You are on page 1of 9

Definisi, Masalah dan Karakteristik Sungai di Indonesia

Ini Articel english version form " Jelasnya, Permasalahan Dan Karakteristik Sungai di Indonesia "

A.

Definisi Sungai

Sungai adalah air irigasi sistem dari awal untuk bertumbuh ke mulut dengan kiri dan kanan dibatasi oleh demarkasi sungai di sepanjang pengalirannya ( Sudaryoko, 1986 ). Sungai adalah fitur alami dan integritas ekologis, yang berguna untuk survival ( Brierly, 2005 ). Menurut Departemen Pekerjaan Umum , sungai sebagai sumber air memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan dan mata pencaharian. sedangkan PP. 35 Tahun 1991 tentang sungai , sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan drainase air dari musim semi ke muara dengan dibatasi kanan dan kiri dan sepanjang pengalirannya demarkasi baris demi. Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang terletak lebih rendah dari tanah sekitarnya dan ke dalam aliran air tawar ke laut, danau, rawa, atau ke sungai yang lain ( Hamzah, 2009 ). Dataran banjir yang berbeda dari perbatasan sungai. Bank sungai yang kiri-kanan daerah perbatasan terkena sungai / air meluap sungai banjir. Fungsi dari aliran sepanjang sungai adalah tempat sebagian besar debit sungai saat banjir ( saluran air yang tinggi ) ( Yodi Isnaini, 2006) .Menurut UU No. 35 Tahun 1991 tentang sungai , mengatakan memahami River Plate adalah tanah di kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi ke tanggul kaki bagian dalam. karena larangan di tepi sungai di tempat sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian. ( Polantolo, 2008 ) Sementara sungai perbatasan, perbatasan sungai adalah daerah yang harus diberikan ke sungai. Selama musim hujan dan meningkatkan debit sungai tersebut, demarkasi sungai berfungsi sebagai area parkir sehingga air dapat meresap ke air tanah. Selain , demarkasi sungai adalah daerah sungai yang sistem air ada mekanisme untuk inflow dan outflow sungai ke air tanah. Inflow proses outflow adalah proses konservasi sungai hidrolik dan air tanah pada umumnya. ekologis sungai perbatasan suatu habitat dimana komponen ekologi sungai berkembang ( Sobirin, 2003 .)Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah:

Sumber: Polantolo, 2009

A. 1.

Masalah Rivers di Indonesia Big River

a. Sungai Bengawan Solo Solo termasuk sungai besar yang idealnya memiliki lebar 300 meter, namun kondisi saat ini sungai hanya 160-180 meter. Hal ini karena sungai mengalami masalah. tepi Hulu dari Sungai Solo di 30-40 persen kemiringan sekarang peternakan, hampir tidak ada lahan yang tersisa untuk hutan atau daerah resapan yang penting bagi pelestarian Solo sumber air. Solo perbatasan daerah yang meliputi 1,9 juta hektar, kini dihuni oleh 7,1 jiwa hilang. Dari total populasi menghuni perbatasan Solo. Karena kurangnya pengetahuan penduduk terhadap kelestarian lingkungan Solo, mereka tidak peduli dan merusak sungai terbesar di Pulau Jawa. Dari 1,9 juta hektar demarkasi wilayah sungai, dimana 1,13 juta hektar lahan yang digunakan untuk pertanian. Bengawan Solo meluap setiap musim hujan. Penyebab dari mereka, sungai mulai dangkal karena sedimentasi dari lahan pertanian dan hilangnya demarkasi sungai menyebabkan air hujan yang jatuh langsung ke sungai. Bahkan, jika demarkasi yang otentik (hutan ), sebuah water fallout hujan tidak langsung menyentuh tanah.Hujan pada daun pohon, kemudian jatuh ke tanah, dan diserap akar pohon. Akar pohon ini, selain untuk menyimpan air hujan (banjir menghambat), juga dapat menyediakan air untuk Bengawan pada musim kemarau. . Di garis finish di sepanjang Sungai Bengawan Solo hulu dan erosi ini disebabkan karena solo sungai berbagai hidup penambangan pasir, terutama dibudidayakan secara besar-besaran

