You are on page 1of 1

Alfian

Penyebab: karies botol terjadi jika terdapat kombinasi/interaksi beberapa factor 1. Host Gigi sulung lebih mudah terserang karies daripada gigi permanen. Karena enamel gigi sulung mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi permanen. 2. Bakteri Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi, sehingga membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal pembentukan kolonisasi bakteri. 3. Substrat Substrat bagi S. mutans dapat berasal susu dapat menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Meminum susu dengan menggunakan botol ketika tidur sangat tidak baik, cairannya akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam). Bakteri di dalam rongga mulut memetabolisme gula, kemudian menghasilkan asam yang akan merusak gigi,. 4. Waktu Bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk demineralisasi dan progresi karies. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan (bila kebiasaan tidur dengan menghisap susu botol atau mengedot dalam waktu yang lama terus dilakukan) (Perawatan Gigi Anak Edisi 2, R.J Andlaw & W.P. Rock, Jakarta: Widya Medika) Hubungan karies botol, perforasi akar, dan ulkus decubitus Gigi sulung yang telah habis mahkotanya akibat karies botol, menyisakan akar gigi di dalam gusi dan tulang penyangga. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebut sering membuat kemiringan akar gigi atau inklinasinya berubah. Ujung akar bisa berubah miring ke arah langit-langit (palatum) atau ke arah bibir dan menyembul ke arah gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka pada panggkal bibir bagian dalam yang terkena. Luka inilah yang disebut sebagi ulcus decubitus.

Reza Karies botol dapat dicegah dengan langkahlangkah berikut : Jangan biarkan bayi tertidur dengan botol mengandungi susu di dalam mulut Hentikan penggunaan botol pada kanakkanak secara beperingkat Bersihkan gigi bayi selepas makan dengan tuala atau kain lembut dan bersih Bawa berkunjung ke dokter gigi apabila berusia 23 tahun (Perawatan Gigi Anak Edisi 2, R.J Andlaw & W.P. Rock, Jakarta: Widya Medika)

You might also like