaat pada kontak PMT sama dengan nol. Dengan mengatur saat penutupan PMT maka akan mengurangi arus inrush pada bank kapasitor. Pengaturan pemasukan PMT pada bank kapasitor tergantung pada sistem pentanahan netral bank kapasitor. a. Switching pada bank kapasitor yang ditanahkan Jika kapasitor bank ditanahkan maka setiap fasa berdiri sendiri dan pemasukan setiap fasa berbeda 1/6 cycle atau 30 derajat listrik (3,3 ms untuk sistem 50 Hz). b. Switching pada bank kapasitor yang tidak ditanahkan Jika kapasitor bank tidak ditanahkan maka 2 (dua) fasa pertama harus masuk pada saat perbedaan tegangan diantara kedua fasa tersebut sama dengan nol sedangkan fasa ketiga dimasukkan cycle atau 45 derajat listrik (5ms untuk sistem 50Hz) setelah kedua fasa lainnya masuk. 1.4 Bagian-Bagian Kapasitor dan Fungsinya 1.4.1 Bushing
Merupakan sub sistem yang berfungsi memisahkan antara bagian yang berbeda tegangan serta menyalurkan arus kapasitansi.
1.4.2
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai pengaman peralatan terhadap arus lebih.
1.4.3 1.4.4
Unit kapasitor,
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kompensator daya reaktif. Dielectric (isolator),
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan dengan bodi. atau antara bagian bertegangan dengan bagian bertegangan yang berlainan fasanya.
1.4.5
Mechanical structure,
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagi penopang atau penyangga kapasitor.
1.4.6
Grounding,
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengalirkan arus induksi serta arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ketanah. Sistem pentanahan dihubungkan ke bagian mechanical structure. 1.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini, FMEA menjadi dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan diperiksa dan dipelihara. FMEA atau Failure Mode and Effect Analysis dibuat dengan cara: Mendifinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem Menentukan functional failure tiap subsistem Menentukan failure mode tiap subsistem
1.5.1 Mendefinisikan Sistem (peralatan) dan Fungsinya Definisi : kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih. 1.5.2 Menentukan Sub Sistem dan Fungsi Tiap Subsistem Definisi : peralatan dan atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem. 1.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem Functional Failure adalah ketidakmampuan suatu aset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya berdasarkan standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai. 1.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem Failure Mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure. 1.5.5 FMEA Kapasitor Didalam FMEA kapasitor terdiri dari subsistem kapasitor, functional failure pada kapasitor, failure mode pada kapasitor (lampiran 1). FMECA (Failure Mode and Effect Critical Analysis) merupakan metoda untuk mengetahui resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan. Dengan mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui peluang-peluang kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat kegagalan yang bervariasi.
10
PT PLN (Persero) KAPASITOR 2. PEDOMAN PEMELIHARAAN 2.1 In Service Inspection In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan. Bagian-bagian kapasitor yang di inspeksi visual saat beroperasi ialah sebagai berikut : a. Bushing Kondisi Bushing kapasitor Kondisi clamp bushing Kebocoran minyak bushing b. Body kapasitor c. Fuse cut out Kondisi fuse/cut out kapasitor Kondisi clamp fuse cut out d. Sambungan/klem/jumper Kondisi mur baut-mur baut sambungan kapasitor Kondisi rel bar sambungan antar unit kapasitor Kondisi jumper antar capasitor Kondisi sambungan rangkaian kapasitor ke CT/CVT Kondisi sambungan pentanahan e. Mechanical Structure Kondisi isolator support Kondisi serandang 2.2 In Service Measurement In service measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat kapasitor sedang dalam keadaan bertegangan/operasi. Pengukuran suhu pada kapasitor dapat dilakukan dengan perangkat IR thermometer dan IR thermography. Tujuan pengukuran suhu ialah untuk memantau kondisi kapasitor saat beroperasi. Pola temperatur akan terlihat pada bagian-bagian kapasitor yang di monitor sehingga akan dapat dilihat bagian mana pada sub sistem kapasitor tersebut yang mengalami overheat atau penyimpangan lainnya. Dari hasil tersebut akan dievaluasi kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindarkan. Bagian-bagian kapasitor yang perlu diukur suhunya adalah sebagai berikut : Bodi unit kapasitor (1) Bushing (2)
11
PT PLN (Persero) KAPASITOR Klem konduktor bushing (3) Klem-klem sambungan (4) Fuse link (5) Rel pengumpul arus (6)
Gambar-11. Bagian yang dilakukan Pengukuran Suhu pada Kapasitor 2.3 Shutdown Testing/Measurement Shutdown testing/measurement adalah pekerjaan pengujian/pengukuran yang dilakukan pada saat kapasitor dalam keadaan tidak beroperasi. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan. Perhatian : Pastikan kapasitor telah terdischarge secara sempurna dan hubung singkatkan dan tanahkan sebelum melakukan pekerjaan apapun pada bank kapasitor!
