You are on page 1of 3

Rahmawati Nur Ariyanti F1E110057

Kehidupan Masyarakat Penambang Pasir

Pasir laut, menurut geologi, yaitu semua materi seukuran pasir dan mengalami proses transportasi, lalu terhadap dalam sedimen di dasar lautan. Sedangkan menurut pemerintah yang tertuang dalam keputusan menteri, yakni materi galian pasir yang berada di perairan Indonesia dan tidak mengandung mineral golongan A dan golongan B. Perairan nusantara, selain menjadi mata pencaharian bagi masyarakat pesisir, juga menjadi objek pertambangan pasir dengan keuntungan bisnis yang sangat menggiurkan. Namun, penambangan pasir laut telah berkembang menjadi polemik nasional. Dampaknya seperti nelayan yang kehilangan mata pencarian hingga tenggelamnya sebuah pulau. Secara obyektif pasir laut memang bisa disebut salah satu sumber daya kelautan yang berkembang menjadi komoditas ekonomi. Namun, penambangan pasir laut berdampak pada pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Kegiatan penambangan pasir laut apabila tidak dilakukan di daerah yang tepat dan dengan cara yang tepat akan berdampak pada lingkungan, baik fisik, biologi, maupun sosial. Faktor-faktor penyebab adanya kegiatan penambangan pasir beraneka ragam. Faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri salah satunya adalah faktor ekonomi. Contohnya masyarakat pesisir pantai yang dulunya bergantung pada mata pencaharian nelayan, penghasilannya tidak menentu karena semua itu tergantung hasil tangkapan dan cuaca. Berbeda jika mereka menjadi penambang pasir yang akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar dari biasanya. Faktor pendidikan masyarakat juga berpengaruh. Sebagian besar masyarakat pesisir adalah hanya lulusan SD, tidak lulus SD atau bahkan tidak bersekolah sehingga pemahaman mereka tentang lingkungan hidup sangat sedikit. Yang ada dalam pemikiran mereka hanyalah bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari dengan mendapatkan uang melalui pekerjaan yang dapat diharapkan hasilnya secara nyata. Keberlanjutan dari usaha mereka pada jangka panjang tidak menjadi pemikiran mereka. Ada sebagian dari tenaga kerja yang

mengerti tentang lingkungan hidup, namun karena tekanan ekonomi membuat mereka terpaksa mengambil keputusan untuk tetap bekerja di penambangan pasir karena tidak mendapatkan pekerjaan yang lain. Beberapa pekerja malah tidak mengetahui tentang lingkungan hidup, karena dalam mereka hanyalah bagaimana cara untuk mendapatkan uang agar hidup secara layak. Faktor dari luar yang menyebabkan adanya penambangan pasir adalah faktor bisnis bagi perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Kegiatan penambangan pasir merupakan mata pencaharian yang potensial bagi masyarakat-masyarakat pesisir, dengan pertimbangan alat-alat yang digunakan untuk melakukan penambangan merupakan alat-alat yang sederhana (alat manual) diantaranya sekop & pacul yang berfungsi mengumpulkan dan mengambil pasir serta kerikil, dan alat sederhana lain. Dampak positif pada aspek sosial ekonomi dengan adanya kegiatan penambangan pasir dirasakan oleh sebagian masyarakat khususnya masyarakat pesisir, yaitu pengurangan jumlah pengangguran karena sebagian besar masyarakat bekerja sebagai penambang pasir dan peningkatan penghasilan masyarakat. Namun, penambangan yang terjadi secara terus-menerus dan tak terkendali terutama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar apalagi perusahaan yang tidak memiliki izin untuk dijual, contohnya ke Singapura, menimbulkan masalah serius bagi keberlangsungan ekosistem laut. Dampak langsung dari kerusakan ini paling dirasakan oleh masyarakat pesisir yang kebanyakan sebagai nelayan. Hasil ikan yang diperoleh menjadi berkurang. Hal ini disebabkan seluruh isi laut disedot tanpa pandang bulu. Tidak hanya pasir yang diangkat, tetapi telur-telur, anak ikan, terumbu karang, serta biota lainnya juga ikut musnah. Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan pasir adalah hilangnya pulau-pulau kecil. Hal tersebut bisa mengubah sistem perairan laut di Indonesia. Salah satu pulau kecil dari ribuan pulau yang hampir tenggelam adalah Pulau Nipah. Pulau tak berpenghuni di Provinisi Kepulauan Riau itu sangat penting perannya. Karena pulau tersebut merupakan tanda dari batas kontinen negara Indonesia dengan Singapura. Aktivitas penambangan pasir laut memiliki banyak dampak negatif. Kerusakan yang muncul salah satunya adalah perubahan morfologi dasar laut menjadi tidak beraturan. Perubahan itu secara langsung mengganggu kehidupan biota laut dan

lingkungan di dalamnya, seperti ekosistem dan abrasi. Diperlukan pengaturan khusus agar lokasi penambangan tidak dilakukan pada satu titik, Persoalan penambangan ilegal muncul karena tumpang tindihnya perizinan. Sebagian perusahaan penambangan menggunakan izin pemerintah daerah, seperti Gubernur atau Bupati. Ada pula yang menggunakan izin Kementerian Pertambangan dan Energi. Tumpang tindih perizinan telah menimbulkan kesemrawutan pengambilan pasir di banyak perairan. Hal ini membuat kegiatan penambangan tidak terdata dengan baik. Sehingga jumlah pasir yang dieksploitasi dan diekspor sulit diketahui. Akibatnya kerusakan ekosistem akibat eksploitasi berlebihan tidak dapat diantisipasi. Penyedotan pasir telah menghancurkan ekosistem pantai, terutama hilangnya pitoplankton dan zooplakton sebagai makanan ikan dan juvenil ikan. Hal ini akan berpengaruh buruk bagi industri perikanan yang selanjutnya akan memukul pendapatan masyarakat pesisir, khusunya nelayan, terutama nelayan tradisional. Laju perkembangan perizinan tersebut, bukan saja semakin menekan keseimbangan ekosistem laut, tetapi juga telah menyebabkan jatuhnya harga pasir lantaran melonjaknya volume produksi dengan pembeli satu-satunya, Singapura. Kasus serupa juga tidak tertutup kemungkinan terjadi di tempat lain di seluruh perairan Indonesia. Dalam proses penambangan tingkat kekeruhan air sangat tinggi. Ini tidak bisa ditoleransi. Terumbu karang tercemar, kematian biota laut di dalamnya pun tak bisa dihindari. Hanya beberapa jenis biota yang bisa bertahan. Untuk mengatasi masalah tersebut, para penegak hukum dan pemberi perizinanan memberantas, serta menindak tegas pelaku penambangan pasir. Jangan mudah memberi perizinan. Sebaiknya kaji dulu dampak lingkungan yang akan terjadi ke depan. Selain itu bagi yang sudah mendapat izin, pemerintah harus menetapkan kedalaman dan kemiringan/keterjalan maksimum lereng pantai yang dapat mencegah terjadinya longsoran di daerah pantai akibat penambangan pasir laut di daerah pantai (aspek geoteknologi).

You might also like