You are on page 1of 21

IDENTITAS Nama : Ny.

B Umur : 46 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah tangga Alamat : Gondangrejo 1/9 Sapuran Wonosobo No CM : 523355 Tanggal periksa : 24 Agustus 2012

Keluhan Utama : gatal pada kaki dan tungkai kiri Riwayat Penyakit Sekarang : keluhan dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, gatal dirasakan sepanjang hari dan terasa sangat mengganggu, awalnya hanya terasa gatal namun kemudian pasien selalu menggaruk dan lama kelamaan kulit agak menebal dan berubah warna menjadi kehitaman. Sebelumnya sudah periksa ke RSUD dan gatal dirasakan berkurang setelah diberi obat yang diminum. Pasien menderita varises pada kedua tungkai dan kaki sejak 10 tahun yang lalu,

Riwayat Penyakit Dahulu : (-) Riwayat Penyakit Keluarga : (-) PEMERIKSANAAN FISIK Status generalisata : dalam batas normal Status dermatologis : Pada pergelangan kaki sampai punggung kaki kiri tampak plak hiperpigmentasi bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, tepi irregular, distribusi lokal, disertai skuama kasar dan likenifikasi di atasnya. Pada tungkai bawah sampai kaki kanan dan kiri tampak varises.

DIAGNOSIS Dermatitis stasis

DEFINISI
Dermatitis stasis adalah dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah. Sinonim : dermatitis gravitasional, eksem stasis, dermatitis hipostatik, ekzem varikosa, dermatitis venosa.

EPIDEMIOLOGI
Di Amerika prevalensi dermatitis stasis sekitar 6-7% pada pasien yang berusia >50 tahun. Lebih banyak terjadi pada wanita usia pertengahan atau usia lanjut, kemungkinan karena efek hormonal serta kecenderungan terjadinya trombosis vena dan hipertensi saat kehamilan.

ETIOPATOGENESIS
Mekanisme timbulnya dermatitis ini masih belum jelas.
Teori yang mengatakan bahwa dengan meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistem vena kebocoran fibrinogen ke dermis berpolimerisasi membentuk selubung fibrin perikapiler dan interstisium menghalangi difusi oksigen

DATA KURANG MENDUKUNG

Teori lain menyatakan adanya hubungan arterio-vena, mengakibatkan hipoksia dan kekurangan bahan makanan di kulit yang terkena gangguan.
Hipotesis perangkap faktor pertumbuhan (growth factor trap hypothesis), keluarnya molekul makro misalnya, seperti fibrinogen, 2-makroglobulin, ke dalam dermis akibat hipertensi vena atau kerusakan akpiler memperangkap growth factor dan substansi stimulator lain atau homeostatik, tidak mampu mempertahankan integritas jaringan dan proses perbaikan bila terjadi luka akibat trauma yang ringan sekalipun.

white cell trapping hypothesis : akibat hipertensi


vena maka perbedaan tekanan antara sistem arteri dan vena menurun, kecepatan aliran darah dalam kapiler antara dua sistem tersebut berkurang agregasi eritrosit dan sumbatan oleh leukosit di dalam kapiler, sehingga terjadi iskemia. Sumbatan leukosit ini selain menimbulkan sawar fisis pelepasan mediator tertentu (termasuk enzim proteolitik, misalnya kolagenase dan elastase, sitokin, radikal bebas, dan faktor kemotaktik), yang dapat mempengaruhi permeabilitas pembuluh darah sehingga molekul yang besar, misalnya fibrinogen dapat keluar ke jaringan perikapiler.

GAMBARAN KLINIS
Pelebaran vena & edema Kulit merah kehitaman, timbul purpura & hemosiderosis Perubahan eksematosa berupa eritema, skuama, kadang eksudasi dan gatal Bila telah berlangsung lama kulit akan

KOMPLIKASI
Dermatitis stasis dapat mengalami komplikasi berupa ulkus di atas maleolus disebut ulkus venosum atau ulkus varikosum; dapat pula mengalami infeksi sekunder misalnya selulitis. Dermatitis stasis dapat diperberat karena mudah teriritasi

Diagnosis didasarkan atas gambaran klinis. Diagnosis banding dermatitis stasis antara lain dermatitis kontak (dapat terjadi bersama-sama), dermatitis numularis.

gambaran klinis pada pasien

Menghindari faktor-faktor yang memperberat stasis seperti berdiri terlalu lama, Untuk mengatasi edema, tungkai dinaikkan waktu tidur dan waktu duduk. Menggunakan stoking penyangga yang tepat bisa membantu mencegah kerusakan kulit yang serius dengan cara mencegah penimbunan cairan di tungkai yang lebih bawah. Pada dermatitis stasis akut dapat diberikan kompres seperti larutan PK 1:10.000 Pada keadaan kronik diberikan krim

Antibiotika sistemik diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder. Bila terjadi ulkus berikan perangsang granulasi atau pemacu epitelialisasi seperti larutan Ag nitrat 0,5%, Bioplacenton, Trofodermin, Solcoseryl, Bepanthen. Pada dermatitis stasis, kulit mudah teriritasi karena itu sebaiknya penderita menghindari pemakaian krim antibiotik, krim anestetik,

Pada kasus ini setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis sebagai dermatitis stasis, penyebabnya yaitu karena adanya insufisiensi vena yang dapat tampak sebagai varises. Prinsip penatalaksanaan adalah dengan menghindari gangguan aliran darah.

Dermatitis stasis, diambil dari www.emedicine.com Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keempat, FKUI, 2006. Jakarta. Rycroft, R.J.Q., Robertson, S.J., Wakelin, S.H. A Colour Handbook Dermatology Second Edition. 2010. Manson Publishing : London Venous stasis dermatitis, diambil dari http://dermnetnz.org/dermatitis/venous-eczema.html pada 28 Agustus 2012 Lipodermato sklerosis, diambil dari http://www.internationaleczemapsoriasisfoundation.org/stasis_dermatitis.php4 pada

Terima kasih

You might also like