mur dan terminal telah terpasang dengan torsi yang tepat. Pengukuran tahanan isolasi kapasitor Pengukuran tahanan isolasi pada kapasitor hanya khusus dilakukan untuk kapasitor yang terisolasi terhadap ground/body. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengujian ini adalah besarnya tegangan uji tidak boleh melebihi tegangan nominal kapasitor seperti yang tertera pada name platenya. Peralatan uji yang digunakan sama seperti peralatan uji tahanan isolasi standar. Penerapan pengujian dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi adanya kelainan, maka identifikasi
1.
12
PT PLN (Persero) KAPASITOR selanjutnya harus dilakukan pengujian pada tiap unitnya. Durasi pengujian tahanan isolasi kapasitor adalah 1 menit secara kontinyu tidak terputus. Pengukuran resistansi AC kapasitor Pengukuran resistansi AC kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC meter. Penerapan pengujian dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi adanya kelainan, maka identifikasi selanjutnya harus dilakukan pengukuran pada tiap unitnya. Teknik pengukuran resistansi pada kapasitor dapat juga dilakukan dengan memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut phasa V-I sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai resistansi AC. Pengujian kapasitansi kapasitor Pengukuran nilai kapasitansi pada kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC meter. Pengukuran dilakukan per-unit kapasitor. Teknik pengukuran kapasitansi pada kapasitor dapat juga dilakukan dengan memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut phasa V-I sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai kapasitansinya. 2.4 Shutdown Treatment Shutdown treatment adalah pekerjaan dilakukan untuk memperbaiki anomali yang ditemukan pada saat in service inspection/measurement atau menindaklajuti hasil shutdown testing/measurement. Pelaksanaan treatment meliputi unit kapasitor secara individu maupun dalam satu kesatuan (bank), diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel-1. Shutdown Treatment pada Kapasitor Bagian Peralatan Yang Diperiksa Body Kapasitor
2.
.3.
No. 1.
Cara Pemeliharaan
Standar Hasil
Tidak karatan
Merekondisi kualitas permukaan keramik Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
13
3.
3.
Nilai kapasitansi sesuai name plate. Bersih, dan tidak berkarat, antar sambungan dilapisi dengan electrical jointing compund (contact grease) Terikat dengan kencang Tidak berkarat
5. 6.
Terikat dengan kencang Bersih Tidak berkarat Bersih dan permukaan insulator rata/halus Tidak berkarat
Mengecat ulang besi pemegang isolator jika terindikasi berkarat Memeriksa kawat pentanahan
14
.1
Bushing
In Service Measurement Thermovisi klem dan konduktor Untuk melakukan evaluasi terhadap hasil thermovisi klem dan konduktor diperlukan data arus beban saat pengukuran (I beban) dan arus beban tertinggi yang pernah dicapai (I max). Pada kapasitor, Imax / Ibeban dianggap sama dengan 1. Selanjutnya dihitung selisih (Takhir) antara suhu konduktor dan klem dengan mengunakan rumus berikut : Takhir = (I max/I beban)2 x Tawal (I max/I beban) = 1
sehingga Takhir = Tawal dimana Tawal adalah selisih hasil thermovisi klem dan konduktor. Tabel-3. Rekomendasi Hasil Thermovisi Klem dan Konduktor No 1. 2. 3. 4. 5. Takhir <10
o
1.
