You are on page 1of 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu

: SMP Al-Islam : IPA Terpadu : IX/Ganjil : 2 Jam pelajaran (2 x 40 menit)

I. Standar Kompetensi 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari II. Kompetensi Dasar 3.3. Mendiskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. III. Indikator Pembelajaran

Mendeskripsikan definisi elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder Menyebutkan jenis-jenis elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder Mendeskripsikan susunan elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder Mendeskripsikan cara kerja elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder

IV. Karakter siswa yang diharapkan : Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tanggung jawab ( responsibility ) Percaya diri Kerja sama Kritis Logis Menghargai keberagaman

V. Tujuan Pembelajaran Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan definisi dari elemen listrik primer Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan definisi dari elemen listrik sekunder.

Dengan percaya diri peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis elemen listrik primer. Dengan percaya diri peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis elemen listrik sekunder. Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan susunan elemen volta. Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan cara kerja elemen volta. Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan susunan elemen kering. Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan cara kerja elemen kering. Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan susunan akumulator. Dengan logis dan percaya diri peserta didik dapat mendeskripsikan cara kerja akumulator.

VI. Materi Pembelajaran Sumber Arus Listrik Suatu komponen yang berfungsi sebagai tempat untuk mengubah satu jenis energi, misalnya energi kimia dan energi gerak, menjadi energi listrik disebut sumber arus listrik. Contohnya baterai, akumulator, dan generator. Sumber arus listrik dibedakan menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik (AC) dan sumber arus listrik searah (DC). Sumber arus listrik AC dihasilkan oleh dinamo arus AC dan generator. Ada beberapa macam sumber arus searah, misalnya sel volta, elemen kering (baterai), akumulator, solar sel, dan dinamo arus searah. Elemen volta, batu baterai, dan akumulator merupakan sumber arus searah yang dihasilkan oleh reaksi kimia. Oleh karena itu, elemen volta, batu baterai, dan akumulator sering disebut elektrokimia. Dikatakan elektrokimia sebab alat tersebut mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Elemen dibedakan menjadi dua, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer adalah elemen yang setelah habis muatannya tidak dapat diisi kembali. Contohnya elemen volta dan batu baterai. Elemen sekunder adalah elemen yang setelah

habis muatannya dapat diisi kembali. Contohnya akumulator (aki). Pada elemen volta, baterai, dan akumulator terdapat tiga bagian utama, yaitu a. anode, elektrode positif yang memiliki potensial tinggi, b. katode, elektrode negatif yang memiliki potensial rendah, c. larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik. Elemen Volta Elemen Volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia bernama Allesandro Volta (1790-1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta, yaitu a. kutub positif (anode) terbuat dari tembaga (Cu), b. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn), c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4).

Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui lampu, lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun seng sehingga menghasilkan sejumlah electron yang mengalir dari seng menuju tembaga. Adapun, reaksi kimia pada elemen Volta adalah sebagai berikut. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi
2H 2SO 4 + 2H + + SO 4

Pada kutub positif terjadi reaksi


Cu + 2H + polarisasi H 2 Pada kutub negatif terjadi reaksi Zn + SO 4 ZnSO 4 + 2e

Reaksi kimia pada elemen Volta akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel dan menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini menyebabkan terhalangnya aliran elektron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik dari tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya polarisasi gas hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta mampu mengalirkan arus listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen Volta sekitar 1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan elemen Volta karena dapat membasahi peralatan lainnya.

Elemen Kering Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian utama elemen kering adalah a. kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C), b. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn), c. larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl), d. dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2).

Baterai disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode itu dihubungkan dengan lampu maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan seng. Adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi
Zn + 2NH 4 Cl Zn 2+ + 2Cl + 2NH 3 + H 2 (ditangkap dispolarisasi)

Pada dispolarisator terjadi reaksi


H 2 + 2MnO 2 Mn 2O3 + H 2O

Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan dispolarisator yang berupa mangan dioksida (MnO2) menghasilkan air (H2O), sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi gas hidrogen yang mengganggu jalannya arus listrik. Bahan yang dapat menghilangkan polarisasi gas hydrogen disebut dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu baterai, menyebabkan arus listrik yang mengalir lebih lama. Setiap batu baterai menghasilkan tegangan 1,5 volt. Elemen kering (batu baterai) banyak dijual di toko karena memiliki keunggulan antara lain tahan lama (awet), praktis karena bentuk sesuai kebutuhan, dan tidak membasahi peralatan karena elektrolitnya berupa pasta (kering).

