You are on page 1of 2

Perubahan Fisiologis pada Proses Penuaan Menurut Maryam (2008), perubahan fisik yang terjadi dalam proses penuaan

antara lain sebagai berikut: 1. Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan intraseluler menurun. 2. Kardiovaskuler : katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya retensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat. 3. Respirasi : otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus. 4. Persarafan : saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurang atau hilangnya lapisan mielin akson, sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik dan reflex. 5. Musculoskeletal : cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut, dan mengalami sklerosis. 6. Gastrointestinal : esophagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun, serta peristaltic menurun sehingga daya absorpsi juga menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesoris menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan. 7. Genitourinaria : ginjal: mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, penyaringan di glomerulus menurun, dan fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urine ikut menurun. 8. Vesika urinaria : otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan retensi urine. Prostat: hipertrofi pada 75% lansia. 9. Vagina : selaput lendir mengering dan sekresi menurun. 10. Pendengaran : membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran. Tulangtulang pendengaran mengalami kekakuan. 11. Pengelihatan : respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak. 12. Endokrin : produksi hormon menurun. 13. Kulit : keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti tanduk. 14. Belajar dan memori : kemampuan belajar masih ada tetapi menurun. Memori (daya ingat) menurun karena proses encoding menurun. 15. Intelegensi : secara umum tidak banyak berubah. 16. Personality dan Adjustment (pengaturan) : tidak banyak perubahan, hamper seperti saat muda. 17. Pencapaian (achievement) : sains, filosofi, seni, dan musik sangat mempengaruhi. 1. Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia Dalam http://ismar71.wordpress.com (2008), efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuh lain. Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan. Umur yang relatif terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :

1. Kelenjar thiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis dan nodularity. 2. Hormon thiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya sering pada orang dewasa. 3. Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk, fibrotik. 4. Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan menjadi mati/fibrotik. Menurut Stockslager (2007), perubahan fungsi sistem endokrin secara khusus yaitu : 1. Penurunan kemampuan mentoleransi stress. 2. Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama dibandingkan orang yang lebih muda. 3. Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar FSH selama menopouse, yang menyebabkan trombosis dan osteoporosis. 4. Penurunan produksi progeteron. 5. Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50%. 6. Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%.

You might also like