You are on page 1of 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS

PURNAMA ANGGI AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

ANSIETAS

Reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam (Stuart & Sundeen, 1996)

Kecemasan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yg berkaitan dgn perasaan tidak pasti dan tidak berdaya Pengalaman yang memicu kecemasan dimulai sejak bayi dan berlangsung terus sepanjang kehidupan Tidak dapat dihindarkan dlm kehidupan dlm memeliharan keseimbangan

Respon emosi tanpa objek yang spesifik secara subjektif dialami Merupakan respon emosional terhadap penilaian dari rasa takut dikomunikasikan secara interpersonal Cemas takut Karakteristik takut adanya sumber/ objek yg spesifik, dpt diidentifikasi, dpt dijelaskan oleh individu Takut terbentuk dari proses kognitif yang melibatkan penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam

TINGKAT KECEMASAN

Panik

Berat Sedang
Ringan

Kecemasan ringan (mild anxiety)

Berhubungan dengan ketegangan dlm kehidupan sehari-hari Menjadikan individu menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya Misal menghadapi ujian akhir, pasangan dewasa yg kan menikah, indv yg melanjutkan studi

Kecemasan Sedang (Moderate Anxiety)

Terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya Penyempitan persepsi Dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain Konsentrasi menurun Misal psgn suami istri yg menghadapi kelahiran bayi pertama dgn resti, keluarga berantakan,

Kecemasan Berat (Severe Anxiety)

Misal : indv yg mengalami kehilangan org yg dicintai dan harta benda karena bencana alam, indv dlm penyanderaan

Lapangan persepsi indv sgt sempit Pusat perhatiannya pada hal yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang detail yang lain Perlu byk arahan untuk terfokus pada area yang lain Dpt terjadi diare, pusing sakit kepala,

Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror

Indv kehilangan kendali Fokus perhatian hilang Tidak mampu melakukan apapun meskipun dgn perintah/ arahan Susah bernafas, dilatasi pupil, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi

Rentang Respon Kecemasan


Respon adapttif Respon Maladaptif

Antisipasi Panik Ringan Sedang

Digambarkan dalam rentang respon adaptif sampai maladaptif Reaksi terhadap kecemasan dpt bersifat konstruktif dan destruktif Konstruktif motivasi seseorang utk belajar memahami terhadap perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan

Destruktif adalah reaksi yg dpt menimbulkan tingkah laku maladaptif serta disfungsi yg menyangkut kecemasan berat atau panik

Respon fisiologis terhadap ansietas


Kardiovaskuler palpitasi, jantung berdebar, TD atau TD *, denyut nadi *, pingsan* Pernafasan nafas cepat, nafas dangkal, sesak nafas, sensasi tercekit, terengah-engah Neuromuskular refleks , insomnia, tremor, rigitas, gelisah mondar, mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yg janggal, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip

Lanjutan

Gastrointestinal kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen *, mual*, nyeri ulu hati*, diare*

Saluran perkemihan tidak dapat menahan kencing*, sering berkemih* Kulit wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, panas dingin , wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh

Respon Perilaku terhadap Ansietas


Gelisah ketegangan fisik Tremor Reaksi terkejut Bicara cepat Kurang korrdinasi Menarik diri Inhibisi Melarikan diri dari masalah Hiperventilasi Sanagt waspada

Respon Kognitif terhadap Ansietas Perhatian menurun terganggu Produktivitas Konsentrasi buruk mneurun Pelupa Bingung Salah dlm Kehilangan memberikan onjektivitas penilaian Kesadaran diri Preokupasi Takut kehilangan Hambatan berpikir kendali Lapangan Kilas balik persepsi menurun Mimpi buruk Kreativitas

Respon Afektif terhadap Ansietas Mudah terganggu Rasa bersalah Tidak sabar Malu Gelisah Tegang Gugup Ketakutan Waspada Kengerian Kekhawatiran Mati rasa