oleh vakum. lubang besar di tebing sungai yang menyebabkan tanah longsor yang disebabkan ketidakstabilan. ( Sumber: harian Republika, Sabtu, 14 Maret, 2009) b. Sungai Kapuas Pembangunan di kabupaten / kota di Kalimantan Barat (Kalbar) saat ini telah menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan mempengaruhi kondisi daerah aliran sungai (DAS) Kapuas. Sungai Kapuas termasuk dalam klasifikasi sungai utama. Sungai Kapuas memiliki lebar 300 meter. sungai Kapuas kini tercemar dan kualitasnya menurun.Banyak masalah mengakibatkan Sungai semakin rusak. P ermasalahan terkait dengan DAS Kapuas, seperti penggundulan hutan, limbah domestik, dan penambangan emas ilegal. ( http://www.fwi. or.id / indexasli.php? link = news & id = 747 ) c. Sungai Barito Sungai Barito merupakan sungai ibu berlokasi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Sungai Barito memiliki lebar 350-500 meter. Dalam sungai Barito pendangkalan terjadi (sedimentasi) di hilir. Wilayah yang dilewati oleh aliran Sungai Barito di tahun - tahun lalu banjir sering terjadi di hampir semua daerah. (http://dishutkalsel.org/index.php?option=com_content&task=view&id=113&Itemid=142 )
Sungai di Banjarmasin banyak yang beralih fungsi. Misalnya, banyak sungai di Banjarmasin yang mulai kehilangan wilayah mereka, karena pembangunan ruko (rumah toko), pelebaran jalan, serta daerah pemukiman. ungai-sungai sangat sempit untuk mereka keprihatinan renangi, dan lebih bahwa air sungai sangat kotor dan banyak sampah yang hanyut bersama aliran air. (http://www2.kompas.com/kompascetak/0606/03/daerah/ 2696201.htm )

2.

Sedang Sungai Masalah

a. Sungai Ciliwung Sungai Ciliwung merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Ciliwung -. Cisadane Sebagai bagian dari SWS Ciliwung - Cisadane, Sungai Ciliwung memiliki daerah tangkapan dari 337 arus + Km2 bersama air km bermata 117 di Gunung Pangrango ( 3019 m) terletak di selatan kota Bogor dan bermuara di Laut Jawa dan memiliki sungai lebar 30 meter. Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang mengalir melintasi batas kota / propinsi dan memiliki fungsi penting bagi masyarakat sekitar merupakan sumber air baku, penggelontoran, jalur transportasi, dan sebagainya. Namun, sejalan dengan pertumbuhan perkotaan terjadi, kondisi Sungai Ciliwung dan sekitarnya semakin memburuk. Jumlah orang yang hidup di pinggiran sungai menjadi sungai Ciliwung menjadi isu semakin kompleks. Selain menyebabkan kekumuhan, populasi pengobatan untuk Sungai Ciliwung juga

