You are on page 1of 9

TUGAS MAKALAH SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FISIKA

OLEH :

Nama : Muhammad Lukman Faris NIM : 1209025043 Prodi : Teknik Sipil

LATAR BELAKANG SEJARAH SAINS Dalam era sekarang ini, tiap-tiap bangsa menyadari sungguh-sungguh bagaimana pentingnya mengetahui sejarah kebangsaan, sejarah tanah air untuk dapat mengimbangi dan mengikuti persoalanpersoalan politik negaranya dan mengimbangi politik negara-negara lain di dunia. Istilah negarawan hanya layak diberikan kepada orang-orang besar tanah air yang sangat mengetahui sejarah perkembangan bangsa dan tanah airnya sendiri. Begitu pula dengan sejarah pemikiran sains (IPA), penting untuk diketahui karena pengetahuan ini akan memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang kemajuan sains dewasa ini. Mungkin kejadiankejadian tertentu di zaman mereka itu tidak mempunyai arti penting dipandang dari segi mereka sendiri, tetapi dari sudut historis merupakan sebagian dari kejadian-kejadian yang spektakuler yang telah mereka capai. Dengan demikian kita mendapat kesadaran yang lebih baik atas kebenaran pengetahuan manusia tentang sains modern sebagai perkemnbangan dari sains secara keseluruhan. Selanjutnya dalam makalah ini akan dititikberatkan untuk membahas perkembangan dan pertumbuhan pemikiran manusia dalam filsafat dan sains. Sebagai contoh pemecahan atom yang merupakan kebanggaan dan merupakan ciri sebagai pengetahuan modern, adalah pemikiran yang bersumberkan hipotesis atom Demokritus yang telah diketahui sejak zaman purbakala. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan penting sekali diketahui klasifikasi ilmu pengetahuan atas bermacam-macam ilmu seperti Fisika, Kimia, Biologi dan lain-lain. Sepanjang perjalanan sejarah, manusia telah mengembangkan hubungan antara dunia fisik, biologi, psikologi dan sosial serta memvalidasinya. Ide-ide tersebut telah memungkinkan terbentuknya generasi yang berhasil memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang manusia dan lingkungannya. Caracara yang digunakan untuk mengembangkan ide-ide tersebut adalah cara khusus seperti, meneliti, berpikir, melakukan eksperimen, dan membuat validasi. Cara-cara ini menggambarkan suatu aspek fundamental dari hakekat sains dan merefleksikan bagaimana sains cenderung berbeda dari jenis pengetahuan lainnya. Sejarah pemikiran sains (IPA) memiliki karakteristik periode-periode yang dapat dibagi ke dalam 4 periode, di mana setiap periode mempunyai karakteristik tertentu. Pembagian tersebut didasarkan pada ada tidaknya perubahan paradigma dalam setiap periodenya. Periode pra-sains berlangsung cukup lama, yaitu sampai dengan tahun 1500. Periode ini ditandai adanya unsur mitologi, dimana validasi sains tidak diperlukan. Kemudian periode awal sains dimulai ketika Galileo memperkenalkan cara baru mengamati fenomena sains melalui kegiatan eksperimen. Periode ketiga dikenal dengan periode sains klasik, dimana pengamatan masih bersifat makroskopis. Dalam periode ketiga tidak terjadi perubahan paradigma. Berikutnya periode sains modern dengan sifat pengamatan sangat mikroskopis. Paradigma yang berkembang adalah paradigma atomic.

Sejarah perkembangan fisika


Nah para sahabat fisika ingin tahu bagaimana sejarah perkembangan ilmu fisika itu? Kalau dicari asal-usulnya ternyata menarik juga lho. Bahkan sistem kalender sampai mesin mobil yang kawan-kawan sering temui dalam kehidupan sehari-hari ternyata para ilmuwan fisika yang menemukannya. Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode yaitu:

Periode Pertama,

Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya : 2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang). 600 SM 530 M: Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai tradisi Fisika Matematika untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang. 530 M 1450 M: Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada Almagest karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy). 1450 M- 1550: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis

Periode Kedua

Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain: Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet. Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukumhukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai. Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange. Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter. Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya. Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.

Periode Ketiga

Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini. Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika. Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain. Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lainlain. Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.

Periode Keempat

Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum). Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.

Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern. Di era ini ilmuwan tidak melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa henti, dari luasnya galaksi, sifat alami dari kondisi vakum sampai lingkungan subatomik. Daftar persoalan dimana fisikawan harus pecahkan terus bertambah dari waktu ke waktu.
Fisika Awal

Sejak zaman dulu, manusia terus memperhatikan bagaimana benda-benda di sekitarnya berinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangga jatuh keb bawah, kenapa benda yang berlainan memiliki sifat yang berlainan juga, dan sebagainya. Mereka juga mengira-ira tentang misteri alam semesta, bagaimana bentuk dan posisi bumi di tengah alam yang luas ini dan bagaima sifat-sifat dari matahari dan bulan, dua benda yang memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia purba. Secara umum, untuk menjawab pertanyaanpertanyaan ini mereka secara mudah langsung mengaitkannya dengan pekerjaan dewa. Akhirnya, jawaban yang mulai ilmiah namun tentu saja masih terlalu berspekulasi, mulai berkembang. Tentu saja jawaban ini kebanyakan masih salah karena tidak didasarkan pada eksperimen, bagaimanapun juga dengan begini ilmu pengetahuan mulai mendapat tempatnya. Fisika pada masa awal ini kebanyakan berkembang dari dunia filosofi, dan bukan dari eksperimen yang sistematis.
Kontribusi Islam

Saat itu kebudayaan didominasi oleh Kekaisaran Roma, ilmu medik dan fisika berkembang sangat pesat yang dipimpin oleh ilmuwan dan filsuf dari Yunani. Runtuhnya Kekaisaran Roma berakibat pada mundurnya perkembangan ilmu pengetahuan di dataran Eropa. Bagaimanapun juga kebudayaan di timur tengah terus berkembang pesat, banyak ilmuwan dari Yunani yang mencari dukungan dan bantuan di timur tengah ini. Akhirnya ilmuwan muslim pun berhasil mengembangkan ilmu astronomi dan matematika, yang akhirnya menemukan bidang ilmu pengetahuan baru yaitu kimia. Setelah bangsa Arab menaklukkan Persia, ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat di Persia dan ilmuwan terus bermunculan yang akhirnya dengan giatnya memindahkan ilmu yang telah ada dari kebudayaan Yunani ke timur tengah yang saat itu sedang mundur dari Eropa yang mulai memasuki abad kegelapan.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN 1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan Kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dapat didasarkan atas jasa-jasanya atau atas tugas-tugasnya di dalam ilmu pengetahuan tersebut, yaitu: a. Filsafat memberikan obyek pada semua ilmu pengetahuan sedangkan ilmu melakukan abstraksi. Ilmu bersifat memilih, maksudnya setiap ilmu memiliki obyek tersendiri. Sebagai contoh obyek ilmu fisika adalah benda dan ilmu paedagogik adalah adalah masalah pendidikan. Ilmu pengetahuan adalah bentuk usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada. Filsafat yang membedakan mana yang benda dan mana yang pendidikan serta membedakan ilmu yang satu dengan lainnya, maka dikatakan bahwa filsafat memberi obyek pada ilmu pengetahuan. b. Filsafat memberikan dasar kepada semua ilmu, yaitu (i) aksiomata sebagai dasar mutlak bagi semua ilmu pengetahuan, (ii) dasar umum, dan (iii) dasar khusus, yaitu dasar ilmu pengetahuan itu sendiri. c. Filsafat memberikan sifat ilmu. Sesuatu dikatakan ilmu apabila mempunyai obyek tersendiri dan penyelidikannya harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh filsafat. Sedangkan sifat ilmu ada 2, yaitu (i) sifat formil, yaitu cara penyelidikan dengan melalui cara analisis (dibagi-bagi) dan kemudian dikumpulkan kembali (sintesa) dan (ii) sifat materil, yaitu menemukan sifat-sifat dari segala sesuatu dan menentukan sebab-sebabnya, juga menemukan hal-hal yang berulang dalam obyeknya. Dengan kata lain harus menjadi jawaban atas pertanyaan bagaimana, mengapa dan kemana. d. Filsafat memberikan metode kepada ilmu pengetahuan yang dipergunakan dalam penyelidikannya. Metode itu berupa (i) metode induksi atau analitis, (ii) metode deduksi atau sintesis, dan (iii) metode kombinasi analitis-sintesis. e. Filsafat memberikan tujuan kepada ilmu pengetahuan f. Filsafat memberikan kebulatan dan kesatuan kepada ilmu pengetahuan. Ini berarti filsafat memberikan tempat, nilai, dan hubungan antara ilmu yang satu dengan lainnya. 2. Hubungan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan Untuk dapat mengetahui hubungan antara filsafat, filsafat ilmu, ilmu pendidikan, sains, filsafat pendidikan, pendidikan sains, dan filsafat pendidikan sains, maka sebaiknya kita mengetahui pengertian masing-masing hal tersebut beserta peran dan perkembangannya dalam peradaban manusia. Dengan mengetahui pengertian sederhana dari masing-masing komponen dan memahami peran dan perkembangannya dalam kehidupan keilmuan kemanusiaan kita, maka kita dapat memilah benang merah dan dapat menarik hubungan antar komponen. Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia, terdiri dari kata philos yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan, kearifan, atau pengetahuan. Dengan kata lain philosophia dapat diartikan sebagai cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada pengetahuan. Secara khas filsafat berarti upaya untuk mempertanyakan segala sesuatu yang terkait dengan fenomena alam dengan cara berpikir secara mendalam, amat mendasar atau radikal dan juga bersifat universal. Sebagai contoh dalam bidang fisika

