You are on page 1of 1

Nama NRI

: JULITA WATUNG : 090 111 242

KKP Kelompok 2
MENGAPA PASIEN TB SERING BERKERINGAT PADA MALAM HARI? Keringat malam adalah suatu keluhan subyektif berupa berkeringat pada malamhari yang diakibatkan oleh irama temperatur sirkadian normal yang berlebihan. Suhutubuh normal manusia memiliki irama sirkadian di mana paling rendah pada pagi harisebelum fajar yaitu 36.1C dan meningkat menjadi 37.4 C atau lebih tinggi pada sorehari sekitar pukul 18.00 (Young, 1988; Boulant, 1991, Dinarello and Bunn, 1997)sehingga kejadian demam/ keringat malam mungkin dihubungkan dengan iramasirkadian ini. Variasi antara suhu tubuh terendah dan tertinggi dari setiap orang berbeda- beda tetapi konsisten pada setiap orang. Belum diketahui dengan jelas mengapatuberkulosis menyebabkan demam pada malam hari.Ada pendapat keringat malam pada pasien tuberkulosis aktif terjadi sebagai respon salahsatu molekul sinyal peptida yaitu tumour necrosis factor alpha (TNF-) yang dikeluarkanoleh sel-sel sistem imun di mana mereka bereaksi terhadap bakteri infeksius(M.tuberculosis). Monosit yang merupakan sumber TNF- akan meninggalkan alirandarah menuju kumpulan kuman M.tuberculosis dan menjadi makrofag migrasi.Walaupun makrofag ini tidak dapat mengeradikasi bakteri secara keseluruhan, tetapi padaorang imunokompeten makrofag dan sel-sel sitokin lainnya akan mengelilingi kompleks bakteri tersebut untuk mencegah penyebaran bakteri lebih lanjut ke jaringan sekitarnya.TNF- yang dikeluarkan secara berlebihan sebagai respon imun ini akan menyebabkandemam, keringat malam, nekrosis, dan penurunan berat badan di mana semua inimerupakan karakteristik dari tuberkulosis (Tramontana et al, 1995). Demam timbulsebagai akibat respon sinyal kimia yang bersirkulasi yang menyebabkan hipotalamusmengatur ulang suhu tubuh ke temperatur yang lebih tinggi untuk sesaat. Selanjutnyasuhu tubuh akan kembali normal dan panas yang berlebihan akan dikeluarkan melaluikeringat. Untuk lebih jelasnya berikut adalah fase demam. Pertama yaitu fase inisiasi dimana vasokonstriksi kutaneus akan menyebabkan retensi panas dan menggigil untuk menghasilkan panas tambahan. Ketika set point baru tercapai maka menggigil akan berhenti. Dengan menurunnya set point menjadi normal, vasodilatasi kutaneusmenyebabkan hilangnya panas ke lingkungan dalam bentuk berkeringat (Young, 1988;Boulant, 1991, Dinarello and Bunn, 1997

You might also like