kurang bertanggung jawab, karena asumsi Sungai Ciliwung sebagai bagian belakang rumah mereka. Ciliwung kegiatan pembangunan di DAS, yang cenderung mengarah pada penurunan daya dukung, penurunan kemampuan menyerap air dan tanah di peningkatan laju erosi. Kondisi ini menyebabkan permukaan limpasan air yang tinggi mengakibatkan banjir tahunan terjadi di DKI Jakarta. Namun, upaya untuk meringankan tepi sungai dari hunian ilegal adalah salah satu masalah di antara masalah yang kompleks mengelola kota Jakarta. Di Jakarta Selatan, misalnya, terdapat 5120 bangunan liar di sepanjang sungai dengan 8019 keluarga sebagai penduduk. Ada lagi bangunan 5404 dengan 7161 keluarga Timur.Bahkan di Jakarta, di Jakarta terdapat 557 bangunan liar di sepanjang sungai dengan 910 keluarga sebagai penduduk. ( http://www.suarapembaruan.com/News/2007/02/22/Jabotabe / jab07.htm ) b. Sungai Brantas Sungai Brantas perbatasan ada juga daerah kumuh yang tumbuh di sepanjang sungai. Banyak warga yang tinggal di dekat tepi sungai dengan mendirikan fondasi rumah tepat di atas sungai. Ketika harus didasarkan pada penjelasan Undang-Undang spasial demarkasi sungai harus bersih dari permukiman atau bangunan. Di tepi Sungai Brantas, r ibuan rumah umumnya dibangun berhimpitan dengan badan sungai. Tidak sedikit dari mereka berdiri di atas tebing terjal yang berbatasan dengan Sungai Brantas, sehingga ribuan rumah-rumah rawan longsor umumnya dibangun berhimpitan dengan badan sungai. Tidak sedikit dari mereka berdiri di atas tebing terjal yang berbatasan dengan Sungai Brantas, yang paling rawan longsor. (www.metronews.com dan pos Malang, 24 Oktober 2008 ) Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang Borders River Line, Regional Sungai Manfaat, dan Area Rivers Pengendalian, berbagai demarkasi sungai perkotaan harus tidak kurang dari 15 meter dan di daerahdaerah di luar kawasan perkotaan dapat mencapai 100 meter.Namun, kondisi ini hampir terjaga dari Sungai Brantas atas di wilayah menuju Batu Kabupaten Malang. Dari daerah hulu, pemanfaatan demarkasi Sungai Brantas memiliki banyak kegiatan pertanian yang melanggar ketentuan. Selain itu, memasuki kota, prosedur penyelesaian sama sekali mengabaikan ketentuan pemanfaatan sempadan sungai. ( Nur Rizal , Kompas, 22 Oktober 2002 ). 3. Sungai kecil
A. KALI RAHMAT KALI DISEMARANG RAHMAT TERMASUK SALURAN YANG PERMUKAANNYA RELATIF DATAR. SALURAN TERSEBUT MENYEBABKAN ALIRAN AIR BIASANYA LAMBAT, SEHINGGA SEBAGIAN BESAR SEDIMEN TIDAK DAPAT DIBAWA KE HILIR, OLEH KARENA

ITU, WAJAR JIKA DI BEBERAPA BAGIAN GARIS DAN KEMUDIAN MENEMPATKAN PENDANGKALAN SERIUS. BAHKAN, ADA TEMPAT-TEMPAT YANG MENYEMPIT DAN SANGAT MENGHAMBAT ALIRAN AIR. UNTUK MEMPERBAIKI SUNGAI, HARUS BAGIAN SUNGAI YANG DANGKAL DIKERUK. BURUKNYA KONDISI KALI INI MEMBUAT SEMUA PIHAK MERASA DIRUGIKAN. KARENA STAGNAN, JALAN KALIGAWE JUGA SERING RUSAK ( INDEPENDEN SUARA-MINGGU, MARET 14, 2004 ). ARUS KONDISI DAN WAKTU PENGGARON TIMUR BANJIRKANAL SELALU HUJAN SETIAP KALI HUJAN DERAS TURUN HULU. BAHKAN, KEKUATAN AIR ITU MAMPU MENJEBOL BEBERAPA TANGGUL DI CILOSARI LALU.SEBALIKNYA PADA TAHUN 2005, ALIRAN WAKTU TENGGANG JAUH LEBIH LAMBAT. ITU KARENA PERBEDAAN KETINGGIAN ANTARA HULU DAN HILIR SUNGAI YANG MEMANG KECIL.HULU SUNGAI, UTARA JALAN MAJAPAHIT DAN MEMPEROLEH ALIRAN UTAMA DARI SALURAN DI SISI SELATAN JALAN-PURWODADI ITU.KONDISI KALI SEMARANG ANUGERAH SEPERTI ITU MENGAKIBATKAN ALIRAN LUMPUR TIDAK BISA MENGALIR CEPAT DAN KEMUDIAN MENGENDAP. SELAIN ITU, SAAT HUJAN DERAS ALIRAN WAKTU, GRACE SELALU DIKALAHKAN OLEH BANJIRKANAL TIMUR.BISA DIBAYANGKAN KETIKA AIR HARUS ANTRIAN SEMENTARA ALIRAN DARI HULU TERUS BERTAMBAH. INI JUGA APA YANG MENYEBABKAN GENANGAN AIR DI DESA BISA BERHARI-HARI. ( SUARA MERDEKA, KAMIS JANUARI 2006 ) B. WAKTU CITANDUY KALI CITANDUY CILACAP, MENGOSONGKAN SUNGAI CITANDUY TIDAK LANGSUNG KE SAMUDERA INDONESIA, TETAPI KE SEGARA ANAKAN, SEHINGGA SETIAP TAHUN RIBUAN METER KUBIK LUMPUR YANG DIBAWA OLEH SUNGAI KE LAGUNA DAN ADA PROSES SEDIMENTASI YANG TINGGI. ( SUARA MERDEKA, JUMAT 3 OKTOBER 2003 ).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi sungai di Indonesia mengalami berbagai masalah termasuk: Pendangkalan sungai lumpur yang disebabkan oleh erosi. Borders permikiman sungai menyempit karena tumbuh liar di sekitar bantaran sungai. Kerusakan garis finish karena fungsi diubah menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan perumahan. Semakin berkembangnya permukiman di sepanjang tepi sungai, sehingga lingkungan rusak dan kotor.