Akumulator Akumulator sering disebut aki. Elektrode akumulator baik anode dan katode terbuat dari timbal (Cu) berpori. Bagian utama akumulator, yaitu a. kutup positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2), b. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb), c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau untuk menghidupkan lampu sein depan dan

belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian kembali.

Pada saat akumulator digunakan, terjadi perubahan energy kimia menjadi energi listrik dan terjadi perubahan anode, katode dan elektrolitnya. Pada anode terjadi perubahan yaitu timbal dioksida (PbO2) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Perubahan yang terjadi pada katode adalah timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Adapun pada larutan elektrolit terjadi perubahan, yaitu asam sulfat pekat menjadi encer, karena pada pengosongan akumulator terbentuk air (H2O). Susunan akumulator adalah sebagai berikut. a. Kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2). b. Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb). c. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Ketika akumulator digunakan, terjadi reaksi antara larutan elektrolit dengan timbal dioksida dan timbal murni sehingga menghasilkan elektron dan air. Reaksi kimia pada akumulator yang dikosongkan adalah sebagai berikut. Pada elektrolit : H 2SO 4 2H + + SO 24 Pada anode: PbO 2 + 2H + + 2e + H 2SO 4 PbSO 4 +2H 2 O Pada katode : Pb + SO 2- PbSO 4 4

Pada saat akumulator digunakan, baik anode maupun katode perlahan-lahan akan berubah menjadi timbal sulfat (PbSO4). Jika hal itu terjadi, maka kedua kutubnya memiliki potensial sama dan arus listrik berhenti mengalir. Terbentuknya air pada reaksi kimia menyebabkan kepekatan asam sulfat berkurang, sehingga mengurangi massa jenisnya. Keadaan ini dikatakan akumulator kosong (habis). Akumulator termasuk elemen sekunder, sehingga setelah habis dapat diisi kembali. Pengisian akumulator sering disebut penyetruman akumulator. Pada saat penyetruman akumulator terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Perubahan yang terjadi pada anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbale dioksida (PbO2). Perubahan pada anode, yaitu timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal murni (Pb). Kepekatan asam sulfat akan berubah dari encer menjadi pekat, karena ketika akumulator disetrumterjadi penguapan air. Untuk menyetrum akumulator diperlukan sumber tegangan DC lain yang memiliki beda potensial yang lebih besar. Misalnya akumulator 6 volt kosong harus disetrum dengan sumber arus yang tegangannya lebih dari 6 volt. Kutub-kutub akumulator dihubungkan dengan kutub sumber tegangan. Kutub positif sumber tegangan dihubungkan dengan kutub positif akumulator. Adapun, kutub negatif sumber tegangan dihubungkan dengan kutub negatif akumulator. Rangkaian ini menyebabkan aliran elektron sumber tegangan DC berlawanan dengan arah aliran elektron akumulator. Elektron-elektron pada akumulator dipaksa kembali ke electrode akumulator semula, sehingga dapat membalik reaksi kimia pada kedua elektrodenya. Agar hasil penyetruman akumulator lebih baik, maka arus yang digunakan untuk mengisi kecil dan waktu pengisian lama. Besarnya arus listrik diatur dengan reostat. Pada saat pengisian terjadi penguapan asam sulfat, sehingga menambah kepekatan asam sulfat dan permukaan asam sulfat turun. Oleh sebab itu, perlu ditambah air akumulator kembali. Susunan akumulator yang akan disetrum (diisi) dalam keadaan masih kosong, yaitu a. kutub positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbSO4), b. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (PbSO4), c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) encer. Reaksi kimia saat akumulator diisi, yaitu pada elektrolit : H 2SO 4 2H + + SO 24 pada anode : PbSO 4 + SO 2- + 2H 2 O PbO 2 + 2H 2SO 4 4

pada katode: PbSO 4 + 2H + Pb+H 2SO 4 Jadi, saat penyetruman akumulator pada prinsipnya mengubah anode dan katode yang berupa timbal sulfat (PbSO4) menjadi timbal dioksida (PbO2) dan timbal murni (Pb).

VII. Metode Pembelajaran Model Metode : - Cooperatif learning : - Group Investigation - Diskusi dan Tanya jawab

VIII. Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan (7 menit)


Memberi salam dan memulai kegiatan pembelajaran dengan berdo,a Peserta didik diabsen oleh guru Peserta didik dengan penuh rasa hormat dan perhatian mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

Apersepsi: Peserta didik diingatkan kembali tentang syarat arus listrik dapat mengalir ?

