You are on page 1of 8

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN (Deskripsi untuk Aplikasi pada PT Kimia Farma)

Oleh : Edi Sugito I. Pendahuluan. Sistem pengolah data (sistem akuntansi) akan menghasilkan informasi keuangan yang diikhtisarkan dalam Laporan Keuangan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi : (1) Neraca, (2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan Perubahan Posisi Keuangan (misalnya Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), (4) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan memiliki fungsi sebagai dasar pertimbangan bagi manajemen perusahaan/koperasi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kerangka yang lebih luas, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak yang. Namun demikian, oleh karena laporan keuangan tersebut bersifat historis dan umum, yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang dicatat, prinsip akuntansi dengan pandangan pribadi/manajemen, maka laporan keuangan tersebut mengandung keterbatasan antara lain : 1) Data secara parsial mungkin daluarsa. 2) Tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. 3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan pertimbangan tertentu. 4) Informasi yang dilaporkan hanya yang bersifat material. 5) Bersifat koservatif, dimana bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka biasanya akan dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau aktiva yang paling kecil. 6) Lebih menekankan kepada makna ekonomis suatu peristiwa daripada substansinya. 7) Menggunakan istilah-istilah yang bersifat teknis dan cenderung kaku, sehingga sering menyulitkan pemakainya dalam memahami informasi yang dilaporkan. 8) Adanya berbagai metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan keragaman dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi, sehingga kesimpulan akhirnya memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan demikian, laporan keuangan tidak menyediakan informasi yang siap (instan) untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, melainkan terlebih dahulu harus dinterpretasikan dengan menggunakan alat analisis tertentu. Proses penginterpretasian ini sering disebut sebagai Analisis atas Laporan Keuangan. Sebelum membahas materi analisis atas laporan keuangan, terlebih dahulu harus dipahami substansi dari laporan keuangan itu sendiri, dan bagaimana hubungan atar kelompok/pos yang ada yang merupakan bagian dari laporan keuangan tersebut.

Guna mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi terutama yang berkaitan dengan (a) sumberdaya ekonomis yang dimiliki, (b) kewajiban yang harus dipenuhi, (c) kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan, (d) transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang mengubah sumberdaya ekonomi, kewajiban dan kekayaan bersih, serta (e) sumber dan penggunaan dana, dan informasi lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. II. Analisis Laporan Keuangan. 2.1. Metode Dan Teknik Analisis. 2.2. Analisis Rasio. Rasio-rasio keuangan pada dasarnya dihitung dengan membandingkan angkaangka di dalam atau antara Neraca dan Laporan Laba/Rugi (Perhitungan Hasil usaha). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis Rasio dapat menjelaskan atau memberikan gambaran mengenai baik atau buruknya/naik atau turunnya posisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan, terutama bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai patokan normatifnya. Seperti halnya alat analisis yang lain, analisis rasio berorientasi ke masa depan (future oriented), oleh karena itu penganalisis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan dipengaruhi oleh kondisi/posisi dan kinerja keuangan pada masa sekarang./lalu. Dengan demikian, kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan penganalisis dalam menginterpretasikan data tersebut. Analisis Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Rasio keuangan dapat menggambarkan simpton (gejala yang tampak) suatu keadaan. Bila diterjemahkan secara tepat, rasio keuangan ini juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan (tendensi) yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen laporan keuangan yang disajikan saja. Berikut adalah analisa rasio pada PT Kimia Farma Computing Liquidity Ratios Current Ratio = CA / CL
CA CL 1.139.548.849. 755 469.822.675.25 4 CR = 2,43 TIMES

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar, dan asumsikan bahwa semu aktiva lancer benarbenar dapat digunakan untuk membayar. Sementara itu, utang lancar menggambarkan kewajiban yang harus segera dilunasi/dibayar. Quick Ratio = (CA Inventory) / CL

Inventory 386.653.606.316 CA Inventory 752.895.243.439 QR = 1,60 TIMES

Cash Ratio = Cash / CL


Cash 265.445.594.112 CR = 0,56 TIMES

NWC to Total Assets = NWC / TA


CA-CL NWC = -->669.726.174.501 TA 1.657.291.834.312 NWC to TA = 0,40

Interval Measure = CA / average daily operating costs


average daily operating costs = COGS EXP JUMLAH ADO 2.279.309.994.224 758.320.867.680 3.037.630.861.904 8.322.276.334 IM = 136,928 DAYS COGS + EXPENSES / 365