Kriteria Serangan Panik

Periode tersendiri dari ketakutan atau ketidaknyamanan yang intens dan sedikitnya EMPAT gejala berikut berkembang dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam 10 menit

1. Palpitasi, jantung berdenyut keras atau frek jantung cepat 2. Berkeringat 3. Gemetar atau menggigil 4. Sensasi nafas atau tercekik 5. Merasa tersedak 6. Nyeri dada atau ketidaknyamanan 7. Mual atau distres abdomen 8. Merasa pusing, tidak tegap, pening atau pingan 9. Derelisasi (merasa tidak nyata) atau depersonalisasi (merasa asing dnegan diri sendiri) 10. Takut kehilangan knedali atau menjadi gila 11. Takut mati 12. Parastesia (sensasi kebas atau kesemutan) 13. Menggigil atau hot flash

Dx Medis yang Berkaitan


Menurut DSM IV TR 1. Gangguan panik tanpa agorafobia 2. Gangguan panik dengan agorafobia 3. Agorafobia tanpa riwayat gangguan panik 4. Fobia spesifik

Lanjutan

5. Fobia sosial 6. Gangguan stres pasca trauma 7. Gangguan stres akut 8. Gangguan ansietas umum 9. Gangguan obsesif kompulsif

1. Gang Panik tanpa Agorafobia

Serangan panik berulang yg tidak terduga, sedikitnya satu serangan disertai (1)kecemasan yg berkepanjangan akan serangan berikutnya (2)kekhawatiran ttg dampak serangan atau konsekuensinya (3)perubahan perilaku yg signifikan yg berhub dgn serangan, selama satu bulan atau lebih; juga tidak adanya agorafobia

2. Gang Panik dgn Agorafobia

Memenuhi kriteria diatas ditambah adanya agorafobia, ansietas terjadi pada saat sulit (suatu memalukan) untuk menghindari suatu tempat atau situasi atau ketika tidak ada bantuan saat terjadi peristiwa serangan panik yang tidak teduga atau yang tercetus oleh situasi .

Lanjutan

Agorafobia biasanya melibatkan sekelompok karakteristik situasi seperti berada di luar rumah sendiri, berada di tengah keramaian, berdiri untuk antri, berada di jembatan, bepergian dgn bus, kereta atau mobil

3. Agorafobia tanpa riwayat gang panik

Adanya agorafobia dan tidak pernah memenuhi kriteria gang panik

4. Fobia Spesifik
Ketakutan yg nyata dan menetap yg terlalu berlebihan dna tidak beralasan, ditandai dgn adanya atau antisipasi terhadap objek atau situasi tertentu (mis penerbangan, ketinggian, hewan, mendapatkan suntikan, melihat darah )
Pajanan terhadap stimulus fobia, menimbulkan respon ansietas segera. Individu mengenali ketakutannya yg berlebihan

5. Fobia Sosial Ketakutan yg nyata dan menetap thdp satu atau lebih situasi sosial atau penampilan, yang di dalamnya individu menghadapi org yg tdk dikenal atau kemungkinan diselidiki oleh org lain. Ketakutan indv adlh bahwa ia akan bertindak dgn cara yg membuatnya dirinya merasa malu atau terhina Pemajanan thdp situasi hampir selalu menimbulkan ansietas Indv mengenali ketakutannya yg berlebihan dan distres dan distes atau penghindaran mengganggu rutinitas normal indv

6. Gang stres pascatrauma


Indv terpajan thdp peristiwa traumatik dgn 2 cara berikut : Indv mengalami, menyaksikan atau menghadapi satu peristiwa atau leih yg mencakup ancaman kematian atau kematian yg sebenarnya, cedera seriua atau ancaman thdp integritas diri sendiri dan org lain respon indv mencakup sgt ketakutan, ketidakberdayaan atau horor. Indv mengalami kembali peritiwa traumatik, menghindari stimulus yg berkaitan dgn trauma dan mengalami mati rasa dari ketanggapan umum