C. Karakteristik Sungai di Indonesia Sungai merupakan salah satu sumber air sangat penting bagi kehidupan. Sungai memiliki fungsi sebagai sumber air baku, irigasi, pengendalian banjir dan saluran makro perkotaan. Tapi apa yang terjadi sekarang adalah penurunan fungsi sungai karena sungai menjadi sampah besar dapat, bukan teras depan tetapi halaman belakang. Ini adalah akar dari masalah. Oleh karena itu, demarkasi sungai tidak hanya perlu tetapi wajib terorganisir dan dilindungi. ( Dra Lina Marlia., CES, Direktorat Jenderal Penataan Ruang , Departemen Pekerjaan Umum, 2009 ) Menurut Robbet J. Kodoatie dan Sugianto dalam bukunya, Banjir, mengatakan bahwa sungai dapat dikelompokkan menjadi tiga daerah yang menunjukkan sifat dan karakteristik dari sistem sungai yang berbeda, yaitu: Pada daerah hulu (pegunungan) di sungai-sungai pegunungan memiliki kemiringan curam ( kemiringan CURAM ). ini lereng curam dan curah hujan yang tinggi akan menyebabkan listrik aliran (arus kuat) sungai besar yang mengalir ke sungai di daerah ini cukup besar. Periode waktu umumnya berjalan laju aliran lebih cepat.Di sisi hulu ditandai oleh erosi di Daerah Irigasi Sungai (DPS) dan erosi karena sungai untuk menghancurkan dan longsor. Proses sedimentasi tebing sungai disebut degradasi . materi DAS dapat berbentuk batu / batu, Krakal, krikil dan pasir. Bentuk sungai di daerah ini