Motivasi: Saat kita akan menyalakan senter, kita tentunya memerlukan apa? Ya memerlukan batu baterai. Mengapa dengan batu baterai lampu senter dapat menyala, karena bterai merupakan sumber arus listrik. Kalian masih ingat apa sajakan syarat agar arus listrik dapat emngalir itu? Ya harus ada beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan.

b. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Eksplorasi Peserta didik dibagi ke dalam 3 kelompok Peserta didik dengan penuh rasa hormat dan perhatian mendengakan penjelasan singkat guru elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder.

2. Elaborasi Peserta didik perwakilan tiap kelompok dengan penuh tanggug jawab mengambil lembar investigasi kelompok dengan topik yang berbeda Peserta didik tiap kelompok bekerja sama dengan penuh tanggung jawab mencari informasi dari berbagai media tentang topik yang ditugaskan pada kelompoknya Peserta didik tiap kelompok mendiskusikan hasil investigasi yang telah diperoleh. Peserta didik dengan penuh tanggung jawab mengisi lembar investigasi kelompok sesuai dengan topik yang ditugaskan. Peserta didik perwakilan tiap klompok dengan penuh keberanian dan tanggung jawab mempresentasikan hasil investigasi secara bergiliran dengan kelompok lain. Peserta didik dari kelompok lain dengan kritis dan logis memberi tanggapan dengan tetap menghargai keberagaman pendapat

3. konfirmasi Peserta didik diberikan penguatan Peserta didik dengan perhatian dan rasa hormat mendengarkan penjelasan ulang oleh guru. Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya dengan kritis mengenai materi yang belum dipahami

c. Kegiatan Penutup (13 menit) Peserta didik dengan dibimbing oleh guru berdiskusi untuk membuat simpulan. Peserta didik menerima soal evaluasi (terlampir) untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Peserta didik dengan rasa hormat dan perhatian mendengarkan informasi pembelajaran pada pertemuan yang akan datang Peserta didik mendapat motivasi agar lebih giat belajar. Peserta didik dan guru menutup pembelajaran dengan bacaan hamdalah

IX. Sumber Belajar a. IPA Fisika untuk SMP kelas IX, Marthen Kanginan b. BSE Ilmu Pengetahuan Alam SMP, Nur Kuswanti dkk c. Mari belajar Ilmu Alam Sekitar, Sukis Wariyono & Yani Muharomah d. Buku referensi yang relevan

X. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik : Penugasan Tes Tertulis 2. Bentuk : Uraian

Kisi-kisi dan instrument Indikator Pencapaian Kompetensi Mendeskripsikan definisi dari elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder Menyebutkan jenis-jenis listrik primer dan elemen listrik sekunder Mendeskripsikan susunan elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder Mendeskripsikan cara kerja elemen listrik primer dan elemen listrik sekunder Tes tulis Tes uraian 4. Jelaskan bagaimanakah elemen volta dapat menyalakan lampu! Tes tulis Tes uraian Tes tulis Tes uraian Teknik Penilaian Tes tulis Bentuk Instrumen Tes uraian Instrumen/ Soal 1. Apakah yag dimaksud dengan elemen sekunder? 2. Sebutkan apa sajakah yang primer dan elemen

termasuk elemen sekunder dan elemen primer! 3. Gambarkan serta jelaskan bagianbagian dari elemen kering!

Bandung, 20 September 2012 Mengetahui, Guru Pamong Guru Mata Pelajaran

Siti Nur Laela,S.Pd. NIP/NIK

Umi Nur Arfah NIM 1209207082

INSTRUMEN Jawablah pertanyaan berikut dengan benar ! 1. Apakah yag dimaksud dengan elemen primer dan elemen sekunder? 2. Sebutkan apa sajakah yang termasuk elemen sekunder dan elemen primer! 3. Gambarkan serta jelaskan bagian-bagian dari elemen kering! 4. Jelaskan bagaimanakah elemen volta dapat menyalakan lampu!

penskoran Nomor soal 1. 2. 3 4 Skor total Skor 20 20 30 30 100

Kriteria penilaian :

Penilaian Afektif PERBUATAN Berani mengungkapkan jawaban yang diutarakan oleh guru Bekerjasama dalam kelompok Menghargai perbedaan pendapat yang terjadi dalam kelas JUMLAH SKOR NILAI SKOR 50 30 20 100

Penilaian Psikomotor ASPEK PENIALAIAN PENAMPILAN Keseriusan dan konsentrasi dalam memperhatikan guru Keseriusan menyimak pertanyaan yang diajukan guru BAHASA Ketepatan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru SKOR AKHIR 50 100 50 SKOR

KRITERIA PENILAIAN HURUF A B C D E ANGKA 85-100 75-84 65-74 55-64 0-50 MUTU Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

You might also like