7. Gang Stres Akut

Memenuhi kriteria diatas untuk pemajanan peristiwa traumatik dan indv mengalami tiga gejala berikut : rasa terasing, kurang menyadari lingkungan sekitar, derealisasi, depersonalisasi dan amnesia disosiasi

8. Gang Ansietas Umum

Ansietas dan khawatir yg berlebihan terjadi lebih dari sehari sedikitnya 6 bulan, tentang beberapa peristiwa atau aktivitas. Indv merasa sulit utk mengontrol rasa khawatir dan mengalami sedikitnya tiga dari enam gejala berikut : gelisah atau merasa seperti di ujung tanduk, mudah letih, sulit berkonsentrasi atau pikiran buntu, mudah tersinggung, otot tegang dan gang tidur

9. Gang obsesif-kompulsif
Obsesif pikiran, impuls, bayangan yg berulangh dan menetap yg dialami pd suatu waktu selama gang sbg hal intrusif dan tidak tepat dan menyebabkan ansietas Bkn sekedar khawatir berlebihan ttg mslh kehidupan yg sebenarnya Inv berupaya mengabaikan atau menekan impuls dgn beberapa pikiran dan tindakan Indv menyadari bahwa pikiran, impuls atau bayangn obsesi merupakan hsl pikiran sendiri

Kompulsif Indv merasakan dorongan utk mlkkn perilaku berulang seperti mencuci tgn, menyusun memeriksa atau tindakan mental mis berdoa, menghitung, menggumamkan kata tanpa terdengar dlm berespon thdp obsesi atau sesuai dgn aturan yg diterapkan dgn ketat Perilaku utk mencegah atau mengurangi stres , perilaku tdk berhub dgn realistis atau perilaku dan tindakn mental tsb sgt berlebihan

Faktor Predisposisi
Pandangan psikoanalitis : ansietas merupakan konflik antara dua elemen kepribadian yaitu id (insting primitif) dan superego (hati nurani) Pandangan interpersonal : takut thdp ketidaksetujuan atau penolakan interpersonal Pandangan perilaku : ansietas merupakan produk frutasi yaitu segala sesuatu yg menganggu kemampuan individu utk mencapai tujuan yg dinginkan

Kajian keluarga : gang ansietas biasanya terjadi dlm keluarga Kajian biologis : otak mengandung reseptor kimia khusus yg berperan penting dlm mekanisme biologis yg berhub dgn ansietas

Faktor Pencetus
1. Ancaman thdp integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yg akan terjadi atau penurunan kemampuan utk melakukan aktivitas 2. Ancaman thdp sistem diri dpt membahyakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yg terintegrasi pd indv

Task Oriented Reaction


Berorientasi pada tugas Upaya yg secara sadar berfokus pada tindakan dari reaksi cemas secara realistis sehingga dpt mengurangi cemas dan memecahkan masalah Melakukan tindakan untuk mengurangi cemas misalnya berkonsultasi dgn org yg lebih ahli

Mekanisme Koping
Pola yg biasa digunakan indv utk mengatasi ansietas ringan cenderung ttp dominan ketika ansietas menjadi lebih intens Ansietas ringan sering ditanggulangi tnpa pemikiran yg sadar Asnietas sedang dan berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping

Ego Oriented Reaction


Berorientasi pd ego Tidak selalu sukses mengatasi masalah Melindungi diri sendiri Tidak mengunakan realitas Pendukung untuk kecemasan ringan-sedang

Mekanisme Koping terhadap Kecemasan


1. Menyerang Konstruktif menyelesaikan masalah secara efektif, destruktif marah, bermusuhan 2. Menarik diri menjauhi sumber stress 3. Kompromi Bersifat konstruktif, mengubah cara penyelesaian,

Diagnosa Keperawatan
Ansietas* Koping, ketidakefektivan* Ketakutan* Sindrom pascatrauma Ketidakberdayaan Cedera, resiko Proses pikir, gangguan Persepsi sensori, gangguan

You might also like