Rekomendasi Kondisi normal, pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal Perlu dilakukan pengukuran satu bulan lagi Perlu direncanakan perbaikan Perlu dilakukan perbaikan segera Kondisi darurat
15
.2.
Thermovisi body unit kapasitor Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil thermography antar unit kapasitor. Berdasarkan InternationaI Electrical Testing Association (NETA) Maintenance Testing Specifications (NETA MTS-1997) interpretasi hasil thermovisi dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel-4. Rekomendasi Hasil Thermovisi Body Unit Kapasitor No 1. 2. 3. T (perbedaan suhu antar fasa/unit) 1 oC 3oC 4 oC 15oC >16oC Rekomendasi Dimungkinkan ada ketidaknormalan, perlu investigasi lanjut Mengindikasikan adanya defesiensi, perlu dijadwalkan perbaikan. Ketidaknormalan mayor, perlu dilakukan perbaikan segera
Shutdown Measurement Analisa terhadap hasil pengukuran atau pengujian untuk seluruh unit-unit kapasitor dilakukan dengan membandingkan hasil dengan pengukuran sebelumnya atau test report/name plate. Pengujian tahanan isolasi unit/bank kapasitor Pengujian tahanan isolasi dilakukan pada bank kapasitor. Bila ditemukan penyimpangan hasil pengujian terhadap referensi pabrikan atau standar (lihat tabel dibawah), pengujian dilakukan per unit kapasitor pada bank kapasitor yang diduga mengalami kerusakan tersebut.
Tabel-5. Pengujian tahanan isolasi No. 1. Bagian Yang Diukur Unit/Bank Kapasitor Nilai Tahanan Isolasi > 1 M / kV atau sesuai referensi pabrikan < 1 M / kV atau sesuai referensi pabrikan ~ 0 M- Rekomendasi Normal
.1.
Bersihkan permukaan bushing, lapisi permukaan keramik yang cacat dengan insulator varnish Ganti dengan spare
16
.2.
.3.
Pengukuran resistansi AC
Tabel-7. Pengujian nilai resistansi AC No. 1. Bagian Yang Diukur Unit Kapasitor Nilai Deviasi Terhadap Data Name Plate Sesuai name plate atau sister unit Tidak sesuai rekomendasi pabrikan atau diluar standar IEC diatas Rekomendasi Normal Ganti dengan unit baru
17
Jenis Inspeksi/Pengujian Kondisi body kapasitor Kondisi fuse cut out kapasitor Kebocoran minyak bushing Kondisi bushing kapasitor Kondisi klem bushing Kondisi klem fuse cut out Kondisi serandang Kondisi mur baut-mur baut sambungan kapasitor Kondisi sambungan pentanahan Kondisi rel bar sambungan antar unit kapasitor Kondisi jumper antar kapasitor Kondisi sambungan rangkaian kapasitor ke CT/CVT Kondisi isolator support Thermovisi antara klem dan konduktor Thermovisi body kapasitor Pengujian tahanan isolasi Pengujian tahanan AC Pengujian kapasitansi Pengujian Tahanan Pentahanan
Periode Harian Mingguan Mingguan Mingguan Mingguan Mingguan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan
Alat Uji/Ukur Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual
In service measurement
13. 1. 2.
Shutdown Testing/Measurement
1. 2. 3. 4.
Visual Kamera Thermography Kamera Thermography Alat uji tahanan isolasi (megger) RLC meter RLC meter Alat uji tahanan pentanahan
18
In service In service inspection In service measurement Shutdown testing Shutdown function check
: : : : :
Kondisi bertegangan Pemeriksaan dalam kondisi bertegangan dengan panca indera pemeriksaan/pengukuran dalam kondisi
bertegangan dengan alat bantu. Pengujian/pengukuran dalam keadaan tidak bertegangan Pengujian fungsi dalam keadaan tidak bertegangan
DAFTAR PUSTAKA Pola Proteksi Kapasitor, UDIKLAT Semarang Capacitor units and banks, ABB Reactive Power and Capacitor Application, ABB
19
20
21
22