Computing Long-term Solvency Ratios Total Debt Ratio = (TA TE) / TA


TA TE 1.657.291.834.312 1.114.028.943.712 543.262.890.600 TDR = 33%

Debt/Equity = TD / TE
TD 543.262.890.600 DEBT/EQUIT Y 0,487 66 TIMES

Equity Multiplier = TA / TE = 1 + D/E


DE 0,5 EM = 1,5

Long-term debt ratio = LTD / (LTD + TE)


LTD TE JUMLAH 73.434.800.480 1.114.028.943.712 1.187.463.744.192 LTD RATIO = 6%

Solvabilitas suatu perusahaan/koperasi menunjukkan kemampuan perusahaan/ koperasi untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya bila perusahaan/koperasi tersebut

dibubarkan. Dalam hal ini, persoalannya adalah bila perusahaan/koperasi tersebut dibubarkan, apakah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan/koperasi tersebut cukup untuk menutup semua utang-utangnya (baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang). Computing Coverage Ratios Times Interest Earned = EBIT / Interest
EBIT Interest 178.611.238.352 (termasuk provisi 14.336.646.263 bank) 12, TIE = 46 TIMES

Cash Coverage = (EBIT + Depreciation) / Interest


Depreciation EBIT + DEPRE 17.077.362.981 195.688.601.333 CC = 13,64 95 TIMES

Computing Inventory Ratios Inventory Turnover = Cost of Goods Sold / Inventory


Cost of Goods Sold Inventory 2.279.309.994.224 386.653.606.316 5,894 IT = 97 TIMES

Days Sales in Inventory = 365 / Inventory Turnover


61,91 DSI = 72 DAYS

Computing Receivables Ratios Receivables Turnover = Sales / Accounts Receivable


Sales Accounts Receivable Pihak Hubungan Istimewa Pihak ketiga Piutang Lain- lain Uang Muka Pajak dibayar dimuka Biaya Dibayar di Muka Jumlah 3.183.829.303. 909 39.619.931.46 8 318.091.667.7 56 10.907.603.78 7 1.161.576.588 103.229.408.9 26 14.439.460.80 2 487.449.649.

327 RT = 6,53 TIMES

Days Sales in Receivables = 365 / Receivables Turnover


55,88 DAYS

Persediaan tidak dapat sepenuhnya diandalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas yang dapat segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah untuk dijual pada kondisi perekonomian yang lesu. Dalam kebanyakan kasus, piutang usaha yang dimiliki perusahaan/koperasi pun ternyata masih mengandung ketidakpastian dan memiliki risiko untuk tidak tertagih. Oleh karena itu kedua rasio tersebut perlu didukung oleh rasio lain yang sama pentingnya yaitu (a) rasio perputaran Piutang, dan (b) jumlah hari rata-rata piutang tersebut dapat dikonversi menjadi kas/ADCR, serta (c) rasio Perputaran Persediaan, dan (d) jumlah hari rata-rata persediaan dapat dikonversi menjadi kas/ADCI. Computing Total Asset Turnover Total Asset Turnover = Sales / Total Assets
Sales

