You are on page 1of 20

ANALISIS TOTAL ZAT PADAT TERLARUT (TOTAL DISSOLVED SOLID) DAN TOTAL ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED

SOLID) PADA AIR LIMBAH INDUSTRI

Oleh : Indira Adlina Harahap 092410021


PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Latar Belakang
Kualitas air merupakan syarat untuk kualitas kesehatan manusia,

karena tingkat kualitas air dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan masyarakat Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air. Padatan tersuspensi adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.

Tujuan dan Manfaat


Tujuan

1.Analisis total zat padat terlarut bertujuan untuk mengetahui ukuran zat terlarut (baik zat organik maupun anorganik) yang terdapat di dalam suatu larutan. 2.Analisis total zat padat tersuspensi bertujuan untuk mengetahui jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami proses penyaringan. 3.Analisis total zat padat terlarut dan total zat padat tersuspensi bertujuan untuk mengetahui apakah air limbah industri yang diperiksa memenuhi persyaratan yang sesuai dengan Kep-51/Menlh/10/1995.
Manfaat

Analisis total zat padat terlarut dan total zat padat tersuspensi bermanfaat untuk menambah wawasan dari penulis agar dapat mengetahui cara menganalisis total zat padat terlarut dan total zat padat tersuspensi pada air limbah juga pengaruh padatan tersuspensi serta padatan terlarut dalam air limbah.

Tinjauan Pustaka
1.

Air Limbah Menurut peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 menyebutkan: Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengelolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri.

Limbah yang banyak dipermasalahkan adalah limbah industri karena mengandung senyawa pencemaran yang dapat merusak lingkungan hidup. Limbah tersebut mengandung senyawa organik dan anorganik dengan jumlah melebihi batas yang ditentukan. Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia.

2. Total Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid) Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai total Dissolved solid (TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut. Zat padat terlarut di dalam air perlu diketahui untuk mengetahui produktivitas air, karena produktivitas air terhadap kehidupan air sangat ditentukan oleh kelarutan. Cara untuk pengukuran zat padat terlarut dengan TDS meter. TDS meter adalah suatu alat teknologi yang digunakan untuk mengetahui jumlah zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan.

3. Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) Padatan tersuspensi adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produsen. Analisis padatan tersuspensi dilakukan dengan metode gravimetri. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan ). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang di analisis di pisahkan dari sejumlah bahan yang di analisis.

Metodologi
Tempat pelaksanaan

Analisis total zat padat terlarut (Total Dissolved Solid) dan total zat padat tarsuspensi (Total Suspended Solid) dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit (BTKL PP) Medan yang bertempat di Jln. Wahid Hasyim No. 15 Medan. Sampel Air limbah 1 (Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau) dan air limbah 2 (Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau) Alat TDS meter, tisu, gelas ukur, desikator yang berisi silika gel, oven untuk pengoprasian pada suhu 103C s/d 105C, neraca analitik dengan ketelitian 0.1 mg, corong penyaring, gelas ukur, erlenmeyer, botol semprot, pengaduk magnetik dan penjepit. Bahan Air limbah industri, air suling, kertas saring dengan beberapa jenis (whatman 934 AH dengan ukuran pori 1.5 m, gelman A/F dengan ukuran pori 1.0 m, saringan dengan ukuran pori 0.45 m)

Prosedur Analisis Total Zat Padat Terlarut

1. Hidupkan alat TDS meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel 2. TDS meter dicelupkan ke dalam gelas ukur yang berisi sampel 3. Tunggu 2-5 menit, sampai pembacaan pada alat stabil 4. Catat hasil tanpa mengangkat TDS meter dari permukaan sampel 5. Matikan TDS meter 6. Bilas dengan air suling dan keringkan dengan kertas tisu

Prosedur Analisa Total Zat Padat Tersuspensi

Penimbangan kertas saring kosong 1.Letakkan kertas saring diatas corong penyaring. Sebagai penampung gunakan Erlenmeyer 2.Bilas kertas saring tersebut dengan air suling sebanyak 20 ml 3.Keringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103C s/d 105C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian timbang 4.Ulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg

Penimbangan residu tersuspensi 1. Siapkan kertas saring yang sudah ditimbang tadi di atas corong penyaring. Sebagai penampung gunakan Erlenmeyer 2. Pipet 100 ml sampel, masukkan ke dalam gelas ukur lakukan pengadukan untuk mendapatkan sampel yang lebih homogeny 3. Saring sampel dan lakukan pembilasan dengan air suling sebanyak 10 ml dan lakukan 3 kali pembilasan 4. Kerinkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103C s/d 105C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit kemudian timbang. 5. Ulangi langkah pada butir 3 sampai diperoleh berta konstan atau sampi perubahan lebih kecil dari 4% terhadap penimangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg

Rumus Perhitungan Total Zat Padat Tersuspensi

TSS (mg/L)= Dimana : A = berat kertas saring + residu kering (mg) B = berat kertas saring kosong (mg)

Berat kertas saring ditambah residu (Sampel 1) Berat kertas saring ditambah residu (Sampel 2) Berat kertas saring kosong (Sampel 1) Berat kertas saring kosong (Sampel 2) Volume sampel

: 1149, 3 mg : 1141, 4 mg : 1141, 2 mg : 1133, 4 mg : 100 ml

Sampel 1

Sampel 2

Hasil
NO 1 2 Parameter TDS TSS Satuan mg/l mg/l Baku Mutu 2000 200 Hasil Analisa Metode/Alat TDS meter Gravimetri

1
18700 81

2
7120 80

Pembahasan
Total Zat Padat Terlarut

Pada analisis total zat padat terlarut (Total Dissolved Solid) digunakan alat TDS meter. Dari hasil analisis pada air limbah 1 dan air limbah 2 diperoleh 18700 mg/l dan 7120 mg/l dimana baku mutu total zat padat terlarut menurut KEP-51/MENLH/10/1995 adalah 2000 mg/l. Dari data diatas dinyatakan bahwa kadar total zat padat terlarut pada kedua air limbah tidak memenuhi syarat karena melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
4.2 Total Zat Padat Tersuspensi

Analisis total zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) menggunakan metode gravimetri. Dari hasil analisis pada air limbah 1 dan air limbah 2 diperoleh 81 mg/l dan 80 mg/l dimana baku mutu total zat padat terlarut menurut KEP-51/MENLH/10/1995 adalah 200 mg/l. Dari data diatas dinyatakan bahwa kadar total zat padat tersuspensi pada kedua air limbah memenuhi syarat karena masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan total zat padat terlarut pada air limbah tidak memenuhi syarat karena telah melebihi baku mutu sesuai dengan ketentuan KEP-51/MENLH/10/1995 dan total zat padat tersuspensi pada air limbah memenuhi syarat karena masih berada di bawah baku mutu sesuai dengan ketentuan KEP-51/MENLH/10/1995.
5.2 Saran

Sebelum melakukan pengujian, harus memahami metode, prinsip kerja serta prosedur analisa seperti saat menimbang kertas saring, memipet sampel, serta mengaduk sampel sampai homogen. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan analisa Total Dissolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid (TSS) pada air limbah industri.

Gambar alat TDS meter

Gambar Kertas Whatman 934-AH

TERIMA KASIH

You might also like