adalah braider (selempit / jalinan). The alur atas adalah serangkaian jeram aliran hulu dari jeram bergegas. bagian Salib umumnya berbentuk V-sungai Di daerah transisi ke perbatasan pegunungan ke pantai, kemiringan dasar sungai umumnya kurang dari 2% karena kemiringan dasar sungai meluas secara bertahap menjadi lembut ( mild ). Dalam daerah ini bersama dengan laju aliran berkurang, meskipun erosi masih terjadi namun peningkatan proses sedimentasi yang menyebabkan pengendapan sedimen mulai meningkat, karena endapan ini berdampak pada kapasitas menyusut sungai (sungai lintang terlihat reduksi).Proses Degradasi (crushing) dan agradasi (penumpukan sedimen) terjadi sebagai akibat banjir dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama dibandingkan dengan daerah hulu. materi dasarnya relatif lebih lembut daripada di pegunungan.Potongan melintang sungai umumnya merupakan perubahan bertahap dari V ke U. Di daerah hilir; sungai mulai batas transisi, daerah pantai, dan berakhir di laut (sungai mulut / muara ). Kemiringan di hilir daerah landai menjadi sangat lembut dan bahkan ada bagian sungai, terutama di dekat dasar laut kemiringan sungai mendekati 0 (nol). Umumnya membentuk bentuk meander sungai menunjukkan pola yang akan menghambat aliran banjir. proses Agradasi (penumpukan sedimen) adalah tempat yang lebih dominan. Riverbed bahan halus daripada di transisi daerah atau wilayah hulu. Dalam hal banjir, periode lebih lama dari daerah transisi dan daerah hulu. .

Membentuk Sungai V

Bentuk U Sungai Karakteristik dan jenis sungai di Indonesia berdasarkan sumber air sungai, dibagi menjadi tiga jenis: ( http://airbengkulu.blogspot.com/2009/04/sungai-dan-definisinya.html )

Rainy River, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau mata air.Contohnya adalah sungai yang ada di Jawa dan Nusa Tenggara. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencarian es (gletser) dari hujan, dan mata air. Contoh jenis ini adalah sungai dan Sungai Digul Mamberano Sungai di New Guinea (Irian Jaya). Karakteristik dan jenis sungai di Indonesia, berdasarkan debit air (volume air), sungai dibagi menjadi: ( http://airbengkulu.blogspot.com/2009/04/sungai-dan-definisinya.html )

Sungai permanen, adalah debit air sungai relatif tetap sepanjang tahun.Contoh Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam Di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera

Sungai periodik adalah sungai di musim hujan saat air jauh lebih kecil dalam air musim kemarau. Contoh sungai ini banyak seperti Pulau Jawa, Solo, sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code, dan Sungai Brantas.

Sungai episodik, adalah sungai di musim kemarau air kering dan musim hujan air banyak. Contoh: Sungai kalada Pulau Sumba. Fana sungai, sungai yang ada air hanya selama musim hujan, musim hujan air tidak selalu banyak. Indonesia memiliki banyak pulau, umumnya murni sungai di Indonesia dan mereka cenderung untuk mengubah konsekuensi jangka aliran beloknya sungai karena ketinggian yang berbeda, topografi atau hal-hal lain dan banyak yang bermuara langsung ke laut.pola aliran sungai di Indonesia ada pola aliran berbagai seperti granular, dentritik, trelis, merder dan lain-lain. Ini adalah contoh dari pola aliran granular di perbukitan, sejajar dengan pola aliran pada bukit yang memiliki sistem Kars (kapur). Untuk merder aliran Pola yang biasanya ditemukan dalam banyak sistem dataran alluvial (sedimen). aliran Merder banyak ditemui di Indonesia, yaitu arus yang mengalir sepanjang tahun dan dapat ditemukan di sungai-sungai besar seperti ambi yang Batanghari, Kapuas, Sungai Kampar, dan lainlain. ( Kompas, Minggu, 6 Juli, 2003 ) Sungai pembangunan di Indonesia masih setidaknya untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi. Bila dibandingkan dengan pengembangan irigasi, lingkup pengembangan sungai masih jauh tertinggal. Pekerjaan yang dilakukan terbatas dengan prioritas sungai. Hal ini dapat dilihat bahwa lebih dari 6.000 sungai dengan panjang lebih dari 40 kilometer, hanya 39 sungai yang dikategorikan sebagai prioritas dan ditangani dengan di bagian atas, tengah, dan hilir. Masih banyak sungai yang alami, sehingga dalam hal sungai kenaturalan Indonesia memiliki harta lebih dari negara manapun. (Kompas, Minggu, 6 Juli, 2003 ).

You might also like