Total Assets

3.183.829.303.9 09 1.657.291.834.3 12 1,921 TAT = 1

NWC Turnover = Sales / NWC


669.726.17 NWC (TCA-TCL) = 4.501 TCA = 1.139.548.849.755 TCL = 469.822.675.254 4 NWC T = ,75 TIMES

Fixed Asset Turnover = Sales / NFA


NFA = 413.196.818.855 7,705 FAT = 36 TIMES

Computing Profitability Measures Profit Margin = Net Income / Sales


Net Income (after I dan tax) Sales 138.716.458.866 3.183.829.303.9 09 PM = 4%

Return on Assets (ROA) = Net Income / Total Assets

Total Assets

1.657.291.834.3 12 ROA = 8%

Return on Equity (ROE) = Net Income / Total Equity


Total Equity 1.114.028.943.7 12

2.2.1. Rasio Likuiditas. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (utang lancar) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio yang sering digunakan adalah (a) Current Ratio (Rasio Lancar), dan (b) Quick/Acid Ratio yaitu sebagai berikut : Current Ratio = Aktiva Lancar Utang Lancar Aktiva lancar menggambarkan alat bayar, dan asumsikan bahwa semu aktiva lancar benar-benar dapat digunakan untuk membayar. Sementara itu, utang lancar menggambarkan kewajiban yang harus segera dilunasi/dibayar. Quick ratio = (Aktiva Lancar Persediaan) Utang Lancar Persediaan tidak dapat sepenuhnya diandalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas yang dapat segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah untuk dijual pada kondisi perekonomian yang lesu. Dalam kebanyakan kasus, piutang usaha yang dimiliki perusahaan pun ternyata masih mengandung ketidakpastian dan memiliki risiko untuk tidak tertagih. Oleh karena itu kedua rasio tersebut perlu didukung oleh rasio lain yang sama pentingnya yaitu (a) rasio perputaran Piutang, dan (b) jumlah hari rata-rata piutang tersebut dapat dikonversi menjadi kas/ADCR, serta (c) rasio Perputaran Persediaan, dan (d) jumlah hari rata-rata persediaan dapat dikonversi menjadi kas/ADCI. Adapun keempat rasio tersebut dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Perputaran Piutang = Penjualan Rata-rata Piutang ADCR= Jumlah hari dalam satu tahun Perputaran Piutang Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan ADCI = Jumlah hari dalam satu tahun Perputaran Persediaan 2.2.2. Rasio Solvabilitas. Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya bila perusahaan/koperasi tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, persoalannya adalah bila perusahaan/koperasi tersebut dibubarkan, apakah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan/koperasi tersebut cukup untuk menutup semua utang-utangnya (baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang). Adapun rasio yang sering digunakan untuk mengetahui solvabilitas suatu perusahaan/koper asi adalah : Total Debt to Equity Ratio = (Total Utang Modal Sendiri) x 100% Long-term Debt to Equity Ratio = (Utang Jk. Panjang Modal Sendiri) x 100% Total Debt to Total Assets Ratio = (Total Utang Total Aset) x 100%

2.2.3. Rentabilitas. Rentabilitas suatu perusahaan/koperasi menunjukkan kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan/koperasi ada bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan dibandingkan. Pada dasarnya cara untuk menilai rentabilitas dapat dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu : 1) Rentabilitas Ekonomi. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan/koperasi, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan/koperasi dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahan (operating capital/assets). Adapun rumus yang digunakan adalah : Net Return on Investment = (EAT Operating Assets) x 100% Dimana : EAT = Laba Setelah Pajak. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi adalah : Profit Margin = (Net Operating Income Net Sales) x 100% Operating Assets Turnover = Net Sales Operating Assets 2) Rentabilitas Modal Sendiri (Rentabilitas Usaha). Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak (EAT) dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Adapun rasio yang sering digunakan adalah : Return On Equity = EAT Modal Sendiri III. Penutup. Dalam aplikasinya perhitungan analisis rasio tersebut banyak memiliki variasi yang disebabkan oleh berbagai kepentingan yang ingin dicapai oleh pihak yang melakukan analisis atas laporan keuangan. Meskipun demikian, tujuan utamanya adalah sama, yaitu agar laporan keuangan tersebut lebih mudah untuk dipahami, sehingga keputusan yang akan diambil berdasarkan informasi keuangan tersebut benar-benar tepat sesuai dengan yang diharapkan. Bila pertanggungjawaban pengurus dalam pengelolaan keuangan selalu menyertakan analisis laporan keuangan sebagai pelengkap dari laporan keuangan perusahaan, maka relatif lebih mudah bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan evaluasi kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, hal tersebut juga sebagai bentuk pembelajaran bagi pemegang saham dan pihak lainnya dalam membaca laporan keuangan untuk lebih tertarik kepada cara-cara yang lebih ilmiah (berdasarkan metode)

dalam mengemukakan pandangan, respon ataupun penilaian mengenai pengurusan koperasi khususnya dalam pengelolan keuangannya.

You might also like