dipertanyakan kenapa langit malam terlihat gelap? Filsafat ilmu dikenal sebagai cabang filsafat yang membahas hakekat ilmu, dengan menerapkan beragam metode dalam mencari akar persoalan dan menemukan azas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk mendapat kejelasan yang lebih pasti (Poedjiadi, 2001). Sudah pasti penyelesaian masalah keilmuannya menjadi lebih lebih terarah. Konsekuensi dari sifatnya yang terarah tersebut menyebabkan suatu disiplin ilmu akan memiliki filsafat ilmunya sendiri, sebagai contoh filsafat pendidikan, filsafat sains, dan filsafat pendidikan sains. Mari kita lihat tentang fenomena Kenapa langit malam terlihat gelap? Jawaban yang terbayang dalam benak kita adalah: Matahari hanya menyinari permukaan yang menghadapnya langsung, sedangkan yang membelakanginya akan gelap dan itu disebut malam. Namun, apakah benar demikian? Pertanyaan ini pada hakekatnya adalah pertanyaan mendasar filsafat untuk mencari kejelasan yang lebih pasti. Nah, ternyata langit malam yang gelap bukanlah fenomena sederhana seperti yang kita pikirkan. Banyak sekali hal-hal indah dan menarik di sekitar kita, yang seakan-akan sederhana namun proses di balik itu sungguh rumit dan mencengangkan. Tuhan memang Maha Besar. Ilmu pendidikan merupakan ilmu terapan yang terutama melibatkan psikologi, sosiologi, dan berbagai bahan kajian dalam pengajaran (Poedjiadi, 2001). Dalam ilmu pendidikan antara lain dibahas tentang metode dan pendekatan. Sepertinya pertanyaan kenapa malam gelap adalah sebuah pertanyaan rutin tiap anak-anak, termasuk kita. Namun berdasarkan teori pendidikan akan ada perbedaan metode dan pendekatan dalam menjelaskan fenomena tersebut untuk anak-anak dan orang dewasa, terkait dengan psikologi dan sosiologi. Pengertian sains dapat berarti pengetahuan ilmiah pada umumnya atau suatu ilmu yang mempelajari tentang alam saja. Sains dalam pengertian yang kedua berarti sekelompok pengetahuan tentang obyek atau fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dan menggunakan metode ilmiah. Pembagian sains menjadi beragam dalam disiplin-disiplinnya adalah sebagai upaya mengatasi keterbatasan kemampuan kita untuk mempelajari segala aspek yang terkait dengan fenomena alam secara mendalam. Sebelum ilmu pendidikan berkembang tidak ada yang namanya eksplanasi paedagogik. Dalam perkembangannya kajian materi sains terkait dengan ilmu pendidikan, yang kemudian dikenal dengan pendidikan sains. Sebagai sebuah kajian, maka pendidikan sains dapat dikelompokkan pada ilmu-ilmu sosial. Filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan sains merupakan bagian dari filsafat ilmu. Teori pendidikan yang bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan didasari oleh filsafat pendidikan. Sedangkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan sains didasari oleh filsafat pendidikan sains. Tiap-tiap ilmu timbul karena sesuatu kegunaan sesuai dengan alam pikiran manusia di masa itu, karena itu timbul hasrat untuk mengumpulkan segenap pengetahuan secara sistematis. Tetapi bila diperhatikan tabiat manusia sejak zaman purbakala, maka yakinlah kita bahwa ilmu pengetahuan alam itu lebih dahulu timbul daripada ilmu yang mempelajari pergaulan atau hubungan bermasyarakat (ilmu sosiologi). Sebagai ilmu alam yang pertama timbul adalah ilmu bintang dan ilmu ukur (matematika) yang menjadi alat berfikir. Tujuan sesuatu ilmu itu adalah untuk meramalkan sesuatu. Demikianlah timbul berangsur-angsur beberapa cabang ilmu pengetahuan alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu tumbuhan, dan ilmu hewan.

