You are on page 1of 8

Pertanyaan 1. Apakah yang dimaksud dengan etika lingkungan ? 2. Apakah yang di maksud dengan kearifan tradisional ? 3.

Apakah etika lingkungan sama dengan kearifatan tradisional, jelaskan alasannya? 4. Bagaimana menerapkan etika dalam kehidupan anda? 5. apakah yang dimaksud keanekaragaman hayati? Jawaban Etika Lingkungan

Etika lingkungan merupakan sesuatu yang berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan serta berbagai kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam. (www.scribd.com) Teori Etika Lingkungan semesta. o Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalamkebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun tidak langsung o Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya; nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia; etika hanya berlaku bagi manusia. Antroposentrisme Biosentrisme Ekosentrisme Antroposentrisme Antroposentrisme = teori lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam

Antroposentrisme selain bersifat antroposentris, juga sangat instrumentalistik pola hubungan manusia dan alam dilihat hanya dalam relasiinstrumental Alam dinilai sebagai alat bagi kepentingan manusia, sehingga apabila alam atau komponennya dinilai tidak berguna bagi manusia maka alam akan diabaikan, bersifat egois Karena bersifat instrumentalistik dan egois, teori ini dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (shallow environmental ethics) (www.scribd.com) Biosentrisme Biosentrisme = setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri tidak hanya manusia yang mempunyai nilai; alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia Biosentrisme menolak argumen antroposentrisme Karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh teori ini adalah kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan8 Mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupan, baik pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya Konsekuensinya: alam semesta adalah sebuah komunitas moral, Manusia maupun bukan manusia sama-sama memiliki nilai moral Kehidupan makhluk hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi kepentingan manusia Ekosentrisme Ekosentrisme = kelanjutan dari teori biosentrisme

Ekosentrisme: etika diperluas untukmencakup komunitas ekologis seluruhnya; baik yang hidup maupun yang tidak Secara ekologis: makhluk hidup (biotis) dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lainnya kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup

Salah satu versi ekosentrisme adalah Deep ecology. Deep ecology (DE) diperkenalkan oleh Arne Naess (filsuf Norwegia) tahun 1973 dalam artikelnya The shallow and the Deep, Long-range Ecological Movement: A Summary DE menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidupseluruhnya dalam kaitannya dengan upayamengatasi persoalan lingkungan hidup.DE tidak mengubah sama sekali hubungan manusia dengan manusia. (www.scribd.com) Kearifan tradisional

Kearifan tradisional barangkali secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai sekumpulan tata nilai yang dipegang dan dijalankan masyarakat tradisonal dengan mengacu pada nilai nilai hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidup, budaya setempat, dan nilai nilai yang berlaku di suatu masyarakat. Kearifan tradisional atau kearifan lokal adalah dipercayai sebagai salah satu jawaban atas krisis budaya, dan lingkungan hidup. Kearifan lokal terdapat diseluruh masyarakat Indonesia, dapat ditemui pada pola bercocoktanam, tataruang kampung, teknik arsitektur tradisional, racikan obat obatan, cerita rakyat, bahkan permainan rakyat. (http://www.sarikata.com) Etika lingkungan dan kearifan tradisional

kearifan tradisional mungkin dapat di artikan lebih condong dalam penerapan kebudayaan dalam kehidupannya yang berhubungan dengan lingkungan hidup,kearifan tradisional ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan oleh nenek moyang yang masih berlaku sampai sekarang untuk para pengikutnya. Kearifan trasdisional ini mungkin tidak diberlakukan diseluruh dunia, di Indoneia sendiri kearifan tradisional sendiri dapat dicontohkan seperti bercocok tanam yang manganut pertanian bergilir yang tidak semua masyarakat dunia menganutnya, jadi kearifan tradisional ini hanya berlaku pada masyrakat yang memiliki kebudayaan tersebut Etika lingkungan dengan kearifan tradisional jika di lihat memiliki kemiripan antara keduanya yaitu sama-sama berbicara tentang hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya terutama lingkungan hidupnya, Etika lingkungan sebenarnya telah dianut oleh nenek moyang kita,