3. Ilmu Pengetahuan dan Agama Antara ilmu dan agama seringkali terjadi kesalahpahaman, yang dalam sejarah dunia barat terjadi dalam abad pertengahan. Tiap-tiap keterangan ilmu yang tidak sesuai dengan faham gereja dibatalkan oleh fihak gereja, lebih-lebih apabila keterangan itu melemahkan autoritanya dan karena itu mungkin menyesatkan orang yang sefaham dengan gereja. Pertentangan itu mengingatkan kita pada teori Copernicus yang menyatakan bahwa bumi yang mengitari matahari dan bukan sebaliknya. Pendapat ini ditentang oleh kaum gereja yang berkuasa waktu itu, karena dianggap menyalahi ajaran dan pendapat pokok gereja yang menganggap bumi adalah pusat semesta alam, tempat yang terhormat dan tersuci dan merupakan tempat rahmat kebahagiaan manusia yang menguasai bumi tersebut dengan Paus sebagai penguasa agungnya. Bila bumi bukan lagi sebagai pusat alam alam semesta, tetapi hanya salah satu dari planet-planet biasa, maka berarti tempat kediaman manusia dan Paus menjadi tempat yang bukan tersuci dan terhormat lagi. Dari segi pandangan ini pendapat Copernicus membatalkan keyakinan orang beragama, dan karena itu ajaran tersebut harus dibatalkan dan dihapuskan. Seteru tersebut membawa korban, Bruno ahli pikir Italia dibakar hidup-hidup karena mendukung teori Copernicus. Galileo juga diancam untuk dibakar jika tidak membatalkan ajaran tersebut di muka umum. Dari kejadian inilah kemudian muncul sikap apatis para ilmuwan bahwa agama menjadi halangan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan. Lalu timbul pula gejala bahwa ilmu tidak kenal batas dan mengira semua dapat diselesaikan dengan akal dan pikiran. Pertentangan antara ilmu pengetahuan dan agama juga disebabkan oleh faham filsafat materialisme yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada, juga pikiran terdiri dari materi-materi dan gerakangerakan benda yang mengalami dekomposisi dan rekomposisi menurut hukum kausal. Filsafat ini tidak percaya adanya Tuhan, Jiwa dan Roh, sehingga memberikan sikap anti agama. Imam Ghazali menyatakan bahwa walaupun ahli filsafat banyak macam dan ragamnya, tetapi dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Golongan Dahri (Tidak percaya adanya Tuhan). Menurut paham ini, alam semesta terjadi dengan sendirinya tanpa diciptakan oleh penciptanya. Mereka tidak mengakui adanya Tuhan. 2. Golongan Thabii, yaitu golongan yang memusatkan diri pada penyelidikannya kepada alam, keajaiban hewan dan tumbuh-tumbuhan. Mereka percaya adanya Tuhan tapi tidak percaya adanya hari kiamat. Tidak ada ganjaran bari yang taat dan tidak ada hukuman bagi yang maksiat. Tenaga akal akan lenyap seiring dengan hancurnya tubuh kasar, dan tidak masuk akal yang telah lenyap itu akan tumbuh kembali. Kesimpulannya adalah bahwa roh itu akan mati dan tidak akan hidup kembali. 3. Golongan Ketuhanan. Mereka ini terkemudian dari golongan di atas. Dalam hal ini ada kelainan keinsyafan antara ilmu pengetahuan dan agama, tetapi bukan pertentangan. Ilmu mengenai pengetahuan dan agama mengenai kepercayaan. Ilmu bermula dari sikap tidak percaya, sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya. Ilmu dan agama pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama, yaitu keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Ilmu yang diamalkan dapat memperdalam keyakinan agama, begitu pula sebaliknya keyakinan beragama dapat memperkuat keyakinan ilmu dalam menuju cita-citanya. Kedua-duanya dapat dijadikan suluh oleh manusia dalam menempuh hidupnya. Banyak ahli-ahli ilmu yang termasyhur dan percaya benar-benar kepada Tuhan, seperti: Isaac Newton. Ahli ilmu alam dan ahli ilmu pasti bangsa Inggris. Menyatakan pada peredaran planetplanet bersama pengiringnya menuju arahnya dengan kecepatan teratur, terletaklah suatu kenyataan

atas adanya pimpinan dan bukti dari pekerjaan suatu sebab yang tidak buta dan tidak kebetulan saja, malahan semuanya itu menetapkan atas kemahirannya yang luar biasa tentang ilmu pesawat dan ilmu ukur. Thomas Carlyle. Pengarang dan ahli essay dari Inggris. Pada setiap bintang-bintang, daun rumput, lebihlebih pada setiap yang berjiwa, kebesaran Tuhan tetap bersinar. Imam Ghazali. Filosof Islam termasyhur. Agama seperti obat, sedangkan ilmu seumpama makanan. Obat tidak dapat dipisahkan dari makanan, sebagaimana makanan tidak mungkin pula dipisahkan dari obat. Jadi di zaman modern sekarang ini seharusnyalah antara ilmu dan agama bekerja sama untuk mencari kebenaran mutlak dan untuk kebahagiaan umat manusia.

You might also like