secara tradisional, yang bersumber pada agama (ecoteology) dan mungkin juga mitologi, legenda , termasuk cerita-cerita rakyat. Jejak langkah ajaran tersebut masih dapat kita kenali dalam bentuk karifan tradisional yang ditunjukan oleh suku-suku pedalaman yang masih kuat memegang etika lingkungan kuno seperti suku Dayak, Baduy, Nias, Anak Dalam (Kubu), Mentawai dan sebagainya. tetapi jika di telaah lebih lanjut lagi keduanya memiliki perbedaan yaitu etika lingkungan lebih dicondongkan kepada seluruh aspek kehidupan yang berlangsung sekarang maupun untuk masa mendatang mngenai lingkungan hidup aspek ekonomi, serta politik yang menyengkut dengan lingkungan sekitar yang dapat membawa dampak untuk lingkungannya baik dampak yang buruk atau baikyang bersumber dari aktivitas manusia yang dilakukannya dalam kehidupannya, dan berlaku untuk seluruh kalangan di dunia ini yang merupakan kelanjutan dari kearifan tradisional. Penerapan Etika Lingkungan

Penerapan etika lingkungan yang dapat dilakukan oleh kita adalah pertama mulai dari hal yang sederhana yaitu membuang sisa atau sampah dari makanan yang dimakan, berupa kemasan sebaiknya jangan dibuang sembarang hendaknya dibuang pada tempat sampah, serta dapat memilah-milah sampah organik dengan sampah anorganik dengan kondisi khususnya jakarta yang setiap tahunnya banjir, supaya tidak terjadi penimbunan ampah yang terlalu banyak. Kedua menjaga ekosistem hutan dengan tidak menebang secara berlebihan hanya untuk kebutuhan manusia yang semata-mata untuk kepentingan pribadinya. Penebangan ilegal-loging yang dapat membuat hutan semakin terpuruk keadaannya, yang membuat hewan-hewan atau makhluk hidup lainya yang berada di dalamnya terganggu habitatnya. Serta melakukan reboisasi untuk hutan yang rusah keadaanya, agar hutan masih dapat berfungsi sebagai paru-paru untuk lingkungan sekitarnya. Ketiga melakukan penanam untuk lingkungan sekitar, dengan kondisi udara sekarang yang sudah sangat kotor karena polusi dari berbagai aktifitas manusia. Agar lingkunag lebih terlihat indah dengan tatanan tanaman-tanaman yang mengelilinginya. Keempat merawat tanaman sekitar dengan memberikan pupuk agar dapat terus hidup, serta merawat tanaman yang terdapat disekitar yaitu dengantidak merusaknya atau memetiknya.

Kelima, limbah rumah tangga yang selama ini merupakan sumber dari pencemaran air, mengatur pemakaian detergen atau sabun yang secara berlebihan yang dapat merusak ekositem air serta organisme-organisme yang ada di dalamnya. Keenam, mengatur dari pemakaian bahan-bahan yang mengandung CFC dan pemakaian listik yang secara berlebihan yang dapat merusak lingkungan, yang saat ini sudah semakin parah dengan adanya pemanasan global (global warming).

Daftar Pustaka

http://www.telapak.org/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=1, etika lingkungan ,20 april 2010 (17:56)

http://superboinx.blogspot.com/2005/10/bencana-alam-etika-lingkungan.html, lingkungan, 20 april 2010(17:00) www.scribd.com, etika lingkungan, 19 april 2010, (19:47) www. (http://www.sarikata.com), 21 april 2010(06:30)

etika

Keanekaragaman hayati
Apabila Anda mendengar kata Keanekaragaman, dalam pikiran anda

mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacammacam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah. Sedangkan keanekaragaman kata Hayati menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi hidup

hayati

menggambarkan

bermacam-macam

makhluk

(organisme) penghuni biosfer.

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies

tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator. Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.

Jenis keanekaragaman hayati

Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi. Keanekaragaman spesies (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari. Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.(www.wikipedia.org)

You might also like